Anda di halaman 1dari 16

BAB II

INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS PEMRAKARSA

1.1 NAMA PEMRAKARSA

Nama Perusahaan : PT. Bangun Sempurna Lestari

Penanggung Jawab : M. Chandra Ginting

Jabatan : Direktur

1.2 ALAMAT PEMRAKARSA

Alamat : PT. Singkil Sejahtera Makmur

Jalan kutilang No.27 B Medan Kecamatan Medan

Sunggal Provinsi Sumatera Utara.

Telepon/Hp :-

B. RENCANA USAHA KEGIATAN

2.1 NAMA USAHA DAN KEGIATAN

Nama Usaha Dan Kegiatan : Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit

PT. Singkil Sejahtera Makmur

2.2 LOKASI RENCANA USAHA KEGIATAN

Lokasi Kegiatan : Kampong Mandumpang Kec.suro Makmur

Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh


Titik Koordinat lokas : N : 02° 27’ 54.7” LU

E : 098° 01’39.1 BT

2.3 SKALA DAN BESARAN RENCANA USAHA DAN KEGIATAN

Luas Lahan : 15 (lima belas) Hektar

Kapasitas Produksi : 30 (tiga Puluh) Ton/ jam

Perkiraan Pemakaian Air : Setara 9600 Liter Air / Jam.

Jam kerja : 12 – 14 Jam / Hari

Hari Kerja : 25 Hari / bulan dan 300 hari /tahun.


BAB III
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pabrik kelapa sawit PT. Singkil Sejahtera Makmur aktifitasnya dalam hal upaya
pengelolaan lingkungan dibagi atas beberapa kelompok terdiri dari kualitas udara (gas-gas
polutan, debu, tingkat kebauan, kebisingan), kualitas limbah cair, kualitas air Sungai Lae
Cinendang, Limbah B3, beserta dampak sosial ekonomi masyarakat di wilayah Kecamatan Suro
Makmur terutama di desa mandumpang dan desa lipat kajang pemerintah Kabupaten Aceh
Singkil.

A. Kualitas Udara

a. Gas-gas Polutan

Pada pembakaran janjang kosong janjang kosong di incinerator dan boiler

mengahasilkan gas polutan, partikel-partikel dalam abu di stasiun ini banyak

mengandung unsur-unsur (k, ca, mg) dan unsure besi (fe).

Sebagian dari abu ini dipergunakan untuk proses IPAL dan pupuk untuk tanaman

kelapa sawit di sekitar pabrik kelapa sawit, dan juga dibagikan kepada masyarakat sekitar

pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari.

Salah satu bentuk komitmen dari pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari

dalam hal pelaksanaan pengelolaan lingkungan merencakan akan memasang alat

perangkap debu dan penyaring udara/gas polutan pada cerobong asap.


b. Debu

Partikal debu dapat dihasilkan oleh dua sumber yaitu pada cerobong asap

incinerator dan jalan yang dilalui kendaraan pengangkut TBS. Adanya debu ini tentu

akan memberikan dampak terhadap para pekerja dan kualitas udara ambient di sekitar

pabrik. Untuk mengulangi dampak ini maka para pekerja si unit incinerator diwajibkan

memakai masker sehingga tidak akan membahayakan bagi kesehatan karyawan pabrik.

Sepanjang jalan yang di lalui oleh kendaraan pengangkut TBS yaitu dari sekitar pintu

masuk pabrik sampai ke alat penimbangan TBS masih belum diaspal maka dilakukan

penyiraman air dengan secara rutin sehingga akan mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Kadar abu pada cerobong asap dan udara ambient akan dijaga sedemikian rupa

sehingga kadar abu yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang dipersyaratkan

dan tidak menurunkan kualitas udara ambient di sekitar pabrik. Apabila kadar abu pada

cerobong asap dan udara ambient melebihi ambang batas yang telah dipersyaratkan,

maka pihak pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari akan memasang alat

perangkap debu cerobong asap.

c. Tingkat Kebauan

Tingkat kebauan akibat aktivitas pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna

Lestari dapat disebabkan meningkatnya SO2 , H2S, NH3, NO2 dari cerobong asap ataupun

dari kolam-kolam IPAL (terutama pada kolam cooling pond). Pengolahan yang dilakukan

untuk mengurangi bau ini adalah dengan menanami areal disekitar pabrik dengan

tanaman bambu, jabon, dan beberapa tumbuhan penghasil buah yang dapat menyerap dan

mengurangi pencemaran gas ke daerah sekitarnya. Lahan-lahan yang kosong yang


terdapat antara kolam terakhir dan lahan masyarakat dan lahan antara kolam dengan jalan

hantar yang masih memungkinkan ditanami kelapa sawit telah ditanami agar penyebaran

bau kolam pengolahan limbah cair dapat terserap oleh adanya penghalang.

Tingkat kebauan di udara ambient akan akan dijaga sedemikian rupa sehingga

tingkat kebauan yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang dipersyaratkan dan

tidak menurunkan kualitas udara ambient di sekitar pabrik. Apabila tingkat kebauan

diudara ambient melebihi ambang batas yang telah dipersyaratkan, maka pihak pabrik

kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari akan memasang alat penyaring gas pada

cerobong asap.

d. Kebisingan

Sumber kebisingan di pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari di

kelompokan menjadi dua bagian yaitu kebisingan di dalam ruangan pabrik dan

kebisingan di luar ruangan. Sumber kebisingan di dalam ruangan pabrik berasal dari unit-

unit engine room, boiler station, dan thressing station. Kebisingan ini akan menyebabkan

gangguan pendengaran terhadap para pekerja pabrik di unit-unit tersebut.

Pengelolaan tingkat kebisingan yang telah dilakukan PKS PT. Bangun Sempurna

Lestari didalam ruangan kerja yaitu dengan menyediakan alat pelindung telinga (ear

plug) untuk karyawan yang bekerja di stasiun-stasiun yang menimbulkan kebisingan

terutama karyawan yang bertugas di engine room. Sedangkan kebisingan di luar ruangan

sangat dipengaruhi oleh proses pengoperasian mesin, mobilitas kendaraan pengangkut

TBS maupun kendaraan umum. Kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan

oleh perusahaan PT. Bangun Sempurna Lestari sesuai dengan arahan Dokumen UKL dan
UPL yang telah di syahkan yakni dengan melakukan penanaman dan penghijauan

disekitar area pabrik guna mengurangi perambatan bunyi.

B. Kualitas Limbah Cair

Di dalam air limbah yang dihasilkan di PKS, ada air limbah yang dihasilkan dari

proses pembuatan CPO, ada air limbah yang mengalir bersama air hujan yang dihasilkan

dilokasi penempatan TBS di dalam pabrik, ada air limbah yang merembes keluar ke lantai di

dalam pabrik dan fasilitas produksi dan pipa dll (ada juga tercampur dengan air hujan),ada air

limbah dari fasilitas utility seperti boiler, dan lain-lain.

Air buangan pada PKS PT. Bangun Sempurna Lestari merupakan faktor penyebab

pencemaran pada media penerima. Untuk mengatasi pencemaran PT. Bangun Sempurna

Lestari memproses dan menetralisir limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Pengendalian

limbah pabrik (raw effluent) yang berasal dari stasiun rebusan dan klrifikasi dimulai dari

penampung limbah fat pit dengan tujuan untuk mengurangi kadar minyak melalui prinsip

pengendapan. Setelah itu limbah didinginkan dengan cara mengalirkan limbah ke kolam

Cooling Pond, Neutralization Pond, Kolam anaerobik, kolam aerobik dan kolam Fakultatif.

Limbah cair industri minyak kelapa sawit mengandung bahan organik yang sangat

tinggi yaitu BOD 25.500 mg/l, dan COD 48.000 mg/l, sehingga kadar bahan pencemaran

akan semakin tinggi. Oleh sebab itu untuk menurunkan kandungan bahan pencemar

diperlukan degredasi bahan organik.

Untuk mengurangi tingkat pencemaran sebelum dibuang ke sungai lae kombih,

pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari melakukan pengolahan air limbah dengan

sistem biologis masih dianggap cara yang paling murah apabila dibandingkan dengan cara
kimia, karena mengingat harga bahan kimia relatif mahal dengan volume air limbah kelapa

sawit yang cukup banyak.

Pabrik kelapa sawit PT. Bangun Sempurna Lestari memiliki 11 kolam IPAL. Adapun proses

pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Bangun Sempurna Lestari dapat

dijelaskan sebagai berikut :

a. Fat Pit

Bak fat pit adalah proses pengutipan minyak terakhir, dimana sisa minyak yang

masih ada akan dikembalikan (dikutip) untuk menghindari oil loss. Apabila kadar minyak

yang terikat dalam air tinggi maka proses mikroorganisme dapat terganggu, dan dapat

menghambat penetrasi cahaya ke fat pit sehingga menggangu proses fotosintesa.

Selanjutnya, limbah cair yang berada pada bak fat pit akan dipompakan ke kolam Colling

Pond.

b. Cooling Pond (Kolam No. 1, 2 dan 3)

Cooling pond merupakan kolam yang berfungsi untuk mendinginkan limbah yang

dipompakan dari fat pit, kolam ini juga berfungsi untuk pengutipan minyak yang masih

lolos dari fat pit limbah cair yang terdapat pada kolam ini masih rendah berkisar antara

pH 4 – 4,5. Di PMKS PT. Bangun Sempurna Lestari memiliki dua unit kolam Cooling

pond dengan Kolam No. 1 volume 9.600 m3 (48 m x 40 m x 5 m), kolam no. 2 volume

8.500 m3 (50 m x 34 m x 5 m) dan Kolam No. 3 Volume 13.728 m3 (66 m x 52 m x 4 m).

c. Neutralization Pond (Kolam No. 4 dan 5)


Neutralization Pond berfungsi untuk menetralkan pH menjadi 6.5 dengan

menambahkan kapur (CaCO3) dengan waktu tinggal masing-masing kolam 25 hari.

Kolam ini berjumlah empat yaitu Kolam No. 4 dan 5 mempunyai Kolam No. 4 dengan

volume 5.808 m3 (66 m x 22 x 4 m), Kolam No. 5 dengan Volume masing-masing 5.544

m3 (66 m x 21 m x 4 m).

d. Kolom Anaerobik (Kolam No. 6 dan 7)

Di kolam ini limbah cair didiamkan ± 20 hari, bahan organik yang telah di pecah

menjadi asam lemak yang sederhana akan menghasilkan gas CH4 dan H2O. di asumsikan

setelah air limbah mengalami proses dalam anaerobic pada zat pencemar (BOD, COD)

dapat turun hingga ± 95 %. PMKS PT. Bangun Sempurna Lestari memiliki dua kolam

anaerobik yaitu kolam No. 6 dengan volume 7.072 m 3 (52 m x 34 x 4 m), dan Kolam No.

7 dengan volume 5.408 m3 (52 m x 26 x 4 m).


e. Kolom Aerobik (Kolam No. 8 dan 9)

Pada kola ini terjadi proses aerasi dengan dengan oksigen berasal dari udara

bebas, sehingga air dapat mengikat oksigen lebih banyak dari udara, dengan demikian

proses bakteri aerobik dalam peruraian bahan organik akan semakin aktif dengan

bertambahnya oksigen terlarut. Dengan waktu tinggal dimasing-masing kolam ± 15.

Kolam aerobik terbagi menjadi dua jenis kolam yaitu aerobik masing-masing adalah

Kolam No. 8 volume 6.800 m3 (40 m x 34 m x 5 m), Kolam No. 9 dengan Volume

11.480 m3 (56 m x 41 m x 5 m) dan Kolam No. 10 dengan volume 13.000 m 3 (65 m x 40

x 5 m).

f. Kolom Fakultatif (Kolam No. 10)

Di kolam ini air limbah dibiarkan ± 43 hari untuk memberikan kesempatan untuk

bakteri aerobik mencerna limbah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Pada

kolam fakultatif, bakteri dapat hidup dan berkembang baik dalam suasana anaerobic

maupun aerobik. Kolam fakultatif memiliki satu kolam dengan Volume 15.000 m 3 (75 m

x 40 x 5 m).

g. Kolam Akhir (Kolam No. 11)

Kolam ini berfungsi sebagai tempat akhir penampungan limbah sebelum dibuang ke

Sungai Lae Kombih. Di Kolam ini ditaburkan bibit ikan lele sebagai indikator layak atau

tidaknya limbah cair dibuang ke sungai. Kolam No. 12 berukuran 73 m x 65 m x 5 m

(Volume 23.725 m3).


Gambar Diagram pengolahan limbah PT. Bangun Sempurna Lestari
C. Kualitas Sungai Lae Kombih

Untuk menjaga ekosistem khususnya kualitas Sungai Lae Kombih, Pabrik kelapa

sawit PT. Bangun Sempurna Lestari berkomitmen dengan cara tidak membuang limbah bila

konsentrasi parameter limbah melampaui parameter yang ditetapkan dalam Kepmen. LH

No. 51 Tahun 1995. Selain itu debit limbah pada out let kolam No. 12 dijaga agar sungai lae

kombih tetap memiliki daya tampung terhadap beban pencemar dari limbah. Pada saat ini

pihak perusahaan telah memiliki Izin pembuangan Air Limbah No. 188.45/186/2017 dari

Walikota Subulussalam. Sedangakan untuk mengatahui debit limbah cair yang dibuang ke

Sungai Lae Kombih PKS PT. Bangun Sempurna Lestari sudah memasang alat water flow

meter.

D. Limbah B3

Untuk pengelolaan limbah B3, PT. BSL memiliki satu gudang B3 dengan Ukuran 7

m x 1,90 m. Namum demikian berencana juga untuk membangun gudang yang sempurna

sesuai dengan kebutuhan pabrik dengan memperhatikan saran-saran dari Bapak Kepala

Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pertamanan, dan Pemadam Kebakaran Pemko

Subulussalam. Dimana gudang yang dimaksud mesti memenuhi syarat yang mempunyai

sistem ventilasi, bak penampung, sistem penerangan, sop tanggap darurat, dan lain-lain.

Pabrik limbah B3 menghasilkan B3 berupa oli bekas, lampu neon, battery aki, filter oli

dengan adanya peraturan yang ketat tentang hal ini perusahaan akan berjanji untuk

mematuhinya.

E. Penataan dan Luas Ruang Terbuka Hijau


Untuk penataan areal bekas hutan/semak dan bukit yang disatukan, perusahaan

melakukan penanaman kelapa sawit, jabon, mahoni, serta tanaman penghasil buah (nangka,

mangga, durian, dan lain-lain). Untuk ruang terbuka hijau yang telah dilaksanakan masih

belum begitu sempurna namun PMKS PT. Bangun Sempurna Lestari berkomitmen

kedepannya RTH tersebut akan menjadi lebih baik dan sempurna. Selain menjadi fungsi

ekologis untuk ekosistem yang ada, bahkan menjadikan fungsi estetika sehingga lokasi

menjadi indah dan sejuk dipandang mata. Adapun luas RTH yang telah dikelola PT. BSL

adalah ± 200 m2.

F. Penanganan Dampak Sosial Ekonomi

Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar pabrik dijaga agar tetap

harmonis sehingga dengan keberadaan pabrik kelapa sawit di tengah-tengah kehidupan

masyarakat dapat berdampak positif untuk menambahkan tingkat ekonomi masyarakat

sekitar. Perusahaan merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar perusahaan yang

disesuaikan dengan tingkat pendidikan mereka.

Pekerja-pekerja yang tidak membutuhkan tingkat pendidikan khusus, kita sarankan

kepada Kepala Desa (Gecik) agar dapat merekrut pemuda-pemuda setempat ,sehingga

tingkat pendapatan masyarakat disekitar PKS berangsur membaik.


BAB IV
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Untuk memastikan bahwa upaya pengelolaan lingkungan (UKL) yang ditetapkan dalam

Bab III telah dilaksanakan, maka PMKS PT. Bangun Sempurna Lestari melaksanakan upaya

pemantauan lingkungan (UPL) sebagai berikut :

A. Kualitas Udara

Kualitas udara di PMKS PT. Bangun Sempurna Lestari dipengaruhi oleh emisi gas

boiler dan kualitas udara dari luar pabrik (ambient). Pemantauan kualitas udara sesuai dengan

surat edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 tahun 1997 dan peraturan pemerintah Nomor

41 Tahun 1999, Peraturana Menteri Lingkungan Hidup No. 07 tahun 2007, dam Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2009. Adapaun Laporan Hasil Uji udara

(Copy terlampir).

B. Kualitas Limbah Cair

Pemantauan mutu air limbah dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara

langsung ke out let limbah kolam no. 12 maupun sampel sungai lae kombih yang telah

bercampur limbah, dilaksanakan secara berkala setiap 6 bulan oleh laboratorium Sucofindo.

Standar baku mutu yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan hidup

Nomor 51 Tahun 1995 tentang pedoman kualitas air limbah Industri. Pada kolam akhir

terdapat banyak ikan-ikan seperti ikan lele yang digunakan untuk uji biologi (biological test
pond). Dimana perkembangan ikan tersebut dapar menjadi indikasi terhadap kualitas limbah

yang akan dibuang, dan kondisi sebaliknya yaitu apabila ikan tersebut mati/mengapung di

kolam berarti konsentrasi pencemar masih tinggi sehingga belum layak untuk dibuang.

Untuk parameter pH, minyak dan lemak, serta N-Total, limbah tersebut telah layak untuk

dibuang karena berada dibawah baku mutu. Secara umum hasil uji laboratorium

menunjukkan bahwa limbah dari Out Let Kolam No. 11 sudah layak dibuang ke badan

sungai Lae Kombih.

C. Kualitas Sungai Lae Kombih

Sungai Lae Kombih tetap dijaga kualitasnya dengan cara tidak membuang limbah bila

konsentrasi parameter limbah melampaui parameter yang ditetapkan dalam Kepmen. LH No.

51 Tahun 1995. Selain itu debit limbah pada outlet kolam No. 12 dijaga sesuai dengan batas

yang telah ditetapkan dalam Keputusan Walikota Subulussalam No. 188.45/029/2012,

sehingga Sungai Lae Kombih tetap memiliki daya tampung terhadap beban pencemar dari

limbah. Hasil uji laboratorium terhadap sampel hulu dan hilir Sungai Lae Kombih dapat

perlihatkan pada table. (Copy Terlampir).


1. Deoling pond
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai tempat penampungan pertama air limbah yang keluar dari
pabrik yaitu dari tankki recovery dengan suhu mencapai 70 oc dan juga sebagai kolam
pengutipan miko yang dikembalikan ke pabrik untuk diolah kembali.
(23x15x4) volume 1.380 retensi time 3.78
2. Cooling pond
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai kolam pendingin dengan suhu mencapai 30 oc – 50oc
(60 x 30 x 5) volume 9.000 retensi time 24.66
3. Acidification pond
Keterangan:
Kolam ini berfunsi sebagai kolam pengasaman yang dimana akan terjadinya
pembentukan molekul-molekul atau organic secara alami.
(60 x 30 x 5) volume 9.000 retensi time 24.66
4. Anaerobic pond 1
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai pemecahan atau penguraian bahan-bahan organic oleh
bakteri dalam keadaan tanpa oksigen.
(60 x 30 x 5) volume 9.000 retensi time 24.66
5. Anaerobic pond 2
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai pemecahan atau penguraian bahan-bahan organic oleh
bakteri dalam keadaan tanpa oksigen.
(30 x 30 x 5) volume 4,500 retensi time 12.33
6. Aeorobic pond
Keterangan:
Kolam ini berfunsi sebagai proses yang berlangsung dengan membutuhkan oksigen
melalui udara bertujuan untuk mengurangi jumlah kandungan bahan aktif yang
tersuspensi dan mengubahnya menjadi bentuk padatan yang diendapkan oleh flokulasi
micro organisme.
(55 x 40 x 4) volume 8,800 retensi time 24.11
7. Aerasi pond 1
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai proses penambahan udara atau oksigen dalam air dengan
membawa air dan udara kedalam kontak yang dekat atau proses menambahkan
konsentrasi oksigen yang terkandung dalam air limbah agar proses oksidasi biologi oleh
microba dapat bejalan dengan baik, dengan menggunakan alat bernama aerator.
(65 40 x 5) volume 13.000 retensi time 35.62
8. Facultatif pond

Keterangan:

Kolam ini berfungsi sebagai proses penguraian organik yang randah sehingga
memungkinkan pertumbuhan alga pada lapisan atas kolam

(55 x 30 x 4) volume 6,600 retensi time 18.08

9. Biologi pond 1
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai proses penguraian organik yang lebih rendah sehingga
memungkinkan tumbuhnya alga, tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
(55x30x4) volume 6.600 retensi time 18.08 hari.
10. Final Fond
Keterangan:
Kolam ini berfungsi sebagai proses terakhir pengolahan air limbah yang akan dibuang
langsung ke bdan air sungai.
(90 x 20 x 3 ) volume 5,400 retensi time 14.79

Anda mungkin juga menyukai