Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lemak cokelat dapat digunakan pada produk pangan, dan kosmetik. Dalam
industri pangan dapat digunakan produk emulsifier seperti butter, produk berbasis
gula seperti ice cream dan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan karamel, susu
dan margarin. Sedangkan untuk kosmetik dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan sabun yang dapat melembutkan dan melembabkan kulit.
Lemak cokelat adalah buah yang dihasilkan dari pohon kakao (Theobroma
cacao). Dengan adanya kemajuan IPTEK, maka lemak cokelat juga dapat diperoleh
dari minyak kelapa atau coconut oil (CNO) yang mana dikenal dengan pengganti
lemak cokelat (Cocoa butter substitutes). Akan tetapi dengan kondisi industri minyak
kelapa saat ini yang tidak berkembang atau bahkan tingkat produktifitasnya
cenderung turun, maka produk-produk turunan yang selama ini menggunakan CNO
sebagai feedstock terpakasa harus mencari penggantinya.
Produk-produk lemak yang selama ini menggunakan bahan baku CNO atau lebih
popular disebut sebagai lauric oil antara lain confectionary fats, ice cream cake, dan
cocoa butter substitutes.
Di Indonesia permintaan CNO sebenarnya tidak pernah surut, bahkan terus
meningkat. Akan tetapi, karena harga CNO selalu tinggi, sehingga produksi CNO
semakin turun. Minyak kelapa yang sebagian besar dihasilkan dari kebun-kebun
rakyat, kapasitas produksinya tidak pernah meningkat . Sementara dari kebun-kebun
tua yang sudah tidak diperbaharui lagi menyebabkan produksi minyak kelapa juga
masih langka.
CBS sebagai salah satu produk spesial lemak (fat) yang berbasis minyak kelapa
(CNO) yang gurih. Dari dasar ini maka perlu dicari alternatif agar bisa bersaing di
pasar dunia yang semakin kompetitif, baik dari sisi harga maupun rasa (Apolin,
2006)
Di Indonesia sendiri cocoa butter telah banyak diproduksi, yang mana
berdasarkan data BPS tahun 2007 nilai ekspor dari cocoa butter mencapai 2.360.006
Universitas Sumatera Utara


kg dan di Sumatera sendiri masih mengimpor cocoa butter dari Malaysia, New
Zealand sebanyak 8.345 kg.
Indonesia sendiri memiliki banyak sumber minyak nabati, misalnya kelapa sawit.
Sampai saat ini Indonesia merupakan produsen kedua setelah Malaysia. Ketersediaan
dan produksi minyak dan lemak nabati dari kelapa sawit diperkirakan akan
meningkat terus. Dengan peningkatan produksi minyak sawit yang semakin pesat,
maka secara otomatis menyebabkan peningkatan minyak inti sawit pula. Hal ini
dapat dilihat dari produk peningkatan minyak inti sawit dari tahun ke tahun.

Tabel 1.1 Produksi Minyak Inti Sawit
Tahun Produksi Minyak Inti sawit (ribu ton)
1998 912,1
1999 1012,4
2000 1039,7
2001 1081,2
2002 1145,1
Sumber: Data Eksport- Inport Biro Pusat Statistik, 2003

Minyak sawit dan minyak inti sawit merupakan bahan baku yang penting dalam
pengembangan hard-butters seperti produk pengganti cocoa butter (cocoa butter
substitutes/CBS) dan produk sejenis cocoa butter (cocoa butter equipment/CBE). Hal
ini dikarenakan minyak inti sawit atau Palm kernel oil (PKO) memiliki rantai karbon
yang mirip dengan CNO. Keduanya memiliki karakteristik fisik yang juga serupa
satu dengan yang lain, sehingga PKO dapat juga digunakan dalam pembuatan CBS.
Adapun komposisi asam lemak yang terdapat dalam kedua minyak ini dapat dilihat
pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Komposisi Asam lemak pada Minyak Kelapa dan Minyak Inti Sawit (%)
Asam Lemak Minyak Kelapa (CNO) Minyak Inti Sawit (PKO)
C6
C8
C10
C12
0,4
7,3
6,6
47,8
0,3
4,2
3,7
48,7
Universitas Sumatera Utara


C14
C16
C18
C18:1
C18:2
Asam Lemak Lainnya
18,1
8,9
2,7
6,4
1,6
0,1
15,6
7,5
1,8
14,8
2,6
0,1
Sumber: Pantzaris, 2001

Minyak inti sawit melalui proses modifikasi, yaitu interesterifikasi dan
hidrogenisasi dapat digunakan untuk membuat CBS. Proses fraksinasi, walaupun
menambah ongkos produksi, dapat diterapkan untuk menghsilkan CBS yang
mempunyai sifat organoleptik yang mirip dengan cocoa butter. Minyak sawit
merupakan sumber trigliserida simetris yang sangat diperlukan dalam formulasi CBE
melalui penerapan proses hidrogenasi, fraksionasi (menjadi fraksi tengah minyak
sawit) dan interesterifikasi. Minyak sawit dapat juga digunakan sebagai penggerak
kristalisasi dan bahan baku dalam pembuatan CBS. Perkembangan teknologi hard-
butter dan modifikasi minyak sawit dan minyak inti sawit
Harga bahan baku yaitu minyak inti sawit (PKO) berkisar US$ 680 per ton.
Harga jual lemak cokelat (cocoa butter) di pasar internasional saat ini berkisar US$
5.200 per ton. Diperkirakan dimasa yang akan datang harga cokelat olahan akan
semakin meningkat, ini dipacu oleh hasil penelitian yang menyatakan mengkonsumsi
cokelat sangat baik bagi kesehatan. Keseimbangan produksinya akan lebih
cenderung mengalami defisit karena beberapa negara produsen utama menghadapi
berbagai kendala dalam upaya meningkatkan produksinya untuk mengimbangi
kenaikan konsumsi. Oleh karena itu unit pembuatan CBS dari PKO ini layak
didirikan untuk memenuhi kebutuhan pengganti lemak cokelat (CBS) baik dalam
negeri maupun untuk kebutuhan ekspor (Anonim, Harian Bisnis 2007).




1.2 Tujuan Perancangan
Universitas Sumatera Utara


Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan Cocoa Butter Substitutes
(CBS) ini adalah menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia khususnya di bidang
perancangan, proses, dan operasi teknik kimia sehingga dapat memberikan gambaran
kelayakan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Cocoa Butter Substitutes (CBS).
Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan Cocoa Butter Substitute
(CBS) ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri akan pengganti lemak
cokelat (cocoa butter subsitutes) sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor
cocoa butter.

1.3 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan meningkatnya produksi cokelat serta tingginya kebutuhan
akan cokelat olahan, maka diperlukan suatu usaha untuk mengolah minyak inti sawit
(PKO) degan mendirikan pabrik lemak cokelat mentah. Tugas akhir ini memaparkan
bagaimana pra rancangan Pabrik Pembuatan Lemak Cokelat (Cocoa Butter
Substitutes/ CBS) dari minyak inti sawit ( Palm Kernel Oil/PKO ) berdasarkan:
perhitungan neraca massa dan neraca energi, penentuan spesifikasi peralatan yang
diperlukan untuk proses produksi maupun proses pendukung produksi, penentuan
instrumentasi dan keselamatan kerja yang dibutuhkan, penentuan utilitas, penentuan
manajamen organisasi perusahaan yang diperlukan demi kelancaran proses produksi,
penentuan estimasi ekonomi dan pembiayaan.

1.4 Manfaat Perancangan
Manfaat pra perancangan pabrik pembuatan Lemak Cokelat (Cocoa Butter
Substitutes/ CBS) dari minyak inti sawit ( Palm Kernel Oil/PKO) adalah memberikan
gambaran kelayakan dari segi rancangan dan ekonomi pabrik sehingga akan
mendukung pertumbuhan industri cocoa butter (CB) Indonesia. Hal ini, diharapkan
akan dapat memenuhi kebutuhan CB domestik.
Manfaat lain yang ingin dicapai adalah dapat meningkatkan devisa negara dan
dapat membantu pemerintah untuk menanggulangi masalah pengangguran di
Indonesia yaitu dengan menciptakan lapangan kerja baru.

BAB II
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai