5
6
Pendekatan K3
Hukum
Kemanusiaan
Ekonomi
Philosophy
Keilmuan
7
Pendekatan K3
Pendekatan Hukum
Undang undang No 1 tahun 1970
Tujuan :
Melindungi TK dan orang lain, asset dan
lingkungan hidup
8
Pasal 86:
pekerja / buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pasal 87:
setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
9
UU No. 13 Tahun 2003
Sanksi :
Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yg ditunjuk mengenakan sanksi administratif
atas pelanggaran . Pasal 87
(2) .ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sbgn atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin;
(3) sanksi adm. .. diatur lebih lanjut oleh Menteri.
10
Pendekatan K3
Pendekatan Kemanusiaan
Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi sikorban/
keluarganya.
K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
K3 bagian dari HAM
11
Pendekatan K3
Pendekatan Ekonomi
K3 mencegah kerugian
Meningkatkan produktivitas
12
Safe Production
13
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Philosophy
Upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan
tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat
yang adil dan sejahtera.
14
HAZARD
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan
kecelakaan/kerusakan
16
DANGER
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.
adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga /tiba-tiba yang
dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta benda
18
Difinisi
Difinisi
Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya
korban manusia cidera atau mati.
19
Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus
dilakukan Identifikasi Bahaya guna mengetahui
potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama
pengawas pekerjaan dan Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang
sudah baku seperti Check List, JSA, JSO,What
If, Hazops, dsb.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan
sebagai pedoman dalam melakukan setiap
kegiatan.
20
Meningkatkan kesadaran K3 bagi
pekerja
Promosi K3
Meningkatkan pengawasan K3
Meningkatkan KEPEDULIAN masyarakat
tentang K3
21
Meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap SDM K3 dgn
mewajibkan pendidikan K3 dalam
setiap fase jabatan
Menerapkan Sistem Manajemen
(SMK3) di setiap perusahaan
Mengefekt ifkan fungsi dan peran
Pengawas dan Pelaksana K3
22
Memberikan perhatian penuh pada
faktor Keselamatan dan Kesehatan
Kerja mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan, corrective action, review
dan kebijakan
Menjamin keselamatan alat, pesawat,
mesin dan peralatan produksi
Up date Manual Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta SOP
23
a. Pengawasan Administratif
b. Pengawasan Operasional
Inspeksi
Pemeriksaan Kecelakaan
Pengujian Peralatan
Pengujian Kondisi Tempat Kerja
Pengujian Ijin Operasi
24
Penyuluhan
Safety Talk
Safety Training
Safety Inspection
Safety meeting
Pemantauan Lingkungan kondisi Kerja
Penyedian perlengkapan K3
Audit k3
Program JSA, JSO, dan SOP
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
25
PEKERJA
Peralatan Fasilitas dan Properti
Proses Produksi
Lingkungan
26
BAHAYA KEBAKARAN
BAHAYA PENCEMARAN
BAHAYA KESEHATAN
27
SAAT PENERIMAAN DAN
PEMBONGKARAN
28
Mobil tangki diparkir di tempat yang sudah
ditentukan
Sebelum pembongkaran, transportir melapor
kepada petugas/supervisor SPBU
Slang pembongkaran dipasang dengan baik
APAR diturunkan dan didekatkan
kendaraan/ujung dombak
Jangan mengisi tangki melalui ruang dombak
untuk menghindari tumpahan minyak
Selama pengisian, harus dipasang rambu-rambu
peringatan, AWAS sedang bongkar BBM
29
Kebakaran Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh
benda-benda padat, misalnya kertas,
kayu, plastik, karet. Busa dan lain-
lainnya. Maka media pemadaman
kebakaran yang digunakan berupa air,
pasir, karung goni yang dibasahi, dan
Alat Pemadam kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering (DCP).
30
Kebakaran Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-
benda yang mudah terbakar berupa
cairan, misalnya bensin, solar, minyak
tanah, spirtus dan lain-lainnya. Maka
media pemadaman kebakaran yang
digunakan untuk kelas ini berupa pasir
dan Alat Pemadam kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering
(DCP). Dilarang memakai air untuk jenis
ini karena berat jenis air lebih berat dari
pada berat jenis bahan diatas sehingga
apabila menggunakan air maka
kebakaran akan melebar kemana-mana. 31
Kebakaran Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh
listrik. Media pemadaman kebakaran
untuk kelas ini berupa Alat Pemadam
kebakaran (APAR) atau racun api
tepung kimia kering (DCP). Matikan
dulu sumber listrik agar aman dalam
memadamkan kebakaran.
32
Pemasangan tulisan : DILARANG MEROKOK, MATIKAN HP
SAAT MENGISI BBM, MATIKAN MESIN SAAT PENGISIAN BBM.
Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran
pada SPBU dan bangunan pendukung : bensin, bio solar,
pertamax, karpet, kertas dan lain-lain.
Sumber Panas seperti listrik, listrik statis, nyala api rokok
dan lain-lain.
Penilaian Resiko : resiko tinggi karena merupakan begunan
bertingkat dan banyak orang.
Monitoring : inspeksi tangki timbun, inspeksi listrik,
inspeksi bangunan, inspeksi peralatan pemadam
kebakaran, training, Fire Drill / latihan pemadaman
kebakaran dan lain-lain.
33
SIAPKAN PERALATAN PEMADAMAN
KEBAKARAN
Jenis : Dry Chemical 20 lb dan 150 lb
34
Dry Chemical powder tipe cartridge kapasitas 9 kg
minimal 1 unit di setiap tiang kanopi, kios/kantor, dan
gudang
Dua unit racun api beroda tipe dry chemical powder
kapasitas 70 kg yang ditempatkan di dekat tangki
timbun dan tempat pembongkaran. (catatan : jumlah
racun api beroda tergantung luas dan sarana di
SPBU)
38
39
Tujuan :
1.Sebagai alat DETEKSI dini adanya rembesan BBM
dari Under Ground Tank (UGT)
2.Meningkatkan pengawasan/kontrol terhadap
operasi SPBU dalam melayani konsumen.
3.Seabgai alat dasar kajian serta pertimbangan
dalam menangani permasalahan tuntutan oleh
masyarakat sekitar lokasi SPBU
4.Menambah pengetahuan tentang aspek
lingkingan bagi masyarakat di sekitar SPBU
40
Jarak Maksimum adalah 1,00 meter di
samping/ bagian luar tangki timbun,
kedalaman + 0,60 meter di bawah plat
dasar tangki timbun
Untuk UGT yang dilindungi Plastic
resistant Oil, maka posisi sumur pantau
di bagian dalam areal penanaman UGT,
yang terlindung Plastic resistant Oil
41
Jumlah Tangki Jumlah Sumur Keterangan
Timbun Pantau
1 Pipa Hisap/Tekan
2 Dispensing Pump
Pastikan Sump Pump dalam kondisi kering (bebas minyak dan air) Setiap minggu Buka dan cek visual
Pastikan Automatic Shut Off Nozzle berfungsi dan tidak bocor Setiap hari Cek dan operasikan secara
langsung
Pastikan Selang Nozzle dan sambungannya tidak bocor Setiap hari Cek visual
Pastikan Pompa Dorong selalu terendam minyak dan instalasi listrik dalam Setiap hari Cek cover instalasi listrik di
kondisi Gas Proof tangki
Preset Counter pada Electronic Digital dalam posisi nol Setiap hari Cek pada saat start
pengisian
Pastikan Adjuster Counter dalam kondisi tersegel Setiap hari Cek visual
Pastikan Vanebelt dalam kondisi baik dan kencang Setiap minggu Cek visual pada saat cover
dibuka
Jaga tampilan Cover Dispenser tetap baik dan terkunci Setiap hari Cek visual
Bersihkan saringan atau ganti Setiap minggu Cek sesuai buku manual
Periksa Veeder Roof ticket printer Setiap 6 bulan Cek sesuai buku manual
Periksa Totalizer Gears dan Flax Shafts Setiap 6 bulan Cek sesuai buku manual