Anda di halaman 1dari 9

PEMUCATAN MINYAK SAWIT (BLEACHING)

(MATA KULIAH PENGOLAHAN TURUNAN KELAPA SAWIT)

KELOMPOK 4 :

ANIS FITRIANA 2202301006


NUR ALMAIDA 22023010
AKHMAD RIDUAN 22023010
MUHAMMAD KHUDARI 22023010
MUHAMMAD FIRJATULLAH 22023010

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
PELAIHARI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Lampu....................................................................................................................................4
2.2 Kapasitor................................................................................................................................4
BAB III METODE..........................................................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................6
4.1 Hasil.......................................................................................................................................6
4.2 Pembahsan.............................................................................................................................7
BAB V KSIMPULAN DAN SARAN............................................................................................8
5.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
5.2 Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan intisawit merupakan salah
satu primadona tanaman perkebunan yangmenjadi sumber penghasil devisa non migas bagi
Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak
nabatidunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacupengembangan areal
perkebunan kelapa sawit. Padatahun 2015 luas total luas areal perkebunan kelapa sawit
(minyak sawit) di Indonesia mencapai 11 juta hektar dengan produksi sebesar 31 ton
pertahun dan diperkirakan mencapai 35 ton pada tahun 2017.
CPO (Crude Palm Oil) adalah produk utama dalam pengolahan minyak sawit disamping
minyak inti sawit. Dalam proses selanjutnya CPO diolah melalui tahap pemucatan untuk
menurunkan kadar β karoten agar warnanya kelihatan lebih menarik. Pada proses pemucatan
biasanya digunakan adsorben. Pada proses pemucatan selama ini digunakan bentonit alam
yang sudah dirubah ukuran partikelnya sebagai adsorben. Penggunaan bentonit alam sebagai
pemucat selama ini kurang memberikan hasil yang maksimal. Menurut beberapa literatur,
setelah pemakaian adsorben tertinggal sejumlah minyak sawit di dalamnya. Karena itu
dicoba menggunakan adsorben alammenggantikan bentonit alam yang digunakan selama ini.
(Anonymous, 1996).
Proses pemucatan CPO menggunakan bleaching earth dengan kadar antara 0,5% hingga
2,0% dari massa CPO. Bleaching earth merupakan bahan aktif yang digunakan untuk
menghilangkan atau menjerap pigmen warna yang terdapat di dalam CPO sehingga
dihasilkan minyak yang lebih jernih. Bleaching earth yang digunakan di industri ada
beberapa jenis antara lain, bentonit, activated clay dan arang aktif. Industri pemurnian CPO
di Indonesia umumnya menggunakan Ca-bentonit sebagai bleaching agent. Kebutuhan akan
bleaching earth khususnya bentonit setiap tahun semakin meningkat dengan berkembangnya
industri minyak nabati, namun disisi lain bentonit tidak dapat diperbaharui.
Proses pemurnian minyak sawit ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:
a) Degumming adalah proses pemisahan getah yang terdiri dari fosfatida, protein,
karbohidrat dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam CPO. Proses ini
dilakukan dengan menambah air, uap air atau asam fosfat. Setelah bahan pengotor
terpisah dari minyak maka dilakukan sentrifusi. Suhu yang digunakan adalah 320C –
500C agar kekentalan minyak berkurang dan mudah terpisahkan.
b) Netralisasi adalah Proses netralisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
soda api, alkali karbonat, kapur dan bahan kimia 2 lainnya. Yang banyak digunakan
adalah soda api karena pertimbangan biaya dan efisiensi, soda api dapat menetralkan
asam lemak bebas, menghilangkan sebagian zat warna dan lendir yang tidak hilang saat
degumming. Untuk mengurangi kehilangan minyak saat netralisasi maka perlu
diperhatikan konsentrasi alkali, waktu dan suhu netralisasi. Jika konsentrasinya terlalu
tinggi menyebabkan reaksi dengan trigliserida sehingga mengurangi rendemen minyak
dan meningkatkan jumlah sabun yang terbentuk.
c) Pemucatan, Proses pemucatan atau bleaching dimaksudkan untuk menghilangkan zat
warna pada minyak sawit adalah karoten. Proses ini dapat berpengaruh negatif karena
dapat merusak antioksidan alami dan komponen sinergisnya seperti tokoferol, karotenoid
dan fosfolipida yang dapat menurunkan stabilitas minyak terhadap oksidasi.
d) Deodorisasi bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak dikehendaki dan
menghilangkan asam lemak bebas. Cara yang digunakan adalah metode destilasi. Minyak
hasil proses pemucatan dimasukan ke dalam ketel deodorisasi dan dipanaskan pada suhu
200- 2500C pada tekanan 1 atm dan selanjutnya dialiri uap panas selama 4-6 jam.
Pemakaian suhu tinggi digunakan untuk menguapkan bau sedangkan pengurangan
tekanan bertujuan untuk mencegah hidrolisa oleh uap air. Tekanan uap zat bau sangat
rendah sehingga untuk menghilangkannya diperlukan suhu tinggi. Namun suhu tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada minyak sehingga diupayakan menurunkan suhu
destilasi dengan pemberian gas inert (uap air kering). Pada penelitian ini yang digunakan
adalah bleaching dengan menggunkan adsorben arang aktif.
1.2 Tujuan
Menghilangkan warna pada CPO menggunakan bleaching instan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Mentah (CPO)


Menurut Badan Standardisasi Nasional (BSN), telah menetapkan standarisasi mutuCPO
yang dimuat dalam Standart Nasional Indonesia (SNI) 01-2901-2006 yaitu, warna (jingga
kemerah-merahan), kadar air (maks 0,5%), kadar kotoran (maks 0,5%), asam lemak bebas
(maks 5%), dan bilangan yodium (50-55 g/100 g).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) dapat menghasilkan dua jenis minyak, yaitu
minyakkelapa sawit yang berasal dari daging buah (mesocarp) dan minyak biji kelapa sawit
(kernelpalm oil) dari biji buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit mentah (CPO) adalah
minyak sayur yang kaya akan komponen minor yang mengandung nutrisi. Minyak kelapa
sawit mentah (CPO) idealnya mengandung sekitar 600-1000 mg/kg tokoferol dan 500-700
mg/kgkarotenoid, terutama α- dan β- karoten yang jumlahnya lebih besar 90% dari total
jumlahkaroten. Kandungan minyak kelapa sawit yang diperoleh dari minyak
mesokarpamengandung lebih kurang 44% asam palmitik (C16:0), 5% asam stearik (C18:0),
39% asamoleik mono tak jenuh (C18:1) dan 10% asam linoleik poli tak jenuh (C18:2).
Minyak kelapasawit, mengandung sekitar 50% lemak jenuh dan 40% lemak tak jenuh.
Pengotor yang terdapat pada minyak akan menurunkan kualitas dan mempengaruhi
penampilan fisik, rasa,bau dan waktu simpan dari minyak, sehingga harus dihilangkan
melalui proses pemisahansecara fisika dan kimia (Putra, 2017).
CPO terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda,
antara 14 – 20 atom karbon. Dalam proses pembentukannya, trigliserida merupakan
hasilproses kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak yang
membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air. CPO berbentuk semi padat
padasuhu ruang. CPO berwarna jingga karena mengandung sekitar 500 – 700 ppm β -
karoten danmerupakan bahan pangan dengan sumber karoten alami terbesar. CPO juga
mengandung sedikit air serta serat halus yang berwarna kuning sampai merah yang
menyebabkan CPO tidak dapat dikonsumsi langsung sebagai bahan pangan maupun non
pangan.

2.1 Pemucatan (Bleaching)


Pemucatan atau bleaching merupakan tahapan pemurnian minyak untuk mengilangkan
berbagai macam pengotor dari minyak berupa sisa-sisa gum, produk oksidasi, logam dan
pigmen klorofil (Haryono, 2012). Adsorben yang digunakan pada proses pemucatan minyak
sawit adalah bleaching earth. Proses pemucatan minyak sawit dengan menggunakan
bleaching earth secara komersial di industri dilakukan pada rentang suhu 100-130ºC selama
setengah jam dengan berat bleaching earth sebanyak 6-12 kg (Pahan, 2008).
Industri minyak goreng di Indonesia umumnya menggunakan bleaching earth
dikarenakan harga bleaching earth yang lebih murah dibandingkan arang aktif, sementara
hasil penyerapan zat warna antara arang aktif dan bleaching earth tidak jauh berbeda
(Wahyudi, 2000).

BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Peraktikum ini dilaksanakan pada tanggal 18 September 2023 pada pukul 09.00 s.d
selesai WITA. Bertempat di Laboraturium Bioproses dan Bionergi, Program Studi Agroindusri
Jurusan Teknologi Industri Pertanian Politknik Negeri Tanah Laut.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Gelas kimia 250 ml
2. Neraca analitik
3. Pengaduk
4. Hot plate
5. Kertas saring
6. Corong
7. Erlenmeyer
3.2.2 Bahan
1. CPO hasil degumming
2. Bleaching Instan yang telah diaktivasi

3.3 Prosedur Kerja


1. Disiapkan CPO hasil degumming
2. Dipanaskan hingga ± 100ºc sampai mencair
3. Ditambahkan Bleaching Instan yang telah diasamkan sebanyak xx %
4. Dipanaskan ± 100ºc selama 30 menit, diaduk, kemudian saring
5. Minyak yang telah diperoleh kemudian disimpan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
FFA (%)
Kelompok 1 2 3 4 5 6
Awal 5,7 6,35 5,88 6,43 7,88 8,45
Bleaching 6,35 6,67 5,52 7,25 7,93 6,71
% 111,40% 105% 93,87% 112,75% 100,63% 79,4%

4.2 Pembahasan
BAB V
KSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah di dapat pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka disarankan untuk

DAFTAR PUSTAKA

Sunarti, R., Handayani, L., & Maghfirah, I. (2023). Pengaruh Firming Agent Berbeda terhadap
Kerakteristik dan Uji Hedonik Keripik Singkong (Thunnus sp.) us sp. Jurnal
Tilapia, 4(2), 65-75.
LAMPIRAN

Diketahui
Massa CPO degumming 1 = 5,08 gram Volume titrasi = 13,7 ml
Massa CPO degumming 2 = 5,15 gram Volume titrasi = 12 ml
Massa CPO bleaching 1 = 5 gram Volume titrasi = 14 ml
Massa CPO bleaching 2 = 5 gram Volume titrasi = 14,5 ml

%FFA =

Anda mungkin juga menyukai