PT.Agro Muko terbagi menjadi sembilan kebun/estate yang dipimpin oleh masing–masing satu
orang manager. Selain itu juga terdapat 2 buah pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 ton tandan Buah
Segar (TBS) per jam, 1 buah pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 30 ton TBS per jam dan 1 buah Pabrik
Crumb Rubber Kapasitas 500-600 kg karet kering per jam. Total luas lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang
dimiliki oleh PT. Agro Muko adalah 22.928 ha. Luas lahan tersebut tersebar di sembilan wilayah Estate,
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2. Total Luas Lahan PT Agro Muko
No Nama Kebun (Estate) Luas Lahan (ha) Jumlah Tenaga Kerja
1 Mukomuko Estate (MME) 4.101 540
2 Tanah Rekah Estate (TRE) 3.849 448
3 BungaTanjung Estate (BTE) 2.903 394
4 Air Buluh Estate (ABE) 2.500 379
5 Talang Petai Estate (TPE) 2.270 352
6 Sei Kiang Estate (SKGE) 2.185 315
7 Sei Jerinjing Estate (SJE) 2.100 479
8 Sei Betung Estate (SBE) 1.610 211
9 Air Bikuk Estate (ABKE) 1.410 257
TOTAL 22.928 3.378
Sumber : PT. Agro Muko, 2016.
Kebun MME dan Kebun SBE jumlah tenaga kerja pada kebun tersebut jumlahnya berbeda yaitu 540
karyawan pada kebun MME dan 211 karyawan untuk kebun SBE sehingga dapat dibandingkan kinerjanya.
Karena meskipun jumlah tenaga kerja yang hampir sama pasti belum tentu tingkat kinerja yang sama pula
baik segi kualitas dan kuantitas kinerja karwayan tersebut. Selain jumlah tenaga kerja yang dapat di bedakan
antara kebun MME dengan SBE yaitu iklim pada daerah kebun masing-masing, pada kebun MME
merupakan daerah yang cukup panas karena benar-benar di pinggiran pantai, sementara itu kebun SBE
berada di daerah yang berbukit yang mengakibatkan tumbuhnya gulma semakin cepat yang akan
mempengaruhi kinerja karyawan itu baik segi produktivitas yang akan dihasilkan oleh karyawan sesuai
target yang telah ditentukan dari perusahaan.
Kebun Mukomuko Estate (MME) dengan Kebun Sei Betung Estate (SBE) dibagi lagi menjadi
beberapa divisi. Untuk kebun MME terdiri dari Karyawan kantor (office), teknisi (workshop), dan memiliki
7 divisi didalamnya. Sedangkan untuk Kebun SBE terdiri dari Karyawan kantor (office), bengkel
(workshop), dan memiliki 3 divisi didalamnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Data Jumlah Karyawan pada Setiap kebun (estate)
Divisi
No Kebun (Estate) Kantor Teknisi Total
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
(office) (workshop)
1 Mukomuko Estate (MME) 28 77 16 56 74 80 84 93 32 540
2 Sei Betung Estate (SBE) 20 32 42 75 42 - - - - 211
Sumber : PT. Agro Muko, 2016
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk dua unit kebun (estate) memiliki divisi yang berbeda sesuai
dengan luasan lahan yang ada. Untuk itu pengukuran kinerja karyawan yang ada perlu dikakukan. Penilaian
kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui
penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul
“Komparasi Kinerja Karyawan Pada Dua Divisi Kebun PT. Agro Muko”
PT AGRO MUKO
Perbandingan
72
𝑛 = = 41,8
2 Sei Betung Estate (SBE) II (dua) 72 1,72 42
Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 orang dari karyawan pada dua Divisi
Kebun MME pada divisi VI dan SBE pada divisi II di PT. Agro Muko.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara wawancara dan dokumentasi dengan
pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) yang sudah disediakan, data ini untuk data primernya, sedangkan untuk
data sekunder diambil dari perusahaan yang digunakan untuk menunjang proses penelitian ini hingga
terlaksana dengan baik. Data-data sekunder yang di dapat dari kepustakaan yang bersifat teoritis dalam
berhubungan dengan penelitian serta data yang diperoleh dari kantor PT. Agro Muko.
2.4 Skala Pengukuran
Pengukuran instrumen yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Skala likert dengan pengisian
kuesioner yang disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan dan responden diminta mengisi daftar pertanyaan
tersebut dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban kuesioner. Kategori skor jawaban yang
disediakan adalah :
Sangat setuju = skor 5
Setuju = skor 4
Kurang Setuju = skor 3
Tidak setuju = skor 2
Sangat tidak setuju = skor 1
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau
kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut rendah maka
alat tersebut tidak stabil dalam mengukur suatu gejala. Pengujian keandalan alat ukur dalam penelitian ini
menggunakan reliabilitas metode alpha (α). Metode alpha yang digunakan adalah metode Cronbach yakni
(Sugiyono, 2007)
𝒌𝒓
α=
𝟏+(𝒌−𝟏)𝒓
dimana:
α = koefisien reliabilitas
r = koefisien rata - rata korelasi antar variabel
k = Jumlah variabel bebas dalam persamaan.
Setelah memperoleh nilai alpha, selanjutnya membandingkan nilai tersebut dengan angka kritis pada tabel
alpha.
Penilaian berdasarkan metode ini dianggap lebih baik, karena keberhasilan pekerjaan yang dilaksanakan
seseorang karyawan sangat dibutuhkan oleh beberapa unsur ciri pembawaan (trait) yang bersangkutan. Oleh
sebab itu dalam metode ini yang dinilai adalah unsur-unsur kualitas kerja, efektivitas kerja, Insiatif,
Kemampuan dan komunikasi.
Kategori kriteria pengukuran indikator kinerja dibagi menjadi tiga kategori yaitu tingat Kinerja Tinggi,
Kinerja Sedang, dan Kinerja Rendah. berdasarkan rata-rata perolehan
skor masing-masing pengukuran indikator kinerja yang digunakan yaitu:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
5
Dimana:
Skor Tertinggi: Jumlah Pertanyaan x Nilai Tertinggi (5)
Skor Terendah: Jumlah Pertanyaan x Nilai Terendah (1)
Adapun indeks kategori dari indikator diatas adalah sebagai berikut :
Misalkan Jumlah item pertanyaan kuesioner adalah 20 pertanyaan, sehingga skor maksimal 5 x 20 = 100.
Skor minimum 1 x 20 = 20. Selisih skor maksimum dengan skor minimum adalah 80.
100 − 20
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = = 16
5
Sehingga pengukuran tingkat kinerja karyawan dapat dikategorikan sebagai berikut :
>84 = Sangat baik
68 – 84 = Baik
51 – 67 = Cukup
34 – 50 = Buruk
< 34 = Sangat buruk
Untuk menguji apakah ada perbedaan kinerja karyawan pada divisi yang berbeda maka dengan
menggunakan Uji Man whitney
Spesifikasi: skala ukur ordinal yang diurutkan dan bersifat kontinyu
Buat urutan dari kelompok I dan kelompok II dari kecil ke besar, kemudian hitung:
R1 = jumlah urutan kelompok I
R2 = jumlah urutan kelompok II
𝑛1 (𝑛1 + 1)
--𝑈1 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅1,
2
𝑛1 (𝑛1 + 1)
𝑈2 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅2
2
𝑛1 𝑛2 √𝑛1 𝑛2 (𝑛1 +𝑛2 +1) 𝑈− 𝜇𝑈
𝜇𝑈 = 𝜎𝑈 = 𝑍=
2 12 𝜎𝑈
N = n1 +n2 = m + n