Anda di halaman 1dari 44

UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)

a.n. PT. Modern Energi Nasional

BAB II
RENCANA KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n. PT. Modern Energi
Nasional

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Rencana pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n.
PT. Modern Energi Nasional terletak di Kp. Kutalaksana RT.003 RW.002 Desa
Mandalawangi Kecamatan Cipatat Kab. Bandung Barat dengan ketinggian antara ±317-325
mdpl, dan berada pada titik koordinat:
1. 6°49'44.703"S 107°19'48.323"E
2. 6°49'45.25"S 107°19'49.76"E
3. 6°49'46.744"S 107°19'48.294"E
4. 6°49'46.859"S 107°19'49.578"E
Peta lokasi kegiatan dapat dilihat pada gambar 2.1. Lokasi ini dapat dicapai dari arah
Rajamandala ke arah Jalan Raya Cianjur - Bandung atau sebaliknya. Untuk sampai ke lokasi
kegiatan dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Adapun batasan
lokasi kegiatan:
1) Utara : Jalan Raya Cianjur - Bandung
2) Selatan : Jalan Desa Mandalawangi
3) Barat : Permukiman Warga
4) Timur : Permukiman Warga

Kondisi eksisting saat ini berupa lahan kosong dan terdapat bangunan yang sudah
tidak digunakan. Kondisi sekitar lokasi kegiatan dapat dilihat pada gambar 2.2 pada peta
situasi lingkungan dan foto kondisi eksisting dapat dilihat pada foto berikut.

Rencana Kegiatan
II - 1
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Rencana Kegiatan
II - 2
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Rencana Kegiatan
II - 3
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Gambar 2.2. Peta situasi kegiatan

Rencana Kegiatan
II - 4
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

2.3 Skala Usaha/Kegiatan


Pemanfaatan Lahan
Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n PT. Modern Energi
Nasional menempati lahan seluas ±2.450 m2 dengan luas bangunan ±841 m2. Di atas
lahan tersebut akan dibangun Tangki Pendam BBM, Discharge Point BBM, Bangunan
Penunjang SPBU, Area Pengisian BBM, Vent Pipe, Ruang Genset, Ruang Panel, Ruang
Display, Mushola, dan Area Komersil. Selain itu, di dalam SPBU juga akan dilengkapi
dengan prasarana, sarana dan utilitas, yaitu berupa ruang terbuka hijau, jalan, area
parkir, TPS Limbah B3 dan TPSS Terpilah.
Tabel 2.1 Rencana Pemanfaatan Lahan
Luasan
No Luas % BCR
Penggunaan Lahan Tutupan
.
m2 Total % (m2)
A Bangunan
1 Tangki Pendam BBM 188 7,67 100 188
2 Area Pengisian BBM 324 13,22 100 324
3 Bangunan Kantor, Ruang Genset, 128 5,22 100 128
4 Ruang Panel,
Bangunan TPS B3 Toilet, dan
Musholla, 197 8,04 100 197
Area Komersil TOTAL I 837 34,16 837
B Sarana dan Prasarana
1 RTH 585 23,88 0 0
2 Jalan 234 9,55 100 234
Jalan dan Area Parkir (Paving
3 790 32,24 50 395
Block)

Rencana Kegiatan
II - 5
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

4 TPSS Terpilah 4 0,16 100 4


TOTAL II 1.613 65,84 633
TOTAL I + II 2.450 100 1.470
KDB (%) 60,00
Sumber: Pemrakarsa dan Perhitungan, 2019

Gambar 2.3 pra Rencana Tapak

Rencana Kegiatan
II - 6
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Tangki Pendam
Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n. PT. Modern Energi
Nasional menerima dan menyalurkan produk jenis Bahan Bakar berupa Pertalite,
Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Solar. Bahan bakar tersebut
disimpan didalam tangki pendam dengan kapasitas masing-masing sebagai berikut:
 Premium 20 kL
 Pertalite kapasitas 20 kL
 Pertamax kapsitas 20 kL
 Dexlite kapasitas 20 kL
 Pertamina Dex 10 kL
 Tangki lain 10 kL untuk cadangan produk lainnya

Gambar 2.4. Contoh Tanki Pendam

Tenaga kerja

Rencana Kegiatan
II - 7
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Jumlah tenaga kerja dengan standarisasi minimum lulusan SMU. Jumlah tenaga
kerja yang tersedia yaitu:
 Manager : 1 orang
 Operator : 13 orang (3 shift)
 Pengawas : 2 orang
 Admin : 1 orang
 Office boy : 1 orang
 ME : 1 orang
 Security : 3 orang
 Total : 22 orang
Waktu Operasional
Kegiatan operasional SPBU berlangsung 3 shift selama 24 jam (06.00 WIB s/d
06.00 WIB) :
 Shift I : 06.00 - 14.00
 Shift II : 14.00 - 22.00
 Shift II : 22.00 - 06.00

2.4 Garis Besar Komponen Kegiatan


2.4.1 Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No. 2 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009- 2029, bahwa
lokasi rencana kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n
PT. Modern Energi Nasional diarahkan sebagai Kawasan Permukiman Pedesaan. Hal
ini tercantum dalam Surat Keterangan Rencana Ruang nomor 650/123/TR-
KKR/DPUPR (terlampir pada lampiran 1). Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan
Zonasi kawasan Permukiman Perdesaan Pada Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Barat Nomor 2 Tahun 2012, kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu
kegiatan perdagangan dan jasa skala pelayanan lingkungan. Kegiatan SPBU ini akan
melayani konsumen dilingkungan sekitar SPBU yaitu Desa Mandalawangi. Dengan
demikian, kegiatan SPBU a.n PT. Modern Energi Nasional sesuai dengan tata ruang.
2.4.2 Persetujuan Prinsip Kegiatan
Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n PT. Modern Energi
Nasional telah memiliki Persetujuan Prinsip Kegiatan berupa Izin Lokasi Nomor:
503/004/IPPL-DPMPTSP tanggal 10 Mei 2019 dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bandung Barat, untuk kegiatan
Pembangunan SPBU terpadu yang berlokasi di Kp. Kutalaksana RT. 003 RW. 002,

Rencana Kegiatan
II - 8
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Desa Mandalawangi, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat Seluas ±2.450


m2.

Rencana Kegiatan
II - 9
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Gambar 2.5 Peta Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang

Rencana Kegiatan
II - 10
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

2.4.3 Komponen Kegiatan yang Menimbulkan Dampak Lingkungan


Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n PT. Modern Energi
Nasional dibagi atas 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi (operasional).

Tahap Pra Konstruksi


1. Pengurusan Perizinan

Tahap Konstruksi
1. Perekrutan tenaga kerja
2. Kegiatan mobilisasi alat, bahan konstruksi, dan tenaga
kerja
3. Penyiapan dan pematangan lahan
4. Pembangunan fisik SPBU, Prasarana, dan Sarana
Penunjang

Tahap Operasional
1. Perekrutan Tenaga Kerja
2. Keberadaan Bangunan SPBU, Prasarana, Sarana,
dan Sarana Penunjang (tutupan lahan)
3. Aktivitas Operasional SPBU

2.4.3.1 Tahap Pra Konstruksi


a) Pengurusan Perizinan
Perizinan yang harus ditempuh di Kabupaten Bandung Barat oleh pemrakarsa
kegiatan adalah sebagai berikut:
 Izin Lingkungan
 Izin Mendirikan Bangunan
Pada saat pengurusan perizinan akan menimbulkan dampak berupa
pengharapan sejumlah penduduk di Desa Mandalawangi berkaitan dengan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembangunan SPBU ini. Sejumlah
penduduk ini berharap untuk dapat bekerja di proyek pembangunan Stasiun
Rencana Kegiatan
II - 11
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) a.n. PT. Modern Energi Nasional.
Proses perizinan akan ditempuh terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan
fisik dilokasi kegiatan.

Luas lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Stasiun Pengisian Bahan
Bakar untuk Umum (SPBU) seluas ± 2.450 m2 berdasarkan akta perjanjian
sewa-menyewa dari notaris Ade Yulianti,S.H,M.Kn no. 70 tanggal 29 Maret
2019. Berikut ini adalah rekapitulasi tanah yang telah disewa:
Tabel 2.2. Rekapitulasi Sewa Tanah
Nomor Luas Luas Lahan yang
No Uraian Keterangan
Sertifikat ( m² ) disewa (m2)
1 Sertifikat Hak 002 1.760 1.760 Akta Perjanjian
Milik (SHM) sewa-menyewa
2 Sertifikat Hak 538 383 383 dari notaris Ade
Milik (SHM) Yulianti,S.H,M.Kn
3 Sertifikat Hak 307 1.785 307 no. 70 tanggal 29
Milik (SHM) Maret 2019
2.450
Total Lahan yang Disewa
Sumber: PT. Modern Energi Nasional, 2019.

2.4.3.2 Tahap Konstruksi


Rencana Kegiatan
II - 12
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Sebelum kegiatan konstruksi dilakukan, PT. Modern Energi Nasional akan


terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pemerintah wilayah setempat
(desa dan kecamatan) mengenai rencana kegiatan pembangunan SPBU. Adapun
kegiatan tahap konstruksi sebagai berikut:
a) Perekrutan Tenaga Kerja
Proyek kegiatan Pembangunan SPBU ini akan membuka lapangan pekerjaan
bagi penduduk setempat. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap
konstruksi ini sebanyak 36 orang. Tenaga kerja yang akan dilibatkan terutama
pada tahap konstruksi akan diprioritaskan (±60 %) dari Desa Mandalawangi
Kecamatan Cipatat serta desa-desa sekitarnya sesuai dengan keahlian masing-
masing.
Tabel 2.3 Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan Untuk Tahap Konstruksi

Jumlah
No Jabatan Pendidikan Asal Daerah
(orang)
1. Site Manager Sarjana Teknik 1 Kab. Bandung Barat
2. Engineer Sarjana Teknik 1 Kab. Bandung Barat
3. Supervisor Lapangan D3 1 Kab. Bandung Barat
4. Bagian Logistik SLTA 1 Kab. Bandung Barat
5. Mandor SLTA/SMK 1 Kab. Bandung Barat
6. Administrasi SLTA/SMK 1 Kab. Bandung Barat
7. Gudang SLTA 1 Kab. Bandung Barat
8. Keamanan SLTA 3 Lokal
9 Tukang/Buruh SD/SMP 26 Lokal
Total 36
Sumber : PT. Modern Energi Nasional, 2019.

b) Mobilisasi Alat, Bahan Konstruksi, dan Tenaga Kerja


Alat untuk konstruksi didatangkan dari Kabupaten Bandung Barat dengan
jenis peralatan yang akan digunakan antara lain:
Tabel 2.4 Alat yang Digunakan

Jumlah Jenis Dampak/


No. Jenis Alat Fungsi
Unit Cemaran
1. Excavator 1 Menggali tanah Bising, Debu
2. Truck 2 Mengangkut material Bising, Debu
bangunan
3. Buldozer 1 Meratakan permukaan Bising, Debu
tanah
4. Beton molen 1 Pengadukan pada pekerjaan Bising, debu
beton

Rencana Kegiatan
II - 13
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Jumlah Jenis Dampak/


No. Jenis Alat Fungsi
Unit Cemaran
5. Alat konstruksi (alat 1 Peralatan pembangunan Bising, debu
ngecor, gergaji mesin, SPBU
sugu, dll.)
6. Alat bengkel 2 Peralatan pembangunan Bising, debu
SPBU
7. Alat tradisional 16 Peralatan pembangunan -
(cangkul, kampak, SPBU
sekop, dll)
Sumber : PT. Modern Energi Nasional, 2019.

Bahan bangunan yang digunakan untuk konstruksi didatangkan oleh


kontraktor dari sumber pengambilannya diprioritaskan dari pemasok material
bahan bangunan dari sekitar dengan menggunakan mobil truk. Jenis bahan
bangunan dan kendaraan pengangkut bahan bangunan pada tahap konstruksi
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.5 Mobilisasi Bahan Bangunan Yang Digunakan
Sumber Jumlah Jenis
No Jenis Bahan Jumlah Jumlah Ritasi
Pengambilan Kendaraan Kendaraan
Kab. Bandung
1 Bata merah 80.000 buah 2 buah Colt 5 kali/minggu
Barat
Kab. Bandung
2 Semen 6.400 kg 1 buah Colt 3 kali/minggu
Barat
Kab. Bandung
3 Keramik 40 x 40 320 dus 1 buah Colt 1 kali/minggu
Barat
Kab. Bandung Dump
4 Tanah Urugan 320 m3 2 buah 1 kali/minggu
Barat Truck
Beton Ready Kab. Bandung Truck
5 144 m3 4 buah 2 kali/minggu
Mix Barat Mixer
12 kali/minggu
atau
1-2 kali/hari
Sumber : Hasil Analisis, 2019.

Kegiatan mobilisasi alat dan bahan ini akan menimbulkan dampak diantaranya
adalah gangguan arus lalu lintas, kerusakan jalan akibat tonase kendaraan,
penurunan kualitas udara akibat sebaran debu, peningkatan intensitas
kebisingan, serta pengotoran jalan. Jumlah ritasi mobilisasi alat dan bahan
dirata-ratakan 1-2 kali/hari. Mobilisasi alat dan bahan akan dilaksanakan di luar
jam sibuk lalu lintas (kemacetan). Akses jalan utama yang digunakan adalah
Jalan Raya Cianjur - Bandung. Selain itu, akan dilakukan penjadwalan
mobilisasi alat dan bahan sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas di Jalan

Rencana Kegiatan
II - 14
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Raya Cianjur - Bandung dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan


aparat setempat. Selain alat dan bahan, pada tahap konstruksi juga akan
terjadi mobilisasi tenaga kerja yang bekerja pada tahap konstruksi. Jumlah
kendaraan tenaga kerja pada tahap konstruksi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.6 Mobilisasi Tenaga Kerja Tahap Konstruksi

Jenis
No Jabatan Jumlah Ritasi/hari
Kendaraan
1 Site Manager Mobil 1 1 kali
2 Engineer Mobil 1 1 kali
3 Pengawas Lapangan Motor 2 1 kali
4 Administrasi Motor 1 1 kali
5. Tim pekerja bangunan Motor 25 1 kali
Jumlah Mobil: 2 1 kali ritasi/ hari
Motor: 28
Sumber : Hasil Analisis, 2019.

c) Penyiapan dan Pematangan Lahan


Pada penyiapan dan pematangan lahan, ditentukan peil yang cukup tinggi
dibandingkan dengan saluran pembuangan yang ada sehingga areal SPBU
tidak tergenang air dan kelestarian lingkungan tetap diprioritaskan serta akan
tetap memperhatikan struktur bangunan, meminimalkan cut and fill dan
mempertahankan kontur yang ada. Kemiringan lahan 0o-5 o
(relative datar)
sehingga tidak ada kegiatan cutting pada lahan. Penyiapan lahan dilakukan
dengan cara pembersihan lahan dan penimbunan lahan menggunakan tanah
urug sesuai elevasi tanah yang direncanakan (kebutuhan tanah urug sekitar
320 m3).
d) Pembangunan Pembangunan fisik SPBU, Prasarana, dan Sarana Penunjang
Kegiatan pembangunan SPBU terdiri dari bangunan Tangki Pendam BBM,
Discharge Point BBM, Bangunan Penunjang SPBU, Area Pengisian BBM, Vent
Pipe, Ruang Genset, Ruang Panel, Ruang Display, Mushola, dan Area Komersil.
Pembangunan tersebut terdiri dari pekerjaan pondasi (tipe pondasi yang
digunakan adalah pondasi tiang pancang, pondasi poor plat dan sloof),
dinding, tiang, atap, pintu, jendela, taman, plesteran, langit-langit, lantai,
septik tank, tong sampah, plumbing, pemasangan jaringan listrik, serta
dibangun pula sumur resapan. Selain itu, saat proses pembangunan akan

Rencana Kegiatan
II - 15
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

menimbulkan dampak, diantaranya penurunan kualitas udara dan


peningkatan intensitas kebisingan akibat akumulasi debu dan kebisingan dari
alat-alat kontruksi seperti beton molen, alat konstruksi (alat pengecoran,
gergaji kayu), serta peningkatan air larian karena tertutupnya lahan untuk
bangunan.
Aktivitas Domestik Tenaga Kerja Proyek
Kegiatan pada tahap konstruksi menyebabkan timbulnya aktivitas dari tenaga
kerja proyek diantaranya adalah mobilitas tenaga kerja proyek dari bangunan
ke lokasi proyek, penggunaan air bersih, aktivitas domestik tenaga proyek
yang menimbulkan sampah domestik.
Jumlah tenaga kerja yang ada dilokasi proyek yaitu 36 orang. Untuk
menunjang kegiatan di lokasi proyek, maka diperlukan penyediaan air bersih,
sarana-prasarana persampahan dan sarana air limbah/MCK pekerja.
 Air bersih: Air bersih yang diperlukan untuk keperluan MCK/sanitasi
pekerja dengan standar kebutuhan 30 liter/orang/hari (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang), di luar untuk minum karena
dipenuhi dari air minum dalam kemasan, maka diperlukan air bersih
sekitar 30 liter/orang/hari x 36 orang = 1.080 liter/hari atau 1,08 m3/hari.
Sumber air bersih berasal dari Sumur Pantek.

Sumur Pantek MCK Pekerja Tangki Septik Portable


1,08 m3/hari 1,08 m3/hari

Pencucian Ban Kendaraan Pengangkut Material infiltrasi


Total Air bersih Bangunan 0,2 m3/hari tanah
2,98 m3/hari
Penyiraman tanah kering 0,5 m3/hari infiltrasi
tanah

Kebutuhan air untuk konstruksi


(semen, dll.) 1,2 m3/hari

Gambar 2.6 Neraca Penggunaan Air Tahap Konstruksi

 Persampahan: sampah yang dihasilkan dari kegiatan pekerja diperhitungkan


dengan 36 orang pekerja dan standar 2 L/org/hari (Enri Damanhuri, 2006)

Rencana Kegiatan
II - 16
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

adalah sebesar 60 liter/hari atau 0,06 m 3/hari. Sampah ini ditangani dengan
penyediaan 2 jenis tong sampah, yaitu untuk jenis sampah organik dan
anorganik. Sampah tersebut akan diangkut ke TPSS kemudian diangkut ke
TPA oleh UPT Pengangkutan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Kabupaten Bandung Barat.
Penanganan Sisa Material (Brangkal) Konstruksi
Sisa material (brangkal) konstruksi berupa beton, keramik, cat, kaleng cat,
besi, batu bata, plesteran, kayu, genteng, pipa dan komponen listrik. Sisa
material tersebut berasal dari beberapa penyebab, antara lain (Sumber:
Bossink & Browers, 1996):
 Sisa pemotongan material yang tidak dapat dipakai lagi
 Material tak sesuai kebutuhan/ cacat.
 Kesalahan pesanan barang
 Kemasan yang rusak
 Sisa material karena proses pemakaian
 Pengukuran di lapangan tidak akurat sehingga terjadi kelebihan volume
 Informasi tipe dan ukuran material yang akan digunakan terlambat
disampaikan kepada kontraktor
 Penggunaan material yang salah sehingga perlu diganti
Penanganan yang dilakukan untuk sisa material tersebut yaitu dikumpulkan
dilokasi tapak proyek dan bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu pengumpul
brangkal untuk diangkut oleh pihak ketiga tersebut.

e) Pembangunan Sarana, Prasarana Penunjang


1) Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik
Kegiatan ini akan menghasilkan air limbah domestik sebagai buangan
kegiatan domestik tersebut. Air limbah yang berasal dari Water Closet (WC)
akan dikelola Tangki Septik dengan Bidang Resapan. Pembuatan tangki
septik mengacu kepada SNI 2398: 2017 tentang Tata Cara Perencanaan
Tangki Septik dengan pengolahan lanjutan (Sumur Resapan, Bidang
Resapan, Up Flow Filter, dan Kolam Sanita). Pengelolaan lanjutan yang
dipilih adalah dengan menggunakan sistem Bidang Resapan.

Rencana Kegiatan
II - 17
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Bentuk dan ukuran tangki septik disesuaikan dengan Q jumlah pemakai,


dan waktu pengurasan. Ukuran tangki septik sistem tercampur dengan
periode pengurasan 3 tahun (ruang basah 1,2 m 3, ruang lumpur 0,45 m3,
ruang ambang bebas 0,4 m3 dengan Panjang 1,6 m, Lebar 0,8 m dan Tinggi
1,6 m). Pipa penyalur air limbah dari PVC, keramik atau beton yang berada
diluar bangunan harus kedap air, kemiringan minimum 2 %, belokan lebih
besar 45 % dipasang clean out atau pengontrol pipa dan belokan 90 %
sebaiknya dihindari atau dengan dua kali belokan atau memakai bak
kontrol. Dilengkapi dengan pipa aliran masuk dan keluar, pipa aliran masuk
dan keluar dapat berupa sambungan T atau sekat, pipa aliran keluar harus
ditekan (5 - 10 ) cm lebih rendah dari pipa aliran masuk. Pipa udara diameter
50 mm (2") dan tinggi minimal 25 cm dari permukaan tanah. Lubang
pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya. Tangki
dapat dibuat dengan dua ruang dengan panjang tangki ruang pertama 2/3
bagian dan ruang kedua 1/3 bagian. Jarak tangki septik dan sumur resapan
ke bangunan = 1,5 m, ke sumur air bersih = 10 m dan Sumur resapan air
hujan 5 m. Tangki dengan sumur resapan lebih dari 1 jalur, perlu dilengkapi
dengan kotak distribusi.

Rencana Kegiatan
II - 18
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Gambar 2.7 Tangki septik satu kompartemen (Sumber: SNI 2398:2017


tentang Tata cara perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan
(sumur resapan, bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)

Bentuk dan ukuran tangki septik disesuaikan dengan Q jumlah pemakai,


dan waktu pengurasan. Ukuran tangki septik sistem tercampur dengan
periode pengurasan 3 tahun (ruang basah 1,2 m 3, ruang lumpur 0,45 m3,
ruang ambang bebas 0,4 m 3 dengan Panjang 1,6 m, Lebar 0,8 m dan Tinggi
1,6 m).

Rencana Kegiatan
II - 19
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Pemilihan pengolahan lanjutan dari effluent tangki septik menggunakan


bidang resapan berdasarkan SNI 2398:2017, pemilihan tersebut
dikarenakan jumlah pengguna >10 jiwa

Perhitungan bidang resapan


Kriteria perencanaan (sesuai SNI 2398:2017):
- Kecepatan infiltrasi : 900 L/m2/hari
- Lebar bidang resapan : 0,50 m
- Jumlah Pemakai (n) : Karyawan = 22 orang
: Pengunjung = 250 orang
- Pemakaian air (Petugas & Pengunjung):
Besaran
No Uraian Penggunaan Air Total
Kegiatan
1 Karyawan SPBU 120 L/orang/hari* 22 orang 2.640 L/hari
2 Pengunjung SPBU 20 L/orang/hari 250 orang 5.000 L/hari
Total 7.640 L/hari

- Debit air limbah tercampur = 120 L/org/hari x 22 orang =2.640 L/hari


20 L/org/hari x 250 orang = 5.000
L/hari
- Total Debit air limbah tercampur = 2.640 L/hari + 3.000 L/hari = 7.640
L/hari
Panjang bidang resapan dapat dihitung dengan rumus:
n xQ
L=
FxDxI
keterangan:
L = panjang bidang resapan, dalam m
n = jumlah orang yang dilayani
Q = banyak air limbah, L/orang/hari
D = dalam / tinggi bidang resapan, dalam m
I = daya resap tanah, L/m2/hari
F = faktor (jumlah jalur) bidang resapan
Panjang bidang resapan L = 7.640 / 2 (0,5) (900)
= 8,488 m
Jadi diperlukan bidang resapan dengan panjang mainimal = 8,488 m

persyaratan bidang resapan sebagai berikut:


a) lebar galian minimum 500 mm dan dalam galian efektif minimum
450 mm;
b) panjang pipa resapan melebihi 15 m dibuat 2 jalur;
Rencana Kegiatan
II - 20
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

c) jarak sumbu 2 jalur galian minimum 1,5 m;


d) bidang resapan lebih dari satu jalur harus dilengkapi dengan bak
pembagi dari tangki septik;
e) pipa resapan dari bahan tahan korosi dengan diameter minimum 110
mm;
f) pipa dipasang tanpa sambungan, dan celah antara dua pipa bagian
atas harus ditutup. Bila pipa dipasang dengan sambungan, dibagian
bawahnya harus diberi lubang dengan diameter (10-20) mm pada
setiap jarak 50 mm;
g) pipa dan bidang resapan dibuat miring sebesar 0,2 %;
h) dibawah pipa resapan harus diberi lapisan kerikil berdiameter (15 –
50) mm dengan tebal 100 mm, dan diatas pipa resapan dengan
tebal minimum 50 mm;

Rencana Kegiatan
II - 21
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Gambar 2.8 Bidang Resapan (Sumber: SNI 2398:2017 tentang Tata cara
perencanaan tangki septik dengan pengolahan lanjutan (sumur resapan,
bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)
2) Sarana Pengelolaan Sampah
Penanganan persampahan dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan melaksanakan kewajiban
pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor
3 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Sampah Dan
Retribusi Pelayanan Persampahan. Pengelolaan sampah akan dilengkapi
dengan fasilitas 3 jenis tempat/ tong sampah untuk memudahkan dalam
pengelolaan sampah yang dihasilkan dan sebagai upaya pengurangan
sampah dari sumber sampah (SPBU). Tong sampah tersebut disediakan
dalam 3 warna, yaitu warna hijau untuk sampah organik, warna kuning
untuk sampah anorganik, dan warna merah untuk sampah jenis logam
(pecahan kaca, kaleng, besi, logam, dan yang termasuk kedalam kategori
limbah B3 rumah tangga, dll.) dimana masing-masing tong diberi penutup

Rencana Kegiatan
II - 22
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

sebagai antisipasi terhadap pencemaran bau. Selain tong sampah di setiap


bangunan, di area SPBU akan disediakan pula lahan untuk TPSS Terpilah
dan komposter (mengolah sampah organik).

Pengolahan sampah dilakukan dengan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle).


Sampah mengalami proses pemilahan, dimana sampah plastik dan sampah
non organik lainnya seperti besi, kaca, dipisahkan dan dikumpulkan jadi
satu untuk dijual ke pengumpul barang bekas atau bekerja sama dengan
bank sampah setempat. Untuk sampah organik yang tersisa, dilakukan
pengolahan dengan pengomposan. Hasil dari pengomposan ini digunakan
sebagai pupuk untuk tanaman di SPBU. Adapun residu sampah (non
ekonomis) dikelola dengan bekerjasama dengan UPTD Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Bandung Barat untuk diangkut ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).

Berikut ini timbulan sampah domestic yang dihasilkan dari kegiatan SPBU:
Tabel 2.7 Timbulan Sampah Domestik
Kriteria Timbulan Besaran
No Uraian Total
Sampah* Kegiatan
1 Karyawan SPBU 0,75 L/orang/hari* 22 orang 0,0165 m3/hari
2 Pengunjung SPBU 0,75 L/orang/hari 250 orang 0,1875 m3/hari
3 Sarana Umum
-RTH 0,1 L/m/hari 500 m 0,0500 m3/hari
-Jalan & Area 0,1 L/m/hari 1.269 m 0,1269 m3/hari
Parkir
Total 0,3809 m3/hari
Sumber: Hasil perhitungan, 2019.
Keterangan:
*) Standar timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi timbulan
sampah untuk kota kecil dan kota sedang di Indonesia
Dari total timbulan sampah diasumsikan 50% berupa sampah organik dan
20% anorganik. Sampah organik yang dihasilkan 0,19045 m3/hari dan
sisanya 0,07618 m3/hari berupa sampah anorganik. 30% residu sampah
sebanyak 0,11427 m3/hari disimpan di dalam TPSS.

Rencana Kegiatan
II - 23
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Tempat Penyimpanan Sampah Sementara / TPSS (Residu) sebelum


diangkut oleh UPT DLH Kabupaten Bandung Barat (Kapasitas 600 L)

Tempat Peyimpanan Sampah Sementara (TPSS)


Desain kontruksi TPSS:
Timbulan sampah (per minggu) = 0,11427 m3/hari x 7 hari = 0.79989
m3/minggu = 799.89 L/ minggu
maka, jumlah TPSS yang dibutuhkan adalah:
799.89 L
= = 1,33315 = 2 unit TPSS
600 L
Komposter
Kebutuhan Komposter
Proses pengomposan ±1 bulan
Timbulan sampah organik = 0,19045 m3/hari x 7 hari = 1,33315 m3/ bulan
= 1.333 L/ bulan
Maka, jumlah Komposter yang dibutuhkan adalah:
1.333 L
= = 11,11 = 12 unit komposter
120 L
Contoh Komposter

Rencana Kegiatan
II - 24
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Teknik pengomposan menggunakan BRM (Bio Reaktor Mini) adalah


sebagai berikut:
- Pertama, siapkan sampah (sisa makanan, sampah organic lainnya) dari
pengunjung SPBU, serta usahakan bahan tersebut sudah berukuran
kecil-kecil (10-50 mm/5 cm). Kapasitas Bio Reaktor Mini (BRM) dengan
kapasitas 120 liter/drum.
- Kedua, masukkan sampah organik ukuran kecil ke dalam wadah
pencampuran seperti kontanier plastik atau “jolang” atau ember.
Kemudian campurkan penggembur (balking agent) sebanyak 1-3% dari
jumlah bahan organik atau setara 6 kg untuk 300 kg sampah organik,
seukuran BRM Komposter dan aduk hingga merata. Ketika terjadi
proses penyerapan penggembur (Balking Agent) kedalam bahan
sampah, di lain tempat (baskom atau ember ke-2) disiapkan larutan
mikroba aktivator. Mengambil 10 sendok makan mikroba activator (bila
ada menambahkan gula pasir 1 sendok makan atau molase 1 sendok
makan) kemudian dilarutkan dalam air sebanyak 10-15 Liter dan
meratakan larutan dengan mengaduknya beberapa kali. Kemudian

Rencana Kegiatan
II - 25
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

larutan bisa langsung disiramkan pada tumpukan bahan atau sampah


tadi yang telah diaduk dengan penggembur secara perlahan-lahan.
- Ketiga, setelah diperkirakan terlarut secara merata dan cukup air (kalau
tumpukan sampah organik dalam wadah tadi digenggam tidak
menetes namun jika diperas masih ada airnya), memasukan bahan
kompos tadi ke dalam Bio Reactor Mini (BRM) atau komposter dan
menutup rapat. Kemudian meletakan Bio Reactor Mini tersebut di
tempat teduh dan terhindar dari hujan. Dalam beberapa hari kemudian
(hari ke-3 dan ke-4) akan terjadi reaksi panas sampai 70ºC, Panas dapat
diukur menggunakan thermometer. Pada saat terjadinya reaksi panas,
bioreaktor jangan sampai terbuka agar terjadi dekomposisi sempurna.
- Pada hari ke-5 s/d hari ke-6, reaksi dekomposisi dalam BRM akan selesai
dan pada saat itu dapat ditambahkan lagi tambahan sampah organik
yang telah disiapkan sebagaimana langkah 1-3 diatas. Atau, jika
dianggap perlu, pada hari ke-7 dan hari ke-9, jika suhunya sudah
dibawah 30ºC atau dianggap sudah dingin, dapat dikeluarkan atau
dipanen bahan kompos dari dalam BRM bagian bawah (yang terlebih
dahulu matang) melalui pintu bagian bawah yang tersedia. Bahan
kompos tersebut masih basah, lengket dan lembab, sehingga perlu
disimpan di tempat teduh agar kena angin serta tutup dengan karung
kemasan untuk diangin-anginkan. Maka dalam beberapa hari kemudian
(umumnya 3-5 hari) bahan kompos yang asalnya basah akan menjadi
kering dan gembur. Kompos berukuran besar bisa ditumbuk atau
digunakan bagi tanaman pekarangan. Gundukan kompos butiran kecil
bisa dimasukan kedalam plastik atau karung untuk selanjutnya dijual
maupun untuk pupuk pada ruang terbuka hijau.
Pelaksana pengelola yang mengangkut sampah dari tong sampah ke
TPSS dan pengelola pengomposan sampah organik yaitu petugas
kebersihan yang direkrut oleh pihak SPBU.
Secara rinci kegiatan pengelolaan sampah meliputi:
- Penampungan sampah pada tong sampah 3 warna yaitu warna hijau
untuk sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik,
Rencana Kegiatan
II - 26
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

warna merah untuk sampah jenis pecahan kaca, botol bekas, dll.
serta dilengkapi dengan penutup bak sampah.
- Untuk mereduksi timbulan sampah di TPA Kabupaten Bandung
Barat, maka terhadap sampah organik (daun, sisa makanan, dsb.)
dilakukan pengomposan oleh petugas kebersihan yang direkrut oleh
pihak SPBU.
- Untuk sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual seperti
plastik, kertas, dus, kaleng dikumpulkan oleh petugas kebersihan
setempat dan dapat dijual kepada pembeli barang bekas atau
bekerjasama dengan bank sampah setempat untuk didaur ulang,
sedangkan sampah anorganik yang sudah tidak termanfaatkan
(residu) dikumpulkan di TPSS sebelum diangkut ke TPA.

Pengangkutan sampah di lokasi TPSS ke TPA Kabupaten Bandung Barat


akan diangkut secara periodik satu minggu sekali oleh petugas dari
UPT Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat
dengan menggunakan Truck.

Rencana Kegiatan
II - 27
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Gambar 2.9 Skema Pengelolaan Sampah

Sumber Sampah
TPSS

Pengelolaan Sampah Organik dengan cara komposting ke dalam


komposter
kompos
Pemilahan dan Pemilihan Sampah Organik ; Anorganik ; Pecahan Kaca, Logam, dll Pupuk Untuk Tanaman

Penampungan
TPSS
(Tong Sampah yang Diberi Sekat 3 Warna)
(Bak Sampah yang diberi Sekat 3 Warna)
Hijau : Sampah Organik
Kuning : Sampah Anorganik
Kuning : Sampah Anorganik Residu Sampah
Merah : Sampah Logam, Pecahan Kaca,
Merah : Sampah Logam, Pecahan Kaca, Batu Baterai, dll) TPA
Batu Baterai, dll)

Pengumpulan untuk selanjutnya dijual/ bekerjasama dengan bank sampah setempat

Dikelola oleh karyawan dan pengunjung Dikelola Berkoordinasi


oleh Petugas kebersihan
dengan UPTSPBU”
Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup K

Untuk pengelolaan sampah terutama sampah non organik berupa botol-


botol dan gelas plastik dikelola oleh petugas kebersihan untuk selanjutnya
dijual ke pengumpul barang bekas. Untuk residu sampah yang dihasilkan
akan diangkut ke TPA dengan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bandung Barat melalui UPT Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bandung Barat.

Rencana Kegiatan
II - 28
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

3) Utilitas
Jaringan Listrik dan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Kebutuhan daya listrik direncanakan akan dipenuhi dari PLN. Kemudian di
lingkungan SPBU akan dipasang Penerangan Jalan Umum (PJU), yaitu lampu
yang digunakan untuk penerangan jalan di malam hari berupa lampu merkuri
yang akan di tempatkan di depan akses jalan keluar-masuk SPBU pada ruas
Jalan Raya Cipatat dan lokasi yang strategis lainnya. Pada pelaksanaannya
akan dikoordinasikan dengan Dinas terkait. Perkiraan Kebutuhan daya listrik
total untuk kegiatan SPBU a.n PT. Modern Energi Nasional adalah 16500 kW
dengan rincian yang diperlihatkan pada berikut ini:
Tabel 2.8 Kebutuhan Energi
Jenis Energi Kapasitas Terpasang Sumber
Listrik 16500 kW PLN
Genset 68 kVA Genset *)
PJU 0.3 kW PLN
Sumber : PT. Modern Energi Nasional, 2019.
Keterangan:
*) Genset digunakan sebagai energi cadangan apabila aliran listrik mati.
**) 4 buah PJU dengan kapasitas @ 75 watt = 300 watt = 0.3 kW

Penyediaan Air Bersih


Sumber air bersih untuk SPBU direncanakan bersumber dari Sumur Pantek
dengan Kedalaman sekitar 25 m. Jumlah karyawan 22 orang dan kebutuhan
air sebesar 120 L/orang/hari (Perancangan dan Pemeliharaan Sistem
Plambing/Soufyan M. Noerbambang, Takeo Morimura (Peter)-Cet.8-Jakarta: Pradnya
Paramita, 1991). Dan asumsi sekitar 150 pengunjung SPBU yang datang ke
Toilet dengan kebutuhan Air sekitar 20L/ orang/ hari
 Asumsi kebutuhan air untuk penyiraman, dll. sebesar 0,1 l/Ha/detik
(Kepmen Kimpraswil No. 543/KPTS/M/2001)
Lahan terbuka= 500 m2 = 0,0500 Ha x 0,1 l/Ha/detik x 86.400 detik/hari=
0,432 m3/hari.

Rencana Kegiatan
II - 29
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Tabel 2.9 Tabel Penggunaan Air


Besaran
No Uraian Penggunaan Air Total
Kegiatan
1 Karyawan SPBU 120 L/orang/hari 22 orang 2,64 m3/hari
2 Pengunjung SPBU 20 L/orang/hari 250 orang 5 m3/hari
3 Penyiraman, dll. 0,1 L/Ha/detik 500 m2 0,432 m3/hari*
Total 8,072 m3/hari
Sumber : PT. Modern Energi Nasional, 2019.
Ket: *) Untuk penyiraman = 0,0500 Ha x 0,1 L/Ha/detik x 86.400 detik/hari = 0,4332 m3/hari

Domestik Karyawan dan Tangki Septik dengan


Pengunjung (MCK, dll) Bidang Resapan
7,64 m3/hari 1,528 m3/hari
Air Bersih
8,072 m3/hari (Sumur
Pantek) Grease Trap Saluran Drainase
6,112 m3/hari 6,112 m3/hari

Penyiraman, dll
Meresap
0,432 m3/hari
0,432 m³/hari

Keterangan:
Diasumsikan Air bersih = Air Limbah
Aliran air bersih
Aliran air limbah

Gambar 2.10 Bagan Alir Neraca Penggunaan Air


Grease Trap
Air limbah grey water (pencucian wastafel) akan dikelola dengan
menggunakan grease trap. Grease trap yang akan digunakan berasal dari
fabrikasi di pabrik. Grease trap yang ditampilkan pada dokumen merupakan
contoh jenis grease trap dengan kapasitas 30 L(Panjang: 40 cm; Lebar: 30
cm; dan tinggi: 32 cm).

Rencana Kegiatan
II - 30
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Semua air limbah domestik (grey water) yang berasal dari pencucian di
wastafel akan mengalir masuk ke dalam grease trap. Sampah padat bekas
pencucian akan tersaring pada basket, setelah melalui basket, air + grease
(lemak, minyak, dll) masuk ke ruangan 2. Grease akan naik ke permukaan
secara gravitasi karena berat jenis grease lebih ringan dari pada air.
Kemudian air yang berada dibawah grease akan keluar melalui pipa.
Sampah padat pada basket dan grease yang ada di permukaan air harus
dibersihkan secara berkala dengan cara membuka tutup bagian atas dari
Greas trap (portable). Selanjutnya air buangan hasil pengolahan grease trap
akan dialirkan menuju saluran drainase.

4) Sarana
Penghijauan seperti di jalan masuk, jalan lingkungan dan RTH di dalam
SPBU dan di setiap pekarangan bangunan sedapat mungkin akan ditanami
rumput dan aneka tanaman berupa tanaman peneduh, tanaman penyerap
polusi udara, tanaman berbunga, tanaman berbuah dan lain sebagainya
agar dapat menambah keasrian dan keindahan lingkungan SPBU. Selain itu
dengan adanya taman/penghijauan dapat mengurangi limpasan air
permukaan (air larian), karena terserap oleh tanah dan menambah hawa
segar bagi lingkungan SPBU. Penanaman tanaman ini dapat dilakukan satu
kali pada tahap konstruksi, namun pemeliharaannya dilakukan setiap hari
hingga tahap operasional. Jenis-jenis tanaman yang dapat ditanam di
lingkungan SPBU mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 Jenis-jenis Tanaman yang dapat Ditanami Di Lingkungan SPBU


Lokasi Jenis Tanaman Nama Latin Keterangan

Kiara Payung Felicium decipiens Tanaman Peneduh


Tanjung Mimusops elengi Tanaman Peneduh
Oleander Nerium oleander Tanaman Penyerap Polusi Udara
Jalan
Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis Tanaman Peredam Kebisingan
Lingkungan
Cemara Cassuarina equisetifolia Tanaman Pemecah Angin
Soka Berwarna- Ixora stricata Tanaman Pada Persimpangan Jalan
Warni

Rencana Kegiatan
II - 31
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Lokasi Jenis Tanaman Nama Latin Keterangan

Lantana Lantana camara Tanaman Pada Persimpangan Jalan


Angsana Pterocarpus indicus Tanaman Penyerap Polusi Udara
Ketapang Terminalia cattapa Tanaman Peredam Kebisingan
Mahoni Swientenia mahagoni Tanaman Peneduh
Rumput Gajah Mini Pennisetum purperium Tanaman Penutup Tanah
schamach
Bunga Kupu-Kupu Bauhinia purpurea Berbunga
Sikat Botol Calistemon lanceolatus Berbunga
Bunga Saputangan Amherstia nobilis Berbunga
Kenanga Cananga odorata Berbunga
Bunga Lampion Brownea ariza Berbunga
Taman, RTH
Mangga Mangifera indica Berbuah
dan
Jambu Batu Psidium guajava Berbuah
Perkarangan
Kersen Muntingia calabura Berbuah
Jambu Air Eugenia commune Berbuah
Sawo Kecik Manilkara elengi Berbuah
Rumput Gajah Mini Pennisetum purperium Tanaman Penutup Tanah
schamach
Bungur Lagerstromia speciose Tanaman keras
Lamtoroagung Leucaena lecochepala Tanaman keras
Sempadan
Flamboyan Delonix regia Tanaman keras
Sungai
Jening Pithecolobium lobatum Tanaman keras
Manglid Michelia velutina Tanaman keras
Sumber: Permen PU No. 05/PRT/M/2008.

Perhitungan Jumlah Tanaman di RTH:


Jarak Tanaman 4 s/d 5 meter, sehingga jumlah pohon:
Luas lahan untuk menanam pohon (A) = 5 x 5 = 25 m2
Luas Lahan RTH = 585 m2
Luas RTH
Jumlah Tanaman =
A
585
= = 23,4 = 25 buah
25
tanaman.
Rencana tanaman yang akan ditanam di RTH SPBU:
 Pohon Mangga sebanyak 6 buah pohon
 Pohon Kersen sebanyak 6 buah pohon
 Pohon Jambu Air sebanyak 6 buah pohon
 Rumput Gajah Mini sebanyak 7 buah pohon

Sarana dan prasarana utama yang telah dimiliki adalah jalan masuk, lokasi pengisian
bahan bakar, saluran drainase. Berikut penjelasan dari masing-masing sarana dan
prasarana yang ada di SPBU:

Rencana Kegiatan
II - 32
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

a) Akses masuk dan akses keluar


Akses masuk dan akses keluar areal SPBU melalui pintu masuk / keluar
utama yang telah dilengkapi dengan tanda masuk dengan perkerasan
jalan beton.
b) Saluran drainase
Saluran drainase telah dibangun tepat di akses masuk dan akses keluar
lokasi kegiatan. Saluran drainase yang berada di areal SPBU selanjutnya
akan masuk kesaluran drainase umum. Saat musim hujan, saluran
drainase yang telah dimiliki oleh SPBU masih mampu untuk mengatasi
limpasan air hujan sehingga tidak terjadi luapan air banjir.

Berdasarkan rekomendasi peil banjir No. 610/2262/DPUPR tanggal 27


Mei 2019, Lokasi kegiatan dinyatakan aman dari banjir dengan catatan
harus melaksanakan
 Membuat saluran air/drainase internal dan saluran air/drainase
induk yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air larian
(run-off) dari lokasi eksisting ke perairan umum / saluran drainase
disesuaikan dengan lokasi, dimensi saluran sbb:
Data saluran pembuang internal:
- Lebar/bentang saluran bagian atas: 0,50 m
- Lebar/bentang saluran bagian bawah: 0,50 m
- Tinggi Saluran Air/Drainase: 0,50 m – 0,70 m
 Membuat bak penampung/sumur resapan biopori di lokasi rencana
pembangunan yang ditempatkan berdekatan dengan saluran
air/drainase interen/induk yang berfungsi untuk menyerapkan air
larian (run-off) di lokasi rencana pembangunan;

c) Fasilitas utama
Fasilitas utama yang telah dibangun berupa dispenser untuk mobil dan
shelter motor serta tempat bongkar muat BBM. Sedangkan
kelengkapan fasilitas utama lainnya dapat dilihat sebagai berikut:

Rencana Kegiatan
II - 33
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

1) Areal Pengisian BBM


Pada areal pengisian BBM telah dibuat listplank tipe miring dengan
bahan alumunium komposit, plafond, tanda produk jenis BBM di
kanopi, pompa BBM serta lampu kanopi.
2) Tangki pendam BBM
Di lokasi SPBU terdapat 6 buah tangki pendam Masing-masing
tangki dilengkapi dengan jalur pipa. Adapun spesifikasi teknik tangki
adalah bahan plat baja yang dapat dilas dengan baik, mengandung
tidak lebih dari 0,2 % carbon, 0,60 % sulfur atau 0,60 % fospor (ST.41).
3) Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR)
Untuk mengatasi kebakaran ringan, SPBU ini telah memiliki RRA
(Rumah Racun Api) yang diletakkan di areal SPBU

Gambar 2.11 Alat Pemadam Kebakaran yang harus ada di lokasi


SPBU
SPBU akan dilengkapi dengan fasilitas oil catcher berjumlah 2 unit
yang berfungsi untuk memisahkan antara minyak dan air. Agar pada
saat terjadi hujan akan menerima air limbah dari areal SPBU
terutama berasal dari air hujan, kemudian air limbah tersebut
setelah terjadi pemisahan dengan minyak dialirkan ke saluran
drainase yang akan bermuara ke selokan domestik. Minyak yang
telah terpisahkan ditampung dalam tempat yang kedap air untuk
selanjutnya akan dikelola oleh pihak ketiga yang telah berizin.

Rencana Kegiatan
II - 34
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Gambar 2.12 Oil Cathcer


4) Sign pertamina, ditempatkan di depan sekitar lokasi pintu masuk
dan pintu keluar dengan tujuan sebagai simbol SPBU. Dan pada sign
pertamina tercantum tulisan yang menerangkan BBM atau fasilitas
lainnya yang terdapat pada SPBU tersebut.
5) Sumur pantau yang berfungsi sebagai bak kontrol untuk
mengetahui kebocoran BBM dan limbah kegiatan domestik yang
dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air tanah. SPBU ini
telah memiliki sumur pantau yang tersebar di dalam areal kegiatan
baik itu pada areal pengisian BBM maupun pada areal kegiatan
lainnya yang berguna sebagai alat pendeteksi awal terjadinya
kebocoran atau rembesan, spesifikasi sumur dapat dilihat, yaitu:
- Diameter sumur adalah 15 cm, dan kemudian dimasukan pipa PVC
dengan diameter 4” pada bagian atas diberi cor semen/adukan
dengan ketebalan dinding 2,5 cm.
- Bagian atas sumur observasi setinggi 1 m diberi pasangan batu
bata yang diplester dengan dimensi 80 cm x 80 cm dan bagian
atas penutup dari plat besi.
- Bagian sisi tengah diberi lapisan ijuk, hingga ketinggian 1 m.

Rencana Kegiatan
II - 35
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

- Bagian bawah 1 m diatas permukaan air tanah dan 1,5 m dibawah


permukaan tanah pipa PVC diberi lubang dengan jarak vertikal 20
cm dan horizontal 11 cm atau 4 titik lubang pada setiap garis
lingkarannya.
- Pada bagian dasar pipa diberi penutup.

800

LOCKING CAP
PASANGAN BATU BATA
PASANGAN BATU BATA

200
MUKA TANAH

800
DILUBANGI VENTILASI 1 cm

200
2000
COUPLING 4”

IJUK
PASIR

1000
1000

PERMUKAAN AIR PERMUKAAN AIR


1500

JARAK VERT IKAL 20 cm


JARAK HORISONTAL 11 cm
ATAU 4 T IT IK LUBANG PADA
SETIAP GARIS LINGKAR
HORSONTAL

TUTUP DASAR PIPA 150

Gambar 2.13 Sumur Pantau

Gambar 2.14 Peletakkan Sumur Pantau dekat tangki pendam

Rencana Kegiatan
II - 36
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

1.4.3.3 Tahap Operasional


a. Perekrutan Tenaga Kerja
Tenaga kerja untuk operasional kegiatan SPBU direncanakan sebanyak ±22
orang. Perkerutan tenaga kerja ini akan diprioritaskan dari wilayah setempat,
yaitu dari Desa Mandalawangi dan sekitarnya. Prosesnya akan bekerjasama
dengan aparat pemerintah setempat sesuai dengan kebutuhan dan kriteria
yang telah ditentukan. Rincian tenaga kerja yang digunakan pada tahap
operasional ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11 Tenaga Kerja yang Dibutuhkan untuk Tahap Operasional
No Jabatan Pendidikan Jumlah (orang)

1. Manager S1 1
2. Operator SMA 13
3. Pengawas D3/ S1 2
4. Admin SMP/SMA 1
5. Office boy SMP/SMA 1
6. ME D3/ S1 1
7. Security SMP/SMA 3
Total Total 22
Sumber: PT. Modern Energi Nasional, 2019.

b. Keberadaan Bangunan SPBU, Sarana, dan Prasarana Penunjang


Adanya lahan yang diperkeras untuk konstruksi bangunan (luas lahan
terkedapkan 1.950 m2), maka akan terjadi peningkatan air larian (run off).
Berdasarkan perhitungan air larian, diperkirakan besarnya debit air larian
sebelum adanya bangunan adalah 10,46 m3/jam sedangkan debit air larian
setelah adanya bangunan adalah 19,54 m 3/jam, sehingga terjadi peningkatan
air larian sebesar 9,08 m3/jam. Oleh karena itu, untuk mengatasi air larian
maka akan melakukan pengelolaan dengan cara menanam vegetasi penutup
tanah dan pohon penghijauan yang memiliki daya resap air tinggi, melakukan
pemanfaatan air hujan dengan membuat Sumur Resapan (SR) sebanyak 13
buah dan Lubang Resapan Biopori (LRB) sebanyak 25 buah (perhitungan
terlampir pada lampiran 6).

c. Aktivitas Operasional SPBU

Rencana Kegiatan
II - 37
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

 Penjualan BBM
Operasional penerimaan BBM di SPBU adalah penerimaan BBM dari
mobil tangki. Adapun Standar Operation Procedur (SOP) tahapan
penerimaan BBM dari mobil tangki adalah sebagai berikut:
 Pemeriksaan BBM dari mobil tangki.
 Kegiatan persiapan mencakup pemeriksaan secara visual terhadap
produk pada mobil tangki meliputi volume, suhu, dan densitas.
 Kegiatan pengisian ke dalam tangki pendam dari mobil tangki
dilakukan dengan membuka keran pipa pengisian pada boltom
leader sehingga BBM akan masuk ke dalam tangki pendam.

Penimbunan BBM Bahaya kebakaran

Penyaluran BBM Gangguan arus lalu lintas

Keterangan:
Alur Kegiatan
Alur Dampak
Gambar 2.15 Diagram Alir Proses Kegiatan Penjualan BBM di SPBU

1. Sistem Penimbunan BBM

Pada saat penerimaan BBM dari mobil tangki ke dalam tangki


pendam, lokasi SPBU ditutup untuk konsumen.

2. Sistem Penyaluran BBM

Rencana Kegiatan
II - 38
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

BBM yang telah ditimbun dalam tangki pendam, telah siap


disalurkan kepada kendaraan bermotor melalui dispenser.

Dari kegiatan penjualan BBM, kendaraan yang masuk-keluar lokasi


SPBU sebagai berikut:

 Kendaraan pengunjung setiap hari (1000 kendaraan roda dua,


200 kendaraan roda empat)

 Kendaraan pengangkutan BBM :

- Premium = 2 x/hari

- Pertamina Dex = 1 x/hari

- Pertamax = 2 x/hari

- Pertamax Plus = 1 x/hari

- Pertalite = 2 x/hari

3. Penggantian Oli

Rencana Kegiatan
II - 39
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Selain BBM, SPBU juga melakukan pergantian Oli kendaraan (motor


dan mobil). Berikut ini merupakan diagram alir penggantian oli:

Kendaraan di parkirkan di depan


bangunan Ganti Oli

Mengeluarkan Oli Lama Pencemaran limbah B3

Menuangkan Oli Baru Pencemaran limbah B3

Keterangan:
Alur Kegiatan
Alur Dampak
Gambar 2.16 Diagram Alir Proses Kegiatan Penggantian Oli

1. Parkir kendaraan
Kendaraan (mobil dan motor) yang akan melakukan
penggantian oli diparkirkan di depan bangunan Ganti Oli agar
mudah dilakukan penggantian oli dan tidak menghalangi akses
keluar-masuk kendaraan yang akan membeli BBM.
2. Mengeluarkan Oli Lama
Untuk membuang oli lama, oli tersebut harus dikeluarkan
terlebih dahulu dari kendaraan. Untuk kendaraan mobil
menggunakan dongkrak atau penyanggga untuk mengangkat
mobil. Sedangkan untuk motor dapat mestandarkan sepeda
motor agar oli dapat keluar sampai habis. Oli lama ditampung
menggunakan jerigen/ drum untuk disimpan sementara pada
TPS Limbah B3. Dari proses ini dihasilkan oli bekas sekitar 100
Liter/ bulan.

3. Menungkan Oli Baru

Rencana Kegiatan
II - 40
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Jika oli lama sudah dikeluarkan, maka oli baru dituangkan


melalui lubang pengisian. Jika sudah selesai menuangkan oli,
maka tutup pengisian ditutup kembali.

4. Aktivitas Domestik (Karyawan dan Pengunjung) SPBU


Aktivitas domestik karyawan dan pengunjung SPBU akan
menghasilkan air limbah domestik sebanyak 7,64 m3/hari dan
timbulan sampah sebanyak 0,3809 m3/hari.
5. Operasional Area Komersil

Fasilitas pendukung dari kegiatan operasional SPBU a.n. PT. Modern


Energi Nasional adalah area komersil yang menjual produk dari
PT. PERTAMINA seperti pelumas/ oli, gas LPG, kemudian dapat juga
berupa mini market yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pembeli SPBU. Berikut ini merupakan gambaran umum mengenai
area komersil sebagai fasilitas pendukung kegiatan a.n PT. Modern
Energi Nasional:

Mini market (Menawarkan berbagai produk serta makanan dan


minuman)

Rencana Kegiatan
II - 41
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

LPG yang disediakan di SPBU adalah LPG 12 Kg dan 3


Kg

Penjualan pelumas untuk mobil dan motor. Selain itu menjual


produk pertamina lainnya seperti Pertamina Dex Kemasan 10 liter
dan Refill, Kerosene Kemasan 5 Liter

2.5 Jadwal Kegiatan

Rencana Kegiatan
II - 42
UKL-UPL Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
a.n. PT. Modern Energi Nasional

Jadwal kegiatan pembangunan SPBU terdiri dari Tahap Pra Konstruksi, Tahap
Konstruksi, dan Tahap Pasca Konstruksi disajikan pada tabel 2.12.
Tabel 2.12 Jadwal Kegiatan
2019 2020 2021 2022
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Pra Konstruksi
1. Pengurusan Perijinan
Tahap Konstruksi
1. Perekrutan Tenaga Kerja
Kegiatan Mobilisasi Alat, Bahan
2.
Konstruksi, dan Tenaga Kerja
3. Penyiapan dan Pematangan Lahan
Pembangunan fisik SPBU, Prasarana, dan
4.
Sarana Penunjang
Tahap Pasca Konstruksi
1. Perekrutan Tenaga Kerja
Keberadaan Bangunan SPBU, Prasarana,
2.
dan Sarana Penunjang (tutupan lahan)
3 Aktivitas Operasional SPBU
Keterangan: 1, 2, 3, 4 = Triwulan

Rencana Kegiatan
II - 43

Anda mungkin juga menyukai