Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN Ir. Agus Purwoko., M.Sc Indra Cahyadinata, S.P., M.Si
NIP.19590808 198601 1 001 NIP. 19780507 200112 1 003
UNIVERSITAS BENGKULU
Judul : Komparasi Kinerja Karyawan antar dua Divisi Kebun Pada PT Agro Muko
Nama : Endah Novia Utari
NPM : E1D013144
Pembimbing : 1. Ir. Agus Purwoko, M.Sc.
2. Indra Cahyadinata S.P., M.Si.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu mata
pencaharian maupun sebagai salah satu penopang pembangunan. Menurut Yulianik (2006) sektor pertanian
merupakan penopang perekonomian Indonesia karena pertanian memberikan sumbangan untuk kas
pemerintah. Sektor Pertanian dalam arti luas meliputi sektor pertanian, perikanan, peternakan dan
perkebunan. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk pemenuhan pangan dan gizi serta menambah
pendapatan (kesejahteraan) masyarakat salah satunya sebagai mata pencaharian.Sub sektor perkebunan
merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap
tenaga kerja. Pemerintah mengutamakan pada subsektor perkebunan, karena memiliki daya tarik yang tinggi
untuk diekspor ke negara maju (Soediono, 1989 dalam Jaya, 2012). Komoditas yang termasuk komoditas
sub sekor perkebunan meliputi kelapa sawit, kelapa, karet, kopi dan teh.
Perkebunan dibagi menjadi tiga berdasarkan jenis pengusahaannya, yaitu: perkebunan rakyat,
perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Terdapat ciri-ciri Perkebunan besar swasta yaitu
lahan garapan luas, jumlah tenaga kerja banyak dan sudah ada spesifikasi tenaga kerja, peralatan modern
menggunakan teknologi maju, modal besar, produksi besar dan ada orientasi ekspor. Di Provinsi Bengkulu
terdapat potensi pengolahan kelapa sawit dan karet dengan luas penanaman yang terus bertambah di
beberapa kabupaten. Dimana Provinsi Bengkulu memiliki 24 perkebunan sawit skala besar yang Luasan
lahan nya beragam. Mulai dari yang hanya ratusan hektar hingga puluhan ribu hektar. Pada tahun 2014,
kelapa sawit, karet, dan kopi yang merupakan komoditas unggulan dengan produksi masing-masing-masing
466.065 ton, 92.676 ton, dan 54.799,90 ton. Adapun luasan lahan perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi
Bengkulu sebagai berikut :
Tabel. 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko Tahun 2014
Luas Areal (Ha) Total Luas
Provinsi/ Kabupaten Perkebunan Rakyat Perkebunan Perkebunan Areal (ha)
Besar Negara Besar Swasta
Kabupaten Mukomuko 98.714 - 46.600 145.314
Provinsi Bengkulu 190.363 4.386 99.051 293.800
Sumber : Dinas Perkebunan, 2014
PT. Agro Muko sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang
menghasilkan Fruit Fresh Bunches (tandan Buah Segar) dan mengolahnya menjadi Crude Palm Oil serta
Palm Kartel. Untuk melakukan itu semua perusahaan membutuhkan karyawan yang berpengalaman
dibidang pengolahan maupun dibidang kebunnya. Perusahaan ini juga menerapkan perbedaan tugas diantara
karyawannya. Untuk itu perusahaan ini juga akan menilai bagaimana kinerja karyawannya baik pada divisi
Kebun (Estate) maupun divisi Pengolahan Pabrik (Mill).

PT.Agro Muko terbagi menjadi sembilan kebun/estate yang dipimpin oleh masing–masing satu
orang manager. Selain itu juga terdapat 2 buah pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 ton tandan Buah
Segar (TBS) per jam, 1 buah pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 30 ton TBS per jam dan 1 buah Pabrik
Crumb Rubber Kapasitas 500-600 kg karet kering per jam. Total luas lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang
dimiliki oleh PT. Agro Muko adalah 22.928 ha. Luas lahan tersebut tersebar di sembilan wilayah Estate,
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2. Total Luas Lahan PT Agro Muko
No Nama Kebun (Estate) Luas Lahan (ha) Jumlah Tenaga Kerja
1 Mukomuko Estate (MME) 4.101 540
2 Tanah Rekah Estate (TRE) 3.849 448
3 BungaTanjung Estate (BTE) 2.903 394
4 Air Buluh Estate (ABE) 2.500 379
5 Talang Petai Estate (TPE) 2.270 352
6 Sei Kiang Estate (SKGE) 2.185 315
7 Sei Jerinjing Estate (SJE) 2.100 479
8 Sei Betung Estate (SBE) 1.610 211
9 Air Bikuk Estate (ABKE) 1.410 257
TOTAL 22.928 3.378
Sumber : PT. Agro Muko, 2016.
Kebun MME dan Kebun SBE jumlah tenaga kerja pada kebun tersebut jumlahnya berbeda yaitu 540
karyawan pada kebun MME dan 211 karyawan untuk kebun SBE sehingga dapat dibandingkan kinerjanya.
Karena meskipun jumlah tenaga kerja yang hampir sama pasti belum tentu tingkat kinerja yang sama pula
baik segi kualitas dan kuantitas kinerja karwayan tersebut. Selain jumlah tenaga kerja yang dapat di bedakan
antara kebun MME dengan SBE yaitu iklim pada daerah kebun masing-masing, pada kebun MME
merupakan daerah yang cukup panas karena benar-benar di pinggiran pantai, sementara itu kebun SBE
berada di daerah yang berbukit yang mengakibatkan tumbuhnya gulma semakin cepat yang akan
mempengaruhi kinerja karyawan itu baik segi produktivitas yang akan dihasilkan oleh karyawan sesuai
target yang telah ditentukan dari perusahaan.
Kebun Mukomuko Estate (MME) dengan Kebun Sei Betung Estate (SBE) dibagi lagi menjadi
beberapa divisi. Untuk kebun MME terdiri dari Karyawan kantor (office), teknisi (workshop), dan memiliki
7 divisi didalamnya. Sedangkan untuk Kebun SBE terdiri dari Karyawan kantor (office), bengkel
(workshop), dan memiliki 3 divisi didalamnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Data Jumlah Karyawan pada Setiap kebun (estate)
Divisi
No Kebun (Estate) Kantor Teknisi Total
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7
(office) (workshop)
1 Mukomuko Estate (MME) 28 77 16 56 74 80 84 93 32 540
2 Sei Betung Estate (SBE) 20 32 42 75 42 - - - - 211
Sumber : PT. Agro Muko, 2016
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk dua unit kebun (estate) memiliki divisi yang berbeda sesuai
dengan luasan lahan yang ada. Untuk itu pengukuran kinerja karyawan yang ada perlu dikakukan. Penilaian
kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui
penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul
“Komparasi Kinerja Karyawan Pada Dua Divisi Kebun PT. Agro Muko”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang muncul yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana tingkat kinerja Karyawan PT Agromuko pada Dua divisi kebun yang diukur melalui
kualitas kerja, efektivitas kerja, inisiatif, kemampuan dan komunikasi karyawan?
b. Adakah ada Perbedaan kinerja karyawan PT Agromuko pada Dua divisi kebun yang diukur melalui
kualitas kerja, efektivitas kerja, inisiatif, kemampuan dan komunikasi karyawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengukur seberapa besar tingkat Kinerja karyawan PT. Agro Muko pada dua divisi kebun
yang diukur dengan kualitas kerja, efektivitas kerja, inisiatif, kemampuan dan komunikasi Karyawan
b. Untuk membandingkan apakah ada perbedaan Kinerja karyawan PT. Agro Muko pada dua divisi
Kebun yang diukur dengan kualitas kerja, efektivitas kerja, inisiatif, kemampuan dan komunikasi
karyawan
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk perbandingan antara teori yang selama ini di dapat dibangku
kuliah dengan realita yang ada pada masyarakat/perusahaan, juga untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman tentang manajemen sumber daya manusia khususnya yang berkaitan dengan kinerja
karyawan.
b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan masukan agar dapat digunakan dalam mengambil langkah yang
lebih baik dimasa yang akan datang serta sebagai bahan pertimbangan dan dasar pemikiran dalam
upaya manajemen sumber daya manusia perusahaan.
a. Bagi pembaca, sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan kinerja karyawan dan sebagai bahan
perbandingan dalam mengadakan penelitian dimasa yang akan datang.

1.5 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran penelitian ini berdasarkan pada kinerja Karyawan pada dua Divisi Kebun pada PT.
Agro Muko dapat dilihat sebagai berikut :

PT AGRO MUKO

Divisi Kebun (Estate)

Mukomuko Estate Sei Betung Estate


Divisi VI Divisi II

Kiner ja Karyawan Kinerja karyawan


1. Kualitas 1. Kualitas
2. Efektivitas 2. Efektivitas
3. Kemampuan 3. Kemampuan
4. Inisiatif 4. Inisiatif
5. komunikasi 5. komunikasi

Perbandingan

Uji Beda Man Whitney


Gambar 1. Kerangka Pemikiran
II. METODE PENELITIAN

2.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di PT. Agro Muko. Perusahaan ini merupakan perusahaan perkebunan yang
bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko provinsi Bengkulu yang
memiliki luas kebun sawit 22.928 ha. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
dengan pertimbangan bahwa perusahaan merupakan salah satu perusahaan perkebunan besar swasta di
Kabupaten Mukomuko yang menjadi salah satu andalan perekonomian Kabupaten Mukomuko, Provinsi
Bengkulu.

2.2 Metode Pengambilan Sampel


Karyawan PT. Agro Muko unit Mukomuko Estate (MME) dan Sei Betung Estate (SBE) terdiri dari
Karyawan staff, non staff/trainee, bulanan, Harian Tetap, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Buruh
Harian Lepas (BHL), dan Lab Independen. Responden yang diambil peneliti kali ini yaitu Karyawan Harian
Tetap pada salah satu divisi. Untuk MME dipilih divisi VI, sedangkan untuk SBE dipilih divisi II dengan
secara sengaja karena pada kedua divisi tersebut dipilih karena lebih relevan untuk memperoleh
perbandingan kinerja yang lebih baik dengan jumlah yang paling banyak dibanding divisi lainnya. Jumlah
populasi karyawan harian tetap kebun MME 540 orang dan kebun SBE sebanyak 211 orang sehingga total
populasi karyawan tetap yaitu sebanyak 751 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan Metode Random Sampling, yaitu teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2007).
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
751
𝑛=
1 + 751.0,12
751
= = 88,24 (88)
8,51
Dimana:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e² : Standar Error
Banyaknya populasi karyawan harian tetap MME Divisi VI dan SBE Divisi II adalah 93 dan 72 orang dan
standar erronya sebesar 10 %. Pada setiap Estate/kebun diambil populasi dari karyawan tetap yang
jumlahnya paling banyak pada setiap divisi. Jadi sampel total yang diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

No Estate divisi Populasi Perhitungan Jumlah Sampel


93
𝑛= = 48,1
1 Mukomuko Estate (MME) VI (enam) 93 1,93 48

72
𝑛 = = 41,8
2 Sei Betung Estate (SBE) II (dua) 72 1,72 42

Total 165 89,9 90

Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 orang dari karyawan pada dua Divisi
Kebun MME pada divisi VI dan SBE pada divisi II di PT. Agro Muko.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan cara wawancara dan dokumentasi dengan
pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) yang sudah disediakan, data ini untuk data primernya, sedangkan untuk
data sekunder diambil dari perusahaan yang digunakan untuk menunjang proses penelitian ini hingga
terlaksana dengan baik. Data-data sekunder yang di dapat dari kepustakaan yang bersifat teoritis dalam
berhubungan dengan penelitian serta data yang diperoleh dari kantor PT. Agro Muko.
2.4 Skala Pengukuran
Pengukuran instrumen yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Skala likert dengan pengisian
kuesioner yang disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan dan responden diminta mengisi daftar pertanyaan
tersebut dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban kuesioner. Kategori skor jawaban yang
disediakan adalah :
Sangat setuju = skor 5
Setuju = skor 4
Kurang Setuju = skor 3
Tidak setuju = skor 2
Sangat tidak setuju = skor 1

2.5 Metode Analisis Data


2.5.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau
kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut rendah maka
alat tersebut tidak stabil dalam mengukur suatu gejala. Pengujian keandalan alat ukur dalam penelitian ini
menggunakan reliabilitas metode alpha (α). Metode alpha yang digunakan adalah metode Cronbach yakni
(Sugiyono, 2007)
𝒌𝒓
α=
𝟏+(𝒌−𝟏)𝒓
dimana:
α = koefisien reliabilitas
r = koefisien rata - rata korelasi antar variabel
k = Jumlah variabel bebas dalam persamaan.
Setelah memperoleh nilai alpha, selanjutnya membandingkan nilai tersebut dengan angka kritis pada tabel
alpha.

2.5.2 Pengukuran Kinerja

Penilaian berdasarkan metode ini dianggap lebih baik, karena keberhasilan pekerjaan yang dilaksanakan
seseorang karyawan sangat dibutuhkan oleh beberapa unsur ciri pembawaan (trait) yang bersangkutan. Oleh
sebab itu dalam metode ini yang dinilai adalah unsur-unsur kualitas kerja, efektivitas kerja, Insiatif,
Kemampuan dan komunikasi.
Kategori kriteria pengukuran indikator kinerja dibagi menjadi tiga kategori yaitu tingat Kinerja Tinggi,
Kinerja Sedang, dan Kinerja Rendah. berdasarkan rata-rata perolehan
skor masing-masing pengukuran indikator kinerja yang digunakan yaitu:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
5
Dimana:
Skor Tertinggi: Jumlah Pertanyaan x Nilai Tertinggi (5)
Skor Terendah: Jumlah Pertanyaan x Nilai Terendah (1)
Adapun indeks kategori dari indikator diatas adalah sebagai berikut :
Misalkan Jumlah item pertanyaan kuesioner adalah 20 pertanyaan, sehingga skor maksimal 5 x 20 = 100.
Skor minimum 1 x 20 = 20. Selisih skor maksimum dengan skor minimum adalah 80.
100 − 20
𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = = 16
5
Sehingga pengukuran tingkat kinerja karyawan dapat dikategorikan sebagai berikut :
>84 = Sangat baik
68 – 84 = Baik
51 – 67 = Cukup
34 – 50 = Buruk
< 34 = Sangat buruk

2.5.3 Uji Beda Mann Whitney (U Test)

Untuk menguji apakah ada perbedaan kinerja karyawan pada divisi yang berbeda maka dengan
menggunakan Uji Man whitney
Spesifikasi: skala ukur ordinal yang diurutkan dan bersifat kontinyu

U= Nilai terkecil antara U1 dan U2


n1 = ukuran sampel kelompok I
n2 = ukuran sampel kelompok II

Buat urutan dari kelompok I dan kelompok II dari kecil ke besar, kemudian hitung:
R1 = jumlah urutan kelompok I
R2 = jumlah urutan kelompok II

𝑛1 (𝑛1 + 1)
--𝑈1 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅1,
2
𝑛1 (𝑛1 + 1)
𝑈2 = 𝑛1 𝑛2 + − 𝑅2
2
𝑛1 𝑛2 √𝑛1 𝑛2 (𝑛1 +𝑛2 +1) 𝑈− 𝜇𝑈
𝜇𝑈 = 𝜎𝑈 = 𝑍=
2 12 𝜎𝑈

Jika ada data rank yang sama:


1 2𝑛 𝑛 𝑁 3 −𝑁 𝑡3− 𝑡
𝜎𝑈 = √(𝑁(𝑁−1))( − ∑ 𝑇) 𝑇=
12 12

N = n1 +n2 = m + n

Kriteria tolak Ho: P ≤ 𝛼 (1 arah) atau P ≤ 𝛼 /2 (2 arah) Dimana


n1= karyawan divisi VI kebun Mukomuko Estate
n2 = karyawan divisi II kebun Sei Betung Estate

2.6 Konsep dan Pengukuran Variabel


1. Kinerja adalah hasil atau pencapaian dari kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diharapkan
2. Kualitas Kerja merupakan standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga
organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja.
3. Efektivitas Kerja adalah Untuk menaksir efektivitas dari suatu fungsi, dibutuhkan pengukuran yang
berkaitan dengan waktu, kualitas dan kuantitas.
4. Kemampuan pegawai adalah upaya dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen
yang semuanya terlibat dalam penyusunan kebijaksanaan dan di dalam situasi manajemen.
5. Inisiatif adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau
melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu
perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya.
6. Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap
partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna.
7. Komunikasi horizontal, tindak komunikasi ini berlangsung di antara para pegawai ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara.
8. Komunikasi vertikal, komunikasi ini berlangsung di antara atasan dan bawahan.

III. Daftar Pustaka


Dinas Perkebunan. 2014. Sawit 2014-206.http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/ gambar/file/statistik/
2016/SAWIT%202014-2016.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2017.
Jaya, Stevana Astra. 2012. Analisis Pendapatan Petani Pekebun Kopi Studi Kasus Perkebunan Kopi Rakyat
kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Atma Jaya,
Yogyakarta. (Tidak Dipubllikasikan
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
Yulianik. 2006. "Analisis Strategi Promosi Pemasaran terhadap Peningkatan Pendapatan Iklan PT.
Indosiar Visual Mandiri, Tbk."Skripsi. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai