Anda di halaman 1dari 4

NAMA : LAILATUL FAJRIYAH

NMP : 18011010
KELAS : 13 IESP
MATA KULIAH : Pendidikan Anti Korupsi
DOSEN : ADITYA SURYA NANDA, SE.I., M.SEI

1. Analisa fungsi Lender of the last ressort, beserta kasusnya di indonesia ?


Fungsi Lender of the last ressort :
Fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR) dalam sejarah
bank sentral telah dikenal sejak akhir abad ke-19. Pada umumnya, peranan utama
LoLR adalah untuk mencegah terjadinya krisis finansial yang sistemik (a systemic
financial crisis) dalam suatu perekonomian.LoLR diartikan sebagai pemberi pinjaman
andalan atau pemberi pinjaman terakhir yang dapat diandalkan kepada lembaga-
lembaga keuangan jika menghadapi kesulitan keuangan atau memberikan pinjaman
talangan (bailout).LoLR dapat juga didefinisikan sebagai ketetapan kebijakan
likuiditas bagi lembaga keuangan (atau pasar secara keseluruhan) oleh bank sentral
sebagai reaksi atas kegoncangan luar biasa yang menyebabkan peningkatan tidak
normal dalam kebutuhan likuiditas yang tidak dapat dipenuhi dari suatu sumber
alternatif.
Kehadiran bank sentral dalam fungsinya menjalankan LOLR dapat
memberikan dampak positif bagi perekonomian karena dapat mengurangi terjadinya
krisis keuangan yang parah dan mengurangi terjadinya fluktuasi dalam siklus
ekonomi Miron (1986). Secaraumum, fasilitas LOLR berfungsi untuk: (i) mencegah
terjadinya bank run baik yang terjadisecara individual maupun yang bersifat sistemik
dan (ii) mengatasi masalah kesulitanlikuiditas yang terjadi secara temporer. Fungsi
yang pertama adalah dimaksudkan untukmenjaga kemungkinan terjadinya panik
diantara penabung.Jadi fungsi ini bersifat untukselalu menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap sistem perbankan. Fungsi yang keduaadalah dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya interupsi dalam cash flow suatu bank akibat mismatch antara
kewajiban dan kekayaan bank yang bersifat sangat jangka pendek(day to day basis).
Interupsi dalam cash flow pada suatu bank dapat menjadi ancamanyang serius tidak
hanya bagi bank itu sendiri tetapi bagi bank-bank lainnya juga.
Berdasarkan fungsinya terdapat dua jenis LOLR (Lind dan Taylor, 2003),
yaitu 1)LOLR normal dan 2) LOLR krisis. LOLR normal adalah pemberian bantuan
likuiditas yangbersifat sementara oleh bank sentral/pemerintah kepada bank.
Pemberian fasilitas LOLRini harus didukung dengan jaminan (collateral) yang cukup
dan berfungsi menjaga kelancaransistem pembayaran dan stabilitas moneter.
Sementara LOLR krisis adalah pemberian fasilitaspinjaman likuiditas kepada bank
dalam rangka menghindarkan resiko sistemik padaperbankan secara keseluruhan.
Pemberian fasilitas ini dapat dimungkinkan diberikan kepadabank-bank yang kurang
jaminan dan bank yang insolvent tetapi dengan jaminan pemerintah.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya tujuan akhir LOLR yang dimasudkan
untukmencegah terjadinya bank run yang sistematis, sehubungan dengan hal tersebut
makapemberian LOLR seharusnya tidak diberikan untuk kegiatan yang terkait dengan
kebijakanpemberian kredit individual bank. LOLR tidak diberikan untuk bank-bank
yang tidak sehatsehingga bank-bank yang dikelola tidak sehat seharusnya ditutup
(Saxton, 1999). Bank-bank yang tidak sehat tidak mempunyai dampak yang luas
(spillover effect) sehinggapemberian LOLR tidak diperlukan. Sehubungan dengan
hal tersebut maka sebelum LOLRdiberikan kepada bank maka harus jelas dibedakan
antara bantuan likuiditas untukmeningkatkan stabilitas moneter dengan bantuan
likuiditas untuk melindungi kepentinganpemilik dan manajemen bank. Pemisahan
tersebut perlu dibedakan mengingat pemberianlikuiditas dari LOLR berasal dari
pencetakan uang baru yang merupakan hak monopolibank sentral. Selain itu, untuk
mencapai tujuan akhir ini maka LOLR harus dapat merespondengan cepat suatu krisis
dan ruang lingkup cakupannya harus luas.
Kasus bank di indonesia :
Hari Selasa (16/07) mantan deputi gubernur Bank Indonesia Budi Mulya akan
menghadapi sidang vonis terkait kasus pemberian dana talangan untuk Bank Century.
Berikut perjalanan kasus tersebut. Desember 2012 Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi Abraham Samad mengatakan kepada tim pengawas Bank Century di DPR
bahwa Budi Mulya dan mantan Deputi Gubernur BI Siti Fajriah bertanggung jawab
atas kerugian negara akibat penggelontoran dana talangan Century.Februari 2013
KPK menetapkan Budi Mulya sebagai tersangka atas dugaan bersama-sama
melakukan perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang terkait
pemberian FPJP dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.15
November 2013 KPK menahan Budi Mulya setelah diperiksa untuk pertama kalinya
sebagai tersangka.6 Maret 2014 Budi Mulya menjalani sidang pertama.16 Juni 2014
Jaksa menuntut Budi Mulya dengan pidana penjara 17 tahun dan denda 800 juta
karena menyalahgunakan kewenangan atau tindakan melawan hukum terkait
penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan pemberian
Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek sehingga merugikan keuangan Negara Rp7 triliun.
Kronologi kasus dana talangan Bank Century
2004 Bank CIC milik Robert Tantular merger dengan Bank Pikko dan Bank
Danpac menjadi Bank Century. Setelah LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
mengambil alih 90 persen lebih saham Bank Century bulan November 2008, akhirnya
pada Oktober 2009 Bank Century Tbk telah berganti nama menjadi Bank Mutiara
Tbk.15 September 2008 Bank Indonesia memerintahkan pengurus Bank Century
untuk menghadirkan Robert Tantular ke Bank Indonesia (BI) untuk dimintai
komitmen turut serta bertanggung jawab atas kelangsungan operasional Bank
Century.BI dalam siaran persnya tertanggal 21 Januari 2010 mengatakan bahwa sejak
menemukan indikasi bahwa Robert Tantular merupakan pemegang saham pengendali
PT Bank Century Tbk yang bersama RAR dan HAW menguasai 70 persen saham,
maka pada tanggal 15 Oktober 2008 Bank Indonesia mewajibkan Robert Tantular,
RAR, dan HAW -yang menguasai 70% saham Bank Century- untuk menandatangani
Letter of Commitment (LoC) yang berisi bahwa mereka bertiga tersebut bertanggung
jawab atas kelangsungan operasional Bank Century.
31 Oktober dan 3 November 2008 Bank Century dilaporkan mengalami
masalah likuiditas yang serius dan manajemen Bank Century mengajukan permintaan
pinjaman jangka pendek senilai Rp 1 triliun dari Bank Indonesia. 5 November 2008
Gubernur BI memutuskan menempatkan Bank Century dalam status dalam
pengawasan khusus. 6 November 2008 Karena pengajuan Fasilitas Pinjaman Jangka
Pendek (FJPP), Bank Indonesia mulai menempatkan pengawasnya.BI juga
mengeluarkan surat yang melarang penarikan dana dan rekening simpanan milik
pihak terkait, baik giro, tabungan, maupun deposito, yang merupakan prosedur yang
ditujukan kepada bank-bank yang berstatus. Dalam Pengawasan Khusus.13
November 2008 Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan masalah Bank Century
kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sedang mengikuti pertemuan G20
di Washington D.C.16 November 2008 Mempertimbangkan bahwa pemegang saham
mayoritas tidak menjalankan LoC tanggal 15 Oktober 2008, maka pada tanggal 16
November 2008 pihak-pihak tersebut diikat kembali dalam LoC kedua.
20 November 2008 Bank Indonesia mengajukan permohonon cekal kepada
seluruh pengurus Bank Century dan Pemegang Saham Pengendali. Permohonan Bank
Indonesia itu diajukan kepada Menteri Keuangan. 21 November 2008 Komite
Stabilisasi Sektor Keuangan (KSSK) yang diketuai oleh Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati melakukan pertemuan dengan anggota komite termasuk Gubernur
Bank Indonesia, yang saat itu dijabat oleh Boediono. Lembaga Penjamin Simpanan,
LPS, yang dibentuk berdasarkan Undang Undang mengambil alih kepemilikan bank
ini dengan menguasai 90% lebih saham Bank Century.25 November 2008 Bank
Indonesia melapor ke Bareskrim Mabes Polri tentang dugaan tindak pidana di bidang
perbankan yang dilakukan oleh Robert Tantular bersama dua pemilik lainnya.Ketiga
orang ini menguasai 70 persen saham bank Century Tbk.Dalam keterangannya di
depan pansus Century tanggal 19 Januari 2010, mantan Kabareskrim Susno Duadjie
mengatakan polisi menangkap Robert Tantular di rumahnya tanggal 25 November
2008. Susno mengaku baru bisa berkoordinasi dengan BI, dua hari setelah
penangkapan tersebut.21 Oktober 2009 Pemilik baru Bank Century Tbk yaitu
Lembaga Penjamin Simpanan -yang mendapatkan dana dari iuran bank-bank yang
ikut mendirikannya- memutuskan mengganti namanya menjadi Bank Mutiara Tbk.
Saksi penting
1 Mei 2014 Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Tipikor mengatakan
bahwa keputusan pemerintah Indonesia mengucurkan dana talangan sebesar Rp 6,7
triliun untuk menyelamatkan Bank Century pada 2008, merupakan keputusan yang
tepat.9 Mei 2014 Mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono menyatakan pemberian
Fasilitas Pemberian Kredit Jangka Pendek FPJP kepada Bank Century sebesar RP689
milliar dilakukan sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi krisis seperti
1997/1998.
2. Analisa permasalahan pada Bank yang mengalami permasalahan, berikan juga
pendapat anda bagaimana penyelesaiannya ?

Anda mungkin juga menyukai