Anda di halaman 1dari 8

PT Tawabu Mineral Resource

Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok


RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

PT. TAWABU MINERAL RESOURCE


STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disahkan Oleh Nomor Dokumen

TMR-ENV-SOP-002

Yusfan Karna
Wahyuni Widodo Geovani
Atmaja Affandi
Environment Officer HSE Coordinator KTT
TOPIK : EFEKTIF MULAI:
PENGELOLAAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN 1 April 2020
DISTRIBUSI: KTT, Kontraktor Dan Kepala Departemen Lain

1. TUJUAN
Untuk menjamin bahwa produk hidrokarbon yang digunakan di lapangan dapat dikelola
dengan benar dan dapat memperkecil kerugian lingkungan, kontaminasi tanah dan
pencemaran air yang disebabkan oleh minyak dan bahan bakar.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di lingkungan kerja PT. Tawabu Mineral Resource.

3. REFERENSI
Prosedur ini dibuat berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2001 –
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

4. DEFINISI:
a. Limbah adalah Sisa suatu usaha atau kegiatan.
b. Penanganan Limbah adalah Kegiatan yang menempatkan limbah yang dihasilkan
tidak mencemari lingkungan dan mencegah bahaya bagi personil.
c. Limbah B3 adalah Limbah yang mengandung bahan – bahan yang beracun dan
berbahaya, karena sifat dan jumlahnya.
d. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas
dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negative B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

e. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3


f. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
g. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan sarana angkutan.
h. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengendalian dampak lingkungan.

5. PENANGGUNG JAWAB

a. Kepala Teknik Tambang memastikan pengelolaan limbah B3 hidrokarbon


dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan Bertanggung jawab dalam
memastikan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 hidrokarbon diseluruh daerah
operasi PT. Tawabu Mineral Resource

b. HSE Manager/Coordinator bertanggung jawab mengawasi dan memantau


pelaksanaan pengelolaan limbah B3 hidrokarbon diseluruh daerah operasi
PT. Tawabu Mineral Resource, mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan
pengelolaan limbah diseluruh daerah operasi PT. Tawabu Mineral Resource dan
membuat laporan tentang kegiatan pengelolaan limbah B3 hidrokarbon kepada
Kepala Teknik Tambang

c. Environment Officer berkoordinasi dengan kontraktor dan departemen lain untuk


menunjuk personil dibawahnya dalam mengelola pengelolaan limbah B3
hidrokarbon yang menjadi tanggung jawabnya, membuat dan menetapkan tempat
penampungan limbah B3 sementara, memantau limbah B3 hidrokarbon diarea yang
menjadi tanggung jawabnya dan melakukan pengelolaan limbah di area yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai prosedur ini.

d. Karyawan mempunyai tanggung jawab untuk meletakkan limbah ke dalam tempat


yang sesuai, menggunakan tempat limbah yang benar untuk membuang limbah yang
benar
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

6. URAIAN
Pertimbangan teknis desain terhadap aspek – aspek pengelolaan produk hidrokarbon
dijelaskan dibawah ini :
6.1 Penanganan Ceceran
Setiap terjadi ceceran bahan – bahan hidrokarbon, petugas yang berada dilokasi
kejadian harus segera melakukan:
a. Sesegera mungkin melakukan tindakan isolasi untuk menghindarkan terjadinya
penambahan dan penyebaran ceceran bahan – bahan hidrokarbon ke media
(tanah dan air).
b. Menggunakan spill kit untuk menangani ceceran bahan hidrokarbon yang telah
jatuh ke media.
c. Tanah terkontaminasi segera diangkat untuk selanjutnya dilakukan pengolahan
bioremediasi atau dikirim untuk diolah melalui pihak yang memiliki izin
pengolahan.
d. Ceceran diatas air untuk segera dikumpulkan dan diangkat dan selanjutnya
dikirim untuk diolah melalui pihak yang memiliki izin pengolahan.
e. Melaporkan kejadian sesegera mungkin kepada departemen HSE.
6.2 Tangki Penyimpanan
Pertimbangan desain untuk fasilitas baru atau untuk meningkatkan keberadaan
fasilitas, dengan ringkasnya adalah :
a. Semua tangki penyimpanan harus diberi tanggul (sesuai dengan
desain/perancangan tangki penyimpanan).
b. Outlets dari daerah pembatas harus dikontrol melalui penggunaan valve.
c. Seluruh pengeluaran air dari lahan yang ditanggul harus melalui pemisah
minyak.
d. Pompa untuk mengisi tangki dan untuk mengeluarkan produk dari tangki dari
tangki harus ditempatkan di luar tanggul.
e. Tangki harus memiliki produk level meteran yang akurat yang dapat dibaca
dengan mudah dijarak tertentu pada saat pengisian tangki.
f. Sign harus ditempelkan pada masing-masing tangki dalam bahasa Inggris dan
Indonesia yang bertuliskan tipe produk dan kapasitas tangki. Sign harus cukup
besar untuk dapat dibaca dari jauh.
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

g. Daerah tangki penyimpanan harus dilengkapi dengan system pemadam api


permanen.
h. KTT harus menyetujui desain dari semua fasilitas penyimpanan hidrokarbon
yang baru sebelum instalasi tersebut di buat.
6.3 Pemisah Minyak
Fasilitas pemisah minyak seharusnya :
a. Dirancang untuk mengolah air yang memiliki kandungan minyak kurang dari 50
mg per liter dari air buangan
b. Mempunyai fasilitas untuk menangkap dan menghilangkan sedimen yang
terkontaminasi minyak atau material lumpur.
Environmental Engineer harus meninjau ulang rancangan pemisah minyak dan
melaksanakan rencana pengelolaan fasilitas pemisah minyak di lapangan. Rencana
tersebut harus di setujui oleh KTT sebelum pembangunannya dilaksanakan.
Semua separator untuk wash bay dan tempat pengisian bahan bakar harus
dipisahkan.
6.4 Tempat pengisian bahan bakar dan oli
Semua tempat pengisian bahan bakar dan oli harus dilengkapi dengan:
a. Power cut-off darurat
b. Tanda-tanda, contohnya, “Stop Engine – No Smoking” And “Matikan Mesin –
Dilarang Merokok.”
c. Meteran bahan bakar
d. Pengkatupan yang tepat dan mudah dijangkau pada jalur pipa yang berasal dari
tangki penyimpanan bahan bakar menuju ke tempat penyaluran bahan bakar.
e. Ketentuan-ketentuan untuk mengunci stasiun, selang dan mulut pipa/peralatan
f. Tempat beton yang meliputi daerah dimana bahan bakar atau minyak disalurkan
ke kendaraan atau alat.
g. Tempat yang beratap bila memungkinkan untuk mencegah masuknya air hujan
dan tidak disalurkan ke pemisah minyak yang memiliki ukuran yang cukup
h. Label/tanda yang jelas pada tangki dan fasilitas yang bertuliskan tipe dari
produk, kapasitas tangki dan nama serta nomor telpon yang dapat dihubungi dari
orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan penyaluran bahan bakar.
i. Penunjukan tanggung jawab yang jelas untuk tangki dan operasinya
j. Sistem pengamanan kebakaran
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

6.5 Limbah Minyak Pelumas


a. Sebanyak mungkin minyak pelumas bekas jika dapat diterapkan, harus
dikumpulkan untuk kemudian digunakan kembali atau di daur ulang
b. Penghasil minyak pelumas bekas tetap harus mempunyai tanggung jawab untuk
mengumpulkan minyak pelumas bekas sampai kemudian dipindahkan ke pihak
lain yang bertanggung jawab.
c. Penanggungjawab lokasi harus menunjuk suatu daerah yang dijadikan untuk
pengumpulan dan pemindahan pada daerah tanggung jawabnya
d. Penanggungjawab lokasi harus menunjuk seorang penanggungjawab untuk
pengoperasian penanganan minyak pelumas bekas
e. Kontaminasi minyak pelumas bekas dengan air, sampah, cat-cat, lumpur,
hidrokarbon yang terklorinasi atau pelarut yang berbahaya harus dihindari
f. Semua minyak pelumas bekas yang dikumpulkan harus dipindahkan pada unit
bergerak untuk penangangan lebih lanjut.
g. Seluruh tangki penyimpanan untuk minyak pelumas bekas yang ditaruh pada
titik pemindahan harus:
1. Mudah dijangkau untuk proses pengumpulan minyak pelumas
2. Dilengkapi dengan meteran yang memperlihatkan level/ukuran minyak
pelumas di dalam tangki
3. Dilengkapi dengan katup pengaliran dan media untuk mengeluarkan air
dari minyak pelumas
4. Secara jelas diberi label “Waste Oil” dan/atau “Minyak Bekas.”
h. Minyak pelumas bekas yang terkumpul akan dipindahkan dan ditangani oleh
subkontraktor limbah yang memiliki Izin.

6.7 Drum-Drum Minyak


a. Drum harus disimpan/ditaruh secara vertikal pada daerah yang sudah diberi
penahan, kecuali untuk produk avtur jet A-1, yang harus disimpan/ditaruh
secara horizontal yaitu lubang drum pada posisi jam 3 dan jam 9 untuk
mencegah air masuk ke dalam drum
b. Tanda-tanda dan pengumuman/ pemberitahuan harus ditempelkan pada
daerah penyimpanan drum.
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

c. Bongkar muat drum-drum harus dilakukan pada posisi vertikal dan drum
sling atau drum lifter harus digunakan pada saat aktivitas bongkar muat.
d. Jangan pernah menjatuhkan drum ke tanah selama proses bongkar muat
dilakukan
e. Sumbat dan tutup drum harus berada pada tempatnya dan berada dalam
kondisi yang baik
f. Drum harus selalu diberi label secara benar
6.8 Peralatan Penanganan Tumpahan
Jika terjadi tumpahan, perlengkapan penanganan tumbahan dalam hal ini
serbuk gergaji atau absorbent mat harus segera digunakan untuk menanggulangi
tumpahan, tanah dan Material Terkontaminasi harus ditempatkan pada tempat
tertentu yang telah ditentukan
6.9 Lumpur Minyak/Pembuangan Sedimen Oil Trap
Sejumlah lumpur minyak dapat dihasilkan selama aktivitas pembersihan oil
trap dan penyimpanan tangki. Lumpur minyak diklarifikasi sebagai Limbah B3
berdasarkan Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2001 – Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun. Lumpur minyak harus dibuang melalui perusahaan dengan
izin khusus B3 atau sesuai dengan petunjuk Environmental Engineer.
6.10 Inspeksi
Penanggungjawab area harus melakukan:
a. Kegiatan housekeeping bulanan.
b. Inspeksi mingguan pada semua bangunan atau instalasi pemisah minyak.
6.11 Rekonsiliasi Limbah Bulanan
HSE Department harus melakukan rekonsiliasi limbah bulanan yang meliputi:
a. Masuk-keluarnya limbah
b. Dan lain-lain
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

7. DIAGRAM ALIR/INSTRUKSI KERJA


Aktivitas Proses Dokumen terkait
Adanya
kebutuhan LIMBAH B3
pengiriman
LB3
Mengidentifikasi Identifikasi Jenis Limbah
Jenis Limbah B3 (Limbah Cair, Padat, Accu,
yang Masuk dll)

dan Pemasangan
Sticker dan Pemasangan Sticker dan Label
Label

Menempatkan Limbah B3 Sesuai Jenisnya


SOP – Prosedur
Melakukan Pengelolaan
limbah B3
Penempatan
Limbah Sesuai Limbah Padat Limbah Cair
dengan Jenisnya
Melakukan Pencatatan Limbah B3
yang masuk di papan Neraca
Melakukan Limbah B3 yang dihasilkan
PT.TMR
Pencatatan LB3
yang masuk di
papan Neraca
B3 yang Bekoordinasi dengan Kontraktor
dihasilkan terkait Jumlah Limbah B3 yang
PT.TMR masuk ke dalam TPS LB3
Kontraktor
Bekoordinasi
dengan Pengeluaran limbah B3 yang
bekerjasama dengan pihak ke tiga
Kontraktor yang memiliki izin (PT. Karunia
terkait Jumlah Lumasindo Pratama)
Limbah B3
yang masuk ke
dalam TPS LB3
Pengangkutan LB3 yang Pengangkutan LB3 yang
Kontraktor
dihasilkan PT TMR dihasilkan Kontraktor dan
Pengeluaran Subcont di TPS Milik
limbah B3 yang Kontraktor SOP – Prosedur
Pengelolaan
bekerjasama limbah B3
dengan pihak ke Kontraktor menyerahkan Berita Acara 2
tiga yang Rangkap terkait Jumlah LB3 yang dihasilkan
memiliki izin
Pembuatan Manifest penyerahan Limbah
B3 Ke Pihak ke 3 yang berizin

Selesai
PT Tawabu Mineral Resource
Jalan Poros Sangkulirang Simpang 3 Ken Arok
RT 10 Desa Sepaso Timur,
Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

Anda mungkin juga menyukai