Anda di halaman 1dari 38

A.

IDENTITAS PEMRAKARSA
Penanggungjawab : MUSTOFA BUDI SANTOSO
Jabatan : Direktur Utama
Nama Usaha : PT. SRI PRIMA
Jenis Usaha : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Alamat Rumah : Klodran RT. 05 / RW. 04 Kelurahan Klodran, Kecamatan
Colomadu, Kabupaten Karanganyar
Alamat Kantor : Jl. Danyang – Kuwu RT. 08 / RW. 06 Desa Panunggalan,
Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan
Nomor Telp : 081292227949
Nomor Faximile : -

B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


1. Nama Rencana Usaha : Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
2. Lokasi Rencana Usaha : Jl. Danyang–Kuwu RT. 08 / RW. 06 Desa
Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten
Grobogan
3. Skala Rencana Usaha :
a. Luas Lahan / Tanah.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan SPBU dibangun diatas
lahan tanah dengan luas ± 6.330 m² dan luas bangunan ± 2.160 m², yang
terletak di Jl. Danyang – Kuwu RT. 08 / RW. 06 Desa Panunggalan
Kecamatan Pulokulon Grobogan, Provinsi Jawa Tengah

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 1
Denah 1.

b. Lama Usaha.
Kegiatan akan berlangsung terus menerus sesuai perkembangan yang ada
untuk penyediaan kebutuhan BBM (Bahan Bakar Minyak)
4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha/Kegiatan.
a. Kesesuaian Lokasi Usaha dengan Tata Ruang :
Berdasarkan Surat Keterangan Kesesuaian Tata Ruang dari Kepala DPMPTSP
Kabupaten Grobogan Nomor : 650/1039/DPMPTSP/I/2020 tanggal 2 Januari 2020
dengan titik koordinat :

KOORDINAT
No. BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
(BT) (LS)
1. 111° 5.010’T 7°7.844’S
2. 111° 5.001’T 7°7.934’S
3. 111° 4.981’T 7°7.930’S
4. 111° 4.990’T 7°7.841’S

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 2
telah dinyatakan bahwa rencana lokasi SPBU PT. SRI PRIMA telah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Grobogan. Lokasi usaha dan/atau
kegiatan tersebut berupa sebidang tanah pekarangan seluas ± 6.330 m²
dengan kondisi exiting berupa sebidang tanah pekarangan dengan timbunan
tanah keras (padas) diatasnya, terletak didalam dominasi kawasan
peruntukan pemukiman perkotaan Kecamatan Pulokulon, berada diluar
deliniasi rencana Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B), SPBU merupakan bentuk pengembangan fasilitas perdagangan dan
jasa, termasuk dalam kegiatan yang diperbolehkan bersyarat.

b. Persetujuan Prinsip Rencana Kegiatan :


Surat keputusan persetujuan sesuai Surat Rekomendasi dari Direktorat
Pemasaran General Manager Marketing Operationi Region IV PT. Pertamina,
tanggal 26 Februari 2019 Nomor : 152/F14400/2019-S3 untuk pelaksanaan
kegiatan dan pendirian SPBU.

c. Tahap Komponen
1. Tahap Para-Konstruksi
i. Sosialisasi Warga Sekitar
Sosialisasi diperlukan untuk menjalin interaksi yang positif dengan
warga masyarakat sekitar, harapannya juga agar tidak muncul
persepsi yang negatif terhadap rencana pembangunan SPBU .
Sosialisasi telah dilakukan oleh pihak pemrakasa kepada warga
sekitar dengan disaksikan oleh ketua RT dan RW dan dihadiri oleh
Kepala Desa dan Pihak Kecamatan yaitu pada hari Sabtu tanggal 16
Januari 2020, Jam 09.00 WIB – selesai, di Balai Desa Panunggalan.
ii. Pengurusan Perijinan
Izin-izin yang dibutukan seperti, Ijin Lingkungan IMB, NIB dan IUTM
akan diurus di DPMPTSP Kabupaten Grobogan.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 3
iii. Tahap Konstruksi
a. Pembersihan Lahan.
Lahan tapak kegiatan akan dilakukan pembersihan terhadap
vegetasi-vegetasi yang akan mengganggu atau menjadi kendala
teknis agar kondisinya aman dan lancar.
b. Mobilisasi Peralatan dan Pengangkutan Material.
Mobilisasi peralatan dan pengangkutan material dilakukan
untuk mendukung pekerjaan konstruksi Pembangunan SPBU
c. Rekruitmen Tenaga Kerja.
Tenaga kerja yang akan diterima adalah tenaga kerja yang
mempunyai komitmen dan sesuai kualifikasi. Adapun
kebutuhan tenaga kerja mengikuti perkembangan teknis
d. Pembangunan Sarana-Prasarana SPBU .
Kegiatan ini akan memberikan kontribusi timbulnya dampak
negatif maupun positif terhadap kualitas lingkungan yang ada.
Oleh karena itu upaya-upaya untuk meminimalkan dampak
negatif sangat perlu dilakukan.

iv. Tahap Operasi


a. Rekruitmen Tenaga Kerja.
Untuk operasional SPBU akan digunakan tenaga kerja lokal dari
lingkungan sekitar SPBU yang sesuai dengan klasifikasi.

b. Kapasitas Operasional.
Kegiatan operasional SPBU yang buka operasional dari jam
06.00 s/d 21.00 WIB.

c. Kegiatan Operasional.
1. Peralatan Operasional.
a. Tangki Timbun (Storage Tank), digunakan untuk
menyimpan cadangan bahan bakar minyak sebelum dijual

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 4
ke konsumen.
b. Dispenser & Matering, alat untuk pengisian BBM yang
dilengkapi dengan matering ke dalam tangki kendaraan
bermotor konsumen.
c. Scale Tester atau Check Scale, alat untuk memeriksa
ketepatan volume pengisian BBM dari tangki ke mobil
pemasok.
d. Oil Catcher, berupa saluran drainase yang berguna untuk
menangkap ceceran minyak yang ikut aliran air hujan.
e. Sumur Pantau, berfungsi mengidentifikasi adanya cemaran
atau kontaminasi minyak ke dalam air tanah.
f. Sumur Observasi, untuk mendeteksi lebih dini apabila
terjadi kebocoran atau keluhan masyarakat di sumur
mereka.

2. Penerimaan BBM dan Penimbunan BBM.


a. Tahap pertama adalah kegiatan penerimaan BBM dilakukan
dari mobil tangki pengangkut BBM ke dalam Tangki
Timbun, pada proses pengisian ini yang perlu diperhatikan
dan dicermati adalah pemeriksaan secara visual produk
pada tangki timbun seperti suhu, volume dan density.
b. Tahap kedua kegiatan pengisian BBM dari mobil tangki ke
dalam tangki timbun dengan menggunakan selang bongkar
dari mobil tangki dialirkan ke dalam tangki timbun, untuk
menjaga dampak lingkungan pada pengisian proses layanan
penjualan kepada konsumen bisa dihentikan. Pada proses
penimbunan BBM dilakukan pemeriksaan secara visual
terhadap produk didalam tangki timbun meliputi suhu, air
bebas, density dan tinggi minyak. Kegiatan lain pada tahap
ini adalah setiap 5 tahun dilakukan Tank Cleaning yang
menghasilkan sekitar 0.005% kapasitas tangki.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 5
3. Kegiatan Penyaluran (Penjualan) ke Konsumen.
Sebelum penyaluran BBM yang ditimbun dalam Tangki
Timbun dilakukan pemeriksaan secara berkala baik dari
kualitas maupun kuantitasnya, pemeriksaan volume BBM
dilakukan dengan mentera BBM dengan bejana ukur 20
liter yang telah disahkan oleh Balai Metrologi secara
berkala. Untuk pemeriksaan kualitas BBM dilakukan
pemeriksaan dengan membandingkan density dari
Pertamina dan density BBM dari tangki timbun. Setelah
proses pemeriksaan kualitas dan kuantitas dilakukan
pengambilan sampel yaitu dengan cara mengambil sampel
lewat ujung nozzle dan dimasukkan ke dalam botol gelap.
Jika kedua prosedur tersebut sudah terpenuhi maka BBM
bisa disalurkan kepada konsumen menggunakan dispenser.

d. Penggunaan Sumber Daya Air.


Kebutuhan air tanah untuk operasional dipenuhin dengan air
sumur gali. Keperluan air bagi seluruh karyawan dan pelanggan
yang menggunakan fasilitas umum (toilet, kamar mandi dan
wudlu) terisi setiap hari ada 150 orang ditambah 14 orang
karyawan maka kebutuhan air : 164 orang x 50 liter = 8.200
liter (8,2m³) sedangkan untuk penyiraman tanaman dan
fasilitas umum diperkirakan kurang lebih 10m³ per hari.

e. Penggunaan Sumber Daya Listrik.


Sumber energi untuk memenuhi tiap tahap pasca kontruksi
disediakan dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) 3KVA dan
energi cadangan dari genset dengan kapasitas 20KVA.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 6
f. Pengelolaan Limbah.
Pengelolaan limbah direncanakan menggunakan prinsip-prinsip
mengurangi sumber limbah, menggunakan kembali, dan
mendaur ulang dari semua limbah yang dihasilkan.
a. Limbah Cair Sisa Minyak.
Limbah cair dari ceceran BBM dan sisa-sisa pelumas (oli)
harus mendapatkan pengelolaan yang baik. Disamping
membahayakan pelanggan juga rawan terhadap resiko
kebakaran. Oleh karena itu setiap karyawan SPBU harus
cepat dan tanggap apabila ada ceceran limbah tersebut.
Penanganan awal dengan pemberian pasir agar meredam
efek yang membahayakan limbah tersebut.
b. Sampah.
Sisa makanan, kertas pembungkus, kardus pembungkus,
plastik pembungkus sisa-sisa pemeliharaan tanaman (daun,
ranting, dll). Tiap hari dengan asumsi 1 orang 3 ons
(0,03kg) maka prediksinya 226 orang x 0.03kg = 6.78kg
ditambah dari pemeliharaan tanaman kurang lebih 3 kg
total sampah perhari 9.78kg. Sampah tersebut dimasukkan
ke bak sampah yang disediakan di beberapa tempat
selanjutnya dari TPS di lokasi SPBU untuk diambil gerobak
sampah dari kecamatan Pulokulon untuk dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
c. Limbah Cair Domestik.
Kegiatan kamar mandi, toilet dan sisa-sisa pembersihan
alat-alat atau lantai menghasilkan limbah cair yang
mengandung sisa-sisa minyak dialirkan ke bak penangkap
minyak diteruskan ke sumur peresapan. Penanganan
limbah cair dari kamar mandi dan toilet dialirkan menuju
bak kontrol kemudian ke septic tank dan sumur peresapan.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 7
g. Sarana Pemadam Kebakaran.
Tindakan yang paling utama untuk kegiatan SPBU dalam
mengatasi bahaya kebakaran adalah “TINDAKAN PREVENTIF”.
Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari atau
mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya
atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah
untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan.
Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program
pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan,
suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas
bangunan dan kelengkapannya, inspeksi atau pemeriksaan,
penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam
kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya
maupun dari segi mudah dicapainya. SPBU PULOKULON
dilengkapi fasilitas pendukung kegiatan bisnis maka ketiga
kelas kebakaran dimungkinkan terjadi. Karena bahan-bahan
yang digunakan memenuhi ketiga unsur tersebut. Gambaran
jenis kebakaran adalah sebagai berikut ;
a. Kebakaran Kelas A.
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat,
misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya,
maka media pemadaman kebakaran yang digunakan
berupa air, pasir, karung goni yang dibasahi dan Alat
Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia
kering (DCP).
b. Kebakaran Kelas B.
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah
terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak
tanah, spirtus dan lain-lainnya, maka media pemadaman
kebakaran yang digunakan untuk kelas ini berupa pasir dan
Alat Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 8
kimia kering (DCP). Dilarang memakai air untuk jenis ini
karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis
bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka
kebakaran akan melebar kemana-mana.
c. Kebakaran Kelas C.
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik, maka media
pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa Alat
Pemadam kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia
kering (DCP). Matikan dulu sumber listrik agar aman dalam
memadamkan kebakaran. Beberapa bahan dan alat
pencegahan kebakaran dan langkah-langkah pencegahan :
i. Penyediaan APAR / Fire Extinguishers / Racun Api.
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang
multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran
kelas A, B dan C. peralatan ini mempunyai berbagai
ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai
dengan bersar-kecilnya resiko kebakaran yang
mungkin timbul dari daerah tersebut, tempat
penimbunan bahan bakar dengan tabung racun api
dengan ukuran 5 - 68kg. bahan yang ada dalam tabung
pemadam api tersebut ada yang terbuat dari kimia
kering, foam atau busa CO2.
ii. Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran.
Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsip
pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu
kebakaran maka pemrakarsa SPBU harus bisa
mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem
manajemen atau pengelolaan pencegahan bahaya
kebakaran. Langkah-langkah untuk pencegahannya
adalah :
 Pemasangan tulisan : DILARANG MEROKOK,

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 9
MATIKAN HP SAAT MENGISI BBM, MATIKAN
MESIN SAAT PENGISIAN BBM.
 Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan
kebakaran pada SPBU dan bangunan pendukung :
bensin, bio solar, pertamax, karpet, kertas dan lain-
lain.
 Sumber panas seperti listrik, listrik statis, nyala api
rokok dan lain-lain.

h. Tempat Ibadah
Dalam operasional kegiatan dan/atau usaha SPBU juga
menyediakan tempat ibadah sebagai fasilitas konsumen dan
karyawan.

i. Jenis Bahan Bakar Yang Dijual.


Rencana jenis bahan bakar yang dijual dalam operasional SPBU
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Jenis BBM Yang Dijual
NO. JENIS BBM KETERANGAN
1. Pertalite
2. Pertamax
3. Bio Solar

Harga BBM yang dijual di SPBU sesuai dengan peraturan yang


ditetapkan oleh pemerintah.

j. Peralatan / Sarana Pendukung Kegiatan.


Rencana jenis peralatan yang akan digunakan dalam
operasional SPBU dapat dilihat pada tabel 2.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 10
Tabel 2.
Jenis Peralatan Yang Digunakan Dalam Operasional Kegiatan
No. Jenis Peralatan / Sarana Pendukung Jumlah Kapasitas
1. Dispenser Pertalite 20 liter/menit
2. Dispenser Pertamax 20 liter/menit
3. Dispenser Bio Solar 20 liter/menit
4. Tangki Pendam Pertalite 32 Kilo Liter
5. Tangki Pendam Pertamax 32 Kilo Liter
6. Tangki Pendam Bio Solar 32 Kilo Liter
7. Sumur Pantau 12 meter
8. Sumur Observasi 0 m²
9. Oil Cacther 7.5 m²
10. Listrik PLN 3.000 Watt
11. Genset 20 KVA
12. Pemadam Kebakaran isi DCP Kg
13. Pemadam Kebakaran isi DCP Kg
14. Pemadam Kebakaran isi CO2 Kg
15. Bak Pasir m²
16. Bak Grajen (penyerap ceceran minyak) m²

k. Denah SPBU PT. SRI PRIMA

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 11
l. Pembagian shift dan tenaga kerja pada tahap operasional
SPBU.
Tabel 3.
Sumber Daya Manusia SPBU Panunggalan
No. Jenis Kegiatan Jumlah SDM
1. Pengawas 3 orang
2. Operator 8 orang
3. Cleaning Service 1 orang
4. Administrasi 2 orang
Jumlah : 14 orang

Karyawan dalam melakukan aktifitasnya dibagi menjadi 2


(dua) shift, yaitu :
a. Shift I ( pertama ) mulai Pukul 06.00 s/d 14.00 WIB
b. Shift II ( dua ) mulai Pukul 14.00 s/d 21.00 WIB

m. Alur Penggunaan Air.


Gambar 1.
Alur Penggunaan Air Perbulan SPBU

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 12
n. Sumber Air.
Tabel 5.
Sumber Air
Sumber Kedalam Alat Kapasitas Pengolahan
Jml Pemakaian
Air Debet Hisap /Bln Sisa Air
Sumur 1 lt/dt Pompa 1 546m³ Domestik Septic Tank

o. Utilitas Lingkungan di sekitar SPBU


Dalam pelaksanaan kegiatan ini didukung kondisi utilitas
sebagai berikut :
1. Jaringan Listrik.
Jaringan listrik yang ada di lingkungan ini tersedia dengan
daya 3.000 Watt.
2. Jaringan Air Bersih.
Lokasi kegiatan belum terjangkau oleh jaringan air bersih
dari PDAM, oleh karena itu kebutuhan air akan dicukupi
menggunakan air dari sumur dangkal.
3. Jaringan Telekomunikasi.
Untuk kepentingan komunikasi didukung jaringan telepon
dari PT. Telkom Indonesia dan beberapa jaringan seluler.
4. Jaringan Drainase.
Kondisi drainase yang ada cukup memadai.
5. Pengelolaan Sampah.
Pengelolaan sampah direncanakan dengan menyediakan
tempat khusus untuk sampah organik dan anorganik.
6. Kegiatan Lain Di Sekitarnya.
Beberapa kegiatan yang ada di sekitar lokasi SPBU di
Kelurahan Panunggalan Kecamatan Pulokulon adalah
berupa Pemukiman Penduduk, Sekolah, Masjid, dll.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 13
p. Unit Pengolahan Limbah.
Kegiatan SPBU menghasilkan sampah padat berupa kertas,
kardus dan sampah plastik atau makanan serta limbah cair
MCK. Pengolahan limbah di SPBU dilakukan dengan beberapa
cara :
1. Sampah kardus dikumpulkan dan dijual kepada pengepul
kardus selama 3 hari sekali, sehingga limbah kardus
tersebut tidak menumpuk dan mengganggu kebersihan
lingkungan.
2. Sampah kertas, sampah plastik atau makanan dibersihkan,
dikumpulkan di bak sampah yang telah disediakan dengan
ukuran diameter ±1m tinggi 1m sebanyak 2 unit dan tidak
terkenaair. SPBU akan menjalin kerjasama dengan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan untuk
pembuangan limbah sehingga limbah akan di pindahkan ke
Tempat Pemrosesan Akhir.
3. Limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan SPBU karena
tidak termasuk limbah B3 maka limbah tersebut
dimasukkan ke septic tank yang terdapat dilokasi SPBU
sendiri.

PREDIKSI DAMPAK LINGKUNGAN DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :


1. Pada tahapan pra-konstruksi ini tidak menimbulkan dampak terhadap
komponen fisika – kimia, biologi, dan kesehatan masyarakat. Dampak hanya
akan terjadi pada komponen sosial-ekonomi-budaya yaitu:
a. Dampak Keresahan dan Persepsi Negatif Masyarakat
Dampak komponen sosial ekonomi budaya meliputi keresahan masyarakat
pada tahapan pra konstruksi, ini merupakan dampak dari adanya rencana
kegiatan. Keresahan timbul dipicu oleh ketidakjelasan informasi kepada
masyarakat tentang rencana pembangunan SPBU masyarakat masih
bertanya-tanya tentang bagaimana rencana kegiatan SPBU tersebut. Hal

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 14
inilah yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat, terutama para
penduduk sekitar lokasi kegiatan.

b. Dampak Kesempatan Bekerja dan Peluang Berusaha.


Dengan adanya kegiatan kegiatan ini, masyarakat sekitar rencana kegiatan
mendapatkan kesempatan bekerja dan berusaha dan dengan adanya
rencana kegiatan SPBU disekitarnya nilai jualnya menjadi semakin tinggi
karena lahan di sekitar lokasi kegiatan menjadi lokasi yang strategis untuk
melakukan usaha dan tempat berusaha. Rencana kegiatan ini memberikan
kesempatan kerja dan berusaha serta berdampak pada pendapatan
masyarakat. Dampak terhadap pendapatan masyarakat ini dapat bersifat
positif maupun negatif. Dampak positif terjadi, apabila masyarakat
mendapatkan kesempatan kerja dan berusaha. Sedangkan dampak negatif
dapat terjadi apabila lokasi SPBU terlalu dekat dengan lokasi POM Mini
atau kios bensin eceran yang menjadi kegiatan jual beli BBM untuk
masyarakat.
2. Pada tahapan konstruksi ini dampak lingkungan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Dampak Terhadap Komponen Fisik – Kimia
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Pada Tahapan
kontruksi, kegiatan yang dilakukan adalah Kegiatan penghasil emisi udara /
gas buang adalah mobilisasi (peralatan konstruksi, mesin-mesin, dan
material). Kegiatan pada Tahapan konstruksi tersebut di lakukan dengan
peralatan yang menggunakan bahan bakar solar, sehingga akan
menghasilkan emisi udara. Dampak penurunankualitas udara hanya
bersifat kecil dan sementara karena pekerjaan konstruksi yang dilakukan
sementara karena akan segera berakhir setelah Tahapan kontruksi selesai.
Pekerjaan yang menyebabkan penurunan kualitas udara akan menimbulkan
peningkatan kebisingan ini terutama di hasilkan oleh mesin-mesin yang di
gunakan untuk pekerjaan kontruksi. Dampak dari peningkatan kebisingan
menimpulkan persepsi negatif di masyarakat. Tetapi dampak peningkatan

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 15
kebisingan ini hanya bersifat kecil dan sementara. Peningkatan kebisingan
ini dapat dampak lanjutan berupa penurunan tingkat kenyamanan, dan
persepsi negatif masyarakat.

b. Dampak Terhadap Komponen Biologi.


Berkurangnya flora dan fauna darat. Kegiatan kegiatan Pembersihan lahan
dengan penebangan pohon dan vegetasi, pembangunan bangunan SPBU
diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya flora darat yang menempati
lahan tersebut. Dengan demikian, perubahan fungsi lahan dari lahan yang
ada tanamannya menjadi lahan Pembangunan SPBU dapat mengakibatkan
berkurangnya flora dan fauna darat. Dengan berkurangnya lahan yang
tertutup lahan vegetasi menjadilahan Pembangunan SPBU, maka fauna yang
biasa hidup di daerah vegetasi tersebut seperti katak, ular, tikus, belalang,
burung, capung dll akan berkurang. Hal ini di sebabkan karena
berkurangnya lahan untuk habitat hidupnya.

3. Pada tahapan operasi dampak lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut :


a. Dampak terhadap komponen fisik – kimia.
Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan.
Pada tahapan operasi, kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap
penurunan kualitas udara ambien di lokasi kegiatan atau usaha dan
sekitarnya adalah operasional kegiatan SPBU Penurunan kualitas udara
ambien dan peningkatan kebisingan disebabkan oleh adanya gas buang
hasil pembakaran kendaraan konsumen dan kendaran keluar-masuk
pengangkut barang dagangan SPBU. Penurunan kualitas udara ambien ini
dapat menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan tingkat estetika
lingkungan, penurunan tingkat kenyamanan masyarakat, gangguan
terhadap kesehatan masyarakat (terutama saluran pernafasan) dan
persepsi negatif masyarakat. Pada tahapan operasi, kegiatan yang
menyebabkan dampak terhadap peningkatan kebisingan di lokasi kegiatan
atau usaha dan sekitarnya adalah suara kendaraan bermotor yang

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 16
keluarmasuk lokasi kegiatan SPBU. Peningkatan kebisingan ini dapat
menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan tingkat kenyamanan dan
persepsi negatif masyarakat.

b. Gangguan Kelancaran Lalu Lintas.


Kendaraan yang keluar-masuk kendaraan menuju areal SPBU dapat
menimbulkan bangkitan maupun tarikan lalu lintas. Dengan demikian,
kegiatan tersebut akan berdampak terhadap gangguan kelancaran lalu
lintas disekitar lokasi SPBU di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan. Penurunan tingkat pelayanan jalan ini dapat
menimbulkan dampak lanjutan berupa gangguan lalu lintas, penurunan
tingkat kenyamanan dan persepsi negatif masyarakat.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 17
C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN
HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 18
2

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 19
3

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 20
UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 21
4

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 22
5

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 23
UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 24
D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup belum dibutuhkan dalam
kegiatan PembangunanSPBU

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 25
E. SURAT PERNYATAAN / KOMITMEN PEMRAKARSA UNTUK MELAKSANAKAN
UKL-UPL

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 26
UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 27
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16 Tahun


2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

4. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan No. 4 Tahun 2011 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Peraturan Bupati Grobogan No. 64 Tahun 2017 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Menyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL – UPL) di Kabupaten Grobogan.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 28
LAMPIRAN

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 29
URAIAN RONALINGKUNGAN HIDUP AWAL PEMBANGUNAN SPBU
DI DESA PANUNGGALAN, KECAMATAN PULOKULON
KABUPATEN GROBOGAN

Kegiatan Operasi Pembangunan SPBU atas nama PT. SRI PRIMA di Desa Panunggalan,
Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan tentu akan mengubah rona lingkungan
hidup awal. Oleh karena itu diperlukan identifikasi rona lingkungan hidup awal yang
meliputi :

KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA
A. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Grobogan secara geografis terletak diantara 110°15’BT - 111°25’BT
dan diantara 7°LS - 7°30’LS. Dilihat dari tata ruang Provinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Grobogan terletak di antara dua pegunungan Kendeng yang
membujur dari arah barat ke timur.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut, sebagaimana disajikan


pada Gambar 1:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Blora.


2. Sebelah Timur : Kabupaten Blora.
3. Sebelah : Kabupaten Sragen, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Boyolali
Selatan dan Kabupaten Semarang
4. Sebelah Barat : Kota Madya Semarang dan Kabupaten Demak

B. KONDISI TOPOGRAFI
Secara topografi Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan termasuk daerah
dataran rendah, berada pada ketinggian maksimal 100 mdpl dengan kelerengan
antara 0° – 15° yaitu: Jambon, Jatiharjo, Jataksari, Karangharjo, Mangunrejo,
Mlowokarangtalun, Panunggalan, Pojok, Pulokulon, Randurejo, Sembungharjo,
Sidorejo, Tuko.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 30
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Pulokulon adalah sebagai berikut,
sebagaimana disajikan pada Gambar 1:

1. Sebelah Utara : Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari.


2. Sebelah Timur : Kecamatan Kradenan.
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Sragen.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Toroh dan Kecamatan
Geyer.

Gambar 1. Peta Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan

Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan terbagi menjadi 13 Desa yaitu


Jambon, Jatiharjo, Jataksari, Karangharjo, Mangunrejo, Mlowokarangtalun,
Panunggalan, Pojok, Pulokulon, Randurejo, Sembungharjo, Sidorejo, Tuko.
Dengan luas wilayah sebesar 13,65 Km². Lahan di Kecamatan Pulokulon
Kabupaten Grobogan digunakan sebagai lahan pertanian sawah 6.943,45 ha,
lahan pertanian bukan sawah 293,55 ha dan lahan pekarangan 2.528 ha.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 31
C. IKLIM
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Semarang dari
tahun 2013 – 2015, rona lingkungan hidup awal pada komponen iklim wilayah
Kecamatan Pulokulon termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu minimum
rata-rata 28°C hingga maksimumrata-rata 34°C.

D. KONDISI GEOLOGI
Pemetaan geologi dilakukan di daerah lokasi usaha atau kegiatan dan sekitarnya.
Daerah ini termasuk kedalam Zona Antiklinorum Kendeng. Pemetaan ini
dimaksudkan untuk dapat mengetahui keadaan geologi dari daerah pemetaan
dan menambah pengetahuan mengenai pemetaan geologi bagi penyusun.
Pemetaan geologi dilakukan dengan berbagai tahapan, yaitu ; Tahapan
persiapan, Tahapan survei pendahuluan/Reconnaissance, Tahapan pekerjaan
lapangan dan Tahapan pengolahan data serta pembuatan laporan.

Dari hasil pemetaan yang dilakukan didapatkan beberapa informasi mengenai


aspek-aspek geologi. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan informasi
bahwa formasi ini terendapkan pada lingkungan laut dangkal pada Miosen Akhir
hingga Pliosen pada facies inner-outer neritic zone dan fore reef facies. Struktur
geologi yang terdapat di daerah ini yaitu ; struktur antiklin yang memanjang
dengan arah barat – timur. Proses yang masih berlanjut hingga kini yaitu ; proses
denudasional, yang meliputi pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Dari proses
tersebut didapatkan endapan aluvial (Qa) dengan ukuran material lempung,
lanau, dan pasir yang tidak terkonsolidasi.

E. KONDIS GEOMORFOLOGI
Aspek geomorfologi dari daerah pemetaan terdiri dari Satuan Fluvial (F1),
Satuan Dataran Bergelombang Lemah (D1), Satuan Perbukitan Landai Struktural
Terdenudasi (S8), dan Satuan Punggungan Antiklin (S9). Stratigrafi daerah
pemetaan tersusun atas Satuan Endapan Lempung, Lanau, Pasir; Satuan
Batulanau; Satuan Batugamping Pasiran; Satuan Batu Gamping Masif.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 32
Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan
relief baik mulus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan
lereng antara 5% - 15% dan memperlihatkan relief halus, subsatuan morfologi
sedang dengan kemiringan lereng berkisar antara 15% - 40% dan
memperlihatkan relief sedang dan subsatuan.

G. KONDIS HIDROGEOLOGI
Air khususnya air bersih merupakan salah satu sumber daya alam dan
kebutuhan hidup yang paling penting dan merupakan unsur dasar bagi semua
mahluk hidup di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat
berlangsung.

Adapun kondisi hidrogeologi disekitar area kegiatan Desa Panunggalan,


Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan adalah :

 Jenis Akuifer : Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir.


 Tipe Akuifer : Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas.
 Tingkat Keterusan : Rendah sampai dengan sedang.
 Muka Air Tanah : Beragam dari dekat muka tanah sampai dengan
yang lebih dari 6 meter.
 Debit Sumur : < 4 liter/detik.
 Kualitas Air : Baik

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 33
RONA LINGKUNGAN HAYATI

Komponen lingkungan hayati yang berada disekitar lokasi kegiatan meliputi :


1. Flora (tumbuh-tumbuhan ) yang Tumbuh di Sekitar Lokasi Kegiatan

Tabel 1.1. Flora (tumbuh-tumbuhan) di sekitar lokasi kegiatan


NO. NAMA TUMBUHAN NAMA ILMIAH
1. Alang-alang Imperata cylindrical
2. Jati Tectona grandis
3. Jeruk bali Citrus x paradisi
4. Jeruk nipis Citrus aurantifolia
5. Kelapa Cocos mucifera
6. Labu Cucurbita spp
7. Mahoni Swietenia mahagoni
8. Mawar Rosa sp
9. Melati Jasminum sambac
10. Mangga Mangifera indica
11. Nangka Artocarpus heterophyllus
12. Papaya Carica papaya
13. Pisang Musa paradisiaca
14. Sukun Artocarpus communis
15. Sangketan Heliotropium indicum
16. Sawo Zapota
17. Tebu Sacharum officinale
18. Ubi kayu Manihot utilisima

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 34
2. Binatang (Fauna) di Sekitar Lokasi Kegiatan

Tabel 2.1. Binatang (Fauna) di sekitar lokasi Kegiatan


NO NAMA BINATANG NAMA ILMIAH / GOLONGAN
1. Tikus Ratus sp
2. Nyamuk Diptera
3. Kupu-kupu Lepidoptera
4. Burung Gereja Passer montanus
5. Semut hymenopiera
6. Jangkrik Acheta domestica
7. Capung Odonata
8. Ikan Cyprinus carpio
9. Kucing Felis carpio
10. Tawon atau Lebah hymenoptera

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 35
ANALISA KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
TERHADAP PENDIRIAN SPBU PT. SRI PRIMA
DESA PANUNGGALAN, KECAMATAN PULOKULON

A. KONDISI DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada tahun 2015
sebesar 132.460 jiwa, terdiri dari penduduk laki laki sebanyak 66.043 jiwa dan
penduduk perempuan 66.417 sebanyak jiwa. Sex ratio penduduk Kecamatan
Pulokulon, Kabupaten Grobogan sebesar 99 yang berarti bahwa setiap 100
penduduk perempuan terdapat 99 sampai dengan 100 penduduk laki laki.

Tabel 1
Jumlah Penduduk Kecamatan Pulokulon Tahun 2011 – 2015
NO. TAHUN JUMLAH
1. 2011 130.171
2. 2012 131.595
3. 2013 132.990
4. 2014 134.354
5. 2015 132.460
Sumber data : BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2017

Dengan perkembangan penduduk di Kecamatan Pulokulon, Kabupaten


Grobogan yang terus menerus sedangkan luas wilayah Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan tidak mengalami perluasan, maka tidak bisa dihindari lagi
Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan juga mengalami kepadatan
penduduk seperti yang terjadi di Kecamatan lain. Kepadatan penduduk
merupakan salah satu persoalan yang harus dihadapi oleh seluruh Kabupaten
yang ada di Indonesia, dan perlu dilakukan langkah untuk mengendalikan jumlah
kepadatan penduduk. Tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Pulokulon,
Kabupaten Grobogan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 36
Tabel 2
Kepadatan Penduduk Kecamatan Pulokulon Tahun 2012-2016
NO. TAHUN LUAS WILAYAH KEPADATAN PENDUDUK
1. 2012 46.562 1.699
2. 2013 46.562 1.715
3. 2014 46.562 1.713
4. 2015 46.562 1.747
5. 2016 46.562 1.706
Sumber: Dispendukcapil dan BPS Kab. Grobogan Tahun 2017

B. KONDISI TENAGA KERJA DI SPBU


Jumlah karyawan yang dipekerjakan di SPBU sebanyak 14 orang yaitu seluruh
karyawan maupun karyawati di lingkungan SPBU adalah berasal dari penduduk
Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Dengan demikian maka SPBU PT.
SRI PRIMA telah membantu dalam pengurangan pengangguran atau dengan kata
lain SPBU PT. SRI PRIMA telah membantu Kabupaten Grobogan dalam
mengurangi permasalah pengangguran atau ketenagakerjaan.

C. KONDISI PEREKONOMIAN DI KABUPATEN GROBOGAN


Gambaran kondisi perekonomian di Kabupaten Grobogan dapat diketahui dari
perbankan, lembaga keuangan lainnya dan Industri Kecil dan Menengah di
Kabupaten Grobogan .besarnya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto),
prasarana perekonomian,
1. Prasarana Perekonomian
Jumlah SPBU di Kabupaten Grobogan adalah 23 SPBU. Berikut adalah daftar
SPBU yang ada di Kabupaten Grobogan :

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 37
Tabel 3
Data Lokasi SPBU di Kabupaten Grobogan
NO. SPBU ALAMAT
1. 44 581 01 Nglejok, Kec. Purwodadi, Kabupaten Grobogan
2. 44 581 19 Jl. R. Suprapto Kec. Purwodadi, Kabupaten Grobogan
3. 44 581 10 Pulorejo, Grobogan, Kabupaten Grobogan
4. 44 581 07 Jl. Gajah Mada, Kec. Purwodadi, Kabupaten Grobogan
5. 44 592 06 Sukoharjo, Krangganharjo, Toroh, Grobogan
6. 44 581 04 Ngemplak Kidul, Sindurejo, Kec. Toroh, Kabupaten Grobogan
7. 44 581 06 Getasrejo, Grobogan, Grobogan
8. 44 581 03 Kemantren, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan
9. 44 581 13 Demangan, Ngabenrejo, Kecamatan Grobogan
10. 44 581 21 Mojoagung, Karangrayung, Grobogan
11. 44 581 13 Tawangharjo, Kabupaten Grobogan
12. 44 581 22 Klambu, Grobogan
13. 44 581 05 Wirosari, Grobogan
14. 44 581 09 Sambongbangi , Kradenan , Grobogan
15. 44 581 17 Tanjungsari, Tlogotirto, Gabus, Grobogan
16. 44 581 20 Geyer, Ledokdawan, Geyer, Grobogan
17. AKR Monggot, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan
18. 44 581 16 Cangkring, Grabagan, Kradenan, Grobogan
19. 44 581 18 Jl. Gajah Mada, Ngaringan, Kabupaten Grobogan
20. 44 581 12 Sumenrejo, Truwolu, Ngaringan, Grobogan
21. 44 581 14 Jl. Gubug - Purwodadi, Mrapen, Manggarmas Godong
22. 44 581 02 Dukoh, Gubug, Grobogan
23. 44 581 11 Kuwaron, Gubug, Kec. Gubug, Kabupaten Grobogan,

Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa telah terjadi perkembangan


atau kemunculan SPBU dalam kurun waktu yang tidak begitu lama sejak
diterbitkannya Peraturan Daerah pada tahun 2012. Kondisi tersebut akan
meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Grobogan dari sektor pajak,
perijinan dan lainnya. Hal tersebut, tentunya berdampak terhadap peluang
pekerjaan baru, karena persyaratan pendirian SPBU adalah dengan
mempekerjakan penduduk setempat.

UKL-UPL SPBU PT. SRI PRIMA, Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan 38

Anda mungkin juga menyukai