Anda di halaman 1dari 82

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh: H.M. Ardi, SH, MH.

 
PENDAHULUAN
Peristilahan, Pengertian, Landasan Hukum, Tujuan dan kompetensi,
Serta Obyek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Peristilahan Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan di
seluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah atau
nama. Mata kuliah ini sering disebut sebagai Civic education
(Pendidikan Kewarganegaraan), Citizenship education (Pendidikan
warganegara), dan Democrasy education (Pendidikan demokrasi).
Mata kuliah ini memiliki peran yg strategis dalam menyiapkan
warga negara yg cerdas, bertenggung jawab dan berkeadaban.
2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik dalam mengembangkan kecintaan,
kesetiaan, keberanian untuk berkorban
membela bangsa dan tanah air Indonesia.
3. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
a. Landasan Hukum
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Pasal 27 (3), setiap warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan Negara, dan
Pasal 30 (1), tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertrahanan dan keamanan Negara,
serta
Pasal 31 (1) setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan.
(2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara.
Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga Negara yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela
Negara….
Pasal 19 (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib
diikuti oleh setiap warga Negara dan dilaksanakan secara
bertahap yaitu : tahap awal pada pendidikan tingkat dasar
sampai menengah. Tabap lanjutan dalam bentuk
Pendidikan Kewarganegaraan pada tingkat Perguruan
Tinggi.
(3)Undang-Undang Nomo 2 Tahun 1989 diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999
(5)Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dan
(6)Kepmen Diknas Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan
Pendidikan Bahasa merupakan kelompok Mata kuliah
Pengembangan Kepribadian, yang wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi/kelompok program
studi.
(7) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata
kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
b. Landasan ideal adalah: (1) Pancasila sebagai dasar Negara; ini

merupakan dasar pemikiran tindakan Negara dan menjadi

sumber segala sumber hukum Negara Indonesia. Pancasila

sebagai dasar Negara pola pelaksanaannya dipancarkan dalam

empat pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD

1945, dan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebgai

strategi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar Negara.


(2) Pancasila sebagai ideologi Negara; ini
merupakan kesatuan konsep-konsep dasar
yang memberikan arah dan tujuan dalam
mencapai cita-cita bangsa dan Negara. Cita-
cita bangsa Negara berlandaskan Pancasila
dipancarkan dalam alinea kedua Pembukaan
UUD 1945 merupakan cita-cita untuk mengisi
kemerdekaan, yaitu: bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
(3) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa; ini
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang diyakini
kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur pancasila
terkandung juga dalam konsep geopolitik Indonesia demi
terwujudnya ketahanan nasional sebagai geostrategic
Indonesia, sehingga ketahanan nasional ini disusun dan
dikembangkan berdasarkan geopolitik Indonesia.
Perwujudan nilai-nilai Pancasila mencakup lima bidang
kehidupan nasional yaitu: bidang ideology, politik,
ekonomi, social budaya, dan hankam (Ipoleksosbud
Hankam), menjadi dasar pemikiran ketahanan nasional.
4. Tujuan dan Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/Kep/2006.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam
visi, misi dan kompetensi sebagai berikut:
Visi: Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah
merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan
dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi,
bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus
memiliki visi intelektual, relegius, berkeadaban, berkemanusiaan
dan cinta tanah air dan bangsanya.
Misi: Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan
tinggi adalah untuk membantu mahasiswa
mementapkan kepribadiannya agar secara
konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai
dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni dengan rasa tanggung jawab dan
bermoral.  
Kompetensi: Pendidikan Kewarganegaraan yang
diharapkan mahasiswa adalah untuk menjadi
ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis,
berkeadaban. Selain itu kompetensi yang
diharapkan agar mahasiswa menjadi warganegara
yang memiliki daya saing, berdisiplin,
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan
yang damai berdasarkan system nilai Pancasila.
Tujuan: Pendidikan Kewarganegaraan secara umum
adalah memupuk kesadaran bela negara dan berfikir
komperhensif integral dikalangan mahasiswa dalam
rangka Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi
Indonesia, dengan didasari: a. Kecintaan kepada
tanah air, b. Kesadaran berbangsa dan bernegara, c.
Memupuk rasa persatuan dan kesatuan, d.
Keyakinan akan keteguhan Pancasila, e. Rela
berkorban demi bangsa dan negara.
5. Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
menurut Keputusan Dirjen Dikti Nomor
43/Dikti/Kep/2006 dijabarkan lebih rinci yang meliputi
pokok-pokok bahasan sebagai berikut : subtansi kajian
Pendidikan Kewarganegaraan mencakup :
a. Filsafat Pancasila b. Identitas Nasional c. Negara
dan Konstitusi d. Demokrasi Indonesia e. Rule of Law
dan Hak Asasi Manusia f. Hak dan Kewajiban
Warganegara serta Negara g. Geopolitik Indonesia h.
Geostrategi Indonesia 
FILSAFAT PANCASILA 
A. Pengertian Filsafat Pancasila
Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari
Bahasa. Yunani “philosophia” yaitu “philein”=
mencintai, philia = cinta, dan “Sophia”= hikmah
atau kebijaksanaan. Yang melahirkan kata
Inggris “philosophy” atau kata Arab “falsafah”,
yang biasanya diterjemahkan dengan “cinta
kebijaksanaan”.
Istilah “Pancasila” bersal dari bahasa Sansekerta
“pancasyila” (panca = lima, syila = dasar atau
azas) yang diartikan “lima dasar”. Jadi “Filsafat
Pancasila” yang secara etimologis adalah “cinta
kebijaksanaan yang berlandaskan lima asas”,
atau “cinta kebijaksanaan dengan berpedoman
pada lima prinsip”.
Filsafat secara umum diartikan:
“ Pemikiran secara kritis dan sistematis untuk
mencari hakikat atau kebenaran sesuatu”. Jika
dirangkai filsafat Pancasila maka pengertiannya
adalah “pemikiran secara kritis dan sistematis
untuk mencari hakikat atau kebenaran lima
prinsip kehidupan manusia”. Yaitu; Berketuhanan,
Berkemanusiaan, Berpersatuan, Berkerakyatan,
dan Berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pembagian filsafat menurut bidang bahasannya meliputi: a.
Filsafat manusia b. filsafat alam c. filsafat pengetahuan d.
filsafat etika e. filsafat logika f. filsafat agama g. filsafat
estetika, dan bidang-bidang lainnya. Oleh karena itu seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul dan
berkembang juga ilmu filsafat yg berkaitan dengan bidang-
bidang ilmu tertentu misalnya: a. filsafat sosial b. filsafat
hukum c. filsafat politik d. filsafat bahasa e. filsafat ekonomi
f. filsafat lingkungan g. filsafat agama h. filsafat ilmu
pengetahuan, i. filsafat pendidikan, dan filsafat yg berkaitan
dengan bidang ilmu lainnya.
Keseluruhan filsafat tesebut dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu:
1. Filsafat sebagai produk mencakup pengertian; a.pengertian filsafat
yg mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,
konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem atau
pandangan tertentu yg merupakan hasil dari proses berfilsafat.
b.filsafat sebagai suatu jenis problema yg dihadapi oleh manusia
sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat
2. Filsafat sebagai suatu proses mencakup filsafat yg diartikan
sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses
pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara
dan metode tertentu yg sesuai dengan obyek permsalahannya.
B. Pengertian Pancasila sebagai suatu sistem
Pancasila yg terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dgn sistem adalah
suatu kesatuan bagian-bagian yg saling berhubungan, saling
bekerjasama utk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yg utuh. Ciri-cirinya
adalah: 1. suatu kesatuan bagian-bagian 2. bagian-bagian
tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 3. saling
berhubungan, saling ketergantungan 4. kesemuanya
dimaksudkan utk mencapai suatu tujuan bersama 5. terjadi
dalam suatu lingkungan yg kompleks.
C. Pancasila sebagai dasar negara;
adalah pancasila berperan sebagai landasan dan dasar bagi
pelaksanaan pemerintahan, pembentukan peraturan, dan
penyelenggaraan negara. Atau pancasila sering disebut sebagai
dasar falsafah negara (philosophische grondslag) dari negara,
atau idiologi negara (staatsidee), dalam hal ini pancasila
dipergunakan sebagai dasar mengatur/menyelenggarakan
pemerintahan negara. Kedudukan pancasila sebagai dasar
negara tertuang pada pembukaan UUD 1945, dan merupakan
sumber tertib hukum tertinggi yang mengatur kehidupan negara
dan masyarakat.
D. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa;
Adalah pancasila sering disebut sebagai way of
life, pegangan hidup, pedoman hidup,
pandangan dunia, atau petunjuk hidup.
Maksudnya pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam
kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia
baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah
selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila.
E. Pancasila sebagai ideologi negara;
Idiologi asal kata “idea” berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita. “Logos” yang berarti ilmu
atau pengetahuan. Jadi ideologi mencakup
pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita. Kalau dihubungkan dengan
Pancasila sebagai ideologi negara adalah merupakan
kesatuan konsep dasar yang memberikan arah dan
tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa dan negara.
IDENTITAS NASIONAL
1. Pengertian “Identitas/jati diri”; adalah ciri khusus/keadaan khusus
yg melekat pada setiap manusia atau “identitas” sekumpulan ciri
khusus, keadaan khusus yg dapat membedakan dengan yg lain atau
jati diri yg melekat pada seseorang. “Nasional” merupakan
identitas yg melekat pada kelompok yang lebih besar yg terikat
oleh kesamaan baik fisik, budaya, agama, bahasa, keinginan, cita-
cita dan tujuan. Ada yg mengatakan identitas nasional adalah
manifestasi nilai-nilai budaya yg tumbuh dan berkembang dalam
aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan
dengan ciri-ciri yg khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa
yg lain dalam kehidupannya (Koento Wibisono, 2005).
Jadi “Identitas Nasional” adalah jati diri yg bersal dari bangsa sendiri,
yaitu berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan
dan berkeadilan, yg disebut lima asas atau lima unsur Pancasila.
Sehingga dapat dikatakan identitas/jati diri bangsa Indonesia adalah
Pancasila
Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa atau lebih populer disebut kepribadian suatu bangsa
Pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu bangsa
adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu sebagai
unsur yg membentuk bangsa tersebut. Karena itu pengertian
identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan
pengertian “peoples character”, “National Character”, atau “National
Identity”
2. Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Ada 2 faktor pendukung lahirnya identitas nasional
bangsa Indonesia yaitu;
a. Faktor obyektif; faktor geografis, faktor ekologis, faktor
demografis.
b. Faktor subyektif; faktor historis, faktor sosial, faktor
politik, dan faktor kebudayaan.
Robert de Ventos, munculnya identitas nasional suatu
bangsa dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu; faktor primer,
faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif
Faktor pertama (primer) ini mencakup: etnis, teritorial, bahasa, agama, dan
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yg tersusun atas berbagai macam etnis,
bahasa, agama, wilayah serta bahasa daerah merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kehasan masing-masing. Unsur yg beraneka
ragam ini mempunyai ciri has sendiri-sendiri menyatukan diri dalam suatu
persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Dan hal inilah yg dikenal
dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Faktor kedua (pendorong) ini meliputi: lahirnya Teknologi dan komunikasi,
lahirnya angkatan bersenjata yg moderen, dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan teknologi
serta pembangunan lainnya juga merupakan suatu identitas nasional yg
bersifat dinamis. Karena itu bagi bangsa Indonesia proses pembentukan
identitas nasional yg dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemapuan dan
prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negara.
DEMOKRASI INDONESIA
A. Pengertian demokrasi; Demokrasi terdiri atas dua kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu; ”demos” berarti rakyat/penduduk
dan “cratos/cratein” berarti kekuasaan/kedaulatan. Atau demokrasi
berarti rakyat yg berkuasa. Dari dua kata tersebut terbentuklah
istilah “demoscratein, demoscratos, demoscratia” yang berarti
negara dalam sistem pemerintahannya atau kedaulatan berada di
tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan
bersama rakyat, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat,
atau pemerintahan negara rakyat yang berkuasa. Atau “demokrasi
itu suatu pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat”.
Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yg
menggunakannya, sebab dengan demokrasi hak masyarakat
untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin.
Oleh karena itu hampir semua pengertian yg diberikan untuk
istilah demokrasi ini selalu memberikan posisi penting bagi
rakyat kendati secara operasional implikasinya di berbagai
negara tidak selalu sama. Jadi negara demokrasi adalah negara
yg diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat,
atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu
pengorganisasian negara yg dilakukan oleh rakyat sendiri atau
asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan
rakyat.
B. Jenis-jenis Demokrasi
Jenis demokrasi dilihat dari aspek cara
menyampaikan pendapat;
1. Demokrasi langsung,
2. Demokrasi tidak langsung,
3. Demokrasi perwakilan dengan system
pengawasan langsung dari rakyat. Demokrasi
tipe ini merupakan campuran antara yg pertama
dan kedua. Rakyat yg terpilih mewakili rakyatnya
C. Bentuk-bentuk Demokrasi
Torres berpendapat ada 2 bentuk demokrasi yaitu:
a.Subtantive demokracy adalah demokrasi yang
menunjuk pada bagaimana proses demokrasi itu
dilakukan.
b.Formal demokracy adalah menunjuk pada demokrasi
dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini dapat dilihat
dalam berbagai pelaksanaan demokrasi diberbagai
negara, misal suatu negara menerapkan sistem
presidensil atau sistem parlementer
1. Sistem Presidensil: sistem ini menekankan pentingnya
pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden
terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat.
Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan
menjalankan pemerintahan) sepenuhnya berada di tangan
presiden. Oleh karena itu presiden adalah merupakan
kepala eksekutif (head of government) dan sekaligus
menjadi kepala negara (head of state). Presiden adalah
penguasa dan sekaligus sebagai simbol kepemimpinan
negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana diterapkan di
Amerika dan negara Indonesia.
2. Sistem Parlementer: sistem ini merupakan
model hubungan yg menyatu antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif (head of
government) adalah berada di tangan seorang
perdana menteri. Adapun kepala negara (head
of state) adalah berada pada seorang ratu,
misalnya di negara Inggris atau ada pula yg
berada pada seorang presiden misalnya di
negara India.
D. Perkembangan demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang
surut. Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan
membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis
dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat-istiadat dan
budayanya. Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem
politik dengan kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan
pembangunan ekonomi serta carakter and nation bulding,
dengan partisipasi rakyat, sekaligus menghindarkan timbulnya
diktator perorangan, partai ataupun militer.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam
4 periode;
a. Periode 1945-1959 disebut masa demokrasi
parlementer, demokrasi yang menonjolkan peranan
parlemen serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan
demokrasi parlementer memberi peluang untuk
dominasi patai-partai politik dan DPR. Akibatnya
persatuan yg digalang selama perjuangan melawan
musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina
menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
b. Periode 1959-1965 masa demokrasi terpimpin yg dalam banyak aspek
telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan
beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran patai politik, perkembangan pengaruh komunis,
dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik, semakin meluas.
c. Periode 1966-1998 masa demokrasi pancasila era orde baru yg merupakan
demokrasi konstitusional yg menonjolkan sistem presidensial. Landasan
formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan TAP MPRS/MPR dalam
rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yg
terjadi di masa demokrasi terpimpin. Namun dlm perkembangannya peran
presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga lain. Peraktek
demokrasi pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi
politik penguasa saat itu, sebab kenyataannya yg dilaksanakan tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
d. Periode 1999- sekarang masa demokrasi Pancasila era Reformasi
dengan berakar pada kekuatan multi partai yg berusaha
mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik
kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru.
Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, maka
praktek demokrasi tatkala pemilu memang demikian, namun dalam
pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan tidak mendasarkan
pada kepentingan rakyat, melainkan lebih kearah pembagian
kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan
demikian demokrasi era reformasi dewasa ini kurang mendasarkan
pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state).
E. Demokrasi Pasca Reformasi
Dewasa ini hampir seluruh negara di dunia mengklaim
menjadi penganut setia paham demokrasi. Namun
demikian sebagaimana hasil penelitian yg dilakukan oleh
Amos J Peaslee dalam kenyataanya demokrasi
diperaktekkan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari
satu negara ke negara lain. Setiap negara orang
menerapkan definisi demokrasi menurut kreteria masing-
masing, bahkan negara kumunis seperti RRC, Kuba, Vitnam
juga menyatakan sebagai negara demokrasi.
Berdasarkan kenyataan di atas maka perlu diambil suatu pengertian
esensi tentang demokrasi yg diterapkan di dalam suatu negara
termasuk di negara Indonesia. Dalam suatu negara yg menganut
sistem demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat.
Dengan lain perkataan kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah
di tangan rakyat. Kekuasaan dalam negara itu dikelola oleh rakyat, dari
rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Karena itu hakikat kekusaan di tangan
rakyat adalah menyangkut baik penyelenggaraan negara maupun
pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan negara di tangan rakyat
mengandung pengertian 3 hal pertama pemerintah dari rakyat
(government of the people), kedua pemerintah oleh rakyat
(government by people), ketiga pemerintah untuk rakyat (government
for people).
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian Negara;
1. Aristoteles tahun 384-322 SM merumuskan
“Negara” sama dengan “polis” yang difahami
negara masih dalam suatu wilayah yang kecil.
Negara yang dimaksud adalah negara hukum,
karena itu keadilan merupakan syarat mutlak
bagi terselenggaranya negara yang baik, demi
terwujudnya cita-cita seluruh warga.
2. Agustinus: Negara dibagi dua pengerian yaitu Civitas Dei
yang artinya negara Tuhan, dan Civitas Terrena/Civitas Diaboli
yang artinya negara duniawi. Agustinus memandang Civitas
Dei yg paling baik. Civitas Dei atau negara Tuhan bukan
berarti negara ciptaan Tuhan tetapi yang melaksanakan
negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan
3. Nicollo Machiavelli: Negara diartikan sebagai negara
kekuasaan. Seorang pemimpin negara, raja atau presiden
tidak hanya mengandalkan kekuasaan pada suatu moralitas,
atau kesusilaan. Akan tetapi kekuasaan negara harus kuat,
harus berani, harus licik, dan otoriter.
4. Thomas Hobbes, John Locke, J.J.Rousseau 1712-1778:
Negara adalah suatu badan atau organisasi hasil dari
perjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka
manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak
asasinya seperti hak hidup, hak milik, hak kemerdekaan.
Sebelum terbentuknya negara hak-hak tersebut belum
ada yang menjamin perlindungannya, sehingga
pelanggaran hak di sana-sini suatu hal yang biasa
bahakan kata Hobbes terjadi “homo homoni lupus” yaitu
manusia menjadi serigala bagi manusia lain.
5. Miriam Budiardjo: Negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah oleh
sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari
warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangannya melalui penguasa
(kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Dapat disimpulkan bahwa negara harus memiliki
unsur-unsur yg meliputi; wilayah, rakyat atau
bangsa, dan pemerintahan yang berdaulat.
B. Negara Indonesia
Meskipun secara umum terjadinya suatu negara memiliki
unsur yg sama, tetapi setiap negara memiliki spesifikasi yang
berbeda contoh negara Inggris tumbuh dan berkembang
berdasarkan ciri khas bangsa inggris. Negara Indonesia tumbuh
dan berkembang dengan dilatar belakangi oleh kekuasaan dan
penindasan bangsa asing seperti penjajah Belanda dan Jepang.
Karena itu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar
belakangi oleh adanya kesatuan nasib yaitu bersama-sama
senasib dalam penderitaan di bawah penjajahan bangsa asing
serta berjuang merebut kemerdekaan.
Oleh karena terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui
suatu proses yg cukup panjang. Sejak masa sebelum bangsa
asing menjajah Indonesia, seperti masa kejayaan kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian
datanglah bangsa asing ke Indonesia maka bangsa Indonesia saat
itu bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup yg
disebut bangsa, sebagai unsur pokok negara melalui Sumpa
Pemuda 28 Oktober 1928 yaitu; satu nusa (wilayah) negara, satu
bangsa (rakyat), dan satu bahasa, sebagai bahasa pengikat dan
komunikasi antar warga negara dan dengan sendirinya setelah
kemerdekaan kemudian dibentuklah suatu pemerintahan
negara.
Prinsip terbentuknya negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yg
terkandung dalam pembukaan UUD 1945, Alinea I menjelaskan tentang
latar belakang terbentuknya negara dan bangsa Indonesia, yaitu tentang
kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa di dunia, dan penjajahan
itu tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan oleh karena
itu harus dihapuskan. Alinea II menjelaskan tentang perjalanan
perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan,
Alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia Indonesia
sebagai bangsa yg religius yg kemudian menyatakan kemerdekaan. dan
Alinea IV menjelaskan tentang terbentuknya bangsa dan negara
Indonesia, yaitu adanya rakyat Indonesia. Pemerintahan negara
Indonesia yg disusun berdasarkan UU negara, wilayah negara serta dasar
filosofis negara yaitu Pancasila.
C. Konstitusi/Undang-Undang Dasar
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi menurut Bahasa Prancis “constituer”
pembentukan atau menyusun peraturan dasar. Menurut
Bahasa Belanda “groundwet”(grond = dasar, wet = UU) yg
berarti UUD. Menurut Bahasa Inggris “constitution” atau
UUD yaitu seluruh peraturan yg tertulis/tidak yg mengatur
masyarakat dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Dalam Bahasa Jerman dikenal dengan istilah
“verfalsung” sedangkan dalam Bahasa Arab dikenal dengan
istilah “masyrutiyah”
Dalam kamus bahasa Indonesia istilah konstitusi
berarti segala ketentuan dan aturan mengenai
ketatanegaraan atau berarti juga undang-undang
dasar suatu negara.
Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan
ketentuan dan aturan-aturan dasar yg dibentuk
untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga
pemerintahan termasuk juga dasar hubungan antara
negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Konstitusi Negara Indonesia
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan terdapat
2 (dua) arti yaitu: pertama dalam arti umum adalah segala
sesuatu dan aturan mengenai ketatanegaraan, kedua dalam
arti khusus adalah undang-undang dasar suatu negara yaitu
Undang Undang Dasar 1945 beserta perubahannya yg
terdiri dari tiga hal (1) Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, (2) Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, (3)
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Sekarang Undang-
Undang Dasar 1945 terdiri dari dua hal yaitu (1) Pembukaan
UUD 1945 dan (2) Batang Tubuh UUD 1945.
UUD 1945 sejak Ketetapan MPR No IX/MPR/1999 merupakan
amandemen pertama dan sampai sekarang mengalami empat kali
amandemen:
a. Amandemen pertama disahkan 19 Oktober 1999
b. Amandemen kedua disahkan 18 Agustus 2000
c. Amandemen ketiga disahkan 10 November 2001
d. Amandemen keempat disahkan 10 Agustus 2002
UUD 1945 merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu khusus
hukum dasar tertulis yg disampingnya masih ada hukum dasar tidak
tertulis yaitu “aturan-aturan dasar yg timbul dan terpelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis” yg disebut
“konvensi”
Hukum dasar tertulis yg merupakan konstitusi mempunyai syarat-
syarat tertentu yaitu:
a. Merupakan hukum yg mengikat pemerintah sebagai
penyelenggara negara, maupun rakyat sebagai warga negara.
b. Berisi norma-norma, aturan atau ketentuan-ketentuan yg dapat
dan harus dilaksanakan.
c. Merupakan perundang-undangan yg tetinggi dan berfungsi
sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum yg lebih
rendah
d. Memuat aturan-aturan pokok yg bersifat singkat dan supel serta
memuat hak-hak asasi manusia sehingga dapat memenuhi
tuntutan zaman
Hukum dasar tidak tertulis yg disebut konvensi mempunyai syarat-syarat yg disebut
dengan ciri-cirinya. Syarat-syarat yg dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kebiasaan yg terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
b. Berjalan sejajar dengan UUD sehingga tidak bertentangan dengan UUD
c. Merupakan aturan-aturan dasar sebagai pelengkap yg tidak terdapat dalam
UUD
d. Diterima oleh rayat, sehingga tidak bertentangan dengan kehendak rakyat.
Contoh hukum dasar tidak tertulis atau konvensi:
1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat (Ps. 2 ayat (3)
UUD 1945) segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbayak,
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Pidato kenegaraan Presiden di depan sidang DPR setiap tanggal 16 Agustus.
3. Penyampaian pertanggungjawaban Presiden kepada Rakyat dilaksanakan di
depan MPR.
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI (FTI)
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn)
Dosen Pengampu : H.M. Ardi, SH., MH.
Soal:
1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ternyata banyak juga dikembangkan oleh negara di dunia
dengan berbagai peristilahan di antaranya : istilah ”civic education”, ”citicenship education”, dan
”democracy education”. Menurut pendapat anda istilah mana yang cocok untuk negara Indonesia
jelaskan !
2. Setelah mempelajari Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), apa tujuan dan manfaat yang hendak
dicapai oleh mahasiswa. Jelaskan !
3. Bagaimana saudara memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa, jelaskan !
4. Apa itu Identitas Nasional, sebutkan faktor apa sajakah yang mendukung lahirnya identitas
nasional. Jelaskan masing-masing ! 
FAKULTAS D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PROGRAM STUDI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn)
Dosen Pengampu : H.M. Ardi, SH., MH.
Soal:
1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ternyata banyak juga dikembangkan oleh negara di dunia
dengan berbagai peristilahan di antaranya : istilah ”civic education”, ”citicenship education”, dan
”democracy education”. Menurut pendapat anda istilah mana yang cocok untuk negara Indonesia
jelaskan !
2. Setelah mempelajari Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), apa tujuan dan manfaat yang hendak
dicapai oleh mahasiswa. Jelaskan !
3. Bagaimana saudara memaknai Pancasila sebagai idiologi bangsa dan pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa, jelaskan !
4. Apa itu Identitas Nasional, sebutkan faktor apa sajakah yang mendukung lahirnya identitas
nasional. Jelaskan masing-masing !  
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA
A. Konsep Negara Hukum
1. Kosep negara hukum Eropa Kontinental yg menggunakan
“rechtsstaat”, memiliki kaitan langsung dengan kemunculan ilmu
Hukum Administrasi Negara. Pada abad ke 19 muncul konsep
negara hukum rechtsstaat dari Freidrich Julius Stahl bahwa unsur
negara hukum rechtsstaat sebagai berikut;
(a) perlindungan hak-hak asasi manusia,
(b) pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak
itu,
(c) pemerintahan berdasarkan perundang-undangan,
(d) peradilan administrasi dalam perselisihan.
2. Konsep negara hukum Anglo saxon yg menggunakan istilah rule
of law dari A.V. Dicey dengan unsur-unsur sebagai berikut:
(a) supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law), tidak
adanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrary
power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum
kalau melanggar hukum,
(b) kedudukan yg sama dalam menghadapi hukum (equality
before the law). Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa
maupun untuk pejabat negara,
(c) terjaminnya hah-hak manusia oleh UU (di negara lain oleh
Undang-Undang Dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan
Philipus M Hadjon mengemukakan bahwa; konsep rechtsstaat
bertumpu pada sistem hukum kontinental yg disebut “civil law”
atau “Modern Roman Law”, sedangkan konsep “rule of law”
bertumpu atas sistem hukum yg disebut “common law”.
Karasteristik civil law adalah administratif sedangkan
karasteristik common law adalah judicial. Perbedaan karasteristik
yg demikian disebabkan karena latar belakang dari pada
kekuasaan raja. Pada zaman Romawi, kekuasaan yg menonjol
dari raja ialah membuat peraturan melalui dekrit. Kekuasaan itu
kemudian didelegasikan kepada pejabat administrasi yg
membuat pengarahan-pengarahan tertulis bagi hakim ttg
bagaimana memutus suatu sengketa.
Pendapat Hadjon berikutnya bahwa rechtsstaat lahir
dari perjuangan menentang absolutisme yaitu dari
kekuasaan raja yg sewenang-wenang untuk
mewujudkan negara yg didasarkan pada suatu
peraturan perundang-undangan. Karena itu dalam
proses perkembangannya rechtsstaat itu lebih memiliki
ciri yg revolusioner, misalnya gerakan revolosi Perancis
dan gerakan melawan absolutisme di Eropa serta
kemerdekan Indonesia melawan penjajah Belanda.
Sedangkan rule of law lebih memiliki ciri yg evolusioner.
Dalam perkembangannya konsep negara hukum mengalami
penyempurnaan. Menurut Sri Seomantri unsur negara hukum
sebagai berikut;
a. sistem pemerintahan negara yg didasarkan atas kedaulatan
rakyat,
b. bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya harus berdasar atas hukum dan perundang-
undangan,
c. adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (warga
negara),
d. adanya pembagian kekuasaan dalam negara.
e. adanya pengawasan dari badan badan peradilan yg
bebas dan mandiri, dalam arti lembagaa peradilan tersebut
benar-benar tidak memihak dan tidak berada di bawah
pengaruh eksekutif,
f. adanya peran yg nyata dari anggota masyarakat atau
warga negara untuk turut serta mengawasi perbuatan dari
pelaksanaan kebijaksanaan yg dilakukan oleh pemerintah,
g. adanya sistem perekonomian yg dapat menjamin
pembagian yg merata sumber daya yg diperlukan bagi
kemakmuran warga negara.
B. Hak Asasi Manusia
1. Pengertian Hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yg melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan YME
dan merupakan anugrah-Nya yg wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia (Ps 1 UU No 39/99 ttg HAM).
Jan Materson dari Komisi HAM PBB, HAM adalah hak yg
melekat pada manusia,yg tanpa dengannya manusia
mustahil dapat hidup sebagai manusia. Atau HAM adalah
hak yg diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta
(hak-hak yg bersifat kodrati). Oleh karena itu tidak ada
kekuasaan apapun di dunia ini yg dapat mencabutnya.
Meskipun demikian, bukan berarti manusia dengan hak-
haknya dapat berbuat semaunya, sebab apabila seseorang
melakukan sesuatu yg dapat dikatagorikan memperkosa hak
asasi oang lain, maka ia harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya (Baharuddin Lopa)
2. Lahirnya Hak Asasi Manusia.
Menurut pakar di Eropa bahwa lahirnya HAM, dimulai dengan
lahirnya Magna Charta tahun 1213 M di Inggris. Isi Piagam
Magna Charta antara lain mencanangkan bahwa raja yg tadinya
memiliki kekuasaan absolut (raja yg menciptakan hukum, tetapi
ia sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi dibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggungjawabannya
di muka hukum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal lagi,
dan mulai bertanggungjawab kepada hukum. Sejak saat itu mulai
dipraktekkan ketentuan bahwa jika raja melanggar hukum harus
diadili dan harus bertanggung jawab kepada parlemen.
Lahirnya magna charta diikuti dengan lahirnya Bill of Rights di
Inggris pada th 1689. pada saat itu mulai ada adagium “equality
bifore the law” (manusia sama di muka hukum), adagium ini
mendorong pula timbulnya demokrasi dan negara hukum.
Dengan lahirnya Bill of Rights itu mendorong pula lahirnya HAM
negara lain yaitu di Amerika tahun 1776 “Americam Declaration
of Independence” yg lahir dari faham J.J Rousseau dan
Montesquieu. Selanjutnya di Prancis pada tanggal 26 Agustus
1789 (revolosi Prancis) lahir “The French Declaration” dalam
deklarasi ini memuat: “freedom of expression, freedom of
relegion, the right of property, dan hak-hak lainnya”.
Dalam rangka konseptualisasi dan reinterpretasi terhadap hak-
hak asasi manusia yg mencakup bidang-bidang yg lebih luas,
Franklin D Roosevelt (Presiden Amerika) pada permulaan abad
ke 20 memformulasikan empat macam hak-hak asasi manusia yg
dikenal “The Four Freedom” yairu; (1) Freedom of speech
(kebebasan untuk berbicara), (2) Freedom of Relegion
(kebebasan untuk beragama), (3) Freedom from Fear (kebebasan
dari rasa ketakutan), (4) freedom from Want (kebebasan dari
kemelaratan). Hak-hak ini menjadi inspirasi lahirnya instrumen
HAM yg bersifat universal yg dikenal “The Universal Declaration
of Human Rights” yg disahkan oleh PBB pada tahun 1948.
C. Penjabaran Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama dinyatakan
bahwa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Dalam
pernyataan ini terkandung pengakuan secara yuridis hak-hak
asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana
terkandung dalam Deklarasi PBB Pasal 1 dasar filosofi hak
asasi manusia tersebut adalah bukan kemerdekaan manusia
secara individualis saja, melainkan menempatkan manusia
sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial yaitu sebagai
bangsa. Oleh karena itu hak asasi ini tidak dapat dipisahkan
dengan kewajiban manusia
Pernyataan berikutnya pada alenia ketiga pembukaan
UUD 1945 adalah; “atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yg bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya”. Pernyataan ini mengandung arti
bahwa deklarasi bangsa Indonesia terkandung
pengakuan bahwa manusia adalah sebagai mahluk
Tuhan YMK, dan diteruskan dengan kata “supaya
berkehidupan kebangsaan yg bebas…”
Berdasarkan pengertian ini maka bangsa Indonesia
mengakui dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya
masing-masing, dan hal ini sesuai dengan deklarasi Hak-
hak Asasi Manusia PBB Ps 18, adapun dalam Ps UUD 1945
tercantum dalam Ps 29 (2) UUD 1945. Dalam alinea IV
bahwa terdapat tujuan negara sebagai berikut; “…
Pemerintahan negara Indonesia yg melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan
kehidupan bangsa….”
Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yg bersifat
formal tersebut mengandung konsekuensi bahwa negara
berkewajiban untuk melindungi seluruh warganya dengan UU
melindungi hak-hak asasi manusia demi kesejahteraan hidup
bersama. Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 tersebut, maka
negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi
manusia para wargannya, terutama dalam kaitannya dengan
kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah,
antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi bidang sosial,
politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan agama.
GEOPOLITIK INDONESIA
1. Pengertian
Geopolitik berasal dari kata geo = bumi dan politik = kekuatan, jadi
geopolitik berarti kekuatan yg didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan letak bumi sebagai wilayah hidup dalam menentukan
alternatif kebijaksanaan untuk mewujudkan suatu tujuan.
Geopolitik Indonesia diartikan kekuatan yg didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan letak bumi terdiri atas pelbagai pulau
antara silang dunia sebagai wilayah hidup dalam menentukan
alternatif kebijaksanaan nasioanal untuk mewujudkan tujuan
nasional.
Geopolitik adalah politik yg tidak lepas dari pengaruh
letak dan kondisi geografis bumi yg menjadi wilayah
hidup. Politik dalam ketatanegaraan berdasarkan tiga
hal yaitu; bagaimana menyatukan bangsa dan
nusanya, bagaimana cara berpemerintahan dengan
bangsa yg majemuk, dan bagaimana
mensejahterakan bangsa dan rakyatnya. Tiga hal ini
ada dalam pokok pikiran Pembukaan UUD 1945
sebagai fundamen politik negara.
Bagi bangsa Indonesia yg mendiami wilayah Negara
Kepulauan harus memahami kaedah-kaedah geopolitik yg
dimanfaatkan untuk menyusun kebijakan politik negara yg
berbasis pada wilayah negara sebagai negara kepulauan.
Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara
terbesar di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan, di
mana kurang lebih 60% terdiri atas lautan, sedangkan kurang
lebih 35% terdiri atas daratan. Daratan terdiri atas 17.508
pulau besar atau kecil. Luas wilayah Indonesia seluruhnya
5.193.250 Km persegi yg terdiri dari daratan 2.027.087 Km
persegi dan perairan 3.166.163 Km persegi
2. Wawasan Nusantara
Geopolitik yg dikembangkan oleh bangsa Indonesia di dalam
wadah NKRI adalah geopolitik yg dijiwai oleh falsafah dan
idiologi Pancasila dan UUD 1945 yg diberi nama
“wasantra”/wawasan nusantara. Oleh karena itu wawasan
nusantara adalah geopolitik Indonesia. wawasan nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan bentuk geografisnya berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. atau wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara
kepulauan dengan semua aspek kehidupan yg beragam.
Dalam pelaksanaannya wasantra mengutamakan kesatuan wilayah
dan menghargai kebinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Karena
Indonesia adalah bangsa yg majemuk yg terdiri dari berbagai suku
bangsa, ras, dan agama yg beranekaragam, maka Indonesia harus
dapat mengatasi segala serangan baik dari dalam maupun dari luar,
karena itu konsepsi dan fungsi dari wasantra harus ditingkatkan
dengan cara antara lain; a. wasantra sebagai konsepsi ketahanan
nasional, b. wasatra sebagai wawasan pembangunan yg mempunyai
cakupan pembangunan politik, ekonomi, dan kesatuan pertahanan
dan keamanan, c. wasantra sebagai pertahanan dan keamanan
negara, d. wasantra sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi
dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara
tetangga.
GEOSTRATEGI INDONESIA
1. Pengertian
Geostrategi dapat diartikan sebagai metode atau aturan-
aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses
pembangunan yg memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yg terukur
dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yg lebih baik,
lebih aman, dan bermartabat. Bagi bangsa Indonesia
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
Pebukaan UUD 1945 melalui proses pembangunan nasional.
Atau geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau
metode dalam memanfaatkan segenap konstelasi geografi
negara Indonesia dalam menentukan kebijakan, arahan
serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh
bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan
sosial. Berdasarkan pengertian di atas maka geostrategi
Indonesia diperlukan dan dikembangkan untuk
mewujudkan dan mempertahankan integritas bansa dan
wilayah tumpah darah negara Indonesia. Maka geostategi
Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasinal.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis
suatu bangsa, yg berisi keuletan dan ketangguhan, yg
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
amcaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik
yg datang dari luar maupun dari dalam negeri, yg
langsung naupun tidak lansung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan dalam mengejar tujuan
nasional Inodonesia.
2. Konsepsi Ketahanan Nasional
Secara konseptual ketahanan nasional suatu bangsa dilatar
belakangi oleh:
a. kekuatan apa yg ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya,
b. kekuatan apa yg harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara
sehingga ia selalu mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya, meskipun mengalami berbagai gangguan, hambatan
dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar,
c. ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya,
mengandung makna keteraturaan dan stablitas, yg di dalamnya
terkandung potensi untuk terjadinya perubahan.
Jadi ketahanan nasional adalah suatu kekuatan yg
membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan,
kuat menghadapai ancaman, ganguan, hambatan dan
tantangan.
Untuk dapat mencapai suatu tujuan nasional suatu
bangsa harus mempunyai kemampuan, daya tahan
dan keuletan. Dengan demikian jelaslah bahwa
ketahanan nasional harus diwujudkan dengan
mempergunakan baik pendekatan kesejahteraan,
maupun pendekatan keamanan.
Kehidupan nasional tersebut dapat dibagi ke dalam
beberapa aspek sebagai berikut:
1. aspek alamiah (disebut Tri Gatra) yg meliputi; a. letak
geografi negara, b. keadaan dan kekayaan alam, c. keadaan
dan kemampuan penduduk.
2. aspek kemasyarakatan (disebut Panca Gatra) yg meliputi;
a. idiologi, b. politik, c. ekonomi, d. sosial budaya dan
hankam, e. pertahanan dan keamanan.
Keseluruhan unsur secara sistematik yg membagi kehidupan
nasional dalam delapan aspek tersebut disebut Astra Gatra.
Dalam hubungan dengan ketahanan nasional Indonesia dengan
memperhatikan berbagai macam bahaya, gangguan yg
mengancam, serta situasi dan kondisi dalam negara Indonesia,
maka ditentukan strategi untuk memperthankan kelangsungan
hidup negara Indonesia. Bagi bangsa dan negara Indonesia
bahaya yg mengancam dapat berupa suversi dan infiltrasi
terhadap semua bidang kehidupan masyarakat, serta adanya
kelemahan-kelemahan yg inheren dengan suatu masyarakat
majemuk yg sedang membangun, maka strategi yg dipilih adalah
strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara Indonesia. Maka cara yg dipilih adalah dengan
memantapkan ketahanan nasional.

Anda mungkin juga menyukai