Anda di halaman 1dari 21

BAB III

ASPEK TEKNIK DAN PRODUKSI

3.1. LOKASI PROYEK

Gambar. 3.1 Peta Kabupaten Nagan Raya

Lalu lintas utama di daerah tersebut berada di Jalan Raya Meulaboh - tapaktuan
yang terletak + 500 meter dari aset yang merupakan lalu lintas dua arah yaitu dari
arah Utara ke Selatan dan sebaliknya dengan intensitas pemakaiannya rendah.
Perkerasan jalan terbuat dari aspal hotmix dengan lebar  10 meter dan
dilengkapi dengan jaringan listrik.
Lokasi obyek penilaian mudah dicapai dari Pusat Kota Meulaboh melalui Jalan
Raya Meulaboh Tapak Tuan setelah tiba pada persimpangan Alue Gani, berbelok

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-1
kearah Timur memasuki jalan desa, setelah menempuh jarak + 500 meter maka
tiba dilokasi aset dan aset terletak di sebelah kiri jalan.
Beberapa bangunan yang terdapat disekitar lokasi, yang dapat dijadikan petunjuk
antara lain Simpang Alue Gani terletak + 500 meter dari objek penilaian.

A. Geografis
Secara geografis terletak pada 03º40’ - 04º38’ Lintang Utara dan 96º11’ - 96º48’
Bujur Timur, dengan luas daerah 3.363,72 Km2.

B. Topografi

Jumlah Desa Menurut Letak Topografi Per Kecamatan, Kab. Nagan Raya, 2011-2012

Lereng Lembah/DAS Dataran


Kabupaten/Kecamatan
2011 2012 2011 2012 2011 2012
Kab. Nagan Raya 13,00 13,00 11,00 11,00 198,00 198,00
Kec. Darul Makmur 2,00 2,00 0,00 0,00 38,00 38,00
Kec. Tripa Makmur 0,00 0,00 0,00 0,00 11,00 11,00
Kec. Kuala 0,00 0,00 0,00 0,00 17,00 17,00
Kec. Kuala Pesisir 2,00 2,00 7,00 7,00 7,00 7,00
Kec. Tadu Raya 0,00 0,00 3,00 3,00 19,00 19,00
Kec. Beutong 3,00 3,00 0,00 0,00 21,00 21,00
Kec. Beutong Ateuh Banggalang 3,00 3,00 0,00 0,00 1,00 1,00
Kec. Seunagan 0,00 0,00 0,00 0,00 35,00 35,00
Kec. Suka Makmue 1,00 1,00 0,00 0,00 18,00 18,00
Kec. Seunagan Timur 2,00 2,00 1,00 1,00 31,00 31,00
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya

C. Batas-Batas Tanah Rencana Pendirian PKS

Batas penggunaan tanah sekitar pada rencana lokasi areal pengembangan Pabrik
Kelapa Sawit yang diidentifikasi/dipetakan adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Sungai

 Sebelah Timur : Tanah Penduduk

 Sebelah Selatan : Jalan Desa

 Sebelah Barat : Tanah Penduduk

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-2
3.2. RENCANA DAN PROSES PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT

3.2.1 Rencana Pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS)

Lokasi pabrik minyak kelapa sawit PT. Kharisma Iskandar Muda yang akan
didirikan terletak di Desa Gunung Pungki, Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten
Nagan Raya, Provinsi Aceh. Dimana jadwal pembangunan PMKS adalah mulai
dari triwulan ke- 3 tahun 2014 dan selesai pada triwulan ke- 3 tahun 2015,
sehingga pada triwulan ke- 4 tahun 2015 sudah mulai beroperasi.

JALAN RAYA MEULABOH – TAPAK TUAN (SIMPANG ALUE GANI)


(Simpang Masuk Menuju Aset)

Jalan di Depan Aset dan Jalan Masuk Lokasi Aset

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-3
Luas Areal Pendirian Kelapa Sawit ±14,89 ha sesuai dengan Surat Hak Guna
Bangunan (HGB) No. 02 yang diberikan.

Gambar. 3.2 Lokasi Pabrik Kelapa Sawit yang akan didirikan

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-4
Dasar pemilihan lokasi Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yang didirikan
memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :

a) Pengadaan air yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang
tahun.

Untuk keperluan processing satu ton tandan buah segar kelapa sawit di pabrik
diperlukan air sebanyak 2,25 m3, sehingga untuk pabrik dengan kapasitas
olah sebesar 30 ton/jam, diperlukan air sebanyak 67,5 m3/jam, air ini
diharapkan diperoleh dari anak sungai dengan jarak + 100 m dari lokasi
proyek. Air yang akan digunakan untuk processing ini, perlu diendapkan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan “treatment air” terutama untuk
menghilangkan kandungan silica.

b) Terletak diatas garis banjir


Lokasi pabrik harus bebas dari banjir serta memiliki drainase yang cukup baik.
Di samping itu daerah tersebut harus mempunyai permukaan air tanah yang
cukup dalam, sehingga tidak akan merupakan hambatan dalam pembuatan,
baik pondasi bangunan maupun untuk mesin-mesin.

c) Tanah yang mempunyai daya dukung yang baik


Lokasi pabrik harus memenuhi daya dukung tanah yang baik, dimana untuk
dapat mengetahui dengan tepat daya dukung tanah, harus ditetapkan dengan
melakukan penelitian tanah (soundling and drilling).

d) Limbah pabrik (air buangan) harus diusahakan tidak mencemari lingkungan.

Air buangan atau limbah pabrik ini, perlu sekali mendapat perhatian dari
PT. Kharisma Iskandar Muda karena secara umum jumlah limbah pabrik dapat
disebutkan sebagai berikut :
 Kondisi rebusan : ± 165 Kg/ton TBS
 Buangan limbah (sludge) : ± 465 Kg/ton TBS
 Air cucian : ± 135 Kg/ton TBS
Total : ± 765 Kg/ton TBS
Dengan kapasitas pabrik sebesar 30 ton/jam, maka pada kapasitas penuh
pabrik akan menghasilkan limbah pabrik per jam sebanyak : 30 ton TBS x 765
kg/ton TBS = 22.950 Kg atau 22,95 ton limbah/jam.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mengurangi terjadinya
pencemaran lingkungan pabrik minyak kelapa sawit ini, sebaiknya dilengkapi
dengan “sludge decanter system”.

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-5
e) Lokasi pabrik letaknya dekat dari jalan utama yakni Jalan Lintas Provinsi
Sumatera, akan sangat mempermudah di dalam pengangkutan minyak sawit
dan minyak inti sawit. Lokasi pabrik terletak di perkebunan sendiri.

f) Pemilihan keadaan topografi tanah sedemikian rupa sehingga dapat


mempermudah pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan antara lain pembangunan
“loading ramp”.

3.2.2. Proses Pengolahan

Bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) diangkut dengan truck-truck bermuatan 8
ton s/d 15 ton ke pabrik pengolahan untuk diolah menjadi Minyak Sawit (MS) dan
Inti Sawit (IS).

Disamping itu juga dihasilkan produk samping berupa :


 Ampas (fibre) untuk bahan bakar boiller.
 Abu dari janjangan kosong (empty bunches) untuk pengganti pupuk
Kalium.
 Cangkang (shell) kelapa sawit untuk tambahan bahan baker boiller.
Minyak sawit diangkut ke pelabuhan terdekat (jika mau dikapalkan)
dengan menggunakan truck tangki 25 ton s/d 30 ton.
Untuk mengolah TBS yang dihasilkan dipilih sistim proses mutakhir dan untuk
meningkatkan efisiensi dipilih sistim pemisahan kering pada pabrik inti dan sistim
pemisahan pasir dan lumpur yang ampuh pada pemurnian minyak.
Pabrik kelapa sawit adalah pabrik dengan sistim self generated yaitu pabrik yang
digerakkan oleh produksi sampingan. TBS yang diolah menghasilkan produk
sampingan berupa ampas kering dan cangkang.

Kedua produk sampingan ini digunakan sebagai bahan bakar ketel uap (boiler).
Uap yang dihasilkan dipakai untuk menggerakkan generator turbine yang
menghasilkan listrik yang selanjutnya menggerakkan pabrik. Uap bekas turbine
dipakai untuk mengolah bahan baku yang diolah mulai dari TBS sampai menjadi
MS dan IS. Disini tampak adanya proses lingkar dimana dituntut keseimbangan
antara kalor, uap dan tenaga.

Pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) bertujuan untuk dapat
memperoleh hasil minyak sawit murni dengan kualitas yang baik. Umumnya
pabrik minyak kelapa sawit di Indonesia menghasilkan minyak sawit murni yang

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-6
berasal dari pericarp dan kernel atau inti sawit. Ekstraksi minyak dari kernel ini
dapat dilaksanakan juga pada pabrik minyak kelapa sawit, sehingga yang akan
dihasilkan selain minyak sawit dan minyak inti sawit, juga dihasilkan sebagai hasil
sampingan berupa bungkil sawit.

Proses pengolahan hasil tandan buah segar kelapa sawit menjadi minyak sawit
dan minyak inti sawit, terdiri atas beberapa tingkat serta memerlukan
pengontrolan secara cermat dan teliti. Proses produksi atau tahapan pengolahan
dari tandan buah segar menjadi CPO dan Kernel adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan Dan Penimbangan Tandan Buah Segar


Tandan buah segar (TBS) yang diterima dari lapangan yang diangkut truck atau
trailer harus segera ditimbang. Dimana kapasitas timbangan yang disediakan
adalah 60 Ton, pada umumnya digunakan dengan ukuran 12 m dan 1 unit
Timbangan Kartu Avery yang dilengkapi 1 unit Computerised c/w printer and
surge protection.

Kegiatan penimbangan yang dilakukan, secara umum dimaksudkan antara lain


adalah sebagai berikut :

 untuk mengetahui produksi kebun


 untuk pembayaran upah buruh pemetik
 untuk perhitungan randemen yang tepat
 dan lain-lain

2. Penyimpanan Buah atau Loading Ramp


Setelah dilakukan penimbangan tandan buah segar (TBS) ini harus disimpan di
Loading Ramp menunggu proses pengolahan pertama yaitu perebusan
(sterilisasi). Sebaiknya dari proses penerimaan, penimbangan sampai
penyimpanan, waktu yang dipergunakan harus sependek mungkin, untuk dapat
menghindari penurunan kualitas terlampau banyak.

Peralatan Loading Ramp ini secara umum berfungsi :


 Memindahkan TBS dari truck, trailer atau dari pelataran loading ramp ke
dalam lori.
 Sebagai tempat penampungan atau penyimpanan TBS dengan isi yang cukup
jika mengalami stagnasi.
 Sebagai tempat membersihkan pasir/tanah yang dibawa TBS dari tempat
penampungan hasil (TPH).

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-7
Jumlah loading ramp/hopper sebanyak 2 unit dengan kapasitas penampungan
mencapai 25 ton/bay, terdiri dari 12 bays 12 pintu @ 5 ton per bay.

Sedangkan peralatan yang digunakan untuk ini adalah :


 Antar loading ramp dengan ketel rebusan/sterilizer diperlukan rail sepanjang
816 m.
 Hydrolic sebanyak 3 unit yang masing-masing unit memiliki 8 piston hydrolic
dan tuas pengendali piston dan loading hopper valves hydrolic. Dimana alat ini
untuk menutup dan membuka bay (corong).
 Bangunan kerangka baja dan plat baja yang dibuat di lokal.
 Transport kotoran yang menggunakan Dirt Conveyor yang digerakkan oleh
motor listrik sebanyak 1 unit.
 Transverse Carriage sebanyak 2 unit untuk memindahkan jalur rel sistim
hydrolic tekanan 100 bar, dan penggerak motor listrik 5,5 Kw.
 Capton dan Guide Bollars sebanyak 4 unit untuk penambatan atau tali penarik
lory rebusan.
 Lory Buscat/Fruit Carges sebanyak 40 unit untuk tempat TBS yang akan
direbus dalam sterilizer, dengan kapasitas per lori 5 ton.

3. Perebusan (Sterilization)
Keranjang lori yang berisi TBS direbus dalam ketel rebusan (sterilizer) selama
± 90 menit dengan tekanan uap 2,5 – 3,00 Kg/cm2.
Ukuran ketel rebusan dengan isi kotor 6 lori @ 5 ton TBS, dimana untuk kapasitas
30 ton/jam dibutuhkan 2 unit Sterilizer. Badannya dirakit di lokal, sedangkan
kedua tutupnya diimpor dari Malaysia atau Eropa. Dimana kegunaan dari proses
perebusan ini adalah sebagai berikut:
 Mengurangi terjadinya pemecahan sel-sel minyak menjadi asam lemak bebas
oleh lipase dan juga untuk meningkatkan rendemen dari yield (hasil olahan
fraksinasi).
 Melunakkan buah (fruit) sehingga buah mudah lepas dari tandannya dan
meningkatkan pelepasan sel-sel minyak nantinya dalam digester, sehingga
hasil ekstraksinya tinggi.
 Menguapkan sebagian air yang ada dalam buah (sekitar 10-14%) untuk
memperbaiki digesting effect pada digester.
 Melekangkan inti dalam biji (nuts) sehingga meningkatkan pengolahan inti.

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-8
4. Penebahan (Threshing)
Tandan buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam penebahan, yaitu drum
berputar yang memakai jerajak. Di dalamnya tandan buah ikut terangkat
kemudian jatuh kembali berulang-ulang sehingga tandan buah terbanting-banting
dan buah terlepas dari tandannya, kemudian berkumpul pada bagian bawah
penebah.

Pada ujung sebelah penebah keluar janjangan yang telah bebas dari buah sawit
(tandan kosong) kemudian dimasukkan dan dibakar dalam incinerator menjadi
abu yang dapat dipakai sebagai pupuk Kalium.

5. Conveyor Janjangan Kosong dan Incenerator


Janjangan kosong yang keluar dari penebah ditampung dan dibawa dengan
konveyor sepanjang 15 m ke dalam incenerator untuk dibakar, incenerator dibuat
dari batu bata memakai rangka besi sebelah dalam dilapis dengan batu tahan api.

Abu yang diperoleh dipakai pupuk (potash) yang mengandung kalium. Pemakaian
incenerator masih perlu dipertimbangkan lagi sehubungan dengna pencemaran
udara yang terjadi.

Kapasitas conveyor sebesar 30 ton/jam dan kapasitas incenerator 10 ton janjang


kosong/jam. Dimana rantai conveyor, batu tahan api dan rangka-rangka diimpor.
Untuk kapasitas 30 ton/jam dibutuhkan 1 unit horizontal empty bunch conveyor, 1
unit inclined empty bunch conveyor dan 2 unit empty bunch incenerator.

Conveyor buah (fruit conveyor), conveyor pembagi buah dan (distributing


conveyor) elevator buah (fruit elevator). Conveyor buah menerima buah yang
keluar dari penebah dan memasukkannya ke dalam elevator buah. Dimana
kapasitasnya sebesar 30 ton TBS brondol per jam, panjang conveyor 5.500 m dari
garis tengah 600 mm, memakai wearing plate, dan digerakkan oleh electro motor
5,5 HP.

Conveyor pembagi buah yang panjangnya ± 8,5 meter, berkapasitas 30 ton TBS
brondol/jam, dimana conveyor ini menerima buah dari elevator buah dan
memasukkan ke dalam digester, garis tengah 600 mm dan digerakkan oleh
electro motor 5,5 HP.

Seluruh motor penggerak di impor dan screw conveyor dibuat di lokal. Untuk
kapasitas pabrik 30 ton/jam dibutuhkan 2 unit conveyor buah dan 2 unit conveyor

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-9
pembagi. Elevator buah menaikkan buah dari conveyor buah ke atas ke dalam
conveyor pembagi, kapasitas sama dengan dari 30 ton/jam, mill steel plate 5 mm
– 7,5 HP, dan roller type pitch 6” solid pin – 24.000 lbf- renolds. Untuk kapasitas
pabrik 30 ton TBS/Jam dibutuhkan 2 unit elevator buah.

6. Digester

Buah yang sudah lepas masuk ke dalam digester yang bertujuan untuk
melepaskan daging (mesocarp) dan kulit (pericarp) yang membungkus biji
kemudian dilumatkan menjadi bubur, juga untuk memecahkan sel-sel yang
mengandung minyak yang terdapat dalam daging buah (mesocarp). Dimana alat
ini bekerja pada suhu 95oC. Kapasitas sesuai dengan press yang akan dipakai
umumnya 3.500 liter atau sama dengan buah dari 18 ton TBS/jam. Digester ini
digerakkan oleh electro motor 40 HP mempunyai steam jacket untuk tekanan 6
kg/cm2. Untuk kapasitas 30 ton diperlukan 3 unit.

7. Pressing (Pengempaan)

Sekarang umumnya dipergunakan screw press yang mempunyai screw (ulir)


kembar. Buah yang keluar dari digester masuk ke dalam rumah-rumah tekanan
pada kempa (Press Cage). Dengan mempergunakan cone diujung satu lagi besar
tekanan pada masa yang berada dalam rumah kempa diatur. Kapasitas pabrik
biasanya didasarkan pada kapasitas kempa.

Ada beberapa macam kempa tetapi diantaranya ada dua macam yang banyak
dipergunakan di Sumatera yaitu Strok Twin Screw Press (Belanda). Screw press
mempunyai kapasitas 15 ton TBS/jam, electro motor 40 HP/1.500 Rpm. Barang
ini akan diimpor dengan jumlah yang diperlukan 3 set.

Dimana untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi dari press, maka sebagian
minyak yang diperoleh dalam digester drain melalui lubang-lubang perforasi pada
dasar digester. Adukan seperti bubur yang keluar dari digester dikempa dengan
press. Jam kerja dari screw press adalah dasar kapasitas pabrik, oleh sebab itu
harus dioperasikan secara optimal sehingga tidak mengganggu rantai pengolahan
yang berbentuk lingkaran. Minyak yang masih bercampur air keluar dari dinding
press cage yang mempunyai perforasi. Minyak tersebut dimurnikan dan ampas +
biji (press cake) keluar dari cylinder press cake untuk dipisahkan.

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-10
8. Saringan Getar (Vibrating Screen)

Crude oil dan water yang keluar dari screw press di pompakan ke crude oil gutter
sebelum masuk ke stand trap tank. Kemudian dari stand trap dialirkan ke vibrating
screen (saringan getar).

Saringan getar ini adalah saringan berganda berfungsi menyaring minyak (crude
oil) yang masih mengandung kotoran. Dimana saringan yang diperlukan untuk
kapasitas pabrik 30 ton/jam adalah 2 unit, dengan construction 20/40 mesh.

9. Vertical Continous Setting Tank

Type cylindrical conical bottom, capacity 120 m2, material mild steel plate 6 mm,
untuk kapasitas 30 ton/jam diperlukan sebanyak 2 unit.

10. Oil Purifier dan Oil Dryer

Minyak yang keluar dari separating tank dimurnikan dalam furifier secara
centrifugal (purifying centrifunges). Alat ini dapat menurunkan moisture content
dari 0,5% menjadi 0,24% dan menurunkan kadar kotoran sampai 0,006 – 0,012%,
untuk kapasitas 30 ton/jam diperlukan 3 unit oil purifer.

11. Oil Vacuum Dryer

Moisture content dari minyak yang keluar dari purifier masih tinggi oleh sebab itu
perlu diturunkan lagi supaya kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid = FFA).
Minyak tidak naik terlalu cepat selama penyimpanan dalam storage tank.

Vacum Dryer bekerja pada tekanan absolute (Absolute Pressure) sebesar 50 ton
dengan pertolongan vacum steam jet enjectors atau vacum pump, minyak masuk
dengan suhu 120oC dan moisture content 0,24 – 0,30%. Minyak keluar dari
vacuum dryer dengan moisture content 0,08 – 0,10%.

Dulu banyak macam dryer yang dipergunakan yaitu Atmouspheric Drying


Equipment, alat tersebut banyak menyebabkan oksidasi pada minyak. Oil purifier
dan oil vacuum dryer akan diimpor dari Eropa. Jenis yang dipakai adalah Alva
Laval. Untuk kapasitas 30 ton/jam diperlukan 2 unit Oil Vacuum Dryers.

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-11
12. Decanter

Decanter ini terdiri dari 2 bagian yaitu BOWL dan SCROLL yang keduanya
berputar pada arah yang sama tetapi dengan jumlah putaran yang berbeda, type
Decanter yaitu PANX 728 B/II G. Sludge yang akan diolah dimasukkan dari
tengah kemudian melalui lubang-lubang pada scroll masuk keruangan pemisah
antara scroll dan bowl.

Dengan gaya centrifugal yang disebabkan putaran yang tinggi maka zat padat
(berat jenis yang besar) akan melekat pada dinding bowl di daerah cairan (liquit
zone) dan kemudian oleh scroll yang berbentuk screw mendorongnya ke daerah
dry zone untuk dibuang.

Bersamaan dengan itu pemisah antara cairan ringan dan berat terjadi pula di
ruangan pemisahan dan kemudian keluar terpisah pula. Cairan ringan yang keluar
dari bagian dalam adalah oil phase dan dibagian lapisan luar adalah cairan berat
yaitu water phase. Sistim penempatan decanter yang dilakukan sebagai berikut :
setelah continous separating tank.

Hasil percobaan menunjukkan kehilangan minyak = 0,19% terhadap TBS, yaitu


yang terkandung pada zat padat yang keluar dari decanter. Oleh sebab itu
pemakaian decanter dapat menggantikan sludge separator yang tetap
memberikan masalah pada air limbah (polusi air).

Decanter menghasilkan solid phase, haevy phase dan light dan light phase.
Diperlukan 2 unit, perhitungan kapasitas decanter = 15 ton sludge/jam.

13. Sludge Water (Air Sludge)

Air sludge yang keluar di bagian bawah separating tank diolah lagi dengan
mempergunakan slugde separator atau decanter. Sekarang banyak dipergunakan
decanter (3-phase decanter). Minyak yang dihasilkan dikembalikan ke separating.
Sedangkan solid yang merupakan lumpur kering dapat dipakai sebagai pupuk
setelah diolah.

Air sludge yang merupakan air lumpur diendapkan lagi dalam suatu bak terbuka
(fat pit) dan sebagian minyak yang meraping diambil kembali sebagai minyak
kualitas No. 2 atau minyak parit. Selanjutnya air limbah dari bak tersebut diolah
(treated) sehingga air tersebut tidak polusif dan boleh dialirkan ke sungai/dibuang.

Untuk kapasitas 30 ton/jam dibutuhkan 2 unit sludge tank (28 m3).

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-12
14. Nut Recovery Plant

Ampas yang bercampur dengan biji (press cake) yang keluar dari screw press
diangkut oleh screw conveyor panjang. Screw conveyor ini juga dinamakan cake
breaker conveyor dan membuat ampas padat tersebut menjadi pecah (crumbling)
sehingga nanti mudah dipisahkan antara biji (nut) dengan ampas (fibre).

15. Cake Breaker Conveyor

Alat ini sebaiknya dibuat panjang ± 29 meter supaya fiber yang bercampur dengan
biji sawit yang keluar dari screw press dalam keadaan lebih kerig masuk ke
depricarper.

Garis tengah dia. = 670 mm dan kapasitas disamakan dengan hasil dari 30 ton
TBS/jam. Conveyor ini memakiai type scroll unjacketed dengan spesifikasi yaitu
quantity : 3 unit (1 unit ± 12 m) dan (1 unit ± 17 m), speed 60 dan 75 Rpm.

16. Nut Silo (Silo Biji)

Biji-biji tersebut dikeringkan dengan udara panas dalam silo selama 10 – 12 jam
dengan maksud menurunkan kadar air yang ada pada inti (kernel) dan pada
cangkang (shell) supaya mudah pemisahan inti dengan cangkang. Oleh karena
inti mengerut, maka lepas-lah ia dari cangkang dan dalam proses pemecahan ia
langsung terpisah antara inti dan cangkang. Alat ini memakai heating element
yang dilalui udara, diperlukan 1 buah merk Novenco. Volume ± 90 m, quantity = 1
unit, electro motor 20 HP.

17. Nut Cracker (Pemecah Biji)

Pemecahan biji dilakukan dengan Nut Cracker yang bekerja menurut gaya
centrifugal. Disebabkan gaya centrifugal biji tadi terpelanting ke dinding (casing)
cracker sehingga pecah.

Jenis Cracker yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Individual cracker yang dipasang 3 buah terpisah satu sama lain sebelum
dipecah biji dipisahkan terlebih dahulu dengan nut greading screen dari 3
fraksi.

 Selt greading nut creaker yang berkapasitas 6 ton biji per jam perbuah. Akan
diperoleh sekitar 3,6 ton biji/jam. Jadi creaker kapasitas 4 ton biji/jam

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-13
sebanyak 2 buah sudah cukup jika individual yang dipilih. Rator speed = 960
s/d 1200 Rpm.

Kernel and shell separator (pemisah inti dan cangkang)

Untuk memisahkan inti dari cangkang dipergunakan bebarapa sistim, yaitu :


 Wet system
 Dry system
 Dry and Wet system

Untuk biji yang berasal dari jenis D x P disarankan mempergunakan dry separator
system, karena paling efisien dan inti yang dipisahkan juga dalam keadaan kering.

Dalam sistim ini yang paling diperhatikan adalah :


 Biji, inti dan cangkang harus diolah sejak awal mengikuti fraksinya.
 Biji cukup kering.

18. Kernel Silo (silo inti)

Inti yang sudah bersih dikeringkan lagi dalam silo pada suhu rendah (55oC– 65oC)
selama 7 – 8 jam sehingga mempunyai kadar air 7 – 7,5%. Kernel yang kering
3
sebagian di olah di kernel plan dengan sistim press. Volume alat ini adalah 30 m ,
quantity 1 unit, type circular section, conical bottom, eletro motor 20 HP, Heater
Novenco.

3.2.3. Jenis dan Mutu Produk


Kualitas MS terutama ditentukan oleh kadar asam lemak bebas atau free fatty
acid (ALB atau FFA). Makin tinggi FFA makin tinggi angka kehilangan dalam
refinery. Biasaya TBS yang dipanen menurut kriteria matang yang normal
mengandung kadar FFA 1,2% kemudian waktu memanen, ditumpuk dan
menunggu transportasi ke pabrik akan naik 0,75%. Selama pengolahan FFA
Sesuai dengan usaha perkebunan kelapa sawit untuk mendapatkan hasil dengan
kualitas ekspor maka kualitas produksi yang harus dicapai adalah :

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-14
1. Mutu minyak sawit
 Kadar asam lemak bebas maksimum 3%.
 Kadar air dalam minyak 0,08%.
 Kadar kotoran 0,01%.
 Kadar ALB minyak selama processing dipabrik maksimum 0,2%.

2. Mutu Inti Sawit


 ALB 0,3%
 Kadar air 7%
 Kadar kotoran 2%
 Inti pecah maksimum 9%

3. Angka kehilangan minyak


 Dalam air sterilisasi 0,2%
 Dalam tandan kosong 2%
 Dalam ampas kempa 6%
 Dalam biji sawit 0,4%
 Dalam air parit 0,25%

4. Angka kehilangan inti sawit


 Dalam ampas 0,6%
 Inti lekat 0,35%
 Biji utuh 0,12%

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-15
3.2.5. Flow Proses Produksi Pengolahan PMKS
Proses pengolahan minyak sawit secara umum dapat dilihat pada Gambar 3-3.

TBS Timbangan Loading Ramp Sterilizer

Thresher Hoisting Crane

Tandan Kosong Brondolan Digester

Incinerator Screw Press

Abu Tandan
Nut & Fibre Crude Oil & Water

Depricarper Crude Oil Gutter

Sand Trap Tank

Sabut (Fibre) Biji (Nut)


Vibrating
Screen

Cracked Ripple Mill


Mixture
Crude Oil Reception Tank

Kernel & Shell


Sparator Continuous Settling Tank
Wet Kernel

Sheel
Kernel Silo Drier Pure Oil Tank Sludge Tank

Kernel
Boiler Kernel Baging Oil Purifier Decanter Tank

Abu sisa
Pembakaran Kernel Storage Vacum Drier
Limbah Fat-fit
Injector Storage Tank
Hot W. Tank
Pon
Strainer Balance Tank

Solid garbage Solid Conveyor Decanter Sungai

Gambar 3.3. Flow Proses Chart Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-16
3.3. INVESTASI PMKS

3.3.1. Mesin dan Peralatan Pabrik Kelapa Sawit (PMKS)


Mesin pengolahan dengan kapasitas 30 ton/jam.

Mesin-mesin tersebut dipasang (siap operasi), maka langkah-langkah yang harus


dilakukan adalah sebagai berikut :
 Sebelum pemasangan dilaksanakan, semua mesin harus direkondisi (service),
agar kondisinya normal kembali sehingga bisa mencapai kapasitas yang
optimal.
 Pemasangan dalam masing-masing ruangan, disesuaikan dengan gambar
layout.
 Pada waktu melakukan pemasangan diusahakan agar tidak merusak
bangunan disekitarnya.
 Jalur pemasangan kabel-kabel dibuat tertutup didalam lantai, sehingga
kelihatan rapi dan lebih aman.
 Pemasangan instalasi listrik dan mesin-mesin agar memperhatikan norma-
norma kesehatan dan keselamatan kerja.

3.4. SCHEDULE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PMKS

Dalam rangka efektifitas waktu pelaksanaan maka dalam pembangunan pabrik


direncanakan dimulai pada triwulan-3 tahun 2014 dan selesai pada tri-wulan ke 3
tahun 2015.

3.5. KETERSEDIAAN BAHAN BAKU


Tanaman perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu primadona komoditi
perdagangan di Kabupaten Nagan Raya dan mempunyai prospek untuk
dikembangkan lebih lanjut adalah sektor pengolahan kelapa sawit. Kegiatan ini
dianggap mempunyai peluang untuk pengembangan karena produksinya cukup
besar, arealnya luas, dan ketersediaan sumber daya memungkinkan.

Hasil dari penelaahan potensi yang ada di Kabupaten Nagan Raya dengan
prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan
sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang
termasuk layak untuk dikembangkan salah satunya yaitu perkebunan kelapa sawit
dan pabrik pengolahannya.

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-17
Luas area tanaman perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Nagan Raya yang
dihimpun Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh pada tahun 2012 yaitu
42.035,78 ha, dengan produksi sebesar 255.797,55 ton. (Sumber; Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Aceh), yakni sebagai berikut :

Tabel 3.1. Luas Tanam dan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan Besar Menurut
Kabupaten/Kota, 2012

No Kabupaten/kota Luas Area (ha) Produksi (ton)


1 Simeulue - -

2 Aceh Singkil 33.838,64 333.453,22

3 Aceh Selatan 2.301 23.744,62


4 Aceh Tenggara - -

5 Aceh Timur 50.766,63 325.584,87


6 Aceh Tengah - -

7 Aceh Barat 19.003,52 191.061,86


8 Aceh Besar - -
9 Pidie - -

10 Bireun 2.071,10 21.260,61

11 Aceh Utara 7.766 76.321

12 Aceh Barat Daya 3.567 -


13 Gayo Lues - -

14 Aceh Tamiang 34.266,59 3.844.405,63

15 Nagan Raya 42.035,78 255.797,55

16 Aceh Jaya 3.170,10 3.157


17 Bener Meriah - -

18 Pidie Jaya 87,40 105,77


19 Banda Aceh - -
20 Sabang - -
21 Langsa - -
22 Lhoksemawe - -

23 Subulussalam 6.092 20.633,66

Jumlah 2012 204.965,76 5.095.525,79

Total 2011 182.627 407.242


Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-18
Adapun jumlah PKS di Kabupaten Nagan Raya adalah sebanyak 6 PKS, dengan
total Kapasitas 215 ton/jam.

Tabel 3.2. Daftar Nama Perusahaan Pengolahan Kelapa Sawit di Kabupaten Nagan
Raya

Kapasitas
No. Nama Perusahaan Sumber Buah (ton/jam)
1 PT. Socfindo Seunagan TBS dari kebun sendiri 30
2 PT. Socfindo Seumayam TBS dari kebun sendiri 45
3 PT. Fajar Baizury & Brother TBS dari kebun sendiri 30
4 PT. Kalista Alam TBS dari kebun rakyat 20
5 PT. Beurata Subur Persada TBS dari kebun rakyat 30
6 PT. Surya Panen Subur 2 TBS dari kebun rakyat 60
Total 215
Sumber : Data Primer & PT. Kharisma Iskandar Muda

Sehingga total kapasitas olah TBS sekabupaten Nagan Raya adalah ±215
ton/jam. Pabrik Kelapa sawit yang memiliki kebun sendiri dengan total ±105
ton/jam, sedangkan Pabrik Kelapa Sawit yang mendapatkan sumber TBS dari
kebun rakyat dengan total ±110 ton/jam, Pabrik kelapa sawit rata-rata mengolah
dalam waktu maksimum 18 jam dan hari kerja 300 hari/tahun, dengan effesiensi
mesin 80%, maka dengan kapasitas ±110 ton/jam tersebut mampu mengolah
TBS sejumlah 475.200 ton/tahun sedangkan Luas area tanaman perkebunan
kelapa sawit seluas 42.035,78 ha, diperkiraan produksi akan meningkat di masa
yang akan datang menjadi 15 ton/ha, produksinya sebesar 630.536,7 ton, maka
terdapat kelebihan TBS yang belum diolah sebesar 155.337 ton/tahun (24,64%).

Gambar.3.4. Share TBS yang belum diolah di Kabupaten Nagan Raya

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-19
Untuk buah sebesar 155.337 ton/tahun memungkinkan untuk dibangunnya 1 unit
Pabrik Kelapa Sawit dengan kapasitas 30 ton/jam (jumlah hari kerja 300 hari, jam
kerja 18 jam dan tingkat utilitas mesin 85%) akan mengolah 137.700 ton/tahun,
maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik, buah mencukupi untuk
mendirikan PKS kap. 30 ton/jam milik PT. Kharisma Iskandar Muda.

Berikut daftar masyarakat yang sudah melakukan perjanjian memberikan


pasokan buah kepada PT. Kharisma Iskandar Muda tersedia seluas 6.500 Ha
(Info dari PT. Kharisma Iskandar Muda) yakni :

Tabel. 3.3. Pasokan Buah dari Masyarakat Sekitar

Areal seluas 6.500 Ha dari masyarakat menghasilkan 117.000 ton tbs/tahun


dengan asumsi per ha produksi 18 ton akan memenuhi 85% kebutuhan PKS
137.700 ton/tahun, tetapi disarankan agar pihak perusahaan harus menambah
kebun milik sendiri dalam rangka memenuhi peraturan pemerintah dari Dirjen
Perkebunan agar memiliki minimal 20% pasokan buah sendiri dalam
mengantisipasi dinamika perkembangan harga TBS, Kecenderungan petani akan
mengolah TBS pada PKS yang mampu membeli TBS lebih mahal.

3.6. Lay Out Pabrik

Berikut rencana lay-out Pabrik Kelapa Sawit dan sarana infrastruktur milik
PT. Kharisma Iskandar Muda.

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-20
Gambar 3.5. Layout Pabrik

PT. Kharisma Iskandar Muda Professional Appraisers & Consultants PKS III-21

Anda mungkin juga menyukai