Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karuniaNya saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai Prespektif PKN dalam kajian
filsafat.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….. i
Daftar Isi………………………………………………………………………… ii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………. 2
BAB II : Landasan Teori
2.1 Definisi PKn…………………………………………………………. 3
2.2 Definisi Filsafat Ilmu………………………………………………… 4
BAB III : Pembahasan
3.1 Ontologi PKn …….………………………………………………….. 6
3.2 Epistemologi PKn …………………………………………………… 8
3.3 Aksiologi PKn ……………………………………………………… 12
BAB IV : Penutup
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 14
4.2 Saran ………………………………………………………………... 14
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Melihat penjelasan diatas, adanya pembelajaran PKn berguna untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut, agar nilai itu terus menyatu dalam setiap
warga negara dan agar warga negara tahu hak dan kewajiban dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada intinya pendidikan ialah upaya sadar dari suatu
masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan
kehidupan generasi penerusnya. Jadi Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila
adalah Unsur Negara Sebagai Syarat Berdirinya Suatu Negara upaya sadar yang
ditempuh secara sistematis untuk mengenalkan, menanamkan wawasan kesadaran
bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku
sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila demi tetap utuh
dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Imdonesia (NKRI).
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis. Berbeda dengan pendapat di atas, Soemantri dalam Tim ICCE UIN
Jakarta mengenai Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kegiatan yang meliputi
seluruh program sekolah yang meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang
dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat
demokratis. Sedangkan, menurut Civitas Internasional dalam Tim ICCE UIN
Jakarta bahwa Civic Education atau Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan yang mencakup pemahaman dasartentang cara kerja demokrasi dan
lembaga-lembaganya, tentang rule of law ,HAM, penguatan keterampilan
partisipatif yang demokratis, pengembangan budaya demokrasi dan perdamaian.
Dikemukakan oleh Puskur dalam Depdiknas bahwa Kewarganegaraan
(Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskanpada pembentukan
diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,usia dan suku bangsa
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,terampil dan berkarakter yang
diamanatkan Pancasila dan UUD 1945. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan
Kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau kuliah yang diajarkan di sekolah
maupun di perguruan tinggi yang berisi program pendidikan dan mencakup
pemahaman tentang masalah kebangsaan, pendidikan bela
negara,kewarganegaraan dalam hubungannya dengan negara, demokrasi,
HAM,penegakan rule of law, dan masyarakat madani.
4
melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan
penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan
untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah
terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Menurut pendapat di atas, pendidikan kewaganegaraan merupakan bidang
studi yang mencakup lintas bidang keilmuan karena dalam pendidikan
kewarganegaraan terdapat pula pokok ilmu politik kemudian berkembang konsep
civics yang berarti warga negara kemudian berkembang menjadi civics education
yang selanjutnya diadaptasi menjadi pendidikan kewarganegaraan. Namun PKn
di Indonesia selain mendasarkan pada Ontologi pokok yaitu Ilmu Politik juga
brangkat dari Pancasila dan Konsepsi kewarganegaraan lainnya, oleh karena itu di
indonesia PKn sering juga disebut dengan PPKN (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan). Perkembangan PKn di Indonesia juga tidak boleh keluar dari
landasan ideologis Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan
operasional Undang-Undang Sisdiknas yang berlaku saat ini, yakni UU Nomor 20
tahun 2003.
Yang dimaksud dengan aspek idiil dalam objek telaah PKn adalah
landasan dan kerangka filosofis yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai
muaranya pendidikan kewarganegaraan diIndonesia. Yang termasuk dalam aspek
idiil PKn adalah landasan dan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang
dalam UUD 1945, UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Aspek instrumental dalam objek telaah PKn adalah sarana programatik
7
pendidikan yang sengaja dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan
substansi aspek-aspek idiil. Yang termasuk ke dalam aspek ini adalah; kurikulum,
bahan belajar, guru, media dan sumber belajar, alat penilaian belajar, ruang
belajar dan lingkungan. Sedangkan yang dimaksud dengan aspek praktis dalam
objek telaah PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik kependidikan
yang kasat mata, yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep, prinsip,
prosedur, nilai, dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai dimensi “poietike”
yang berinteraksi dengan keyakinan, semangat, dan kemampuan para praktisi,
serta konteks pendidikan kewarganegaraan, yang diikat oleh substansi idiil
sebagai dimensi “pronesis” yakni truth and justice. Termasuk juga dalam aspek
praktis ini adalah interaksi belajar di kelas dan atau di luar kelas, dan pergaulan
sosial-budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
memberi dampak edukatif kewarganegaraan.
8
1. metode penelitian kuantitatif yang menonjolkan proses pengukuran dan
generalisasi untuk mendukung proses konseptualisasi.
2. metode penelitian kualitatif yang menonjolkan pemahaman holistik
terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu teori.
9
sampai pada lingkungan tempat bekerja, dimana untuk
menunjukkan “instruktusional effects” dan“nurturant effects” dari keseluruhan
proses pendidikan terhadap pembentukan karakter individu sebagai warganegara
yang cerdas dan baik, yang dimaksud untuk membantu perserta didik menjadi
warga negara yang aktif, berwawasan luas dan bertanggung jawab.
10
Kewarganegaraan (PPKn) misi yang diembannya adalah pendidikan nilai moral
pancasila, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan hukum, dan kemasyarakatan
sebagai pendidikan politik. Hingga pada tahun 2003, semua tingkat pendidikan
menggunakan nama dan kurikulum yang baru dengan sebutan Pendidikan
Kewarganegaraan hingga sampai saat ini.
Sampai saat ini secara garis besar mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki 3
dimensi yaitu:
11
3.3 Aksiologi PKN
Pendidikan kewarganegaraan yang sekarang ada di indonesia
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
12
masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat kepentingan dapat diatasi melalui
musyawarah mufakat serta prilaku yang mendukung upaya untuk
mewujudkan upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Dari tujuan-tujuan yang dimilikinta tersebut sudah jelaslah bahwa pendidikan
kewarganegaraan memiliki manfaat yang sangat fital bagi bangsa dan negara, dan
sudah barang tentu pendidikan kewarganegaraan ada di setiap jenjang pendidikan
yang ada di indonesia karena bisa membuahkan generasi-generasi penerus yang
diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan
selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa dan negara, serta memiliki
wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara berlandaskan pemahaman politik
kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam
perikehidupan bangsa dan bernegara. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan
selama penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan
sampai dengan mengisi kemerdekaan,menimbulkan kondisi dan tuntutan yang
berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Semangat perjuangan bangsa mengalami
fase pasang surut sesuai dengan perjalanan kehidupan, antara lain pengaruh
globalisasi yang sekarang lebih dikenal dengan kemajuan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, banyak inovasi, kreasi yang berkembang sehingga
membuat dunia menjadi sempit, seakan-akan dunia hanya sebuah perkampungan,
tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang seperti itu yang mengakibatkan
banyak pemikiran-pemikiran yang timbul.
Pengembangan pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan menghasilkan
peserta didik yang memiliki budi pekerti dan selalu berpikir kritis dalam
menanggapi isu kewarganegaraan serta selalu berpartisipasi aktif dan bertanggung
jawab serta bertindak secara cerdas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara sehingga akan menciptakan karakter masyarakat Indonesia yang
baik dan aktif dalam kehidupan antar bangsa dan Negara.
4.2 Saran
Kepada para pembaca, saya yakin di dalam makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan terlebih dari segi isi, hal itu disebabkan oleh
terbatasnya ilmu yang saya miliki. Oleh karena itu saya membuka pintu kritik dan
saran yang selebar-lebarnya agar ilmu yang saya miliki sesuai dengan yang
seharusnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/PKN
id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu
http://wahyu-setyawan.blogspot.com/2013/05/hakikat-pendidikan-
kewarganegaraan.html
http://mediaarqom.blogspot.com/2008/07/pendidikan-kewarganegaraan-
sebagai.html
http://www.pusakaindonesia.org/mata-pelajaran-pkn-dan-membangun-karakter-
bangsa/