Disusun Oleh
Topas Nurpala : 2340501071
Kevin Jhonatan Norman : 2340501076
Cheerylyn Mendaun : 2340501010
Frysco Dimaz Firmananda Basuki : 2340501077
Putri Dea Amanda : 2340501058
Patrice Vani Hosana : 2340501057
Arya Ayang : 2340501050
Mainaya Sabitha Zein : 2340501064
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen pengampu (DR. Basri, S.H, M.Kn) pada mata kuliah Pancasila.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ideologi
negara dan Pancasila sebagai ideologi negara.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan.………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………... 3
3.1 Kesimpulan………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi negara serta bagaimana
perkembangannya dalam sejarahnya
2. Mengapa Pancasila menjadi sebuah ideologi negara serta hakikatnya
dalam ruang kebangsaan Indonesia
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui serta memahami sejarah dan perkembangan dari ideologi
negara.
2. Mengetahui dan memahami hakikat Pancasila sebagai sebuah ideologi
negara Indonesia.
3. Memahami karakter Pancasila sebagai ideologi yang terbuka dan dapat
diterima, serta eksistensinya terhadap ideologi dunia dan agama.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
mencurahkan segala pikiiran dan gagasan dari segenap penduduk bangsa.
Hasil gagasan, die, dan pikiran dari segenap bangsa tersebut kemudian
disepakati dan dijadikan sebagai landasan, tujuan, pandangan hidup, dan
semangat bersama untuk dijunjung tinggi dan diamalkan oleh suatu bangsa
dalam kehidupan. Hal inilah yang kemudian disebut dengan ideologi.
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
ke arah mana bangsa itu dibawa, jelas sangat membutuhkan pandangan hidup
atau ideologi. Pandangan hidup suatu bangsa pada hakikatnya adalah
kristalisasi dari nilai nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa dan diyakini
kebenarannya sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Ini
berarti ideologi itu digali dari budaya dan nilai-nilai kehidupan mereka
sendiri yang diakni kebenarannya serta terbukti ampuh untuk mengatur dan
mengarahkan kehidupan mereka.
vii
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kebatinan dari bangsa indonesia. Selanjutnya dikatakan
bahwa cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa,
prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawatan dari budinurani
manusia.
viii
yang mencapai harkat dan martabat kemanusiaan. Nilai-nilai dasar Pancasila
dapat diperkaya dan dikembangkan agar sesuai dengan dinamika kehidupan
masyarakat Indonesia dan tuntutan zaman yang terus berubah.
ix
Pancasila dapat dianggap sebagai ideologi terbuka karena memiliki
prinsip-prinsip dasar yang sangat inklusif dan dapat diinterpretasikan secara
luas oleh berbagai kelompok masyarakat, termasuk kelompok minoritas.
Pancasila juga terbuka untuk perkembangan dan perubahan dalam
menghadapi perubahan sosial dan politik. Selain itu, Pancasila memiliki
nilai-nilai universal yang dapat diaplikasikan dalam berbagai konteks, baik
lokal maupun global.
a. Ideologi Liberalisme
Yaitu faham yang megutamakan kemerdekaan individu, sebagai
pangkal dan pokok dari kebaikan hidup. Liberalisme lebih menekankan
pada manusia sebagai individu dengan masalah hak-hak asasi,
kemerdekaan, kebebasan dan lain-lain. Yang terpenting dalam kehidupan
ini adalah individu. Karena itu masyarakat dan negara harus
mementingkan individu, karena masyarakat teridiri dari individuindividu,
dan keberadaan masyarakat adalah sebagai akibat adanya individu.
Liberalisme ini timbul akibat adanya penindasan oleh kaum bangsawan
dan agama di zaman monarki absolut. Oleh karena orang ingin melepaskan
diri, dari kekengan bangsawan dan agama dan mengumumkan
kemerdekaan individu. Dari beberapa sumber, Liberalisme merupakan
derivat dari ideologi kapitalisme, bersama dengan beberapa ideologi
lainnya.
x
a) Liberalisme dibidang politik
Maksudnya karena negara terbentuk atas individu, maka oleh
karenanya individulah yang berhak menentukan segala-segalanya
bagi negara. Kekuasaan tertinggi, kedaulatan harus berada ditangan
individu, yang berarti berada di tangan rakyat. Karena negara
terdiri dari individu, maka kemerdekaan individu adalah yang
utama, dan oleh karena itu tiap negara harus merdeka, tidak boleh
ada yang tertindas oleh negara lainnya, ataupun oleh siapapun.
Karena negara mempunyai hak dalam menentukan nasibnya
sendiri. (self determination).
b) Liberalisme di bidang ekonomi.
b. Ideologi Sosialisme
Yaitu ideologi yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara
kolektif. (oleh kita semua, untuk kita semua). Agar menjadi masyarakat
yang bahagia. Sosialisme bertitik tolak pada masyarakat, bukan pada
individu, sehingga sosialisme adalah lawan dari liberalisme. Perkembangan
masyarakat menurut Marx, dengan hukum dialektika (konsep ini merupakan
konep evolusi) ditinjau dari perkembangan ekonomi (alat produksi):
Masyarakat Feodal (contohnya kerajaan) kemudian menjadi Masyarakat
xi
kapitalis (mengutamakan materi) kemudian menjadi masyarakat Sosialis
(yang menghilangkan golongan dalam masyarakat).
Konsep/ pemikiran Sosialisme muncul pada abad ke-19. Pada abad
itu, Robert Owen (1771- 1858) dari Inggris, Saint Simon (1760-1825) dan
Fourier (1772-1837) dari Perancis, ketiganya membuat rumusan sebuah
pemikiran mengenai sosialisme (yaitu sebuah istilah yang belum dikenal
dan digunakan pada waktu itu). Namun konsep/ pemikiran yang digagas
oleh mereka dianggap oleh Karl Marx dan Fredrich Engels (tokoh
sosialisme) sebagai sebuah khayalan karena tanpa tindakan. Lalu mucullah
istilah Sosialisme Utopis (sosialisme hayalan), yaitu suatu istilah untuk
pemikiran yang digagas oleh Owen, Simon dan Fourier.
Dalam perkembangannya, sosialisme ini berkembang menjadi dua
aliran yaitu: Pertama, Sosialisme dan kedua, Komunisme. Yang masing-
masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.
Sosialisme mempunyai karakterik sebagai berikut:
a) Untuk mencapai masyarakat sosialis memilih jalan evolusi,
b) Milik individu diperbolehkan, hanya perusahaan yang penting bagi
masyarakat yang harus dimiliki oleh negara.
c) Distribusi dan konsumsi didasarkan jasa.
c. Ideologi Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul
sebagai reaksi dari kapitalisme. Paham Komunisme mendasarkan pada
Marxisme dan Leninisme. Dengan begitu, Komunisme adalah Marxisme-
Leninisme. Karl Marx, pencetus Marxisme menganggap negara sebagai
susunan golongan masya- rakat yang dibentuk untuk menindas golongan
xii
lain. Pemilik modal menindas kaum buruh. Menurut Karl Marx, kaum
buruh perlu membuat revolusi (perubahan secara mendadak) untuk
merebut kekuasaan negara dari golongan kapitalis dan borjuis (orang-
orang kaya). Dengan cara ini, kaum buruh akan menjadi penguasa dan
dapat mengatur negara. Paham yang dicetuskan oleh Karl Marx ini
berhubungan dengan aliran materialisme. Aliran ini menonjolkan
penggolongan, pertentangan antargolongan, konflik kekerasan atau
revolusi, serta perebutan kekuasaan negara. Ajaran Karl Marx ini
kemudian dipopulerkan oleh Frederick Engels dan dipadu dengan
pemikiran Lenin, menjadi landasan komunisme.
xiii
b) Dalam mencapai kesejahteraan menghalalkan segala cara, dengan
tindakan revolusioner.
c) Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara diktator
proletariat, terutama pada masa-masa pelalihan (transisi).
d) Negara hanya diperlukan untuk sementara waktu saja, selama
belum mencapai kesejahteraan.
xiv
rakat
Pandangan Individu Individu Masyarakat Individu
terhadap lebih penting tidak penting Lebih dan
Individu daripada Masyarakat penting masya-
dan Masyarakat tidak penting daripada rakat
Masyarakat Masyarakat Kolektifitas individu. sama
diabaikan yang penting
bagi individu dibentuk dan diakui
negara-lah keberada-
yang lebih annya
penting Hubungan
individu
dan
masya-
rakat
dilandasi
keselaras-
an,
keserasian
, keseim-
bangan
Masya-
rakat ada
karena
individu.
Individu
akan
mem-
punyai
arti
apabila
hidup di
tengah
masya-
rakat
xv
Kaelan, 2012). Begitu pentingnya memantapkan kedudukan Pancasila, maka
Pancasila pun mengisyaratkan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik
semua orang dan berbagai agama. Tuhan menurut terminologi Pancasila
adalah Tuhan Yang Maha Esa, yang tak terbagi yang maknanya sejalan
dengan agama Islam, Kristen, Budha dan bahkan juga Animisme (Chaidar,
1998:36). Menurut Notonegoro (dalam Kaelan, Materialis) yang menyatakan
bahwa “Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila, yang
digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan
serta nilai-nilai religious yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia”.
xvi
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Religiusitas bangsa
Indonesia ini, secara filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan
eksistensi Negara Indonesia sebagai negara yang ber- Ketuhanan Yang Maha
Esa. Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar kerohanian bangsa dan
menjadi penopang utama bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
menjamin keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin hubungan selaras dan
harmonis antara agama dan negara, maka negara sesuai dengan Dasar Negara
Pancasila wajib memberikan perlindungan kepada agama-agama di
Indonesia. Keberagaman agama dan pemeluk agama di Indonesia menjadi
sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Kenyataan ini menuntut adanya
kesadaran dari setiap pemeluk agama untuk menjaga keharmonisan hubungan
di antara mereka. Semua pemeluk agama memang harus mawas diri. Yang
harus disadari adalah bahwa mereka hidup dalam sebuah masyarakat dengan
keyakinan agama yang beragam. Dengan demikian, semestinya tak ada satu
kelompok pemeluk agama yang mau menang sendiri. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat
istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan
kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang
netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.
xvii
konsep negara agama-agama akan menghapus superioritas satu agama atas
agama lainnya. Tak ada lagi asumsi mayoritas minoritas. Bahkan pemeluk
agama dapat hidup berdampingan secara damai dan sederajat. Adopsi hukum-
hukum agama dalam negara Pancasila akan menjamin kelestarian dasar
negara Pancasila, prinsip Bhineka Tunggal Ika dan NKRI
xviii
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Setiap negara adalah cerminan dari masyrakatnya. itulah kenyataan
bila kita memandang sebuah negara. Apa yang telah lahir dan tumbuh
didalam kelompok masyarakat adalah sebab dari pergerakan masyarakat itu
sendiri. Demikian hal dengan ideologinya.
Ideologi adalah karya besar umat manusia. Tidak akan kita sebut
karya seseorang, sejatinya pemahaman tentang kemasyarakatan adalah
kumpulan dari berbagai pemikiran dari periode-periode yang berbeda.
Ideologi adalah sebuah dogma, yang mana ia mampu memanipulasi manusia
sesuai kehendak siapa yang menjalankannya.
xix
DAFTAR PUSTAKA
xx