Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEBIJAKAN TATANIAGA

Dosen Pembimbing :

Dr. Sayekti Suindyah D., S.E.,MM

Nama :

Nur Solikhah Eka (18011007)

Lailatul Fajriyah (

Wahyuningsih (

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA KAMPUS 3 PRIGEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“Kebijakan Tataniaga”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Masalah Kebijakan Pembangunan yang diampu oleh Dr. Sayekti Suindyah D., S.E.,MM.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Demikian ,semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan................................................................................................................
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3. Tujuan
1.4. Pembahasan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
2.1. Pengertian Tataniaga ............................................................................................
2.2. Tujuan Tataniaga..................................................................................................
2.3. Peran Tataniaga.....................................................................................................
2.4. Aspek - Aspek dari Tataniaga...............................................................................
2.5. Masalah – Masalah yang ada di Tataniaga...........................................................
2.6. Fungsi yang ada di Tataniaga...............................................................................
2.7. Karakteristik dari Tataniaga..................................................................................

BAB III Penutup.....................................................................................................................


3.1. Kesimpulan............................................................................................................
3.2. Saran......................................................................................................................
3.3. Daftar Pustaka.......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan Tataniaga ?
2. Apa saja Tujuan dari Tataniaga ?
3. Apa Peran dari Tataniaga ?
4. Apa saja Macam – Macam dari Tataniaga ?
5. Apa saja Masalah yang ada di Tataniaga ?
6. Apa saja Hambatan yang ada di Tataniaga ?
7. Apa saja Karakteristik yang ada di Tataniaga ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1 Untuk memahami Pengertian Tataniaga.
2. Untuk memahami Tujuan dari Tataniaga.
3. Untuk memahami Peran dari Tataniaga.
4. Untuk memahami Aspek - Aspek dari Tataniaga.
5. Untuk memahami Masalah dari Tataniaga.
6. Untuk memahami Fungsi yang ada di Tataniaga.
7. Untuk mengetahui Karakteristik yang ada di Tataniaga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tataniaga.

Tataniaga merupakan suatu proses dari pertukaran yang mencakup serangkaian


kegiatan untuk memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor
konsumsi. Kegiatan ini disebut fungsi tataniaga. Aliran produk pertanian dari produsen
sampai ke konsumen akhir disertai peningkatan nilai “guna” komoditi-komoditi pertanian
tersebut. Peningkatan nilai guna ini terwujud hanya apabila terdapat lembaga-lembaga
pemasaran yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran komoditi pertanian tersebut.

Istilah tata niaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata marketing.
Kegiatan tata niaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu
kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak didalam bagian ini bersifat statis, menunggu
saja apa yang akan mereka peroleh dari produsen untuk dibagi-bagikan lagi kepada
konsumen. Sedangkan marketing (tata niaga) sebaliknya bersifat dinamis karena tata niaga
mencakup semua persiapan, perencanaan dan penelitian dari segala sesuatu yang
bersangkutpaut dengan perpindahan, peralihan milik atas sesuatu barang atau jasa serta
pelaksanaan perpindahan dan peralihan tersebut. Oleh sebab itu sering terjadi “perbedaan”
penggunaan istilah dengan maksud yang sama.

2.2 Tujuan Tataniaga

a) Menurut Mubyarto ( 1989)

Istilah tataniaga diartikan sama dengan pemasaran atau distribusi yaitu semacam
kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke
konsumen. Disebut tataniaga karena niaga berarti dagang, sehingga tataniaga berarti segala
sesuatu yang menyangkut aturan permainan dalam hal perdagangan barang – barang.
Perdagangan itu biasanaya dijalankan melalui pasar maka tataniaga disebut juga
pemasaran(terjemahan dari kata marketing).
Fungsi tataniaga merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan proses tataniaga. Proses tataniaga meliputi beberapa fungsi yang harus
dilaksanakan oleh produsen dan lembaga-lembaga yang terlibat dalam mata rantai tataniaga
serta harus diakomodasikan oleh produsen dan rantai saluran barang dan jasa.

Tujuan tata niaga dari berbagai aspek tata niaga dapat ditinjau dari berbagai segi.

1). Tata niaga sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan
jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala kejadian dan
perlakukan yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli
pedagang, diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik,
botol atau kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.

2). Tata niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi penyampaian barang-
barang dan jasa-jasa dari sektorprodusen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari
prosespenyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya
dan perekonomian masyarakat.

3). Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi. Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan dari
segi ini selalu menyoroti kegiatanyang produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini, tata
niagadianggap atau dipandang sebagai bahagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata yang
luas.

4). Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi

5). Masyarakat selalu “berobah” dalam arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-
kemajuan jaman. Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif)
terhadap sosial, budaya, sosial-politik, sosial ekonomi, preferensi dan lain-lain.
Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian kerja dan lain-lain. Tuntutan
sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau penyusuaian atas perubahan-
perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor produsen kegiatan sektor
konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin besar dan penting pula peranan
tata niaga. Timbullah badan- badan usaha (Perseroan Terbatas, Firma, CV, Koperasi,
Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai profesinya dan didalam masyarakat
terjadilah semacam pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan pemerintah.

6). Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (business).


Munculnya bentuk-bentuk spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan,
pengolahan, perencanaan, dll yang satu persatu menjadi komponen yang khusus. Badan-
badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan dan dikontrol para manajer untuk
mengendalikan perusahaannya. Sebagian dari unit perusahaan itu memerlukan kegiatan tata
niaga bersama-sama dengan kegiatan produksi. Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian
pemasaran bersama.

7). Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan.

8). Sebagai salah satu bagian dari unit perusahaan tata niaga sifatnya operasional.
Dalam pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata niaga diorganisasikan dalam berbagai unit
yang lebih kecil yang mengkhususkan diri, seperti bagian iklan, langganan, penjualan,
pergudangan, penelitian pasar,pengembangan, dll.

2.3 Peran dari Tataniaga

Menurut Peter Drucker (1958) seorang pakar manajemen pemasaran mengemukakan


bahwa Tataniaga merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi Negara –negara berkembang.
Tanpa suatu system pemasaran yang efektif, Negara –negara berkembang tidak akan
menghindarkan diri dari lingkaran kemiskinan. Tataniaga efektif dibutuhkan untuk
menghubungkan produsen dengan konsumen. Pemasaran yang efektif berarti menyerahkan
barang – barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen dengan tepat waktu, tepat bentuk, tepat
kualitas, yang sesuai dengan selera dan harga yang mereka bayar.

Sistem tataniaga dianggap efisien apabila memenuhi beberapa syarat yaitu:

1. Mampu menyampaikan hasil- hasil dari petani produsen ke petani konsumen dengan
biaya semurah –murahnya, dan
2. Mampu mengadakan pembangian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar
konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta didalam kegiatan produksi dan
tataniaga barang itu. yang dimaksud adil didalam hal ini adalah pemberian balas jasa
fungsi – fungsi pemasaran sesuai sumbangan masing-masing.
Dengan melihat kedua hal ukuran diatas, jelaslah bahwa kemungkinan peningkatan efisiensi
tataniaga dinegara kita masih kurang adil.kalau dimisalkan hanya sarat pertama yang
dipenuhi, tetapi pembeli dan penjual hasil pertanian hanya satu perusahaan atau satu orang
saja (monopsoni dan monopoli), maka perusahaan itu mungkin dapat menekan harga yang
relatif rendah (Mubyarto 2002).
Darius (2001) Tataniaga berperan dalam menciptakan empat macam kegunaan bagi suatu
komoditas pertanian yakni:

a. Kegunaan kepemilikan (Prossion utility) diperoleh melalui prosen jual beli atau
pertukaran
b. Kegunaan tempat (Place utility) melalui kegiatan pengangkutan
c. Kegunaan waktu (Time utility) melalui kegiatan penyimpanan
d. Kegunaan bentuk (Form utility) melalui tranpomasi perubahan produk menjadi
bentuk yang lebih di inginkan konsumen melalui proses pengolahan hasil.
Penyebab timbulnya kesadaran baru dibeberapa Negara berkembang untuk lebih
memperhatikan aspek tataniaga pertanian adalah sebagai berikut:

a. Terjadinya kelebihan produksi serta timbulnya persaingan yang semakin ketat


diantara produsen hasil pertanian
b. Resiko investasi yang lebih tinggi dalam produksi pertanian
c. Biaya operasional yang semakin meningkat
d. Kesadaran konsumen yang semakin meningkat kesediaan pangan dari segi
kualitas dan kandungan gizinya guna memenuhi diet kesehatan
e. Bergabungnya para pembeli hasil pertanian untuk meningkatkan kekuatan tawar
menawar mereka.
Peranan system pemasran (tata niaga) pertanian mencangkup banyak lembaga, baik yang
terlibat dan terkait secara langsung maupun tidak langsung. Operasi system pemasaran yang
kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam upaya
memaksimalkan tingkat konsumsi, kepuasan konsumen, pilihan konsumen, dan mutu hidup
masyarakat (Gumbira –Sa’id) dan Harizt Intan 2001).

Darius (2001) menyatakan bahwa peranan tataniaga hasil pertanian dapat ditinjau sebagai
berikut:

1. Tataniaga sebagai suatu proses

Tataniaga sebagai suatu proses yang menyoroti gerakan perpindahan barang atau jasa
dari sector produsen ke sector konsumen, serta segala kejadian dan perlakuan yang dialami
oleh barang. Misalnya jagung dari usaha tani dijual petani, pedagang, diproses oleh pabrik,
dijadikan tepung maizena,dikemas dalam kantong plastic,botol,atau kaleng, kemudian
dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau diekspor dan seterusnya.
2. Tataniaga sebagai suatu sistem

Produktivitas hasil pertanian selalu mengalami fluktuasi, sedangkan harga hasil


pertanian ditingkat prodesen cenderung mengalami peningkatan yang cukup berarti, hal ini
diduga berkaitan dengan rendahnya produktivitas dari hasil pertanian. Singh dalam Sahara
(2001) mengatakan bahwa fluktuasi harga yang tinggi di sektor pertanian merupakan suatu
fenomena yang umum akibat ketidakstabilan (inherent instability) pada sisi penawaran.

3. Tataniaga sebagai suatu kegiatan ekonomis

Peninjauan dari segi ini selalu menyoroti kegiatan produktif. Oleh sebab itu tata niaga
daiangggap atau dipandang sebagai bagaian dari kegiatan produksi, dalam arti yang luas.

4. Tataniaga sebagai suatu kegiatan proses social –ekonomi

Masyarakat selalu “berubah” dalam arti kata berkembang sesuai dengan zaman.
Perkembangan teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap sosial.
budaya,sosial-politik, sosial-ekonomi, preferensi,dan lain-lain. Spesialisasi misalnya, akan
mengubah pola pembagian kerja,dan lain-lain. Tuntutan sector konsumen turut pula
mengalami perubahan atau penyesuaian atas perubahan –perubahan tersebut, yang
mengakibatkan jarak antara sector produsen kegiatan sector konsumen pun semakin menjadi
jauh, sehingga semakin besar dan penting pula peranana tataniaga. Kemudian timbulah badan
– badan usaha (Perseroan Terbatas, CV,Koperasi, Asosiasi, dan lain-lain) yang
mengkususkan diri dari berbagai profesinya, dan didalam masyarakat terjadi pula semacam
pembagian peranan pihak swasta,peroranagan, badan,dan pemerintah.

5. Tataniaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (bussines)

Munculnya bentuk- bentuk spesialisasi menuntut penataan,


pengorganisasian,pembiayaan,pengolahan, perencanaan,dan lain-lain yang satu persatu
menjadi komponen yang khusus.badan- badan yang bergerak dalam bidang niaga diarahkan
dan dikontrol para manajer untuk mengendalikan perusahaanya. Sebagian unit perusahaan itu
memerlukan kegiatan tata niaga bersama –sama dengan kegiatan produksi. Misalnya pada
PND / PTP terdapat biro atau bagian pemasaran bersama.

6. Tataniaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan


Sebagai salah satu dari unit perusahaan, tata niaga sifatnya operasional. Dalam
pelaksanaan operasional ini, kegiatan tataniaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang
lebih kecil yang mengkususkan diri: seperti sebgai iklan, langganan, penjualan,
pergudanagan, penelitian pasar,pengembangan dan lain-lain.

7. Informasi pasar

Membaiknya arus informasi yang berhubungan dengan harga, produksi, konsumsi,


volume perdagangan, dan juga perkiraan (ekspektasi) pasar, membuat pasar berjangka lebih
transparan dan bersaing (competitive). Semakin banyak informasi tentang pasar diketahui
orang, akan membuat mereka semakin mampu mengantisipasi pembentukan harga di pasar.
Untuk menilai manfaat khusus pasar berjangka bagi ekonomi memang sulit. Namun menurut
suatu hasil studi tentang pasar berjangka ternyata bahwa pendapatan (income) yang diperoleh
mereka yang menggunakan pasar berjangka untuk tujuan hedging lebih stabil dibandingkan
dengan mereka yang tidak menggunakannya. Meskipun mereka tidak selalu memperoleh
harga tertinggi, namun mereka juga jarang memperoleh harga terendah. Bagi para
penggunanya, pasar berjangka memberi kesempatan untuk menstabilkan pendapatan mereka.
Didalam suatu industri yang mengedepankan persaingan, keuntungan yang diperoleh tersebut
pada akhirnya akan beralih ke sektor ekonomi lainna, yang akan membuat alokasi sumber
ekonomi menjadi lebih baik.

Pemasaran hasil pertanian adalah serangkaian ekonomi berturut-turut yang terjadi


selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai ke
tangan konsumen (FAO, 1958). Pemasaran hasil pertanian merupakan pelaksanaan dari
semua kegiatan usaha yang terlibat dalam arus komoditas-komoditas dan pelayanan dari titik
awalnya produksi pertanian sampai di tangan konsumen terakhir (Kohls dan Downey).

2.4 Aspek - Aspek yang ada di Tataniaga.

a. Tinjauan tata niaga dari berbagai aspek

Tata niaga dapat ditinjau dari berbagai segi.

1). Tata niaga sebagai suatu proses

2). Tata niaga sebagai suatu sistem

3). Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomis


4). Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi

5). Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (Business)

6). Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan

1) Tata niaga sebagai suatu proses menyoroti gerakan perpindahan barang-barang dan
jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen serta segala kejadian dan perlakukan
yang dialami oleh barang. Misalnya, jagung dari usahatani dijual petani, dibeli pedagang,
diproses oleh pabrik, dijadikan tepung maizena, dipacking dalam kantong plastik, botol atau
kaleng, dipetikan dan dikirim kedaerah lain atau eksport dan seterusnya.

2) Tata niaga sebagai suatu sistem meliputi cara, model strategi penyampaian barang-
barang dan jasa-jasa dari sektor produsen kegiatan sektor konsumen. Rangkaian dari proses
penyampaian itu banyak variasinya, yang dipengaruhi oleh keadaan sosial budaya dan
perekonomian masyarakat. Komponen-komponen yang bekerja atas suatu sistem tata niaga
tertentu selalu berusaha mencapai tujuan masing-masing. Jadi suatu sistem tata niaga terdiri
dari berbagai sistem ataupun sub sistem pengorganisasiannya. Misalnya suatu saluran tata
niaga, atau suatu mata rantai tata niaga (channel of marketing) bisa terdiri dari satu atau
beberapa lembaga tata niaga perantara. Dapat pula dengan memakai saluran tunggal (sole
agent) atau koperasi.

3) Tata niaga sebagai suatu kegiatan ekonomi. Sebagai aktivitas ekonomi peninjauan
dari segi ini selalu menyoroti kegiatan yang produktif oleh sebab itu tinjauan dari segi ini,
tata niaga dianggap atau dipandang sebagai bahagian dari kegiatan produksi, dalam arti kata
yang luas.

4) Tata niaga sebagai suatu kegiatan proses sosio-ekonomi. Masyarakat selalu “berobah”
dalam arti kata berkembang sesuai dengan kemajuan-kemajuan jaman. Perkembangan
teknologi akan membawa dampak (positif dan negatif) terhadap sosial, budaya, sosial-politik,
sosial ekonomi, preferensi dan lain-lain. Spesialisasi misalnya akan merobah pola pembagian
kerja dan lain-lain. Tuntutan sektor konsumen turut pula mengalami perobahan atau
penyusuaian atas perubahan-perubahan tersebut, sehingga “jarak” antara sektor produsen
kegiatan sektor konsumenpun menjadi semakin “jauh”, sehingga semakin besar dan penting
pula peranan tata niaga. Timbullah badan-badan usaha (Perseroan Terbatas, Firma, CV,
Koperasi, Assosiasi, dll) yang menspesialisasi diri dari berbagai profesinya dan didalam
masyarakat terjadilah semacam pembagian peranan pihak swasta, perorangan, badan dan
pemerintah.

5) Tata niaga sebagai suatu kegiatan usaha niaga (business). Munculnya bentuk-bentuk
spesialisasi menuntut penataan, pengorganisasian, pembiayaan, pengolahan, perencanaan, dll
yang satu persatu menjadi komponen yang khusus. Badan-badan yang bergerak dalam bidang
niaga diarahkan dan dikontrol para manajer untuk mengendalikan perusahaannya. Sebagian
dari unit perusahaan itu memerlukan kegiatan tata niaga bersama-sama dengan kegiatan
produksi. Misalnya PND/PTP ada biro atau bagian pemasaran bersama.

6) Tata niaga sebagai suatu kegiatan unit perusahaan. Sebagai salah satu bagian dari unit
perusahaan tata niaga sifatnya operasional. Dalam pelaksanaan operasional ini, kegiatan tata
niaga diorganisasikan dalam berbagai unit yang lebih kecil yang mengkhususkan diri, seperti
bagian iklan, langganan, penjualan, pergudangan, penelitian pasar, pengembangan, dll.

b. Tata Niaga adalah kegiatan Produktif

Dalam teori ekonomi lama ada pendapat mengatakan bahwa kegiatan dalam perusahaan yang
produktif hanyalah dalam sektor produksi saja. Misalnya menanam padi, beternak, dan lain-
lain. Kemajuan peradaban, teknologi dan perkembangan ekonomi telah merobah pandangan
tersebut yaitu bahwa setiap usaha yang dapat memberikan faedah atau guna (utility) adalah
sesuatu yang juga termasuk kegiatan yang produktif. Beberapa ahli ekonomi menggambarkan
produksi itu sebagai penciptaan nilai guna (utility), yaitu proses bagaimana membuat barang
dan jasa bermanfaat. Proses penciptaan nilai guna tersebut merupakan kegiatan productive,
yang selanjutnya dapat digolongkan ke dalam: (a) place utility (kegunaan karena tempat), (b)
form utility (kegunaan karena bentuk), (c) possesion/ ownership utility (kegunaan karena
milik) dan, (d) time utility (kegunaan karena waktu).

Kegiatan tata niaga umumnya kebanyakan berorientasi dengan utility tersebut.


Sebagai contoh, pohon-pohon kayu di hutan belantara secara ekonomis tidak punya nilai
guna, akan tetapi bila ditebang dan diangkat ke kampung paling sedikit bernilai guna untuk
bahan bakar (Place Utility). Jelas dalam hal ini ada korban (input) kegiatan desa (paling
sedikit tebang). Bila kayu balok tadi dipotong dan dijadikan papan atau beroti (perobahan
bentuk), maka faedah kegunaan semakin ditingkatkan (Form Utility). Bila dilanjutkan lagi
papan diolah menjadi lemari, meja dan lain-lain. Perubahan bentuk ini semakin memberi nilai
kegunaan yang lebih tinggi. Para tukang pembuat lemari, meja dan lain-lain, akan
menjualnya kepada konsumen (karena dibutuhkan) yang memberikan kepuasan (faedah) atau
kegunaan baginya. Maka terjadilah peralihan pemilikan (Possesion Utility) atau (Ownership
Utility) melalui proses jual beli. Barang-barang dan jasa selalu dibutuhkan pada waktu-waktu
tertentu. Jadi barang harus tersedia setiap saat dibutuhkan oleh konsumennya (kegunaan
waktu (time utility). Kegiatan menyimpan barang, misalnya pada saat panen harganya turun
dan pada waktu paceklik dijual, termasuk dalam kegunaan waktu (Time Utility). Dengan
penjelasan melalui contoh diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata niaga itu adalah
kegiatan yang produktif. Bertitik tolak dari tinjauan tata niaga dari aspek kegunaan maka
defenisi tata niaga adalah “segala kegiatan manusia yang berhubungan dengan penciptaan
nilai guna dari barang-barang dan jasa-jasa”.

Alex Nitisemito menggambarkan arti pentingnya tata niaga sebagai berikut: “tidak
ada suatu perusahaan yang mampu bertahan bilamana perusahaan tersebut tidak mampu
memasarkan/menjual barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya. Oleh karena itu
bilamana suatu perusahaan dimisalkan sebagai tubuh manusia maka kegiatan tata niaga itu
dapatlah dimisalkan sebagai kegiatan jantung manusia. Apabila jantung terganggu maka
seluruh tubuh juga akan terganggu dan apabila “jantung” berhenti, maka matilah perusahaan
tersebut. Disamping pendapat yang menyatakan tata niaga produktif ada pula pendapat
menyatakan tata niaga tidak produktif. Pendapat ini diajukan dengan latar belakang
kehidupan Robinson Cruses disuatu pulau. Sudah barang tentu dijaman ini fungsi pertukaran
belum memainkan peranan.

2.5 Masalah – masalah yang ada di Tataniaga.

Pemasaran merupakan kegiatan produktif yang menciptakan kegunaan (utility) yaitu


menciptakan barang dan jasa menjadi lebih berguna. Kegunaan pemasaran yang diciptakan
pemasaran meliputi kegunaan bentuk (form utility), kegunaan tempat (place utility),
kegunaan waktu (time utility) dan kegunaan kepemilikan (possession utility). Pemasaran
dalam kegunaan waktu (time utility) yaitu pemasaran menyebabkan produk tersedia sesuai
pada waktu yang dinginkan (Nur Baladina, 2010).

Masalah pemasaran yang tak kalah penting adalah rendahnya mutu sumber daya manusia.
Selain itu keberadaan fasilitas pemasaran pun tidak memadai. Saat ini pengembangan sumber
daya manusia baru sebatas mengenai budidaya produksi pertanian sehingga pengetahuan
mengenai sistem pemasaran, terutama petani kecil masih kurang. Hal ini menyebabkan
subsistem pemasaran berkembang sangat lamban (Syahza. A, 2004).

 Tataniaga dilakukan untuk meningkatkan nilai guna komoditas


 Peningkatakan nilai guna harus ada lembaga yg melaksanakan peran pemasaran
 Fungsi tataniaga pertanian menurut ( Kotler,2013)
 Menurunnya jumlah produk yang dijual
 Menurunnya pertumbuhan penampilan perusahaan
 Terjadinya perubahan keinginan konsumen
 Tajamnya kompetisi
 Besarnya pengeluaran untuk penjualan
 Fluktuasi harga cepat
Setelah menelah batasan-batasan tata niaga yang telah diutarakan diatas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tata niaga atau marketing itu meliputi kegiatan-kegiatan yang
sangat luas sekali, diantaranya:

 kegiatan pembelian (buying)


 kegiatan menjual (selling),
 kegiatan pembungkusan (packing),
 kegiatan pemindahan (transport),
 kelancaran arus barang dan jasa
Atau dengan lebih singkat tataniaga itu adalah segala kegiatan yang bersangkut paut
dengan semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-
barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Jadi, marketing ini merupakan
sesuatu kegiatan moving process atau moving activities.

Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi, baik dalam berproduksi, kelancaran
komunikasi dan perhubungan, teknik pembungkusan, handling dan sebagainya, tidak
mustahil akan merubah strategi dan kebijakan tata niaga, sehingga batasan- batasan tersebut
di atas akan mengalami penyempurnaan atau perubahan secara dinamis pada masa-masa
mendatang.

2.6 Fungsi yang ada di Tataniaga.


Tataniaga merupakan suatu kegiat an produktif yang mencakup proses
pertukaran serta serangkaian kegiatan yang terkait pada proses pemindahan
produk baik berupa barang ataupun jasa dalam upaya menciptakan dan
meningkatkan nilai guna (Asmarantaka 2009) . Beragam kegiatan produktif yang
terdapat di dalam sistem tataniaga disebut dengan fungsi tataniaga. Pelaksanaan
fungsi – fungsi tataniaga akan menetukan efisiensi dari pelaksanaaan suatu sistem
tataniaga.
Tujuan dari pelaksanaan fungsi tataniaga adalah untuk meningkatkan
kepuasan konsumen. Kemampuan suat u produk untuk memuaskan keinginan
konsumen dapat diukur denga n utilitas yang mampu diberikan oleh produk
tersebut. Utilitas merupakan nilai guna suatu produk yang meliputi nilai guna
bentuk yaitu bagaimana menciptakan produk memiliki nilai guna misalnya
dengan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi; nilai guna waktu yaitu
membuat produk tersedia pada waktu yang tepat sesuai dengan keinginan
konsumen; nilai guna tempat yaitu menyediakan produk di tempat yang sesuai
bagi konsumen yang membutuhkan; serta nilai guna kepemilikan yaitu bagaimana
produk bisa untuk dimiliki serta digunakan oleh konsumen.

Fungsi tataniaga dapat digolongkan pada tiga kelompok fungsi utama


(Limbong dan Sitorus 1985; Asmarantaka 2009), fungsi tataniaga tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Fungsi Pertukaran
Fungsi Pertukaran merupakan aktivitas yang terkait dengan pemindahan hak
milik atas barang (Limbong dan Sito rus 1985; Kohls dan Uhl 2002).
Aktivitas pertukaran juga disesuaikan pada utilitas yang diharapkan para
konsumen, yaitu menyangkut tempat, wa ktu dan bentuk barang/jasa yang
dibutuhkan.
2) Fungsi Fisik
Limbong dan Sitorus (1985) menyatakan pengertian fungsi fisik sebagai
seluruh aktivitas yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa
sehingga memiliki nilai kegunaan tempat, bentuk dan waktu. Sementara itu
Kohls dan Uhl (2002) menyebutkan bahwa fungsi fisik menyangkut aktivitas
penanganan, perpindahan serta perubahan fisik dari suatu komoditi. Fungsi
fisik terdiri atas tiga fungsi yaitu fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan,
dan fungsi pengolahan (Limbong dan Sitorus 1985; Kohls dan Uhl 2002;
Asmarantaka 2009).
3) Fungsi Fasilitas/Pelancar merupakan aktivitas yang memperlancar fungsi
pertukaran dan fungsi fisik (Kohls dan Uhl 2002). Fungsi ini meliputi
kegiatan standarisasi dan grading produk, informasi pasar, fungsi
keuangan/pembiayaan serta fungsi penangulangan risiko.

2.7 Karakteristik dari Tataniaga.

Memerlukan ruang dan biaya penyimpanan yang relatif besar. Biaya pengangkutan
mahal. Harga produk relatif sangat kecil dibandingkan dengan volumenya. Biaya total
pemasarannya seringkali jauh lebih besar secara proporsional dibandingkan dengan biaya
produksinya. Penawaran produknya relatif kecil:

Secara perorangan petani pada umumnya merupakan suplier kecil yang tidak memiliki
posisi tawar dalam menentukan harga. Penetapan harga pada umumnya dikuasai oleh pelaku
pasar lain Mudah rusak / perishable. Produk agronomi dikenal tidak tahan lama dan sangat
mudah rusak. Hal ini disebabkan antara lain oleh rendahnya kualitas penanganan pasca
panen, kandungan air yang relatif tinggi dan faktor-faktor lain yang lekat dengan karakteristik
biologis dan fisiologis produk agronomi itu sendiri.

- Tergantung pada alam

Produk agronomi bersifat spesifik dalam kaitannya dengan factor klimatologi.Seluruh


aspek alamiah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produk agronomi.Produk
tertentu hanya dapat ditanam pada kondisi alam tertentu dan dipanen hanya di musim-musim
tertentu. Perubahan kondisi alam di luar kecenderungan alamiahnya akan berakibat pada
kegagalan panen. Berdasarkan sifat semacam ini produk agronomi tergolong produk beresiko
tinggi.

- Bersifat musiman

Ketersediaan produk agronomi bersifat musiman, pada saat panen produk tersedia di
pasar dalam jumlah melimpah sebaliknya sebelum dan sesudah saat panen terjadi kelangkaan
pasokan di pasar.Hal ini menciptakan struktur harga pasar yang tidak menguntungkan bagi
produk agronomi sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran (harga turun bila terjadi
kelebihan pasokan dan harga naik bila terjadi kekurangan pasokan produk di pasaran).
Memiliki banyak produk substitusi
Baik sebagai produk yang langsung dikonsumsi maupun sebagai input produksi
produk agronomi bersifat substitusi satu sama lain. Artinya kebutuhan akan satu jenis produk
agronomi jika tidak tersedia maka dapat digantikan dengan jenis produk agronomi yang lain.

- Tataniaga Bersifat Kompleks

Pemasaran Produk Pertanian Umumnya Bersifat Konsentrasi-Distributif

Proses pembelian hasil produksi petani dari sentra produksi dan diteruskan ke daerah
konsentrasi konsumsi berlangsung sulit dan mahal sebab pemasaran produk pertanian
umumnya bersifat konsentrasi-distributif, tidak seperti produk industri yang proses
pemasarannya berlangsung secara distributive.

- Tataniaga Mengikutsertakan Beberapa Lembaga Pemasaran

Proses tataniaga, dilaksanakan bersama atau dengan mengikutsertakan beberapa


lembaga pemasaran lain yang membantu terjalinnya pertemuan antara penjual dan pembeli.
Mereka melakukan berbagai kegiatan mulai dari pembelian, penjualan, pengangkutan,
pengolahan, penyimpanan, pengepakan dan lain sebagainnya (Hanafiah dan Saefuddin,
1983).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/485798615/Makalah-Manajemen-Tataniaga-Pertanian

https://dokumen.tips/documents/pengertian-dan-ruang-lingkup-tataniaga.html

blob:https://web.whatsapp.com/007c6d5c-f26d-40ec-8868-b82331d7b159

Anda mungkin juga menyukai