TATANIAGA
( Saluran Pemasaran Dan Margin Tataniaga Komoditi Tempe Di
Pasar Induk Pagar Dewa Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar
Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu )
Oleh
KELOMPOK 7B
KETUA
: TANDIKA PRANATA NEGARA (E1D011080)
ANGGOTA :
1.
2.
3.
4.
5.
E1D011084
E1D011078
E1D011087
E1D011090
E1D011082
BENGKULU,
JUNI 2013
MENGETAHUI
PEMBIMBING
KETUA KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya
sehingga kami dapat melaksanakan praktikum Tataniaga mengenai saluran pemasaran dan
margin tataniaga komoditi tempe di Pasar Induk Pagar Dewa dan menyelesaikan laporan
praktikum sebagai tugas akhir disemester 4 ini. Dengan ini diharapkan kami mampu
membahas data yang telah diperoleh dari proses wawancara langsung dengan pedagang
perantara.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Ir. Muhammad Nurung,M.Si, sebagai kordinator praktikum tataniaga
Ibu Putri Suci Asriani, sebagai dosen pembimbing praktikum tataniaga
Dan semua pihak yang telah membantu mulai dari awal berjalannya praktikum hingga
proses praktikum selesai.
Kesuksesan kami sebagian besar berkat tuntunan dari bapak dan ibu pembimbing
praktikum. Dalam laporan ini kami berusaha semaksimal mungkin membahas data-data yang
telah diperoleh dari praktikum sehingga memperoleh jawaban dari segala hal yang menjadi
tujuan dari praktikum ini. Tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kritik serta saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi mencapai kesempurnaan dalam penulisan
laporan ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum. Wr.Wb
Penulis, juni
2013
Kelompok 7B
DARTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1.2 RumusanMasalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
2.1 Tataniaga Pertanian.....................................................................................
2.2 Saluran Pemasaran..... ...............................................................................
2.3 Biaya Tataniaga .........................................................................................
2.4 Margin Tataniaga........................................................................................
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ...................................................
3.1 Metode Pemilihan Lokasi..........................................................................
3.2 Metode Penentuan Responden...................................................................
3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................................
3.4 Metode Analisa Data ................................................................................
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
BAB VII PENUTUP.......................................................................................
7.1 Kesimpulan ................................................................................................
7.2 Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai. Tempe merupakan makanan
khas Indonesia yang mulai populer di seluruh dunia. Bukan hanya karena harganya yang
murah meriah tetapi juga kandungan nutrisinya yang tinggi. Apalagi jika di buat dari bahan
baku yang baik dan bermutu, tempe akan dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan protein yang
sangat tinggi.
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa kedelai banyak mengandung senyawa aktif yang
baik untuk kesehatan seperti pitosterol, lecithin, isoflavon, fitoestrogen dan inhibitor protease.
Selain itu kedelai juga sumber protein, besi, kalsium, serat fosfor, vitamin B1, B2, B6, E dan
asam folat. Senyawa dan usnur-unsur yang terkandung dalam kedelai sangat bagus untuk
kesehatan yang antara lain dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, mencegah kanker,
menurunkan kolesterol, meningkatkan fungsi jantung dan kandung kemih, menyembuhkan
berbagai gangguan neurologis, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, mengurangi gejala
PMS (premenstrual syndrome) dan osteoporosis. Selain itu senyawa isoflavon tertentu yang
terdapat dalam kedelai sangat baik untuk mencegah kanker payudara dan colon.
Tempe memang satu-satunya makanan berprotein tinggi yang murah meriah dan kita
semua bergantung padanya. Sehingga distribusi tempe yang semakin luas beredar di
masyrakat. Hal ini yang membuat penulis, tertarik untuk mengetahui bagaimana saluran
pemasaran tempe dalam mendistribusikan tempe dari produsen hingga sampai ke konsumen
akhir. Serta siapa yang paling banyak menikmati keuntungan dari kegiatan distribusi tempe.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tataniaga Pertanian
Khol dan uhl (2002) mendefinisikan tataniaga sebagai suatu aktivitas bisnis yang
didalamnya terdapat aliran barang dan jasa dari titik produksi sampai ke titik konsumen.
Produksi adalah penciptaan kepuasan, proses membuat kegunaan barang dan jasa.
Kepuasan dibentuk dari proses produktif yang diklasifikasikan menjadi kegunaan bentuk,
tempat, waktu dan kepemilikan. Pendekatan dalam tataniaga pertanian dikelompokan
menjadi 5 yaitu : pendekatan kelembagaan (institutional approach), pendekatan fungsi
(fungtional approach), pendekatan barang (the commodity approach) dan pendekatan
sistem (sistim approach).
mengklasifikasikan
aktivitas-aktivitas
dan
tindakan
atau perlakuan-
perlakuan ke dalam fungsi yang bertujuan untuk menyampaikan proses penyampaian barang
dan jasa. Adapun fungsi pemasaran terdiri dari tiga fungsi pokok, yaitu:
a. Fungsi pertukaran :
- Penjualan : Mengalihkan barang ke pembeli dengan harga yang memuaskan.
- Pembelian : Mengalihkan barang dari penjual dan pembeli dengan harga yang
memuaskan.
b. Fungsi pengadaan secara fisik
- Pengangkutan : Pemindahan barang dari tempat produksi dan atau tempat penjualan ke
tempat-tempat dimana barang tersebut akan terpakai (kegunaan tempat).
- Penyimpanan : Penahanan barang selama jangka waktu antara dihasilkan atau diterima
sampai dijual (kegunaan waktu).
c. Fungsi pelancar
- Pembiayaan : Mencari dan mengurus modal uang yang berkaitan dengan transaksitransaksi dalam arus barang dari sektor produksi sampai sektor konsumsi.
- Penanggungan risiko : Usaha untuk mengelak atau mengurangi kemungkinan rugi karena
barang yang rusak, hilang, turunnya harga dan tingginya biaya.
- Standardisasi dan Grading : Penentuan atau penetapan dasar penggolongan (kelas atau
derajat) untuk barang dan memilih barang untuk dimasukkan ke dalam kelas atau derajat
yang telah ditetapkan dengan jalan standardisasi.
- Informasi Pasar : Mengetahui tindakan-tindakan yang berhubungan dengan fakta-fakta
yang terjadi, penyampaian fakta, menafsirkan fakta dan mengambil kesimpulan akan fakta
yang terjadi.
tindakan yang diperlakukan terhadap barang dan jasa yang selama proses penyampaiannya
mulai dari titik produsen sampai ke titik konsumen.
sama dalam suatu cara yang terorganisir. Suatu komponen dari suatu sistem, mungkin
merupakan suatu system tersendiri yang lebih kecil yang dinamakan subsistem.
Saluran Tataniaga
Menurut Kotler (2002), saluran tataniaga adalah serangkaian lembaga yang
melakukan
semua
fungsi
yang
digunakan
untuk menyalurkan
produk
dan status
barang-barang
dan
sering
melakukan
sebagian kegiatan
pemasaran,
sementara itu pedagang menyalurkan komoditas dalam waktu, tempat, bentuk yang
diinginkan konsumen. Hal ini berarti bahwa saluran tataniaga yang berbeda akan memberikan
keuntungan yang berbeda pula kepada masing-masing lembaga yang terlibat dalam kegiatan
tataniaga tersebut.
Saluran tataniaga dari suatu komoditas perlu diketahui untuk menentukan jalur mana
yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang dapat ditempuh.
Selain itu
saluran pemasaran dapat mempermudah dalam mencari besarnya margin yang diterima tiap
lembaga yang terlibat.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), Saluran tataniaga terdiri dari serangkaian
lembaga tataniaga atau perantara yang akan memperlancar kegiatan tataniaga dari tingkat
produsen sampai tingkat konsumen. Tiap perantara yang melakukan tugas membawa
produk dan kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir yang merupakan satu tingkat
saluran. Saluran nol-tingkat (saluran tataniaga nol-langsung) terdiri dari produsen yang
menjual langsung ke konsumen akhir. Saluran satu-tingkat terdiri dari satu perantara
penjual, yaitu pengecer. Saluran dua-tingkat dari dua perantara, seperti pedagang besar dan
pengecer. Saluran tiga-tingkat dalam saluran tataniaga barang konsumsi memiliki tiga
perantara, yaitu pedagang besar, pemborong dan pengecer.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM TATANIAGA
3.1 Metode Penentuan Waktu Dan Lokasi Praktikum
Metode yang dilakukan untuk menentukan lokasi praktikum tataniaga mengenai
struktur saluran pemasaran dan margin pemasaran komoditi tempe dilakukan secara sengaja,
dimana lokasi yang dipilih adalah pasar induk pagar dewa yang berlokasi di kelurahan
sukarami, kecamatan selebar, kota bengkulu, provinsi bengkulu. Waktu pelaksanaan praktikum
dilakukan pada tanggal 26 mei sampai dengan 2 Juni 2013.
3.2 Metode Penentuan Responden
Responden dipilih secara sengaja, yaitu pedagang perantara tempe yang menyalurkan
tempe dari produsen ke konsumen akhir. Variabel yang ingin diteliti adalah pedagang
pengumpul dan pengecer.
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Analisis Saluran Dan Lembaga Pemasaran
Untuk mengetahui bagaimana bentuk saluran dan lembaga pemasaran suatu komoditi
pertanian yaitu tempe di pasar pagar dewa kelurahan sukarami, kecamatan selebar, kota
bengkulu akan dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu dengan melakukan
penelusuran dari tingkat produsen / petani sampai ke konsumen akhir. Metode ini merupakan
penjelasan atau pembahasan data yang diperoleh selama penelitian terhadap lembaga dan
saluran pemasaran yang terlibat.
3.3.2 Analisis Margin Pemasaran
Bila seluruh margin dari tingkat lembaga pemasaran dijumlahkan, maka akan diperoleh
margin pemasaran yang merupakan perbedaan antara harga tingkat petani dan konsumen.
Dimana margin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran dilakukan dengan cara
mengurangkan harga jual dengan harga beli, dan secara matematis perhitungan besarnya
margin pemasaran menurut Azzaino (1983):
Mji = Psi Pbi
Margin dapat dihitung dengan menjumlahkan besarnya biaya pemasaran dengan
keuntungan pemasaran secara matematis dapat dituliskan :
Mji = Ci + i
Jadi dengan mengetahui besarnya margin pemasaran dan biaya pemasaran maka dapat
dihitung keuntungan pemasaran yang dirumuskan sebagai berikut:
i = Mji Ci
Sehingga total margin pemasaran adalah:
i=n
Mji
Mj
i=1
Dimana:
Mji = Margin pemasaran pada lembaga pemasaran ke- i (Rp/Kg)
Psi = Harga jual lembaga pemasaran ke- i (Rp/Kg)
Pbi = Harga beli lembaga pemasaran ke- i (Rp/Kg)
Ci = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke- i (Rp/Kg)
i = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i (Rp)
i = 1,2,3,..........n
Mj = Total margin pemasaran (Rp/Kg)
Share keuntungan lembaga pemasaran pada lembaga pemasaran ke- i, dihitung dengan rumus:
Si=
i
100
Pr
i= Psi Pbi Ci
Dimana:
Si = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i
i = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i
Pr = Harga tingkat konsumen
Psi = Harga jual lembaga ke-i
Pbi = Harga beli lembaga ke-i
Ci = Biaya pemasaran tingkat ke-i
Share harga yang diterima petani ( produsen), dihitung dengan rumus:
Sp=
Pf
100
Pr
Dimana:
Sp = Share harga yang diterima petani (produsen)
Pf = Harga tingkat petani
Pr = Harga tingkat konsumen
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PENGAMATAN
3.1
konsumen terdiri dari pedagang pengumpul dan pengecer. Karakteristik lembaga pemasaran
yang diamati dalam penelitian ini meliputi umur, lama pendidikan, dan lama berdagang tempe
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata Umur, Lama Pendidikan, dan Lama Berdagang tempe
N
Uraian
Pedagang
pengumpul
Pedagang pengecer
Pedagang pengecer Pedagang pengecer
menetap
1
2
3
Umur (th)
37
Lama pendidikan (th)
12
Pengalaman
berdagang 7
42
9
5
keliling
49
12
5
(th)
4
Jumlah responden (org)
1
1
2
Sumber: Data Primer diolah, 2013 (data selengkapnya pada lampiran 1 )
Berdasarkan tabel 1, rata-rata umur pedagang pengumpul di pasar pagar dewa adalah 37
tahun, dengan pedagang pengumpul 1 orang . Rata-rata umur pedagang pengecer adalah
tahun dengan kisaran antara 35-47 tahun. Umur rata-rata lembaga pemasaran kentang merah
berkisar antara tanun merupakan usia produktif. Dengan usia produktif, pedagang dapat
meningkatkan produktifitas kerjanya dan meningkatkan pendapatannya.
Lama pendidikan formal pedagang pengumpul rata-rata telah menempuh setingkat
dengan Sekolah Menengah Atas. Sedangkan Pedagang pengecer rata-rata menempuh tingkat
pendidikan selama 9 tahun atau setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama. Tingkat
pendidikan yang tinggi pada pedagang pengumpul akan memudahkan mereka dalam
pengambilan keputusan untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Tingkat pendidikan
rendah pada pedagang pengecer akan mempengaruhi kemampuan pedagang dalam mengelolah
kegiatan pemasaran.
Rata-rata pengalaman berdagang tempe lembaga pemasaran sudah cukup lama yaitu
dengan rata-rata pengalaman berdagang pedagang pengumpul, selama 7 tahun dan pedagang
pengecer selama 4,5 tahun. Kisaran lama pengalaman lembaga pemasaran tempe adalah antara
7-5 tahun.
3.2
mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-jalur yang dapat ditempuh.
Selain itu saluran pemasaran dapat mempermudah dalam mencari besarnya margin yang
diterima tiap lembaga yang terlibat.
Produk tempe sampai kepada konsumen akan melewati saluran pemasaran. Saluran
pemasaran akan melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Saluran pemasaran adalah saluran
yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya dan kepemilikannya lebih dekat ke
konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, saluran pemasaran tempe di pasar pagar
dewa terdapat empat saluran pemasaran bentuk saluran pemasaran, yaitu
Saluran 1
Produsen
Konsumen
Saluran 2
Produsen
Pedagang Pengumpul
Saluran 3
Produsen
Pedagang Pengecer
Produsen
Produk Bentuk
Uraia
n
650
Batang
292,5
Konsumen
Konsumen
Penjualan
Pedaga
%
Pedagang
(Kg/batang Pengump
si
Jumla
Konversi
Pedagang Pengecer
ul (Kg)
202,5
an
69,23
%
Konsume
ng
Pengec
(Kg)
er(Kg)
60,75
20,77
29,25
Bengkulu.
Uraia
n
si
(Kg/batang)
Pedangan
Penjualan
%
Pedaga
ng
Pengecer
Pengec
10
%
Pedagang pengumpul
Konversi
Produk
Bentuk
Jumla
450
Batanga
202,5
Menetap
er
(Kg)
Keliling
36
17,78 %
(Kg)
166,5
82,22
%
Adapun lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran tempe dimulai dari
produsen sampai ke konsumen berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat dilihat pada
gambar 3.
Saluran I
Produsen
(100%)
Saluran II
Saluran III
Pedagang Pengumpul
( 69,23 % )
(10 %)
konsumen
(100 %)
Pedagang Pengecer
Menetap
( 17,78 % )
pedagang pengecer
keliling
(82,22 % )
Konsumen
(100%)
Konsumen
(100 %)
Pedagang pengecer
(20,77 % )
Konsumen
(100%)
pedagang pengumpul dengan cara membayar belakang. Dimana pembayaran untuk hari
kemaren dibayar pada hari berikutnya, pada saat mengambil tempe untuk hari berikutnya.
Kemudian pedagang pengumpul menjual tempe ke pedagang pengecer keliling dan pedagang
menetap. Pedagang pengumpul menjual tempe ke pedagang pengecer yang berada di pasar
simpang pagar dewa sebagai pedagang pengecer tetap dan pedagang pengecer keliling dengan
harga Rp. 2000,-/batang. Pedagang pengecer membeli dalam jumlah yang sedikit, hal ini
bertujuan untuk mengurangi resiko kerugian penjualan. Karena tempe hanya mampu bertahan
dalam dua hari saja, maka pedagang pengecer hanya mengambil dalam jumlah sedikit.
Sedangkan pedagang pengecer menjual ke konsumen akhir dengan harga Rp. 3000,Saluran pemasaran III adalah Saluran satu-tingkat terdiri dari satu perantara penjual,
yaitu pengecer dengan persentase penjualan sebesar 20,77 %. Pedagang pengecer lebih
memilih membeli tempe dengan produsen dibandingkan harus membeli dengan pedagang
pengumpul. Karena pedagang pengecer dapat menjual tempe sama dengan harga jual
pedagang pengumpul berikan terhadap pedagang pengecer. pedagang pengecer berhubungan
langsung dengan konsumen sehingga kebutuhan konsumen dapat diketahui oleh pedagang
pengecer tentang kualitas, kuantitas, harga dan daya beli konsumen.
3.3
Margin Pemasaran
Margin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran kentang merah yang terjadi
Besarnya margin pemasaran pada saluran pemasaran II kentang merah dapat dilihat pada
tabel di bawah ini. Tabel 3. Margin Pemasaran Komoditi Tempe pada Saluran Pemasaran II
No
1
Uraian
Share (%)
Jumlah (Rp/Kg)
Petani
*
Harga jual
1800
2
Pedagang Pengumpul
**
Harga beli
1800
Harga jual
2000
Biaya pemasaran
Keuntungan pemasaran
Margin pemasaran
3
Pedagang Pengecer
**
Harga beli
2000
Harga jual
3000
Biaya pemasaran
Keuntungan pemasaran
Margin pemasaran
Total biaya pemasaran
Total keuntungan
Total Margin pemasaran
Sumber: Data Primer diolah, 2010 (data selengkapnya pada lampiran 14)
Keterangan : tanda * : Share harga yang diterima petani
**: Share keuntungan lembaga pemasaran
Berdasarkan tabel 3 dapat dilhat bahwa share harga yang diterima petani sebesar 55,56
%.perbedaan harga jual kentang merah dari pedagang pengumpul desa ke pedagang grossir,
Rp. 2800,-/kg dan pedagang grossir ke pedagang pengecer Rp. 3.500,-/kg. Pedagang pengecer
menjual kentang merah kepada konsumen sebesar Rp. 4.500,-/kg. Perbedaan harga jual dari
masing-masing lembaga pemasaran mnyebabkan perbedaan margin pemasaran serta
keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran.
Total margin pemasaran kentang merah pada saluran pemasaran II sebesar Rp.
2.000,-/kg yang terdiri dari total biaya pemasaran Rp. 1.372,15,-/kg dan total keuntungan
sebesar Rp. 627,85,-/kg. Margin pemasaran dan keuntungan pemasaran yang terbesar diterima
oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 1.000,-/kg dan Rp. 295,01,-/kg dengan share
keuntungan sebesar 6,56 %. Hal ini disebabkan karena banyak resiko penjualan kentang merah
seperti kerusakan pada kentang merah sehingga tidak dapat dijual serta waktu yang
dibutuhkan untuk memasarkan dan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang
pengecer yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 704,99,-/kg.
Besarnya margin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran saluran pemasaran
III kentang merah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Margin Pemasaran Kentang Merah pada Saluran Pemasaran III
No
1
Uraian
Share (%)
Jumlah (Rp/Kg)
Petani
*
Harga jual
2
Pedagang Pengecer
**
Harga beli
Harga jual
Biaya pemasaran
Keuntungan pemasaran
Margin pemasaran
Total biaya pemasaran
Total keuntungan
Total Margin pemasaran
Sumber: Data Primer diolah, 2010 (data selengkapnya pada lampiran 15)
Keterangan : tanda * : Share harga yang diterima petani
**: Share keuntungan lembaga pemasaran
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa margin terbesar pada lembaga pemasaran saluran III
adalah pedagang bengkulu yaitu sebesar Rp. 1.700,-/kg. dan biaya pemasaran terbesar juga
terjadi pada pedagang bengkulu. Hal ini dikarenakan harga jual yang lebih tinggi. Besarnya
harga jual yang ditetapkan oleh pedagang Bengkulu terjadi karena pedagang Bengkulu
membeli langsung ke pedagang pengumpul desa dengan jarak tempuh yang cukup jauh,
sehingga biaya pembelian juga besar. Dalam hal ini biaya pembelian adalah biaya transportasi
untuk mengangkut kentang merah.
Berdasarkan tabel 17, 18, dan 19 dapat dijelaskan bahwa dari ketiga saluran pemasaran
share harga yang terbesar diterima petani adalah 71,43 % yang terjadi pada saluran pemasara I.
Hal ini terjadi karena lembaga pemasaran yang terlibat pada saluran I lebih sedikit. Selain itu
dari ketiga saluran pemasaran yang terjadi total margin pemasaran, total biaya pemasaran dan
keuntungan pemasaran yang terbesar adalah terjadi pada saluran pemasaran III yaitu masingmasing sebesar Rp. 3.333,33,-/kg, Rp. 2.494,74,-/kg dan Rp. 838,59,-/kg . Besarnya total
margin pemasaran, total biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran terjadi karena harga jual
kekonsumen pada saluran pemasaran III lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual pada
saluran pemasaran I dan II. Selain itu juga dipengaruhi juga jarak antara daerah penelitian
dengan ibukota propinsi sangat jauh, sehingga duperlukan biaya transportasi yang besar.
Umur
(tahun)
67
Suratno
Menjual Ke
Lama usaha
(tahun)
10
Menjual
Dalam
Bentuk
Konsumen
Sumber
modal
Sendiri
Cara
Pembayaran
Tempe
Batangan
Mendapatkan
dari
Membuat
sendiri
Membuat dalam
bentuk
Tempe batangan
Jumlah
yang dijual
(Batang)
Konversi
(Kg/Batan
g)
65
29,25
Membeli
dari
Produsen
Membeli dalam
bentuk
Tempe batangan
Tunai
Harga Jual
(Rp/Kg)
2.000
B. SALURAN PEMASARAN II
1. Pedagang Pengumpul
Nama
Umur
(tahun)
37
Yudi
Lama usaha
(tahun)
7
Sumber
modal
Sendiri
Menjual Ke
Menjual
Dalam
Bentuk
Cara
Pembayaran
Tempe
Bayar
Batangan Belakang
2. Pedagang Pengecer
Nama
Umur
(tahun)
Pendidikan
Lama
Usaha
(tahun)
Simin
46
SLTA
Rika
35
SMP
Menjual ke
Konsumen
Menjual
dalam
bentuk
Tempe
Batangan
Cara
pembayaran
Bayar
belakang
Membeli Dari
Pedagang
Pengumpul
Pedagang
Pengumpul
Jumlah
Beli
(Batang)
60
80
Konversi
(Kg/Batan
g)
27
36
Membeli
dalam Bentuk
Tempe
Batangan
Tempe
Batangan
Harga
Beli
(Rp/Kg)
2.000
2.000
Harga
Jual
(Rp/Kg)
3.000
3.000
Menjual
Ke
Konsume
n
Pendidika
n
SMP
Menjual
Dalam
Bentuk
Batangan
Lama
usaha
(tahun)
6
Sumber
modal
Sendiri
Cara
Pembayaran
Bayar
Belakang
Membeli dari
Produsen
Jumlah
Beli
(Batang)
135
Konversi
(Kg/Batan
g)
60,75
Membeli dalam
bentuk
Batangan
Harga Beli
(Rp/Kg)
1.800
Harga
Jual
(Rp/Kg)
2.000
1. Saluran 2
1.1 Biaya Penyusutan Pedagang Pengumpul
a) Biaya Tetap
No
1
Jenis Biaya
Harga awal
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Hari)
10 365
Lama
Penggunaan
(Jam/hari)
2
Biaya
Penyusutan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
502,28
502,28
18,26
18,26
87,89
87,89
95,12
95,12
34,72
34,72
Penyusutan
Motor
Penyusutan Hp
22.000.000
200.000
5 365
Penyusutan
Terpal
Penyusutan Meja
231.000
3 365
10
250.000
3 365
10
5.000
2 30
10
Penyusutan Pisau
(Cutter)
Retribusi
Kebersihan
2
3
4
5
3.000
1.000
TOTAL
4.738,2
7
b) Biaya Variabel
No
1
2
3
4
Jenis Biaya
Nilai
Transportasi
Tempe
Kantong Kresek
sedang
Kantong Kresek
Kecil
Harga
Satuan
Jumlah (hari)
liter
450 Kg
5 pack
4.500
1.800
2.500
liter
Kilogram
Pack
2.250
810.000
12500
10 pack
1.500
Pack
15000
33.33
870365.3
1934.1451
JUMLAH
BIAYA PER BATANG
Jumlah
(batang)
50
1800
27.78
1934.1
5
Lama
Penggunaan
(Jam/hari)
2
Biaya
Penyusutan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
308,21
308,21
18,26
18,26
3
4
Penyusutan
Gerobak
Penyusutan Pisau
(Cutter)
231.00
3 th 365
10
5.000
2 bln 30
10
87,89
87,89
34,72
34,72
TOTAL
544,22
b) Biaya Variabel
No
Jenis Biaya
Harga awal
Umur ekonomis
Penyusutan
Penyusutan Motor
13.500.000
10 365
3561,64 / hari
Penusutan Hp
150.000
5 365
82,19/ hari
Penyusutan Terpal
77.000
3 365
70,32 / hari
Penyusutan Meja
100.000
3 365
91,32/hari
Jenis Biaya
Nilai
Penyusutan Motor
Penyusutan Hp
Penyusutan Gerobak
Bahan Baku
60
Bensin
1
Jumlah
Rata-rata biaya
Harga
2000
4500
Jumlah
3.690,63
109.56
136.99
120.000
4500
128437.2
2140.62
Jenis Biaya
Penyusutan Motor
Penyusutan Hp
Penyusutan Terpal
Bahan Meja
Bensin
Bahan Baku
Nilai
Harga
0,2
80
4500
2000
Jumlah
Rata-rata biaya
No
Jenis Biaya
Harga awal
Jumlah
356,64
82,19
70,32
91,32
900,00
160.000,00
161500.5
2018.756
Umur ekonomis
Penyusutan
Penyusutan Motor
22.000.000
10 365
6.027,397 / hari
Penyusutan Hp
200.000
5 365
109,59 / hari
Penyusutan Terpal
231.000
3 365
210,96 / hari
Penyusutan Meja
250.000
3 365
228,31 / hari
Saluran 3
1.2 Biaya Total Pedagang pengecer
Biaya penyusutan pedagang pengecer
No
Jenis Biaya
Harga awal
Umur ekonomis
Penyusutan
Penyusutan Motor
13.500.000
10 365
3561,64 / hari
Penusutan Hp
150.000
5 365
82,19/ hari
Penyusutan Terpal
77.000
3 365
70,32 / hari
Penyusutan Meja
100.000
3 365
91,32/hari
Jenis Biaya
Penyusutan Motor
Penyusutan Hp
Penyusutan Terpal
Bahan Meja
Bensin
Bahan Baku
Nilai
Harga
0,5
65
4500
2000
Jumlah
Rata-rata biaya
Jumlah
356,64
82,19
70,32
91,32
2250,00
130.000,00