PENDAHULUAN
Melihat potensi bisnis jangka panjang dan berkesinambungan SPBU atau yang ditengah
Masyarakat disebut juga dengan istilah POM Bensin merupakan unit Usaha Migas mitra
PT.PERTAMINA dengan komoditas yang sangat strategis, kegiatan utamaya adalah
menyalurkan atau menjual Bahan Bakar Minyak bersubsidi kepada Masyarakat umum
khususnya untuk kebutuhan bahan bakar kendaraan Rakyat/pribadi. Namun Sebagaimana Kita
ketahui bahwa mekanisme perdagangan atas komoditas yang namanya Minyak dan Gas ini
tidaklah sebebas komoditas perdagangan pada umumnya melainkan tata niaganya diatur oleh
Undang-undang migas maka penyaluranyapun diatur sedemikian rupa sehingga dipisahkan
antara Migas yang bersubsidi dengan Migas yang non subsidi yangmana SPBU ini khusus
menyalurkan/melayani penjualan Bahan bakar minyak yang bersubsidi saja, sedangkan Bahan
Bakar Minyak yang non subsidi yaitu untuk kebutuhan Industri atau kebutuhan komersial
lainnya maka penyaluranya tidak dilayani oleh SPBU ini melainkan akan dilayani oleh unit
Usaha Migas mitra PT.PERTAMINA lainya.
Pengusaha SPBU harus melakukan penjualan sendiri terhadap stock BBM nya sedangkan
Pengusaha SPPBE tidak melayani penjualan melainkan cukup melakukan refill atau jasa isi
ulang saja khususnya untuk tabung 3kg(Program konversi minyak tanah) karena stock Elpiji
seluruhnya akan diambil dan didistribusikan oleh agen-agen elpiji rekanan yang telah ditunjuk
oleh PT PERTAMINA.
Pengusaha SPBU diharuskan membeli/menebus Delivery Order (DO) sebelum mendapat
kiriman BBM sedangkan Pengusaha SPPBE tidak perlu melakukan hal tersebut sehingga
Pengusaha SPBU harus menyediakan modal kerja sedangkan pengusaha SPPBE tidak
membutuhkan modal kerja, sebagaimana Kita maklumi bahwasanya besar/kecilnya modal kerja
ini dipengaruhi oleh fluktuasi atau naik/turunya harga BBM.
BAB II.
BIAYA PEMBUATN SPBU BARU
Untuk persyaratan lokasi SPBU, pihak PT Pertamina telah menetapkan ketentuan bahwa
jika lahan yang akan dibanguni SPBU terletak di jalan besar atau jalan utama, maka
dipersyaratkan luasnya haruslah memiliki ukuran minimal 1.800 meter persegi. Sedangkan untuk
akses jalan lokal minimal 1.000 meter persegi.
SPBU sendiri terdiri dari tiga tipe, yaitu tipe A, B, dan C. Untuk SPBU tipe A,
dipersyaratkan memiliki luas lahan minimal berukuran 1.800 meter persegi, lebar muka minimal
20 meter, lebar samping minimal 90 meter. Untuk SPBU tipe B dipersyaratkan memiliki luas
lahan minimal berukuran 1.500 meter persegi, lebar muka minimal 20 meter, lebar samping
minimal 75 meter. Adapun SPBU tipe C dipersyaratkan memiliki luas lahan minimal berukuran
1.500 meter persegi, lebar muka minimal 20 meter, lebar samping minimal 65 meter.
2. Biaya Perizinan
Beberapa persyaratan umum perizinan yang harus terpenuhi. Persyaratan-persyaratan tersebut
adalah:
a. Menyetor foto copy KTP pemilik badan usaha
b. Biodata perusahaan atau akta pendirian perusahaan
c. Lay out bangunan SPBU
d. Peta lokasi SPBU dalam skala 1:10.000 atau lebih besar, serta peta topografi dalam skala
1:25.000
e. Foto copy IPPT (Izin peruntukan penggunaan tanah)
f. Foto copy ijin gangguan
g. Foto copy IMB (Izin mendirikan bangunan)
h. Bukti telah mendapatkan pengesahan meter pompa SPBU dari instansi yang berwenang
i. Foto copy ijin timbun tangki dari instansi yang berwenang
j. Dokumen pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan skala kegiatan
k. Fotokopi surat izin pembangunan SPBU dari Jasamarga (khusus bagi pendaftar yang memiliki
lokasi di jalan tol)
l. Nama Kelurahan yang tercatat di sertifikat tanah harus betul-betul sesuai dengan lokasi
pendirian SPBU yang didaftarkan
ALUR PERMOHONAN