ASPEK PEMASARAN
Berdasarkan buku statistic komoditas kelapa sawit terbitan Direktorat Jendral Perkebunan
RI, Pada Tahun 2017 diestimasikan luas areal kelapa sawit mencapai 12,3 juta Ha dengan
produksi 35,36 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat
(Perkebunan Rakyat) seluas 4,76 juta Ha atau 39% dari total luas areal, milik negara
(PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6% dari total luas areal, milik swasta seluas 6,8 juta Ha
atau 55% dari total luas areal.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-1
Luas Areal (Ha) Laju
Tahun
PR PBN PBS Jumlah Pertumbuhan
2017**) 4.756.272 752.585 6.798.820 12.307.677 3,30
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 6,69
*) Angka Sementara
**) Angka Estimasi
Sumber: Ditjen Perkebunan RI
Melihat kondisi tersebut di atas, maka peluang usaha industri kelapa sawit di Indonesia
memiliki prospek yang cerah yang dipacu oleh terus meningkatnya permintaan minyak
kelapa sawit dunia. Naiknya permintaan minyak sawit dunia, dikarenakan naiknya
permintaan minyak nabati dunia, dimana minyak nabati lain seperti minyak kedelai, minyak
rapeseed dan minyak biji bunga matahari tidak mampu mengimbangi permintaan karena
produktivitasnya lebih rendah dibandingkan minyak kelapa sawit, dengan demikian minyak
kelapa sawit akan menjadi pemain utama dalam industri minyak hayati dunia.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C.
Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang
dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan
dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga
sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat
potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Alternatif lain yang dapat dimanfaatkan untuk mengolah limbah padat kelapa sawit yang
paling sederhana adalah menjadikannya briket arang. Caranya dengan pemadatan melalui
pembriketan, pengeringan dan pengarangan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan telah
berhasil merancang bangun paket teknologi untuk produksi briket arang ini, baik dari bahan
tandan kosong kelapa sawit ataupun dari bahan cangkang sawit. Karena sifat bahan yang
berbeda, bahan tandan kosong memerlukan tungku vertikal sedangkan untuk cangkang
diperlukan tungku horizontal guna menghasilkan arang bermutu tinggi (nilai kalori > 5.000
kalori/gram). Proses pembriketan dapat dilakukan dengan mesin pembriket tipe ulir dengan
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-2
kapasitas 1 ton per hari. Mesin ini menghasilkan briket arang berbentuk selinder dengan
diameter 5 cm dan panjang 10-30 cm sesuai dengan ukuran briket arang komersial dari
serbuk gergaji. Keunggulan produk arang ini antara lain karena permukaannya halus dan
tidak meninggalkan warna hitam bila dipegang.
Potensi limbah cair sebagai penghasil listrik sudah dikembangkan di Malaysia. Sejak tahun
2001 negara ini melaksanakan program yang disebut dengan Small Renewable Energy
Programme (SREP). Salah satu energi terbarukan yang dikembangkan dalam program ini
adalah mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) menjadi biogas. Bumipower (Pantai
Remis) Sdn Bhd adalah salah satu perusahaan di Malaysia yang melaksanakan proyek
produksi biogas tersebut. Biogas yang dihasilkan selanjutnya dimanfaatkan untuk generator
listrik dengan kapasitas 1-1,5 MW.
Berikut dapat dilihat Pohon Industri Kelapa Sawit dan produk turunannya.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-3
2. Minyak Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel (PKO)
Berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti
buah tanaman kelapa sawit. Kandungan asam lemak sekitar 5%.
3. Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel
Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan
tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung
di dalam inti sekitar 50% dan kadar FFA-nya sekitar 5%.
4. Bungkil Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel Cake
Bungkil inti kelapa sawit merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil
minyaknya. Minyak dihasilkan melalui proses pemerasan mekanis atau proses
ekstraksi dengan pelarut yang lazim dipergunakan. Bungkil mengandung sekitar 2 %
minyak.
5. Pretreated Palm Oil
Pretreated palm oil merupakan minyak yang diperoleh dari proses deguming dan
prebleaching untuk persiapan “physical refining” minyak daging buah. Kadar FFA
pretreated palm oil sekitar 5%. Nilai titik lunaknya adalah 33-39 °C.
6. Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil)
RBD palm oil merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami proses rafinasi
lengkap. RBDPO mengandung FFA 0,15% yang berwarna kuning kejingga-jinggaan
dengan titik lunak antara 30-39 °C. RBD Palm Oil hanya digolongkan dalam satu
jenis mutu.
7. Crude Palm Fatty Acid
Adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap
CPO dan fraksi-fraksinya, kandungan asam lemak bebasnya mencapai 89%.
8. RBD Palm Olein
Adalah minyak yang berwarna kekuning-kuningan. RBD palm olein diperoleh dari
CPO yang telah mengalami rafinasi lengkap. Kadar FFA-nya sekitar 0,15% dan titik
lunak maksimumnya adalah 24 °C.
9. Crude Palm Stearin
Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-
merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki
kadar FFA sebesar 5% dan nilai titik lunak sekitar 48 °C.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-4
10. Pretreated Palm Stearin
Pretreated palm stearin adalah lemak yang diperoleh dari proses degumming dan
prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi padat CPO. Pretreated palm
stearin memiliki kandungan FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak 48 °C.
11. RBD Palm Stearin
Adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap.
RBD palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama
dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.
12. Palm Acid Oil
Palm acid oil adalah asam lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami
proses netralisasi dengan soda kaustik dan dilanjutkan dengan proses pengasaman
dengan asam sulfat. Palm acid oil memiliki kandungan FFA sebesar 50% dengan
total kadar lemak maksimum 95%.
13. Crude Palm Kernel Fatty Acid
Crude palm fatty acid adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan
dari rafinasi lengkap minyak inti sawit (PKO) dan fraksi-fraksinya. Kadar FFA-nya
minimum 70%.
Pada Tabel-2.2 dapat dilihat perkembangan world of balance minyak sawit (CPO)
dunia.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-5
Tabel 2.2. : World Balance Of Palm Oil : 2013/2014 – 2016/2017 (‘000 Ton)
2013/14 2014/15 2015/16 2016/17
Production
Indonesia 30.500 33.000 32.000 34.000
Malaysia 20.161 19.879 17.700 18.860
Thailand 2.000 2.068 1.804 2.000
Colombia 1.041 1.110 1.275 1.146
Nigeria 970 970 970 970
Other 4.632 4.783 5.084 5.315
Total 59.304 61.810 58.833 62.291
Imports
India 7.820 9.139 8.860 9.150
European Union 6.969 6.925 6.649 6.500
China 5.573 5.696 4.689 4.881
Pakistan 2.725 2.826 2.720 3.000
Bangladesh 1.232 1.280 1.511 1.314
United States 1.220 1.143 1.307 1.367
Egypt 1.075 1.489 1.038 1.300
Philippines 681 792 941 1.000
Rusiia 646 854 933 820
Burma 581 789 788 780
Other 13.419 13.897 13.135 14.398
Total 41.941 44.840 42.571 44.510
Exports
Indonesia 21.719 25.964 22.906 26.000
Malaysia 17.344 17.378 16.621 16.301
Guatamela 411 453 614 700
Benin 600 500 460 580
Papua New Guinea 556 607 575 560
Other 2.564 2.468 2.551 2.716
Total 43.194 47.370 43.727 46.857
Domestic Consumption
India 8.302 9.150 9.100 9.400
Indonesia 8.750 7.520 8.920 8.570
European Union 6.600 6.920 6.700 6.400
China 5.700 5.700 4.850 4.750
Malaysia 2.869 2.941 2.990 2.736
Pakistan 2.540 2.738 2.815 2.995
Thailand 1.790 1.925 1.835 1.918
Bangladesh 1.215 1.275 1.411 1.314
Nigeria 1.470 1.470 1.320 1.340
United States 1.207 1.092 1.269 1.355
Egypt 1.150 1.350 1.150 1.300
Philippines 600 811 930 1.074
Colombia 908 943 955 970
Russia 750 810 880 840
Vietnam 603 674 765 796
Other 13.062 13.375 13.386 14.213
Total 57.516 58.694 59.276 59.971
Ending Stocks
Indonesia 3.210 2.734 2.916 2.346
Malaysia 2.090 2.641 1.546 2.019
India 370 539 499 449
Pakistan 296 382 287 292
China 310 305 139 270
Other 3.290 3.551 3.166 3.150
Total 9.566 10.152 8.553 8.526
Sumber : Foreign Agricultural Services/USDA
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-6
b) Supply dan Distribution Minyak Sawit (CPO) Dunia
Supply minyak kelapa sawit dunia tahun 2013/2014 mencapai 110,28 juta ton dan sampai
dengan tahun 2016/2017 meningkat menjadi 115,35 juta ton atau mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 1,6% per tahun (2013-2016). Supply adalah jumlah pasokan, dihitung dari
jumlah produksi dan impor.
Distribusi minyak kelapa sawit dunia tahun 2013/2014 mencapai 157,52 juta ton. Pada
tahun 2016/2017 meningkat menjadi 166,05juta ton atau mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 1,8% per tahun (2013-2016). Sedangkan distribusi adalah jumlah permintaan,
dihitung dari jumlah ekspor dan konsumsi domestik.
Tabel 2.3. : World Supply & Distribution Of Palm Oil : 2013/2014 – 2016/2017
(‘000 Ton)
Perkembangan produksi CPO dunia dalam periode tahun 2013-2016/2017 juga menunjukkan
pertumbuhan yang positif. Produksi CPO dunia dalam periode tersebut rata-rata mengalami
pertumbuhan sebesar 1,8% per tahun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun
2016/2017 yang mencapai 25,7%. Meningkatnya produksi CPO tersebut sebagai akibat
meningkatnya luas area panen (harvesting area) serta kenaikan produktifitas perkebunan
kelapa sawit khususnya yang berada di Indonesia dan Malaysia.
Stok CPO dunia cenderung menurun, penurunan terbesar terjadi pada tahun 2015/2016 yaitu
sekitar 1,5 juta ton. Tahun selanjutnya kembali turun sebesar 0,02 juta ton. Menurunnya stok
di tahun tersebut disebabkan oleh pertumbuhan distribusi yang semakin tinggi dan tidak
berbanding dengan pertumbuhan produksi yang melambat.
Kondisi Supply dan distribution CPO dunia sampai dengan tahun 2016 menunjukkan kondisi
kelebihan Distribusi, namun demikian selisih tersebut berupa stok yang jumlahnya cenderung
menurun. Pada tahun 2016 supply lebih kecil daripada distribusi, dan stok mengalami
pertumbuhan negatif.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-7
terutama setelah berkembangnya isue biodiesel berbahan dasar minyak sawit di Uni Eropa
dan Jepang, serta meningkatnya permintaan CPO dari negara importir utama (India, China,
Uni Eropa dan lain-lain). Kenaikan harga tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar US$1058
per ton dan tahun 2011sebesar US$1032 per ton.
Tabel 2.4. : World Price Of Palm Oil : 2005-2017
Price
Tahun
(US$/Ton)
2005/06 416
2006/07 655
2007/08 1058
2008/09 633
2009/10 793
2010/11 1154
2011/12 1032
2012/13 791
2013/14 803
2014/15 626
2015/16 628
2016/17 699
2017/18
681
(Until Oct)
Sumber : Foreign Agricultural Services/USDA
Dalam periode tahun 2005/2006 harga CPO dunia tercatat sekitar US$ 416 per ton. Harga
CPO tersebut selanjutnya meningkat menjadi sekitar US$ 655 per ton pada periode tahun
2006/2007. Pada periode tahun selanjutnya harga CPO meningkat menjadi US$ 1.058 per
ton. Hal tersebut disebabkan oleh karena meningkatnya permintaan CPO dunia (demand >
supply). Selain itu meningkatnya harga tersebut diakibatkan pula menurunnya produksi
minyak nabati lainnya yang merupakan substitusi dari CPO. Sampai dengan tahun 2017
harga rata-rata CPO dunia mencapai sekitar US$ 681 per ton, mengalami peningkatan rata-
rata sebesar 8,7% per tahun.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-8
Sedangkan negara tetangganya, Malaysia mengalami pasang surut, dimana pada
tahun 2013/2014 total produksi CPO Malaysia menurun drastis dari angka 20,2 juta
ton menjadi 17,7 juta ton pada tahun 2015/2016.
Tabel 2.5. : World Major Producers Of Palm Oil : 2013/2014 – 2017/2018*)(‘000 Ton)
2013/14 2014/15 2015/16 2016/17 Oct 2017/18 Nov 2017/18
Production
Indonesia 30500 33000 32000 34000 36000 36000
Malaysia 20161 19879 17700 18860 21000 21000
Thailand 2000 2068 1804 2000 2200 2200
Colombia 1041 1110 1275 1146 1320 1320
Nigeria 970 970 970 970 970 970
Other 4632 4783 5084 5315 5375 5375
Total 59304 61810 58833 62291 66865 66865
Sumber : Foreign Agricultural Services/USDA
*) sampai dengan November 2017
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-9
Tabel 2.6.: World Major Exporters Of Palm Oil : 2011/2012 – 2017/2018(‘000 Ton)
2013/14 2014/15 2015/16 2016/17 Oct 2017/18 Nov 2017/18
Exports
Indonesia 21719 25964 22906 26000 26200 26200
Malaysia 17344 17378 16621 16301 17300 17300
Guatemala 411 453 614 700 700 700
Benin 600 500 460 580 570 570
Papua New Guinea 556 607 575 560 550 550
Other 2564 2468 2551 2716 2558 2673
Total 43194 47370 43727 46857 47878 47993
Sumber : Foreign Agricultural Services/USDA
Tabel 2.7. : World Major Importers Of Palm Oil : 2011/2012 – 2017/2018(‘000 Ton)
2013/14 2014/15 2015/16 2016/17 Oct 2017/2018 Nov 2017/2018
Imports
India 7820 9139 8860 9150 9400 9500
European Union 6969 6935 6649 6500 6500 6500
China 5573 5696 4689 4881 4900 4800
Pakistan 2725 2826 2720 3000 3100 3100
Bangladesh 1232 1280 1511 1314 1600 1600
United States 1220 1143 1307 1367 1395 1395
Egypt 1075 1489 1038 1300 1250 1250
Philippines 681 792 941 1000 950 950
Russia 646 854 933 820 800 820
Burma 581 789 788 780 800 800
Other 13419 13897 13135 14398 14772 14787
Total 41941 44840 42571 44510 45467 45502
Sumber : Foreign Agricultural Services/USDA
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-10
Lampung, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Jawa Barat, Banten, Maluku, Papua dan
Papua Barat.
Tanaman kelapa sawit saat ini tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia.Provinsi Riau
sampai dengan tahun 2017 diestimasikan memiliki luas areal hingga mencapai2,49juta Ha
dan merupakanprovinsi yang mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul berturut-
turut Provinsi Sumatera Utara seluas 1,49juta Ha, Provinsi Kalimantan Tengah seluas
1,22juta Ha dan Sumatera Selatan denganluas 1,02juta Ha serta provinsi-provinsi lainnya.
Berbagai permasalahan masih dihadapi dalam pengembangan agribisnis kelapa sawit yang
dapat dikemukakan sebagai berikut :
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-11
Rata-rata produktivitas tanaman yang masih rendah (berkisar 10 ton
TBS/ha/tahun) yang antara lain akibat tingginya harga dan kelangkaan pupuk
pada beberapa tahun terakhir. Kondisi ini berada di bawah produktivitas yang
dicapai Malaysia.
Sertifikasi dan pengawasan mutu benih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan.
Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 40% areal tanaman kelapa sawit dengan
bibit palsu.
Berdasarkan data yang dihimpun Dirjen Perkebunan, pada saat ini kebun kelapa
sawit yang harus diremajakan mencapai luas areal ± 400 ribu ha.
Belum terintegrasinya pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat swadaya
dengan pabrik kelapa sawit (PKS).
Tidak tersedia lagi dana murah (kredit program) untuk pengembangan kebun
kelapa sawit yang mengakibatkan upaya peremajaan dan pengembangan
tanaman khususnya perkebunan rakyat menjadi terhambat.
Produksi CPO nasional sejak tahun 2010 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada
Tabel 2.9.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-12
Laju pertumbuhan rata-rata volume ekspor kelapa sawit selama 2010-2017 sebesar
7,14% per tahun. Realisasi ekspor komoditas kelapa sawit tahun 2016 telah
mencapai volume 24,2 juta ton (minyak sawit/CPO dan minyak sawitlainnya) dengan
nilai US $14,7milyar.
Konsumsi
Pada awalnya konsumsi minyak sawit dalam negeri adalah untuk mengisi bahan
baku minyak goreng yang tidak dapat dipenuhi oleh minyak kelapa. Dengan
pesatnya perkembangan produksi minyak sawit nasional maka terjadi pergeseran
dimana minyak sawit menjadi sumber utama untuk mensupply kebutuhan bahan
baku minyak goreng dalam negeri, sedangkan minyak kelapa lebih banyak untuk
diekspor.
Pada tahun 2013/2014 total konsumsi minyak sawit dalam negeri mencapai 8,7 juta
ton. Pada tahun 2014/2015, konsumsi minyak sawit untuk penggunaan dalam negeri
menurun menjadi 7,5 juta ton atau naik sebesar 14,05% dari penggunaan tahun
2013/2014. Sampai dengan tahun 2016/2017 penggunaan minyak sawit dalam
negeri tercatat sebesar 8,6 juta ton.
Ekspor
Indonesia merupakan eksportir minyak sawit terbesar di dunia diikuti Malaysia pada
peringkat kedua. Porsi jumlah ekspor Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke
tahun. Menurut data yang diperoleh dari Foreign Agricultural Services/USDA pada
periode tahun 2013/2014 total ekspor minyak sawit mencapai 21,7 juta ton. Nilai
ekspor minyak sawit Indonesia terjadi sekali penurunan pada periode tahun
2015/2016, dimana pada periode tersebut nilai ekspor minyak sawit Indonesia turun
sebesar 11% dari periode tahun 2014/2015 yang berjumlah 25,9 juta ton menjadi
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-13
22,9 juta ton. Namun kembali mengalami kenaikan sebesar 13,5% di tahun
2016/2017 yaitu menjadi 26 juta ton.
Dari total ekspor tahun 2000, sebesar 1,6 juta ton adala huntuk India, diikuti untuk
Belanda (593 ribu ton), dan Jerman (145 ribu ton). Pada tahun 2015, total ekspor
telah meningkat menjadi sebesar 26,5 juta ton, dimana tujuan ekspor utama tercatat
ke India sebesar 5,7 juta ton, China (3,6 juta ton), Pakistan (2,3juta ton), Belanda
(1,2 juta ton) dan Malaysia (1,2 juta ton).
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Negara Tujuan
Berat Bersih (Ribu Ton)
1)
Tiongkok - - 482,8 800,4 1 083,8 1 354,6 1 758,6 1 441,1 1 766,9 2 645,4 2 174,4 2 032,8 2 842,1 2 343,4 2 357,3 3 629,6
Singapura - - 371,5 339,2 396,6 467,1 631,6 624,5 600,9 659,9 696,8 737,2 952,1 844,0 789,1 782,0
Malaysia - - 405,0 367,7 572,8 621,4 660,5 382,7 745,5 1 195,7 1 489,7 1 532,6 1 412,3 514,3 566,1 1 200,1
India 1 639,1 1 519,8 1 766,6 2 274,3 2 761,6 2 558,3 2 482,0 3 305,7 4 789,7 5 496,3 5 290,9 4 980,0 5 253,8 5 634,1 4 867,8 5 737,7
Pakistan 15,1 96,4 269,4 287,2 537,3 850,2 835,0 788,1 409,7 214,6 90,3 279,2 749,1 1 080,3 1 814,8 2 318,4
Bangladesh - - 220,9 222,3 260,9 412,7 466,0 520,2 506,8 800,5 771,2 804,9 743,5 655,4 1 043,3 1 132,0
Sri Lanka - - 13,1 12,0 40,6 308,7 445,0 246,6 48,4 5,8 12,7 25,4 10,8 29,4 38,9 50,0
Mesir - - 85,4 77,2 78,4 151,3 476,2 408,5 495,9 497,2 488,7 790,7 494,1 735,5 1 010,3 1 137,8
Belanda 593,6 699,9 997,7 580,7 799,6 1 101,1 1 212,2 829,3 1 295,9 1 364,3 1 197,3 873,0 1 358,3 1 361,4 1 218,9 1 213,7
Jerman 145,6 205,7 200,7 184,4 247,2 340,4 365,5 504,9 404,8 461,5 379,3 263,6 219,5 283,1 186,5 229,3
Italia 28,9 60,6 - - - - - - - - - - - - - -
Kenya 3,5 0,0 - - - - - - - - - - - - - -
Amerika Serikat 21,1 2,4 - - - - - - - - - - - - - -
Kanada 1,7 0,0 - - - - - - - - - - - - - -
Inggris 11,8 2,4 - - - - - - - - - - - - - -
Jepang 10,2 9,4 - - - - - - - - - - - - - -
Lainnya 1 639,4 2 306,6 1 520,6 1 241,0 1 882,8 2 210,4 2 768,3 2 823,8 3 226,2 3 488,0 3 700,6 4 116,8 4 809,4 7 097,1 8 999,4 9 037,0
Jumlah 4 110,0 4 903,2 6 333,7 6 386,4 8 661,6 10 376,2 12 100,9 11 875,4 14 290,7 16 829,2 16 291,9 16 436,2 18 845,0 20 578,0 22 892,4 26 467,6
Sumber : Badan Pusat Statistik (2016)
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-14
2.3. Kebijakan Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit
Potensi CPO sebagai bahan baku industri hilir sangat dibutuhkan, untuk menghasilkan
produk dengan kelebihan aman dan ramah lingkungan bila dikonsumsi. Pemerintah
melalui Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri hilir
kelapa sawit sebagai berikut:
1. Industri Hilir Kelapa Sawit (IHKS) memegang peranan penting dalam perekonomian
nasional, khususnya sebagai penghasil devisa, penyerap tenaga kerja dan penyedia
kebutuhan pokok masyarakat.
2. Sejak tahun 2006, Indonesia sudah menjadi penghasil Minyak Sawit Mentah (MSM),
yang merupakan gabungan CPO dan CPKO, terbesar di dunia dengan total produksi
CPO sebesar 16 juta ton sedangkan Malaysia hanya sekitar 14,9 juta ton. Tahun
2015/2016, produksi CPO nasional mencapai 33 juta ton sementara Malaysia
sebesar 19,5 juta ton. Tahun 2016/2017 produksi CPO Indonesia mencapai 35 juta
ton, dan diprediksi pada tahun 2020 akan mencapai 40 juta ton.
3. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 28 tahun 2008, tentang Kebijakan Industri
Nasional, industri pengolahan kelapa sawit (turunan MSM) merupakan salah satu
prioritas untuk dikembangkan dan mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi, seperti
industri oleofood, oleochemical, energi dan pharmaceutical.
4. Dalam Permenperin No. 111/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road
Map) Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kelapa Sawit, disebutkan bahwa
pembangunan klaster Industri Hilir Kelapa Sawit jangka menengah (2010-2014) akan
difokuskan di Sumatera Utara, Riau dan jangka panjang akan diintegrasikan di
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Papua.
5. Strategi dasar pengembangan IHKS adalah dengan mendorong pengolahan minyak
sawit mentah (MSM) hingga turunan produk ketiga (antara lain metalic salt, fatty
amine, fatty alcohol, fatty amide) di dalam negeri, paling sedikit 50% dari total
produksi MSM nasional sebelum diekspor pada tahun 2015.
Sedangkan kondisi umum industri kelapa sawit dan industry hilir kelapasawit Indonesia pada
saat ini adalah sebagai berikut :
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-15
Tabel 2.12. : Pabrik Kelapa Sawit di Beberapa Daerah di Indonesia Tahun 2016
Perkebunan Perkebunan
No Provinsi Jumlah
Besar Negara Besar Swasta
1 Aceh 10 79 89
2 Sumatera Utara 90 261 351
3 Sumatera Barat 3 36 39
4 Riau 18 181 199
5 Jambi 7 90 97
6 Sumatera Selatan 7 130 137
7 Bengkulu 2 49 51
8 Lampung 3 24 27
9 Kep. Bangka Belitung - 43 43
10 Kep. Riau - 3 3
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 3 2 5
13 Jawa Tengah - - -
14 DI. Yogyakarta - - -
15 Jawa Timur - - -
16 Banten 3 2 5
17 Bali - - -
18 Nusa Tenggara Barat - - -
19 Nusa Tenggara Timur - - -
20 Kalimantan Barat 6 215 221
21 Kalimantan Tengah - 143 143
22 Kalimantan Selatan 3 82 85
23 Kalimantan Timur 5 125 130
24 Kalimantan Utara - 3 3
25 Sulawesi Utara - - -
26 Sulawesi Tengah - 12 12
27 Sulawesi Selatan 2 2 4
28 Sulawesi Tenggara 1 11 12
29 Gorontalo - 1 1
30 Sulawesi Barat - 12 12
31 Maluku 1 4 5
32 Maluku Utara - - -
33 Papua Barat 1 3 4
34 Papua 1 7 8
Indonesia 166 1522 1688
sumber: Badan Pusat Statistik 2016
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-16
B. Pabrik CPKO
PKO adalah minyak inti sawit yang dihasilkan melalui proses ekstraksi inti sawit. Biasanya
PKO lebih banyak digunakan untuk industri oleokimia. Di Indonesia masih sedikit
perusahaan kelapa sawit yang memproduksi dan menghasilkan produk turunan dari PKO.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produks PKO
tahun 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding tahun 2012 sebanyak 26,5 juta
ton. Sedangkan produksi 2014 diperkirakan ada di kisaran 27,5-28 juta ton. Jumlah
perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia sekitar 13,5 juta hektar. Pada tahun 2016
produksi PKO sebesar 3 juta ton. Sedangkan pada tahun 2017 produksi PKO meningkat
sebesar 4,03 juta ton pada bulan September.
Tabel 2.13. : Pabrik Crude Palm Kernel Oil (CPKO) di Beberapa Daerah di Indonesia
Tahun 2018
No Provinsi Jumlah
1 Aceh
2 Sumatera Utara 15
3 Sumatera Barat 2
4 Riau 4
5 Jambi 1
6 Sumatera Selatan 2
7 Bengkulu 1
8 Lampung
9 Kep. Bangka Belitung
10 Kep. Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat 1
13 Jawa Tengah
14 DI. Yogyakarta
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
19 Nusa Tenggara Timur
20 Kalimantan Barat 2
21 Kalimantan Tengah 3
22 Kalimantan Selatan 2
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
No Provinsi Jumlah
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-17
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah
27 Sulawesi Selatan
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara -
33 Papua Barat
34 Papua
Indonesia 33
Sumber : Kementerian Perindustrian RI, 2018
Indonesia telah berhasil menjadi produsen CPO terbesar dunia sejak tahun 2006 lalu.
Tantangan berikutnya adalah merubah Indonesia dari “raja” CPO dunia menjadi “raja”
produk hilir dunia yakni produk oleofood, produk oleokimia dan biofuel. Mempertahankan
apalagi terlena sebagai “raja” CPO dunia sangat merugikan Indonesia khususnya dalam
jangka panjang. Ketergantungan Indonesia pada pasar CPO dunia akan membuat industri
minyak sawit Indonesia mudah dipermainkan pasar CPO dunia karena industri hilir minyak
sawit berada dan dikuasai negara-negara lain. Selain itu, nilai tambah industri hilir juga tidak
dinikmati Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia perlu mempercepat hilirisasi minyak sawit
didalam negeri.
Hilirisasi industri minyak sawit nasional hendaknya ditempatkan sebagai bagian dari strategi
industrialisasi Indonesia. Sebagai bagian dari strategi industrialisasi nasional, hilirisasi
minyak sawit perlu dirancang jauh kedepan (visioner) misalnya sampai menuju 100 tahun
Negara Republik Indonesia yakni sampai tahun 2045. Kita harus memutuskan saat ini, mau
seperti apa industri minyak sawit kita pada tahun 2045.
Melalui hilirisasi industri minyak sawit Indonesia menuju 2045 diproyeksikan mampu
merubah posisi Indonesia dari “raja” CPO dunia saat ini, menjadi “Raja Hilir” yakni produk
Oleofood, Biolubrikan, Biosurfaktan dan Biofuel pada tahun 2045. Jika “Raja Hilir” tersebut
dapat kita raih, maka Indonesia akan menjadi pemain penting dalam ekonomi global.
Indonesia tidak perlu mengejar menjadi pemain industri otomotif global yang bukan
kompetensi kita. Hal yeng perlu dikejar Indonesia adalah menjadi pemasok bahan bakar
biofuel dan pelumas otomotif global
Hilirisasi yang dimaksudkan adalah hilirisasi minyak sawit didalam negeri, meskipun tidak
tertutup kemungkinan hilirisasi minyak sawit di negara lain (go internasional) sebagai salah
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-18
satu strategi penetrasi pasar. Strategi hilirisasi minyak sawit didalam negeri bukan berarti
merubah regim dari melihat keluar (outward looking) menjadi melihat kedalam (inward
looking). Hilirisasi minyak sawit didalam negeri yang dimaksudkan merupakan perpaduan
strategi promosi ekspor (export promotion) dengan subsitusi impor (import substitution).
Intinya melalui hilirisasi domestik kita mengolah CPO menjadi produk-produk bernilai
tambah lebih tinggi baik untuk tujuan eskpor maupun untuk pengganti produk yang diimpor.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-19
***** BAB II *****
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Professional Appraisers & Consultants Pabrik II-20