WELCOME
anisachy
PAI al-kahfi
Kewirausahaan
inspirasi
Makalah Kewarganegaraan
Anisa Suci Wahyuni
S1 Manajemen
Universitas Pamulang
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen dikti No.
267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan membahas tentang hubungan antara
warga negara dengan negara. Sebutan Pendidikan Kewiraan diganti dengan
Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah
tentang hubungan warga negara dengan negara. Kalau kaitan Pendidikan
Kewarganegaraan dalam lingkup Filasafat Ilmu menjadi kajian dalam penerapan
Pendidikan Kewarganegaraan sendiri dan menjadi dasar pengembangan ilmu
pengetahuan.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang perusahaan
dan lembaga keuangan, serta untuk mendapatkan nilai dari tugas dalam mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB II
PEMBAHASAN
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum
Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.
Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa ragu-ragu. Berfilsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas
hanya mengenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat hakikat
ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena sejarahnya yang panjang
kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat malahan menjangkau masa depan
umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology. Pembangunan dan pendidikan yang
dilakukan oleh suatu bangsa pun bersumber pada inti sari ajaran filsafat. Oleh karena
itu filsafat telah menguasai kehidupan umat manusia, manjadi norma negara, menjadi
filsafat hidup suatu bangsa.
Filsafat adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas
(komprehensif). Filsafat menjangkau semua persoalan dalam daya kemampuan pikir
manusia. Filsafat mencoba mengerti, menganalisis, menilai dan menyimpulkan semua
persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis, rasional dan
mendalam. Kesimpulan-kesimpulan filsafat manusia yang selalu cenderung memiliki
watak subjektivitas. Faktor inilah yang melahirkan aliran-aliran filsafat, perbedaan-
perbedaan dalam filsafat.
5. Ibnu Sina/ Avicenna : Filsafat dan metafisika sebagai suatu badan ilmu tidak
terbagi. Fisika mengamati yang ada sejauh tidak bergerak. Metafisika memandang
yang ada sejauh itu ada.
6. Immanuel Kant : Filsafat itu pokok dan pangkal segala pengetahuan.
Dapat disimpulkan filsafat adalah ilmu pengetahuan hasil pemikiran manusia dari
seperangkat masalagh mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
diperoleh budi pekerti. Adapun tujuan berfilsafat adalah untuk mencari kebenaran
sesuatu baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berperilaku),mauun metafisika
(hakikat keaslian).
Secara konseptual Pendidikan Filsafat Ilmu ini memusatkan perhatian pada Program
Pendidikan Filsafat Ilmu Politik, sebagai substansi induknya. Secara kurikuler
program pendidikan ini berorientasi kepada pengadaan dan peningkatan kemampuan
profesional guru pendidikan kewarganegaraan. Filsafat Ilmu pendidikan lebih kepada
pendidikan tentang ilmu pendidikan seperti misalnya fakultas ilmu pendidikan.
Sedangkan Pendidikan Filsafat Ilmu mengacu kepada fakultas lainnya seperti
pendidikan MIPA, pendidikan IPS, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Bahasa, dan lain
sebagainya.
Program Pendidikan Filsafat Ilmu bidang studi ilmu sosial dirumuskan sebagai
program pendidikan yang menyeleksi filsafat ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan
(hlm. 19, Dokumen ISPI, 1995). Rumusan akademik tentang Pendidikan Filsafat Ilmu
atau bidang studi tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat bagi pencapaian
tujuan dan program pendidikan, khususnya untuk tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Akan tetapi, karena pendidikan keguruan mempunyai fungsi
mengembangkan akademik tingkat perguruan tinggi dan harus dapat menerapkannya
untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, maka karakter Pendidikan Filsafat
Ilmu yang dibina harus memperhatikan dan mempelajari segala sesuatu yang berkenan
dengan sifat peserta didik, kurikulum, buku pelajaran, serta sekolah pada tingkat
pendidikan dasar dan menegah.
Pancasila yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila yang butir-butirnya
termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tertulis dalam alinia ke
empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia didasarkan atas Pancasila. Pernyataan
tersebut menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi negara Indonesia dengan
Pancasila. Lahir, tumbuh dan berkembangnya negara Indonesia ditumpukan pada
Pancasila sebagai dasarnya. Secara filosofis ini dapat diinterpretasikan sebagai
pernyataan mengenai kedudukan Pancasila sebagai jati diri bangsa.
Melihat dari beragamnya kebudayaan yang terdapat dalam bangsa Indonesia maka
proses kesinambungan dari kehidupan bangsa merupakan tantangan yang besar. Demi
perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya dituntut adanya rumusan yang jelas
yang mampu berperan sebagai pemersatu bangsa sehingga cirri khas bangsa
Indonesia menjadi nyata.
Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan
perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila harus disoroti
dari titik tolak pandangan yang holistic mengenai kenyataan kehidupan bangsa yang
beranekaragam. Ini menekankan pada semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini
diharapkan mendasari seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan
didalam keaneka ragaman yang ada.
Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah inti Filsafat
Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan didalam
pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan umat manusia
sepanjang zaman.
Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984 dalam
kaitannya menyebutkan kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan lima sila
Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang
lima sila dianggap maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya yang
mengikat yang satu kpada yang lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang
bulat.
Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas
bahwa tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari oleh
system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila.
1. Teks Proklamasi secara tegas manyatakan bahwa yang merdeka adalah bangsa
Indonesia, bukan negara (karena tidak memenuhi syarat adanya negara dalam hal ini
tidak adanya pemerintahan).
2. Mengingat kondisi seperti ini, maka dengan segera dibentuk Panitaia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas untuk membuat undang-udang. Maka,
pada 18 agustus 1945 telah terbentuk UUD 1945 sehingga secara resmi berdirilah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, UUD 1945 merupakna landasan
konstitusi NKRI.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dreams
Yang Muda Berkarya
Menu
Skip to content
Beranda
About
KELOMPOK 1
Landasan Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman,
serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum
Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah
Umum.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Arti Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan bagi Mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.
kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
ABSTRAKi
KATA PENGANTAR .. ii
DAFTAR ISI .
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.6 Sistematika2
3.1. Kesimpulan6
3.2. Saran..6
Daftar Pustaka
7
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan
pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan
membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika
bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat
menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan
sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami
kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak
mahasiswa yang tidak sadar dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri,
sehingga bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah,
seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun kepada para dosen, mahasiswa yang
lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas
antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang
berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal biasa padahal
menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan makna dari etika. Perlu Anda
ketahui bahwa realita banyaknya bermunculan para koruptor di Indonesia disebabkan oleh
seseorang yang tidak memahami arti kata dari iman dan etika. Banyak orang yang
beranggapan dan meyakini para koruptor yang ada sekarang adalah seorang yang dahulunya
terbiasa melakukan tindakan menyontek di saat ujian tanpa merasa bersalah, lebih tepatnya
mencontek memiliki makna yang sama dengan kecurangan. Jadi menyontek diibaratkan
dengan korupsi mengambil hak seseorang tanpa izin dan meraih sesuatu tanpa memikirkan
apakah cara yang digunakannya benar atau salah dan ini semua berhubungan dengan etika.
Apabila mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika di dalam pembentukan
karakter-karakter seorang penerus bangsa dan negara, akankah bangsa Indonesia untuk di
masa yang akan datang di isi oleh penerus-penerus bangsa yang berakhlaqul karimah atau
beretika?. Akan diletakkan dimanakah wajah Indonesia nanti apabila bangsa Indonesia
dibangun oleh jiwa-jiwa yang penuh dengan kecurangan atau dengan akhlaq-akhlaq tercela?.
.1.3 PEMBAHASAN
Pada bab II karya tulis ilmiah ini mengacu kepada perumusan masalah yang secara umum
akan membahas tentang pengertian mahasiswa dan etika, kewajiban dan hak mahasiswa,
hubungan etika dengan mahasiswa, realita aktivitas mahasiswa, dan fungsi etika bagi
mahasiswa serta di dalam karya tulis ilmiah ini akan dilampirkan quisioner yang dijawab oleh
para mahasiswa.
.1.4 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang akan dikaji
dalam karya tulis ilmiah ini dirumuskan sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode studi literatur,
observasi, dan quisioner.
BAB I PENDAHULUAN
Bab I pada karya tulis ilmiah ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan penelitian serta sistematika penulisan karya
tulis ilmiah ini. Latar belakang masalah pada karya tulis ilmiah ini memamparkan alasan
penulis mengapa etika sangat mempunyai peranan penting dalam aktivitas mahasiswa. Pada
bab I ini dijelaskan pula perumusan masalah yang mengacu kepada pedoman 5 W+H,
menjelaskan tujuan penulisan serta memberitahukan kepada pembaca karya tulis ini, metode
yang digunakan adalah studi literatur, observasi, dan quisioner.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, peranan etika bagi mahasiswa diharapkan dapat
mewujudkan dan menumbuhkan etika dan tingkah laku yang positif. Namun secara umum
karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk:
PEMBAHASAN
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1989). Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa
menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara, dengan itelegensinya
diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung jawab
akdemisnya dalam menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
(www.google.com).Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakan-
gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual, memandang
segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa.
Secara moril mahasiswa akan dituntut tangung jawab akademisnya dalam menghsilkan buah
karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
Berbicara tentang hak dan kewajiban, seorang mahasiswa terlebih dahulu harus
melaksanakan kewajibannya dan kemudian mendapatkan haknya sebagai seorang mahasiswa.
Mahasiswa sebagai kelompok terpenting dalam sebuah masyarakat memiliki kewajiban yaitu
menuntut ilmu, menguasai ilmu dengan sungguh-sungguh agar menjadi seorang yang
berguna yang mengaplikasikan atau mengembangkan disiplin ilmunya bagi lingkungan
tempat dimana ia tinggal, mematuhi peraturan yang berlaku, sebuah perturan yang tidak
menyimpang dari ketetapan hukum-hukum Allah dan nilai-nilai, norma-norma yang ada,
selain itu mahasiswa juga harus memainkan peranan penting sebagai pencetus perubahan dan
revolusi. Saidina Ali k.w.j. berkata: Bukanlah orang muda yang hanya mengatakan: Ayahku
begini! tetapi orang muda adalah yang mengatakan: Ini Aku!.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Landasan Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman,
serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum
Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah
Umum.
3.2 SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan
dari penulisan kelompok kami,kami harap bisa bermanfaat untuk kita semua dan kami juga
butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada
masa sebelumnya. Kami juga mengucapakan terimakasih atas Dosen Pembimbing mata
kuliah pendidkan kewarganegaraan Bapak DR. Drs. H.Suhaya, MM. Msc, yang telah
memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita senidri dan untuk Negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas XII SMA. Bandung:
Media Grafindo
Share this:
Facebook7
2. Balas
mazponiman
coba lebih di pelajari lagi dalam penulisan karna banyak kata yang kurang baku
misal terlalu meggunakan kata ATAU sebaiknya itu tidak perlu
o Balas
dewiratnasari830
Berikan Balasan
Cari
Pos-pos Terakhir
Paru Kehidupan
Pengalaman Psikotes BCA
SEMANGGAAATTT
Komentar Terakhir
dewiratnasari830 di Pengalaman Psikotes BCA
Arsip
April 2015
Maret 2015
Februari 2015
Oktober 2014
Juli 2014
Juni 2014
Januari 2014
Desember 2013
Kategori
Uncategorized
Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Ikuti Dreams
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Cafe Makalah
Kumpulan Berbagai Makalah Islami
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar lebih jelasnya, berikut ini akan disebutkan secara kronologis sejarah
timbulnya pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Dalam tatanan kurikulum
pendidikan nasional terdapat mata pelajaran yang secara khusus
1
mengembanisasi demokrasi di Indonesia,yakni [1] :
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics, pada
tahun 1886, merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of citizenship, the
relation of man, the individual, to man in organized collections, the individual in
his relation to the state. Dari definisi tersebut, Civics dirumuskan dengan Ilmu
Kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan manusia
dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi,
politik) dan antara individu- individu dengan negara.
2[2]http:// rachmadrevanz.com/2011/pandangan-pakar-tentang-pengertian-
pendidikan-kewarganegaraan.html diakses pada 20 feb 2012 ,10.30 WIB
2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship mempunyai
dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama, kewarganegaraan termasuk
kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang sah. Yang kedua, aktivitas politik
dan pemilihan dengan suara terbanyak, organisasi pemerintahan, badan
pemerintahan, hukum, dan tanggung jawab
3. Edmonson (1958) mengemukakan bahwa civics adalah kajian yang berkaitan
dengan pemerintahan dan yang menyangkut hak dan kewajiban warga negara.
4. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara
yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial.
Sementara Soedijarto mengartikanPendidikan Kewarganegaraan sebagai
pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi
warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem
politik yang demokratis
5. Menurut Muhammad Numan Soemantri, ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :
a. Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah;
b. Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat
menumbuhkan hidup dan prilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokrasi;
c. dalam Civic Education termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman,
kepentingan masyarakat, pribadi dan syarat- syarat objektif untuk hidup
bernegara
6. Menurut Azyumardi Azra, pendidikan kewarganegaraan, civics education
dikembangkan menjadi pendidikan kewargaan yang secara substantif tidak saja
mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak
dan kewajibannya dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia, global
society.
7. Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik
yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang
secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis.
sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna
bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan
perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni (IPTEKS ) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, moral,
kemanusiaan dan budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai
panduan dan pegangan hidup bagi setiap warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasan Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga negara dan negara, serta
pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai
budaya serta dasar filosofis bangsa. Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan
ialah menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap
dan prilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa
Pancasila.
c. Filipina : Philipino, Family Planning, Taxation and Land Perform, The Philiphine
New Constitution dan Study of Human Rights
2.Landasan Hukum
a.UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945, khususnya pada alinea kedua dan keempat, yang
memuat cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya.
2. Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
3. Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaaan negara .
4. Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa Tiap-tiapn warga negara berhak
mendapatkan pengajaran.
b. Ketentuan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis- garis besar haluan Negara.
c. Undang undang No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pertahanan keamanan Negara Republik Indonesia ( Jo. UU No. 1 tahun 1988)
1. Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hak dan kewajiban warga negara yang
diwujudkan dengan keikutsertakan melalui pendidikan pendahuluan Bela Negara
sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam sistem Pendidikan Nasional.
2. Dalam pasal 19 (2) sebutkan bahwa pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib
diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap. Tahap awal
pada tingkat pendidikan dasar sampai pada pendidikan menengah ada dalam
gerakan kewiraan Pramuka. Tahap lanjutan pada tingkat pendidikan tinggi ada
dalam bentuk pendidikan.
d. Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusuan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian Hasil belajar
Mahasiswa dan Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum inti pendidikan Tinggi telah
ditetapkan bahwa pendidikan Agama, pendidikan bahasa dan pendidikan
kewarganegaraan merupakan kelompok mata kuliah pengembangan
kepribadian, yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi/kelompok program studi.
e. adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur jendral
Pendidikan Tinggi Dapartemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/2006, yang
memuat rambu rambu pelaksanaan kelompok Mata kuliah Pengembangan
Kepribadan di Pserguruan Tinggi.
E. Rumpun Keilmuan
1. Filsafat Pancasila
2. Identitas nasionl
3. Negara dan konstitusi
4. Demokrasi Indonesia
5. Rule of Law dan HAM
6. Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategi Indonesia
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Karya yang penulis susun ini bukanlah karya yang sempurna tapi sesuatu
yang lahir dari kerja keras. Tentunya hasil kerja keras penulis bukan tanpa
kekurangan. Maka Penulis senantiasa mengharapkan masukan dan kritikan Ibu
Dosen Pembimbing, rekan-rekan pembaca, dan mudah-mudahan rekan-rekan
semua dapat menggali terus potensi yang kita miliki agar kita dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang
tentunya dengan izin Allah SWT. Mudah-mudahan dengan terciptanya makalah
ini, khususnya bagi penulis dan umumnya untuk para pembaca bisa
mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan serta
termotivasi dan terdorong terutama dalam mengmbangkan ilmu
Kewarganegaraan di hari yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http : // rachmadrevanz.com/2011/pandangan-pakar-tentang-pengertian-
pendidikan-kewarganegaraan.html diakses pada 20 feb 2012 ,10.30 WIB