BAB I
PENDAHULUAN
3
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Jambi –
Simpang Niam
Mobil /Motor ± 145 ±3 Hotmix – halus
5
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
B. Fauna
Hasil pengamatan langsung dilapangan dan wawancara dengan penduduk
setempat menunjukan bahwa keanekaragaman fauna dapat dilihat pada table berikut
ini.
6
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
7
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
B. Pendidikan.
Dalam pengelolaan sumber daya alam diperlukan ketersediaan sumber daya
manusia yang memadai, maka berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah penduduk Desa
Pemayungan, Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo tahun 2019.
Tabel 1.8. Tingkat pendidikan warga Desa Pemayungan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase ( % )
1 Taman kanak-kanak (TK - -
2 Sekolah Dasar (SD) 218 24
3 Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) 540 60
Sekolah Menengah Umum
4 115 13
(SMU)
5 Perquruan Tinggi 23 3
Total 896 100
8
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Gambar 1.2. Peta Situasi Rona Awal PT. Klola Tebo Energi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 421/KPTS-
II/1999 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Dalam Wilayah Provinsi Jambi
untuk area di dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Klola Tebo Energi seluas 1885
Ha dan area di luar wilayah konsesi PT. Klola Tebo Energi status dan fungsinya adalah
HUtan Produksi (HP).
9
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Berdasarkan arah pemanfaatan lahan yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jambi Tahum 2005 – 2020 untuk wilayah Kabupaten Tebo memiliki
fungsi utama sebagai pengembangan wilayah Kawasan lindung atau perlindungan
kawasan bawahnya, perkebunan, peternakan, peternakan, tanaman pangan dan
pariwisata.
Gambar 1.3. Peta Tata Guna Lahan PT. Klola Tebo Energi
1.5.6. Tata Guna Lahan Setelah Ditambang
Perbaikan lahan yang rusak akibat penggalian dilakukan dengan penutupan lubang
tambang dengan system backfiJling dan akan dilakukan penanaman tanaman penutup
dengan jenis kacang-kacangan yang memiliki sifat untuk membantu menyuburkan tanah
dan selanjutnya dilakukan penanaman pioneer, tanaman Jokal, tanaman perkebunan
dan tanaman buah-buahan, dengan hal ini dapat kembali ke fungsi lahan
sebelumnya. Apabila memungkinkan akan ditata dan dimamfaatkan sebagai wisata
perairan seperti kolam bermain maupun kolam ikan. (kolam sedimen) dan kolam yang
dihasilkan dari bekas galian tambang akan dimanfaatkan sebagai kolam sedimen dapat
dimamfaatkan sebagai tempat penampungan air pada saat pemadaman kebakaran
hutan, yang mana saat ini sangat kering terjadi khusunya pada saat musim kering.
10
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
11
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
• TImbunan tanah penutup dan material hasil pengendapan pelumpuran tererosi oleh air,
selanjutnya akan mengakibatkan pelumpuran dan sedimentasi pada badan air.
• Melimpasnya ceceran oli atau tumpukan bahan bakar dari segala aktifitas bengkel secara
umum.
D. Perubahan Priduktifitas Lahan
• Cara penyimpanan dan penimbunan kembali tanah pucuk (top soil) yang kurang
benar dapat mengakibatkan penurunan tinglkat kesuburan lahan di daerah
reklamasi saat pasca penambangan.
Mengenai status kepemilikikan lahan di Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Klola
Tebo Energi. Sebagian besar adalah milik masyarakat , namun perusahaan telah
melakukan inventarisasi kepemilikan lahan untuk mnghindari adanya permasalahan pada
status kepemilikan dan menghindari kemungkinan adanya saling klaim mengenai status
kepemilikan lahan antara masyarakat dengan perusahaan.
12
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
BAB II
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
13
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
14
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
15
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
16
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
17
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Luas Bukaan
Tahun
Pit
2021
2022 0,7
2023 1,34
2024 2,39
2025 3,03
Total 7,46
2.2. Timbunan
2.2.1. Penimbunan Zona Pengakaran
Maksud dari pengelolaan untuk zona pengakaran yaitu untuk mengatur dan
memisahkan tanah pucuk dengan lapisan tanah lain. Hal tersebut dikarenakan tanah
18
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
pucuk merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu factor penting
untuk keberhasilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk antara lain,
yaitu:
- Penggunaan profil tanah dan identifikasi pelapisan tanah tersebut sampai endapan
bahan galian.
- Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan – lapisan tanah dan ditempatkan pada
tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk tidak melebihi
dari 2 meter.
- Pembentukan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah semula dengan tanah pucuk
ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimal 0.15m.
- Ketebalan timbunan tanah pucuk pada tanah yang mengandung racun dianjurkan lebih
tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan khusus dengan cara menhisolasi dan
memisahkannya.
- Pengupasan tanah pucuk sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
- Pengupasan tanah pucuk tipis (terbatas/sedikit) dipertimbangan reklamasi tambang.
- Penentuan daerah prioritas yaitu daereah yang sangat peka terhadap erosi sehingga
perlu penganan konservasi tanah dan pertumbuhan tanaman dengan segera, antara
lain:
• Penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman (jenis tanah yang peka
terhadap erosi).
• Jumlah tanah pucuk yang terbatas (sangat tipis) dapat dicampur dengan tanah
bawah (sub soil).
• Dilakukan penanaman langsung dengan tanaman penutup ( civer crop) yang
cepat tumbuh dan menutup permukaan.
Yang perlu dihindari dalam memanfaatkan tanah pucuk adalah apabila:
• Sangat berpasir (70% pasir atau kerikil).
• Sangat berlempung (60%) lempung
• Mempunyai pH <5.00 atau >8.00
• Mengandung khlorida 3% dan
19
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Untuk mengupas tanah penutup dilakukan dengan mendorong tanah penutup yang
dilakukan dengan Bulldozer ke tempat penimbunan sementara di luar areal tambang.
Selajutnya dengan menggunakan alat angkut, tanah penutup dibuang ke tempat
pembuangan tanah penutu. Tempat pembuangan tanah penutup dibedakan menjadi 2
(dua) yaitu:
a. Pembuangan tanah penutup ke luar areal tambang (out side dump).
b. Pembuangan tanah penutup ke dalam areal tambang (in side dump) yaitu digunakan
sebagai penimbunan Kembali tanah (Back Filling) atau dalam rangka reklamasi.
Lokasi tempat penyimpanan tanah penutup direncakan berada id sebelah selatan
lokasi penambangan dengan luas sekitar 0.41 Ha (4.100 M2 ).
2.2.2. Penimbunan Batuan Samping
Bahan galian lain yang tidak tertambang akan dimanfaatkan untuk rekonstruksi
lokasi tambang pada kegiatan pasca tambang nantinya. Kedepan akan dilakukan kegiatan
reklamasi pada lokasi pasca tambang, yang nantinya akan dibuat konstruksi - konstruksi
untuk mendukung kegiatan reklamasi. Bahan - bahan untuk konstruksi reklamasi nantinya
akan menggunakan bahan galian lain pada lokasi tambang. Penimbunan batuan samping
pada urnumnya diprioritaskan pada areal bekas galian tambang yang bertujuan untuk
mengembalikan topography yang sesuai dengan rencana peruntukan revegetasi pada
Saat reklamasi, dan dilakukan pada tahun kedua setelah target areal tambang dibuka, dan
pengerjaannya secara bertahap.Untuk areal stockpile dan intermediate penimbunan
dilakukan dengan menggunakan batuan samping dan dari komoditas yang kualitasnya
kurang baik supaya tidak bercampur dengan tanah, sehingga kualitas produk yang
disimpan pada arel tersebut setidak - tidaknnya untuk kualitas terjaga.
2.2.3. Uraian Lokasi dan Luas Lahan Untuk Penimbunan Komoditas Tambang
Untuk lokasi yang digunakan untuk penimbunan komoditas tambang adalah lokasi
stockpile dengan luas 0.5 Hektar yang mampu menampung 30,000 Ton batubara dengan
ketinggian tumpukan batubara 6 meter dan sudut kemiringan batubara 35°.
2.2.4. Uraian Lokasi dan Luas Lahan Penimbunan atau Penyimpanan Limbah
Rencana penimbunan dan distribusi limbah bahan bekas tambang, work shop, fuel
tank dan MCK direncanakan akan membuat fasilitas meliputi :
- Setling pond
20
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
- Oil trap
- Safety Tank
Untuk menanggulangi limbah bekas atau limpasan bekas bahan pelumas atau oli
disekitar area fuel tank dan work shop akan dibuat saluran pembuang dan penampungan atau "
oil trap", sedangkan limbah yang berasal dari areal fasilitas bangunan terutama MCK akan
dibuatkan tempat pembuangan dengan sistem dinding kedap air supaya air bekas pembuangan
tersebut tidak meresap ke areal sekitarnya.
2.3. Jalan
Dalam kegiatan penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana
infrastruktur yang penting di dalam lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang
berfungsi sebagai penghubung lokasi — lokasi penting antara lain lokasi tambang dengan
stockpile, perkantoran, perumahan karyawan atau tempat — tempat lain diwilayah
tambang. PT. Klola Tebo Energi menggunakan lahan untuk fasilitas jalan seluas 0.75
Hektar dengan rincian sebagai berikut : Jalan angkut dari loading point PIT I menuju jalan
hauling Bersama perusahaan lain seluas 0.2 Ha. Jalan angkut dari loading point PIT I
menuju disposal area ( WDA I ) dan jalan menuju mess karyawan ( mess I ) seluas 0.44
Hektar. Fungsi utama jalan angkut adalah untuk mendukung kelancaran operasi
penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan, oleh karena itu geometri jalan
angkut perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagi berikut :
2.3.1. Lebar Jalan Angkut
Jalan yang lebar diiharapkan akan membuat lalu — lintas pengangkutan lancar dan
aman. Dalam penghitungan lebar jalan angkut yang lurus dan tikungan berbeda, karena
pada posisi membelok kendaraan akan membutukan ruang gerak yang lebar akibat jejak
ban depan dan belakang yang ditinggalkan diatas jalan melebar, disamping itu
perhitungan jalan perlu memperhiungkan jumlah lajur yaitu jalur tunggal untuk jalan satu
arah dan jalur ganda untuk jalan dua arah. Lebar jalan minimum pada jalan lurus jalur
ganda atau lebih menurut Aasho Manual Rujal High Way Design harus ditambah setengah
lebar alat angkut pada bagian kiri dan kanan jalan, sedangkan jalan angkut pada tikungan
selalu lebih besar daripada lebar jalan lurus. Untuk jalur ganda ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada jalan tikungan yaitu :
- Lebar jejak ban.
- Lebar juntai atau tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang saat berbelok.
21
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
22
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
dan hal ini akan dapat membahayakan karena kondisi jalan menjadi licin dan akan cepat
mengalami kerusakan.
2.3.4. Perkerasan Jalan Angkut
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar (
subgrade ) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Jenis konstruksi pekerjaan
pada umumnya dibagi dalam 3 jenis yaitu :
- Perkerasan lentur ( flexible pavement )
- Perkerasan kaku ( rigid pavement )
- perkerasan kombinasi lentur kaku ( composite pavement )
Tujuan utama perkerasan jalan angkut adalah untuk membangun badan jalan yang
mampu menahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan pondasi
sehingga tidak melampui daya dukung tanah dasar. Dengan demikian perkerasan jalan
angkut dipengaruhi oleh faktor — faktor kepadatan lalu lintas, sifat fisik dan mekanik
bahan ( material ) yang digunakandan daya dukung tanah dasar.
Daya dukung lapisan tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting didalam
merencanakan tebal lapisan perkerasan jalan, oleh karena itu evaluasi sub grade diarah
untuk memperoleh suatu estimasi harga atau ukuran daya dukung tanah yang caranya
dilakukan dilapagan atau laboratorium mekanik tanah. Faktor — faktor yang harus
dipertimbangkan didalam mengestimasi ukuran daya dukung lapisan dasar antara lain :
- Kadar air
- Kepadatan batuan
- Perubahan kadar air selama usia pelayanan
- Variable tanah dasar
- Ketebalan lapisan perkerasan total yangdapat diterima oleh lapisan lunak
- yang ada dibawah lapisan tanah dasar.
Material perkerasan yaitu material yang digunakan untuk melapisi permukaan sub grade.
Berdasarkan sifat dasarnya material perkerasan dibagi menjadi 4 kategori yaitu :
- Material berbutir lepas
- Material pengikat
- Aspal, Beton Semen
23
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
24
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
BAB III
PROGRAM REKLAMASI
26
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
samping yaitu Bangunan bekas kantor, gudang handak dan jalan angkut. Untuk area jalan
disamping menggunakan batuan samping diperlukan juga batuan produk pertambangan
yang mempunyai kualitas yang kurang baik tujuannya untuk menghindari kontak langsung
dengan batuan dibawahnya sehingga diperlukan lapisan pembatas atau bedding.Secara
umum reklamasi di areal luar tambang akan dilakukan pada Saat masuk pasca tambang
atau diakhir kegiatan operasi produksi. Halini dikarenakan lahan ini masih akan
dipergunakan selama masa kegiatan tambang. Namun untuk fasilitas jalan tambang yang
sudah tidak dipergunakan akan mulai dilakukan pembenahan untuk di reklamasi.Untuk
reklamasi di luar areal tambang lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan yang erat
hubungannya dengan aktivitas masyarakat terutama pengguna fasilitas sarana tersebut.
Untuk akses jalan tambang berhubungan dengan perawatan dan perbaikan selama
fasilitas tersebut masih digunakan Oleh perusahaandan menjadi tanggung jawab penuh
untuk perbaikan dan perawatannya.
3.1.3. Jalan Tambang
Untuk fasilitas jalan tambang ada dua yang digunakan. Jalan tambang yang
pertama yaitu yang berada disekitar areal pertambangan dan diluar area pertambangan.
Panjang peruntukan fasilitas tersebut kurang lebih 2 Ha. Untuk yang di dalam area
pertambangan akses tersebut menghubungkan antara pit ke stockpile, disposal kolam
pengendapan atau setlling pond. Sedangkan untuk yang diluar pertambangan akses
tersebut menghubungkan antara areal pertambangan ke lokasi office, workshop, gudang
dan ke area fuel tank. Untuk sarana jalan tambang yang berada didalam area
pertambangan setelah dilakukan reklamasi dan pasca tambang apabila masih masih
dibutuhkan untuk akses umum, sarana tersebut akan dikembalikan ke pihak yang
berwenang yang selanjutnya diatur mengenai peruntukan selanjutnya. Sementara itu,
untuk reklamasi di luar areal tambang lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan
yang erat hubungannya dengan aktivitas masyarakat terutama pengguna fasilitas sarana
tersebut.
3.2. Teknik dan Peralatan yang digunakan dalam reklamasi
3.2.1. Teknik yang digunakan untuk reklamasi
Penatagunaan lahan merupakan pekerjaan teknis yand dilakukan pada kegiatan
reklamasi yang terdiri dari beberapa pekerjaan yaitu :
28
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
29
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
a. Bulldoozer
Sebagai alat dorong dan gusur, dalam proses reklamasi excavator digunakan sebagai
berikut :
• Memlakukan pemberaian tanah atau humus
• Melakukan pembersihan tanah penutup
• Melakukan perintisan dalam pembuatan lantai kerja dan jalan angkut tambang.
• Mengatur bentuk geometri lereng akhir reklamasi.
b. Excavator
Sebagai alat gali muat, dalam operasi penambangan digunakan untuk melakukan
pekerjaan — pekerjaan sebagai berikut :
• Melakukan penggalian, pemuatan, dan pemindahan serta pencurahan material
lemah seperti humus dan top soil pada lokasi penimbunan atau langsung ke atas
alat angkut dump truk.
• Melakukan penggalian, pemuatan dan pencurahan lapisan tanah penutup dan
mengumpulkannya pada 10kasi dekat tambang atau langsung muat ke alat angkut.
• Melakukan perintisan dan pembuatan saluran air ditambang untuk drainage.
• Melakukan perintisan dan pembuatan kolam air ditambang dalam rangka
pemantauan dan pengelolaan lingkungan tambang.
c. Dump Truck
Berdasarkan fungsi utama dumptruk dalam kegiatan operasi penambangan digunakan
sebagai berikut :
• Melakukan pengangkutan, pencurahan hasil penggalian tanah penutup dari
tambang ke lokasi penimbunan tanah penutup.
• Melakukan pengangkutan, pencurahan, hasil penggalian top soil dari disposal area
ke area yang akan direklamasi.
3.2.3. Penatagunaan Lahan
Untuk perencanaan penatagunaan lahan pada areal bekas tambang dan di luar
bekas tambang, meliputi fasilitas infrastruktur diantaranya bangunan dan jalan, total
fasilitas yang digunakan atau dibangun kurang lebih 8,17 Hektar atau 81.700 M2. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa secara umum reklamsi di areal luar tambang akan dilakukan
pada Saat masuk pasca tambang atau diakhir kegiatan operasi produksi. Hak ini
dikarenakan lahan ini masih akan dipergunakan selama masa kegiatan tambang. Namun
30
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
untuk fasilitas jalan tambang yang sudah tidak dipergunakan akan mulai dilakukan
pembenahan untuk di reklamasi. Sedangkan rencana untuk reklamasi di dalam areal
tambang atau areal bekas penambangan maka pengaturan permukaan lahan bekas
tambang akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan penanganan tanah pucuk yang
digunakan yaitu methode backfilling maka pada awal penambangan dilakukan
pengupasan top soil terlebih dahulu dan memindahkannya ke bank top soil yang telah
disiapkan. Kemudian dilakukan penggalian tanah penutup untuk kemudian dilakukan
pengambilan batubara, pada proses ini material tanah penutup berupa overburden dan
interbuden ditimbun di area disposal area untuk sementara dan kernudian akan
digunakan menimbun kembali lahan bekas tambang yang sudah mine out.
3.2.4. Revegetasi
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis tanaman,
persiapan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman dan
pemeliharaan tanaman. Teknik revegetasi tersebut akan dilakukan antara lain :
- Penyusunan rancangan teknis tanaman.
Rancangan teknis tanaman adalah rencana detil kegiatan revegetasi yang
menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman, uraian jenis pekerjaan, kebutuhan
bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya dan tata waktu pelaksanaan
kegiatan. Rancangan tersebut disusun berdasarkan hasil kondisi biofisik dan social
ekonomi setempat. Kondisi geofisik meliputi topo atau bentuk lahan, iklim, hidrologi,
kondisi vegetasi awal dan vegetasi asli. Sedangkan data social ekonomi yang perlu
mendapat perhatian antara lain demografi, sarana, prasarana, dan eksesbilitas yang
ada. Jenis tanaman yang dipilih kalau dapat diarahkan pada penanaman jenis
turnbuhan asli, sebaiknya dipilih jenis tumbuhan local yang sesuai dengan iklim dan
kondisi tanah setempat.
- Pesiapan lapangan
Pada umumnya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan,
pengolahan tanah dan kegiatan perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting
agar keberhasilan tanaman dapat tercapai. Sebelum penanaman dilakukan, maka
dilakukan pemberian pupuk agar lahan tersebut menjadi subur. Selanjutnya setelah
beberapa minggu lamanya, lahan tersebut dapat ditanami dengan rerumputan
sehingga area bekas tambang yang telah direvegetasi dengan rerumputan dapat
31
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
32
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
bangunan tersebut direhabilitasi dan ditanami dengan vegetasi yang sesuai. Sebelum
revegetasi dilakukan, terlebih dahulu disuburkan dengan diberi pupuk agar lahan tersebut
menjadi subur. Setelah beberapa minggu lahan tersebut dapat ditanami dengan
rerumputan. Pekerjaan sipil ini lebih menekankan pada masalah area infrastruktur yang
sudah tidak dipakai lagi selama perusahaan masih melakukan aktivitas tambang, dan
selanjutnya dilakukan revegetasi.
Untuk pasca tambang area yang sudah di revegetasi maupun belum akan tetapi
sudah dikelola atau sudah direklamasi bisa digunakan sebagai pemukiman maupun kebun
dan tidak menutup kemungkinan bisa dijadikan sebagai tempat parawisata maupun untuk
areal kawasan industry.
Stabilitas lereng erat kaitannya dengan erosi. Pengendalian erosi merupakan hal
yang mutlak dilakukan selama kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi
dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur dan
sedimntasi di alur-alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air
adalah; curah hujan, kemiringan lereng topografi), jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan
terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah. Untuk menghindari kejadian tersebut maka
Perusahaan akan melakukan hal - hal berikut, antara lain :
a) Meminimalisasikan area terganggu dengan cara :
• Membuat rencana detil kegiatan penambangan dan reklamasi,
• Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan,
• Penebangan pohon sebatas area yang akan dilakukan penambangan,
• Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan
b) Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan cara:
• Pembuatan teras-teras,
• Pembuatan saluran diversi (pengelak),
• Pembuatan SPA,
• Pembuatan dam pengendali.
c) Meningkatkan infiltrasi (peresapan air tanah), dengan cara:
• Dengan pengarungan tanah searah kontur,
• Akibat penggarukan, tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat sebagi
media perakaran tanah.
• Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dan lain-lain.
d). Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan, dengan cara:
• Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan
perlakuan yang berlaku dan harus di dalam Wilayah Kuasa Tambang,
• Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak mengandung
sedimen,
34
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
• Apabila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanenyang
dilengkapi dengan saluran pengelak,
• Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah ditampung
dan dibelokan serta kimiringan saluran air (SPA) jangan terlalu curam,
• Apabila endapan sedimen telah mencapai setengah dari bandan bendungan
sebaiknya sedimen dikeruk dan dapat dipakai sebagai lapisan ataS tanah,
• Dalam membuat bendungan permanen harus dilengkapi dengan saluran pelimpah
("Spillways) untuk menangani keadaan darurat dan saluran pembuatan ("Decant',
"Syohon"), dan lainnya yang dianggap perlu.
• Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, check dam dari beton,
kayu atau dalam bentuk lain.
Pengendalian erosi selengkapnya supaya mengacu pada teknis yang telah
ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum No.
693.K/008/DJP/1996, tentang Pedoman Teknis Pengendalian Erosi Pada Kegiatan
Pertambangan Umum.
3.2.8. Pengamanan Lubang Bekas Tambang ( Void )
Untuk menjaga hat-hal yang tidak diinginkan terutama area bekas bukaan yang
belum di reklamasi dan tergenang air, perlu memasang rambu-rambu safety di sekiar area
tersebut atau bila perlu memasang atau menutup akses kearah tersebut untuk umum.
Selain itu di sekitar batas bukaan harus dibuat tanggul-tanggul pengaman yang
fungsinya selain untuk pengaman dari aktivitas pekerja maupun untuk pengendali erosi
yang diakibatkan oleh meluapnya tampungan air bila terjadi hujan. Selain itu mengurangi
masukan air yang berlebih.
3.2.9. Pemulihan dan Pemantauan Kualitas Air
Sesuai dengan peruntukannya, areal bekas bukaan yang tidak memungkinkan
untuk ditimbun kembali, maka areal yang akan dibuat atau digunakan untuk budidaya air
tawar perlu pemantauan mengenai kualitas serta pengelolaan airnya.
3.2.10. Pemeliharaan Lubang Bekas Tambang
Lubang-lubang bekas galian aktivitas pertambangan sudah selakyaknya direklamai
(revegetasi), dikembalikan kebentuk semula meskipun tidak akan kembali kebentuk awal,
akan tetapi areal tersebut setelah direklamai bisa digunakan untuk keperluan pertanian,
pemukiman, kawasan industry maupun pariwisata setelah dilakukan penelitian lebih
35
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
lanjut oleh pihak terkait. Untuk areal bekas lubang bukaan yang tidak memungkinkan
untuk ditimbun bisa diperuntukan sebagi kawasan budidaya ikan air tawar.
Sudah selayaknya bagi pelaku pertambangan untuk memperhatikan dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas tersebut, dengan demikian PT. Klola Tebo
Energi akan melakukan reklamasi termasuk pemeliharaan dan pemantauan areal bekas
bukaan tambang sesuai dengan peruntukannya.
3.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan lahan yang telah direklamasi harus memperhatikan aspek
memperbaiki kesuburan tanah, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit
tanaman, serta menjaga kestabilan lereng. Perusahaan dalam rangka perbaikan dan
pemeliharaan area yang sudah direklamasi akan melakukan hal-hal berikut apabila
diperlukan untuk memperbaiki kesuburan tanah antar lain:
a) Penggunaan kapur
• Kapur digunakan khususnya untuk mengatur pH, akan tetapi dapat juga
memperbaiki struktur tanah.
• Pengaturan pH dapat merangsang tersedianya zat hara untuk tanaman dan
mengatur zat-zat racun.
• Kapur atau batu kapur giling kasar dan kapur dolomit mempunyai daya kerja yang
ebih lambat, akan tetapi pengaruhnya dalam menetralisir PH lebih lama
dibandingkan dengan kapur kotor
• Penggunaan gamping secara bertahap mungkin diperlukan jika kesimbangan
kenaikan PH dibutuhkan.
• Kapur kotor akan berpengaruh menurunkan kemampuan jenis pupuk yang
mengandung nitrogen, karena itu penggunaanya harus terpisah
• Tingkat penyesuaian PH akan akan bergantung dari tingkat keasaman, jenis tanah
dan kualitas batu gamping. Sebagai conto, penggunaan kapur sebanyak 2.5-3.5
ton/ha pada tanah yang memiliki PH >5.0 akan menaikan PH kurang lebih 0.5.
b) Pupuk
• Persayaratan penggunaan pupuk akan sangat bervariasi sesuai kondisi dan
maksud peruntukan lahan sesudah selesai penambangannya.
36
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
• Meskipun jenis tumbuhan asli beradaptasi dengan tingkat nutrisi yang rendah
namun dengan pemberian pupuk yang cukup dapat meningkatkan
pertumbuhannya.
• Reaksi setiap tumbuhan bervariasi, anggota dari rumpun "proteseae" sensitiv
terhadap peningkatan kandungan fosfor dan kemungkinan menimbulkan efek
yang kurang baik.
• Pupuk organik pada umumnya bermanfaat sebagi pengubah sifat tanah.
• Pupuk anorganik komersial selalu mengandung satu atau lebih nutrisi makro
(yaitu nitrogen, fosfor, kalium). Selain itu juga mengandung belerang, kalsium,
dan magnesium.
• lenis, dosis dan waktu pemberian pupuk anorganik sebaiknya dilakukan sesuai
dengan hasil analisis tanah.
• Apabila terdapat tanda-tanda turnbuhan kekurangan unsur atau keracunan,
maka harus meminta saran dari ahli tanah.
• Waspada terhadap kemungkinan penggunaan pupuk yang berlebihan yang dapat
mengakibatkan pencemaran air, khususnya pada daerah tanah pasiran.
• Pemberian pupuk dalam bentuk butir atau tablet dapat dilakukan pada jarak 10-
15 cm di bawah atau disebelah tiap lubang semaian pada waktu penanaman.
• Harus dicegah kontak langsung antara pupuk dengan akar semaian.
c. Pengadaan Bibit dan Pupuk
Bibit yang dibutuhkan untuk revegetasi dapat memenuhi melalui pembelian bibit siap
tanam, atau melalui pengadaan bibit atau melakukan pesemaian bibit.
Tingkat keberhasilan dari semua metode penanaman akan berkurang bila tidak
dilakukan pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keadaan optimum
bagi pertumbuhan tanaman.
Pemeliharaan pada tahun pertama yang dilakukan yaitu kegiatan penyulaman,
pengendalian gulma, penyiangan, pendangiran / penggemburan dan pemupukan.
Sedangkan pada tahun kedua dilakukan berupa penyiangan, pengendalian gulma,
pendangiran dan pemupukan.
37
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN
38
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI
39
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
40
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
41
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Tabel 5.3. Biaya Pembuatan Saluran dan Perawatan Saluran Periode 2021-2025
Alat : Unit Komatsu PC 120-6
Jumlah : 1
Kapasitas Bucket 0,7 M³
Biaya Sewa : 200.000 Rp/Jam
Biaya Operator : 15.000 Rp/Jam
No Kegiatan Biaya
1 Pengaturan Permukaan Lahan 62.695.959
2 Penebaran Tanah Pucuk 163.389.111
3 Pengendalian Erosi dan Pengelolaan Air (Drainase) 940.625
4 Biaya Penataan Akhir Lahan 8.434.602
Total 235.460.298
42
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
43
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau
untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Tanaman penutup tanah berperan:
• Menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di
atas permukaan tanah.
• Menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh.
• Melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman
penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan,
mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air
ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Turnbuhan atau tanaman yang sesuai untuk digunakan sebagai penutup tanah dan
digunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Osche et al,
1961):
• Mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji.
• Mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman
pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan
tingkat kesuburan tanah yang tinggi,
• Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun,
• Toleransi terhadap pemangkasan,
• Resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan,
• Mampu menekan pertumbuhan gulma,
• Mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim
atau tanaman pokok lainnya, sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan
• Tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur- sulur
yang membelit.
Cover crop atau tanaman penutup umumnya adalah tanaman yang berasal dari
family legumineceae (tanaman legume/ kacang-kacangan). Cover crop atau tanaman
penutup tanah berperan sebagai penahan kelembaban tanah di daerah perkebunan
khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet. Selain berfungsi menjaga kelembaban
tanah di areal Sekitar perkebunan, cover crop juga memiliki peran sebagai penggembur
tanah. Tanaman jenis legume, memiliki akar yang biasanya bersimbiosis dengan bakteri
rhizobium yang dapat mengikat nitrogen (N) secara langsung dari udara. Selain itu,
44
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
perakarannya tidak terlalu dalam dan merupakan akar serabut, sehingga akar tanaman
penutup ini dapat membuat tanah tetap gembur. Dengan adanya tanaman penutup
kelembaban tanah dapat terjaga dengan baik. Tanaman penutup biasanya ditanam secara
tumpang sari. Cover crop/ tanaman penutup dapat meningkatkan kualitas tanah dengan
meningkatkan tingkat bahan organik tanah melalui input tutupan biomassa tanaman dari
waktu ke waktu. Kualitas tanah dikelola untuk menghasilkan situasi optimal untuk
tanaman berkembang. Faktor utama kualitas tanah adalah salinasi tanah, pH,
keseimbangan mikroorganisme dan pencegahan kontaminasi tanah.
Penebran biji atau cover crop dibutuhkan sekitar 3 kg per hektarnya dengan harga per
satuannya sekitar Rp 20.000,- sehingga total estimasi untuk pengadaan bibit tanaman
untuk cover crop diestimasikan sekitar Rp60.000,- / Ha.
d. Penanaman
Untuk revegatasi rencana tanam yaitu 4x4 dan membutuhkan bibit sekitar 625 per
Ha dengan asumsi waktu penanaman selama 10 menit / batang berupa pembuatan
lubang, penanaman dan pemasangan ajir sehingga memerlukan waktu untuk penanaman
Bibit Pioner sekitar 104 jam/Ha, untuk penanaman bibit sisipan sekitar 26 jam/Ha, untuk
penanaman Bibit Sulaman tahun ke-1 sekitar 32 jam/Ha dan untuk penanaman Bibit
Sulaman tahun ke 2 dan tahun ke -3 sekitar 16 jam/Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 5.6. Kebutuhan Revegetasi, Pemeliharaan, dan Perawatan
Data Revegetasi Data Revegetasi Sisipan
Jarak Tanam 4 x 4 Meter Jarak Tanam 4 x 4 Meter
Kebutuhan bibit /Ha (Pionir) 625 Batang Kebutuhan bibit /Ha (25% * Pionir) 156 Batang
Waktu Penanaman Per Batang 10 Menit Waktu Penanaman Per Batang 10 Menit
Waktu Penanaman Per Hektar 104,17 Jam Waktu Penanaman Per Hektar 26 Jam
Hari yang diperlukan 12 Hari Hari yang diperlukan 3 Hari
Tenaga kerja yang diperlukan dalam 1 minggu 12 Orang Tenaga kerja yang diperlukan dalam 1 minggu 3 Orang
Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun Ke 1 Data Pemeliharaan dan Perawatan Tahun Ke 2 dan 3
Jarak Tanam 4 x 4 Meter Jarak Tanam 4 x 4 Meter
Kebutuhan bibit /Ha (25% Pionir dan Sisipan) 195 Batang Kebutuhan bibit /Ha (50% dari Perawatan Tahun 1) 98 Batang
Waktu Penanaman Per Batang 10 Menit Waktu Penanaman Per Batang 10 Menit
Waktu Penanaman Per Hektar 32,55 Jam Waktu Penanaman Per Hektar 16 Jam
Hari yang diperlukan 4 Hari Hari yang diperlukan 2 Hari
Tenaga kerja yang diperlukan dalam 1 minggu 4 Orang Tenaga kerja yang diperlukan dalam 1 minggu 2 Orang
e. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman direncanakan melalui tiga tahap yaitu :
45
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
II Penanaman Sisipan
1 Pohon Tanaman Sisipan Bibit 156 2.500 390.000
2 Pupuk Kg 5 5.000 25.000
3 Kapur/ Dolomit Kg 12,5 3.000 37.500
4 Insektisida Liter 2 10.000 20.000
5 Tenaga Kerja HOK 3 100.000 300.000
Sub Total I 3.855.000
III Perawatan Tahun ke 1
1 Pupuk Kg 26,3 5.000 131.500
2 Pohon untuk penyulaman pionir Bibit 195 1.000 195.000
3 Biji cover crop Kg 0,8 20.000 16.000
4 Tenaga Kerja HOK 4 100.000 400.000
IV Perawatan Tahun ke 2
1 Pupuk Kg 26,3 5.000 131.500
2 Pohon untuk penyulaman pionir Bibit 98 1.000 98.000
3 Tenaga Kerja HOK 2 100.000 200.000
V Perawatan Tahun ke 3
1 Pupuk Kg 26,3 5.000 131.500
2 Pohon untuk penyulaman pionir Bibit 49 1.000 49.000
3 Tenaga Kerja HOK 2 100.000 200.000
Sub Total II 1.552.500
VI Analisis Tanah
1 Analisis Sample Tanah Sample 4 1.000.000 4.000.000
Sub Total III 4.000.000
Total Biaya Revegetasi Lahan Per Hektar 9.407.500
46
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
47
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
sipil ini secara rinci akan dimasukan dalam dokumen rencana pasca tambang yang dibuat
secara terpisah.
5.1.5. Biaya Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang (Void)
Untuk pekerjaan pemanfaatan lubang bekas tambang seperti :
• Stabilitas lereng,
• Pengamanan lubang bekas tambang (void)
• Pemulihan dan pemantauan kualitas air serta pengelolaan air dalam lubang bekas
tambang (void) sesuai peruntukannya, dan pemeliharaan lubang bekas tambang.
• Untuk pekerjan seperti diatas rencana pembiayaan sudah diestimasikan atau sudah
dianggarkan dalam biaya langsung yaitu didalam biaya penatagunaan lahan dan
revegetasi.
48
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
49
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
Tabel 5.13. Rencana Biaya Reklamasi PT. Klola Tebo Energi Periode 2021-2025
TAHUN
NO DISKRIPSI BIAYA
2021 2022 2023 2024 2025
1 Biaya Langsung (Rp)
a. Biaya penatagunaan lahan terdiri atas :
1) Penataan lahan - 5.371.747 10.283.058 20.182.420 26.858.734
2) Penebaran tanah zona pengakaran - 13.999.067 26.798.214 52.596.495 69.995.335
3) Penataan akhir lahan - 1.342.937 1.799.535 2.270.522 3.021.608
4) Pengendalian erosi dan sedimentasi - 470.313 470.313 470.313 470.313
b. Biaya revegetasi terdiri atas :
1) Analisi kualitas tanah - 2.800.000 5.360.000 10.520.000 14.000.000
2) Pemupukan - 239.750 458.950 900.775 1.198.750
3) Pengadaan bibit - 1.366.750 2.616.350 5.135.075 6.833.750
4) Penanaman - 1.050.000 2.010.000 3.945.000 5.250.000
5) Pemeliharaan tanaman - 1.086.750 2.080.350 4.083.075 5.433.750
c. Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam
tambang - 8.161.911 4.500.000 4.500.000 4.500.000
d. Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan
pasca tambang atau program reklamasi bentuk lain
e. Biaya pemanfaatan lubang bekas tambang (void) terdiri
atas :
1) Stabilitas lereng
2) Pengamanan lubang bekas tambang
3) Pemulihan dan pemantauan kualitas air serta
pengelolaan air dalam lubang bekas tambang (void)
sesuai dengan peruntukannya
4) Pemeliharaan lubang bekas tambang
SUB TOTAL 1 (Rp) - 35.889.224 56.376.770 104.603.675 137.562.240
2 Biaya Tidak Langsung (Rp)
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat (2.5%) - 897.231 1.409.419 2.615.092 3.439.056
b. Biaya perencanaan reklamasi (4%) - 1.435.569 2.255.071 4.184.147 5.502.490
c. Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai
pelaksana reklamasi tahap operasi produksi (4%)
- 1.435.569 2.255.071 4.184.147 5.502.490
Biaya supervisi (3%) - 1.076.677 1.691.303 3.138.110 4.126.867
SUB TOTAL 2 (Rp) - 4.845.045 7.610.864 14.121.496 18.570.902
TOTAL (Rp) - 40.734.270 63.987.634 118.725.171 156.133.142
50
Laporan Rencana Reklamasi
PT, Klola Tebo Energi
BAB VI
KESIMPULAN
Dari uraian dan penjelasan dalam Bab-Bab di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. PT. Klola Tebo Energi sebagai salah satu perusahaan penanaman modal dalam negeri
yang melakukan usaha dibidang pertambangan batubara dengan status Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi seluas 1.885 Hektar di Desa Pemayung, Kecamatan
Sumay, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Kegiatan ini didasarkan pada Surat Keputusan
Bupati Tebo No : 229/ESDM/TAHUN 2011 tentang Persetujuan Peningkatan Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi Menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada
PT. Klola Tebo Energi tanggal 01 Juni 2011 . Berdasarkan masa berlaku izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi sebelumnya yang telah habis maka PT. Klola Tebo
Energi mendapatkan perpanjangan izin yang dituangkan pada Surat Keputusan Kepala
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jambi No :
0707210/225/KEP.KA.DPM-PTSP-6.1/IUPOP/XII/2020 tentang Persetujuan
Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT. Klola Tebo Energi
yang diterbitkan tanggal 4 Desember 2020.
2. Perusahaan selaku pemrakarsa rencana kegiatan pertambangan batubara tersebut,
telah melakukan penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dan telah mendapatkan pengesahan dengan Nomor : 561/ Kep Gub
BLHD/2011 yang disahkan pada tanggal 26 November 2011.
3. Sistim penambangan yang dilakukan oleh PT. Klola Tebo Energi adalah tambang
terbuka ( open pit ) dengan metoda strip mining.
4. Rencana reklamasi yang akan dilaksanakan meliputi ; Pengaturan permukaan lahan,
penebaran tanah zona pengakaran, penataan akhir lahan, pengendalian erosi dan
sedimentasi, revegetasi, pencegahan dan penanggulangan air asam tambang dengan
total luasan lahan 8.17 Hektar, terdiri atas biaya langsung dan tidak langsung maka
total biaya yang harus disediakan oleh PT. Klola Tebo Energi dari periode Tahun 2021
sampai dengan periode Tahun 2025 adalah sebesar Rp. 379.580.217,- ( Tiga Ratus
Tujuh Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Dua Ratus Tujuh Belas
Rupiah ).
51