Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI PEMBANGUNAN

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. Sylvia Annisa Mahardiani (051911133090)

2. Rita Mela Kurnia Weno Saputri (051911133091)

3. Rayya Zhafira (051911133101)

4. Natasha Febiani (051911133106)

5. Galuh Lakstriana Pide (051911133107)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019

0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa


masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah pancasila sebagai


ideologi pembangunan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 14 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………… 1

Daftar Isi ……………………………………………………………. 2

Bab I Pendahuluan ………………………………………………….. 3

I.1 Latar Belakang …………………………………………………. 3

I.2 Rumusan Masalah ……………………………………………… 4

I.3 Tujuan ………………………………………………………….. 4

Bab II Pembahasan …………………………………………………. 5

II.1 Pengertian Ideologi ……………………………………………. 5

II.2 Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan …………….………. 6

II.3 Pelaksanaan Sila-Sila Pancasila sebagai Ideologi


Pembangunan………………………………………………….

Bab III Penutup ……………………………………………………... 12

III.1 Kesimpulan …………………………………………………… 12

III.2 Saran …………….……………………………………………. 13

Daftar Pustaka ……………………………………………………… 14

2
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Lahirnya Pancasila secara konseptual diungkapkan mulanya oleh
Presiden RI pertama, Soekarno. Pada pidatonya dalam sidang Badan Penyidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945,
Soekarno secara tegas menggali lima prinsip (asas) yang sebaik-baiknya sebagai
Dasar Negara Indonesia, yakni: kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau
perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial dan Ketuhanan
Yang Maha Esa. Lima asas pokok ini lalu diistilahkan sendiri oleh Bung Karno
sebagai Pancasila (Abdulgani,1997).

Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia


yang bersifat universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi sumber segala
sumber. Pancasila sebagai orientasi paradigmatik bagi ilmu, khususnya bagi
ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan negara atau bangsa non-Barat. Bangsa-
bangsa nonBarat memiliki sejarah, budaya, dan pandangan hidup yang spesifik,
sehingga mempunyai keniscayaan dalam interaksinya dengan ilmu pengetahuan
modern (Sutrisno, 2006).

Sebagai bangsa negara merdeka, negara Republik Indonesia mempunyai


nilai filosofis ideologis dan konstitusional sebagai asas normatif fundamental
serta sumber motivasi dan cita – cita nasional. Nilai fundamental ini adalah
pandangan hidup bangsa dan filsafat negara yang tertuang dalam pembukaan
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang kemudian
nilai tersebut yang kita kenal dengan pancasila. Pancasila pada hakekatnya
menjamin kesatuan bangsa, kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Pancasila juga
mengakui dan menjamin kebhinekaan kita sebagai rakyat indonesia dalam
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus melaksanakan

3
pembangunan nasional sebagai upaya berkelanjutan mencapai tujuan nasional
negara Republik Indonesia (Gaffar, 2004).

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia harus dilaksanakan


secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Tujuan nasional sebagaimana
ditegaskan dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 di wujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaran negara
yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Penyelenggaran negara dilaksanakan melalui
pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa oleh penyelenggara
negara bersama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Soemantri, 2000).

I.2 Rumusan Masalah


I.2.1 Apa pengertian ideologi?

I.2.2 Mengapa pancasila sebagai ideologi pembangunan?

I.2.3 Bagaimana pelaksanaan sila-sila pancasila sebagai ideologi


pembangunan?

I.3 Tujuan

I.3.1 Mengetahui pengertian dari ideologi.

I.3.2 Mengetahui alasan mengapa pancasila sebagai ideologi pembangunan.

I.3.3 Mengetahui sila-sila mengenai pancasila sebagai ideologi pembangunan .

4
BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Ideologi

Ideologi adalah konsep pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan


menjadi landasan bagi seseorang atan masyarakat untuk memahami jagat raya
dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya
(Poespowardojo, 2011).

Ideologi secara umum merupakan sistem keyakinan yang dianut oleh


masyarakat untuk menata dirinya sendiri. Ideologi menjadi pusat perdebatan
banyak pakar di Amerika Serikat pada era setelah Perang Dingin setelah Perang
Dunia II. Dua pendapat yang terkenal antara lain Daniel Bell yang menyimpulkan
dalam bukunya Matinya Ideologi telah meramalkan bahwa ideologi telah sampai
kepada ajalnya dan ramalan itu terbukti dengan hancurnya komunisme pada abad
20 (Bell, 2008).

Kehancuran komunisme seakan-akan membenarkan “ideologi yang baru”


seperti yang telah dicetuskan oleh Francis Fukuyama dalam bukunya The end of
history and the last men. Namun bagaimanapun juga tesis Fukuyama merupakan
suatu ideologi baru yaitu kepercayaan pada ideologi liberalisme. Ideologi juga
dapat didefinisikan sebagai aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses
berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan (Reza, 2010).

Di sini akidah ialah pemikiran menyeluruh tentang alam semesta,


manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan,
di samping hubungannya dengan sebelum dan sesudah alam kehidupan. Dari
definisi di atas, sesuatu bisa disebut ideologi jika memiliki dua syarat, yakni: Ide
yang meliputi aqidah 'aqliyyah dan penyelesaian masalah hidup (Helsky, 2010).

5
II. 2 Pancasila Sebagai Ideologi Pembangunan

Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan


bernegara Indonesia melaksanakan pembangunan. Tujuan negara yang tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang rinciannya adalah sebagai berikut :
“melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,” Adapun
selain tujuan nasional juga tujuan internasional (tujuan umum) “ikut melaksakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial” (Fadillah, 2018).

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung


suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila. Negara dalam rangka
mewujudkan tujuannya melaui pembangunan untuk mewujudkan tujuan seluruh
warganya harus meliputi aspek jiwa (rokhani) yang mencakup akal, rasa dan
kehendak, aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek
pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya secara berencana, menyeluruh,
terarah, terpadu, bertahap, dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan
kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain yang lebih maju. Kemudian dijabarkan dalam
berbagai bidang pembangunan seperti politik, ekonomi, hukum, pendidikan,
sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang kehidupan agama.
(Lubis dkk, 2007).

Pembangunan nasional mempunyai makna sebagai rangkaian upaya


pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan
masyarakat, bangsa, dan Negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan
pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan
kemampuan rakyat Indonesia secara benar, adil, dan merata, serta
mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju
dan demokratis berdasarkan Pancasila. (Budianto, 2007).

6
Pelaksanaan pembangunan perlu memperhatikan beberapa asas yang
memberikan watak dan corak kepada pembangunan bangsa Indonesia dan
merupakan pegangan di dalam menentukan kebijaksanaan. Asas-asas
pembangunan nasional (Anuar,2014) :

1) Asas manfaat

Bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan harus dapat


dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, untuk meningkatan
kesejahteraan rakyat dan bagi pengembangan pribadi warga Negara.

2) Asas usaha bersama dan kekeluargaan

Bahwa usaha mencapai cita-cita dan aspirasi-aspirasi bangsa harus


merupakan usaha bersama dari bangsa dan seluruh rakyat yang dilakukan secara
gotong-royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan.

3) Asas demokrasi

Ialah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang


politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah
nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk
mencapai mufakat.

4) Asas adil dan merata

Bahwa hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan harus dapat


dinikmati merata oleh seluruh bangsa dan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
menikmati hasil-hasil pembangunan yang layak diperlukan bagi kemanusiaan dan
sesuai dengan nilai darma baktinya yang diberikan kepada bangsa dan Negara.

5) Asas perikehidupan dalam keseimbangan

Ialah keseimbangan antara kepentingan-kepentingan, yaitu antara


kepentingan keduniawian dan akhirat, antara kepentingan jiwa dan raga, antara
kepentingan individu dan masyarakat, antara kepentingan perikehidupan darat
dan udara, serta antara kepentingan nasional dan internasional.

7
6) Asas kesadaran hukum

Ialah bahwa tiap warga Negara Indonesia harus selalu sadar dan taat
kepada hukum dan mewajibkan Negara untuk menegakkan hukum.

Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan dibagi menjadi 4 macam,


antara lain

1). Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan


suatu hasil kreativitas rokhani manusia. Atas dasar kreativitas akalnya manusia
mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah kekayaan alam yang
disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Tujuan dari Iptek adalah demi
kesejahteraan umat manusia, sehingga iptek tidak bebas nilai namun terikat oleh
nilai. Dalam masalah ini Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai
pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup manusia dan harus didasarkan
pada moral Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila yang
sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi sistem
etika dalam pengembangan IPTEK. (Sobirin, 2008).

2). Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Ekonomi

Dari perkembangan ilmu ekonomi akhir abad ke-18 menumbuhkan


ekonomi kapitalis. Atas dasar kenyataan objek inilah maka munculah pemikiran
sebagai reaksi atas pembangunan ekonomi yaitu sosialisme komunisme yang
memperjuangkan nasib kaum proletar yang ditindas oleh kaum kapitalis. Oleh
karena itu dikembangkan sistem ekonomi yang mendasarakan pada moralitas
ekonomi yang berkemanusiaan (Sugi, 2019).

Pembangunan ekonomi mempunyai kedudukan yang amat penting,


karena keberhasilan dibidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang
lebih luas bagi pembangunan bidang lainnya, yang amat penting bagi tercapainya
tujuan nasional melalui pembangunan nasional, sehingga terwujudnya
masyarakat yang adil, dan makmur merata.

8
3). Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Sosial Budaya

Dalam pembangunan pembangunan aspek sosial budaya hendaknya


didasarkan atas sistem nilai yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dalam
pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini kita harus
mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu
nilai-nilai Pancasila. Suatu tugas yang berat bagi bangsa Indonesia pada pasca
reformasi ini untuk mengembangkan aspek sosial budaya dengan berdasarkan
nilai-nilai Pancasila, berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai Ketuhanan serta
keberadaban. (Marganda, 2016)

4). Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Hukum

Negara pada hakikatnya merupakan suatu masyarakat hukum. Demi


tegaknya hak-hak warga Negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan
negara. Negara bertujuan melindungi segenap wilayah negara dan bangsanya.
Maka keamanan merupakan syarat mutlak tercapainya kesejahteraan warga
negara. Dasar-dasar kemanusian yang beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara. Pertahanan dan keamanan negara harus
mendasar pada tujuan demi terjaminnya hak asasi manusia (Rosana, 2016).

Pertahanan dan keamanan bukan untuk kekuasaan sebab kalau demikian


sudah dapat dipastikan akan melanggar hak asasi manusia. Bukan hanya
sekelompok warga atau politik tertentu, sehingga berakibat negara menjadi
totariter dan otoriter. Akhirnya pertahanan keamanan haruslah diperuntukkan
demi terwujudnya keadilan sosial dalam hidup bermasyarakat agar benar-benar
negara meletakkan pada fungsi yang sebenarnya suatu negara hukum dan
bukannya suatu Negara yang berdasarkan atas kekuasaan (Hidayat, 2016)

II.3 Pelaksanaan Sila-Sila Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan

1. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan IPTEK


Sila I Ketuhanan yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu
pengetahuan, mencipta, pertimbangan antara rasional dan irasional.

9
Berdasarkan sila ini iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan
akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya.
Sila II Kemanusian yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas bahwa manusia dalam pengembangan iptek haruslah bersifat
beradab. Iptek adalah sebagai hasil budaya manusia beradab dan bermoral.
Pengembangan iptek harus di dasarkan pada tujuan demi kesejahteraan umat
manusia.
Sila III Persatuan Indonesia, pengembangan iptek diarahkan demi
kesejahteraan umat manusia termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa
Indonesia dan dapat mengembangkan rasa nasionalisme serta sebagai bagian
dari umat manusia di dunia.
Sila IV kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengemnbangan iptek secara
demokratis. Setiap ilmuan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan iptek. Setiap ilmuan juga harus menghormati dan
menghargai kebebasan orang lain dan memiliki sikap yang terbuka.
Sila V keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
mengkomplemaentasikan pengembangan iptek haruslah menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan
keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa
dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya (T. Jacob. 1986).

2. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Ekonomi

Dalam sila-sila Pancasila politik negara mendasarkan pada kerakyatan


(Sila IV), pengembangan dan aktualisasi Negara berdasarkan pada moralitas
(Sila I), moral kemanusiaan (Sila II), moral persatuan (Sila III),
pengembangan politik Negara demi tercapainya keadilan dalam hidup
bersama (Sila V).

3. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Sosial Budaya


Nilai-nilai Pancasila berdasarkan harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya yang terdapat pada nilai Pancasila sila kedua.

10
Pancasila merupakan sumber normatif , sebagai kerangka kesadaran
Pancasila dapat merupakan dorongan untuk 1) universalisasi, yaitu
melepaskan simbol-simbol dari keterkaitan struktur dan 2) transendentalisasi,
yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual
(Koentowijoyo, 1986).

4. Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Hukum


Pertahanan dan keamanan bukan untuk kekuasaan sebab kalau demikian
sudah dapat dipastikan akan melanggar hak asasi manusia. Bukan hanya
sekelompok warga atau politik tertentu, sehingga berakibat negara menjadi
totariter dan otoriter. Pertahanan negara harus berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila yaitu Sila I, III dan IV. Akhirnya pertahanan
keamanan haruslah diperuntukkan demi terwujudnya keadilan sosial dalam
hidup bermasyarakat agar benar-benar negara meletakkan pada fungsi yang
sebenarnya suatu negara hukum dan bukannya suatu Negara yang
berdasarkan atas kekuasaan.

11
BAB III

PENUTUPAN
III.1 Kesimpulan

III.1.1 Ideologi adalah konsep pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seseorang masyarakat untuk menata dirinya
sendiri.

III.1.2 Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan


bernegara Indonesia melaksanakan pembangunan. Kedudukan Pancasila
sebagai paradigma pembangunan mengandung suatu konsekuensi bahwa
dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus mendasarkan pada
hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila. Negara dalam rangka mewujudkan
tujuannya melaui pembangunan untuk mewujudkan tujuan seluruh
warganya harus meliputi aspek jiwa (rokhani) yang mencakup akal, rasa
dan kehendak, aspek raga (jasmani), aspek individu, aspek makhluk
sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya secara
berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap, dan berkelanjutan
untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain
yang lebih maju. Kemudian dijabarkan dalam berbagai bidang
pembangunan seperti politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial,
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang kehidupan agama.

III.1.3 Pelaksanaan pancasila sebagai Ideologi Pembangunan IPTEK terdapat


pada sila I,II,III,IV dan V, salah satu yang disebutkan pada sila III yaitu
pengembangan iptek diarahkan demi kesejahteraan umat manusia
termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia dan dapat
mengembangkan rasa nasionalisme serta sebagai bagian dari umat
manusia di dunia. Pelaksanaan pancasila sebagai Ideologi Pembangunan
Ekonomi terdapat dalam sila-sila Pancasila politik negara mendasarkan
pada kerakyatan (Sila IV), pengembangan dan aktualisasi Negara
berdasarkan pada moralitas (Sila I), moral kemanusiaan (Sila II), moral
persatuan (Sila III), pengembangan politik Negara demi tercapainya
keadilan dalam hidup bersama (Sila V). Pelaksanaan pancasila sebagai

12
Ideologi Pembangunan Sosial Budaya terdapat pada sila kedua.
Pelaksanaan pancasila sebagai Ideologi Pembangunan Hukum
Pertahanan terdapat pada sila I, III dan IV.

III.2 Saran

III.2.1 Kita harus menjadikan ideologi sebagai landasan untuk mentata diri.

III.2.2 Sebagai bangsa Indonesia, kita harus mengetahui alasan dari Pancasila

sebagai Ideologi Pembangunan.

III.2.3 Kita harus mengamalkan sila-sila Pancasila dan menjadikan Pancasila

sebagai Ideologi Pembangunan dalam era globalisasi.

13
Daftar Pustaka

Abdulgani, Roeslan. 1997. Repoblik Indonesia menggugat. Jakarta: Yayasan


Pustaka Grafik

Achmad Reza. Pengertian Ideologi. http://sospol.pendidikanriau.com/2009/


11/dalam-pembicaraan-sehari-hari-sering.html, Diakses pada 13 19 November
2019

Anuar, Hairil. 2014. Asas-Asas Pembangunan.


https://www.kompasiana.com/hairilanuar/54f685f7a333112e068b4ff3/asas-asas-
pembangunan?page=all Diakses pada 19 November 2019

Bell, Daniel. 2008. Matinya Ideologi Pancasila. Jakarta: Gagas Media

Budianto. 2007. Buku Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Penerbit erlangga

Fadilah, Nur Ega. 2018. Pancasila sebagai Paradigma Bermasyarakat, Berbangsa,


dan Bernegara.
https://www.kompasiana.com/eganurfadillah5648/5bf0d8ca12ae94096b51edb7/pa
ncasila-sebagai-paradigma-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara?page=all
Diakses pada 19 November 2019.

Gaffar, Affan. 2004, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi, Pustaka


Pelajar, Yogyakarta.

Helsky, Gloria. 2010. Tiga Akidah yang menjadi Sumber Lahirnya Tiga Ideologi
di Dunia.
https://www.kompasiana.com/helsiglory32/5500126ba33311926f50fda6/tiga-
akidah-yang-menjadi-sumber-lahirnya-tiga-ideologi-di-dunia. Diakses pada 19
November 2019.

Hidayat, Eko. 2016. Perlindungan dan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Negara
Indonesia. Vol. 8 No. 2. https://media.neliti.com/media/publications/56534-ID-
none.pdf Diakses pada 19 November 2019

14
Jacob, T., 1987, Manusia, Ilmu dan Teknologi: Pergumulan Abadi dalam Perang
dan Damai, Tiara Wacana Yogyakarta.

Lubis, Hasrudin. 2011. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Dalam


Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Ilmiah Pendidikan, Humaniora,
Sains dan Pembelajarannya. Vol. 5 No. 2

Malik. 2015. Penerapan Pancasila Demi Terwujudnya Ketahanan Dan Pertahanan


Nasional.https://www.kompasiana.com/malikbewok/562da70ca423bde20be90114
/bela-negara-penerapan-ideologi-pancasila-demi-terwujudnya-ketahanan-
pertahanan-nasional?page=all Diakses pada 19 November 2019

Marganda, Sandro. 2013. Pancasila Sebagai Landasan Pembangunan Nasional.


https://www.kompasiana.com/sandromarganda/552932c66ea8346d0a8b4586/panc
asila-landasan-pembangunan-nasional Diakses pada 19 November 2019.

Rosana, Ellya. 2016. Negara Demokrasi dan Hak Asasi. Jurnal TAPIs. Vol. 12 No.
1

Sobirin. 2008. Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan


Bernegara. Jurnal SAINTIKOM. Vol. 4 No. 1

Soemantri, Sri. 2000, Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Hukum.


Bandung.

Soerjanto Poespowardojo.1991. Pancasila Sebagai Ideology Ditinjau Dari Segi


Pandangan Hisup Bersama, dalam Alfian & Oetojo Oesman, eds. 1991. Pancasila
Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa
dan Bernegara, Jakarta : BP-7 Pusat.

Sugi. 2019. Ekonomi Pancasila. https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-sistem-


ekonomi-pancasila/ Diakses pada 19 November 2019

Sutrisno. Slamet. 2006. Pancasila Sebagai Ideologi Sebuah Bidang Ilmu atau
Terbuka. Yogyakarta: ANDI.

15
16

Anda mungkin juga menyukai