Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK DAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

YANG ADA DI PT. PUPUK SRIWIDJAJA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
KELOMPOK 5 :
1. OKTAVIA RAMADANI ( 062330400883 )
2. PUTRI LESTARI ( 062330400884 )
3. AYU MEILIKA SARI ( 062330400870 )

KELAS : 1 KB
MATA KULIAH : TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH
INSTRUKTUR : TAUFIQ JAUHARI, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kepada Allah SWT. Yang telah


memberikan rahmat dan karunianya dalam menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Teknik Dan Proses Pengolahan Limbah Yang Ada Di PT Pupuk
Sriwidjaja ” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun pembahasannya karna keterbatasan pengetahuan ilmu yang dimiliki. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
dapat menyempurnakan laporan ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapakan terima kasih.

Palembang, 1 Oktober 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori .................................................................................................. 3
B. Proses Pengolahan Limbah Pada PT.Pusri .................................................. 3
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ............................................ 3
2. Pusri Effluent Treatment (PET) ........................................................... 4
2.1 Deskripsi Proses PET ..................................................................... 5
3. Kolam Air Limbah ............................................................................... 8
4. Thickner ............................................................................................... 9
5. Filter Press ............................................................................................ 9
6. Minimalisasi Pengolahan Air Limbah (MPAL) ................................... 9
C. Peralatan dan Modifikasi Pengolahan Limbah Cair .................................... 10
1. Sistem Pengolahan di Hydrolizer-Stripper........................................... 10
2. Sistem Pengolahan Biologi secara Sequential Batch-Aerobic ............. 11
3. Sludge Removal Facilities (Fasilitas Pemisah Lumpur) ...................... 13
D. Kesimpulan ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik
industri maupun domestik. Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau
bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian.
Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi linkungan
hidup dan manusia. Salah satu pandangan dan sikap PT. Pupuk Sriwidjaja adalah
kepedulian terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Pada pengolahan limbah
pabrik, usaha dilakukan untuk menekan dan mengurangi jumlah limbah yang
dibuang ke linkungan. Ada empat pinsip pengolahan limbah yang diterapkan PT.
Pupuk Sriwidjaja yaitu pengurangan limbah dari sumber, daur ulang,
pengambilan, dan pemanfaatan kembali secara berkelanjutan menuju produksi
bersih.
Pabrik PT. Pupuk Sriwidjaja menghasilkan limbah yang banyak mengandung
zat urea dan amoniak dalam bentuk gas yang bersifat beracun dan berbahaya bagi
kesehatan manusia dan lingkungan. Penanganan limbah yang kurang baik akan
mencemari air Sungai Musi yang merupakan sumber air bagi masyarakat
Palembang dan sekitarnya mengingat lokasi pabrik PT. Pupuk Sriwidjaja berada
di tepi Sungai Musi limbah yang dihasilkan oleh pabrik- pabrik yang ada di
PT.Pusri dapat digolongkan menjadi 3 jenis menurut fasenya, yaitu limbah padat,
limbah cair, dan limbah gas. Limbah padat meliputi katalis. Limbah gas meliputi
uap amoniak, debu urea, dan kebisingan. Kemudian limbah cair meliputi ceceran
zat reaktan dan produk dari alat yang ada, serta dari oli bekas yang tidak terpakai
lagi dalam proses operasi di pabrik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan:
1) Apa yang dimaksud dengan limbah industri?
2) Bagaimana proses pengolahan limbah pada PT.Pusri ?
3) Apa saja sistem peralatan dan modifikasi dalam pengolahan limbah cair?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui definisi dari limbah industri.
2) Untuk mengetahui proses pengolahan limbah pada PT.Pusri.
3) Untuk mengetahui system peralatan dan modifikasi dalam pengolahan
limbah cair.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik
industri maupun domestik. Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau
bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian.
Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi linkungan
hidup dan manusia.
Mayoritas pabrik tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan
termasuk dalam kategori limbah B3, sehingga limbah dibuang begitu saja ke
sistem perairan tanpa adanya proses pengolahan. Pada dasarnya prinsip
pengolahan limbah adalah upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau
padatan. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah
dipisahkan itu sangat tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan atau
konsentrat belum tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang
setiap saat mengancam kesehatan manusia dan keselamatan lingkungan hidup.
Untuk itu limbah B3 perlu dikelola antara lain melalui pengolahan limbah B3.

B. Proses Pengolahan Limbah Pada PT.Pusri


1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Air limbah yang masih mengandung amoniak akan masuk ke bak
MPAL Bak ini berfungsi untuk memisahkan air limbah dengan air limbah
dengan air bukan limbah seperti air hujan dan air dari water treatment Air
limbah ini dialirkan dari sumbemya dengan mengandalkan gaya gravitasi
menggunakan sistem tertutup melalui pipa menuju ke bak MPAL Jika
kandungan amoniak kurang dari 500 ppm, limbah masuk ke dalam
ekualisasi lalu limbah akan masuk ke wetland Wetland menggunakan
media eceng gondok untuk menyerap senyawa ammonium yang berfungsi
sebagai limbah akan masuk ke kolam nutrient tanaman Setelah melaltä
aerasi untuk meningkatkan kandungan oksigen wetland, kemudian limbah

3
dialirkan menuju ke arah Sungai Musi. Sistem penanganan limbah terbuka
merupakan sistem penanganan limbah cair yang menggunakan
slauran-saluran terbuka atau selokan yang terdapat di wilayah pabrik.
Limbah cair jenis ini dihasilkan dari air buangan pencucian alat blow
down kondensat keluaran steam trap, dan limbah rumah tangga pabrik.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan pula adanya limbah-limbah
dengan kandungan urea, minyak, dan amoniak tinggi yang seharusnya
diolah secara tertutup. Akan tetapi, limbah ini mengalir ke pengolahan
limbah sistem terbuka.
Sistem ini juga mengolah treated water hasil olahan PET Sistem
terbuka memanfaatkan parit-parit yang telah disediakan yang bermuara
pada dua jalur utama ( mengalir ke kolam limbah ( main sewer). Dua jalur
utama tersebut kemudian biological pond). Pada pengolahan sistem
terbuka, kandungan minyak yang ada diminimalisir sekecil mungkin sejak
awal karena apabila masuk ke kolam limbah, dapat mengurangi
keefektifan pengolahan dengan kolam limbah itu sendiri Oleh karena itu,
pada beberapa saluran dalam pabrik dipasang oil skimmer atau alat
penangkap minyak Minyak yang telah berhasil ditangkap oleh unit ini
kemudian ditampung dalam tong untuk selanjutnya disimpan di bangsal
B3. Minyak-minyak ini secara rutin dibeli oleh produsen oli untuk dapat
diregenerasi kembali dan dapat digunakan kembali.
2. Pusri Effluent Treatment (PET)
Pusri Effluent Treatment (PET) merupakan unit pengolahan limbah
cair.yang dimiliki Pusri yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan
urea dan ammonia yang terbawa bersama limbah cair keluaran pabrik.
Setelah melalui pengolahan limbah ini dihasilkan off gas yang
mengandung NH selanjutnya dikirim kembali ke pabrik urea. Pusri
Effluent Treatment di pabrik utilitas Pusri-IV. Terdapat dua kapasitas
pengolah masing-masing dan CO : yang (PET) berada train PET (train A
dan train B) dengan train 50 m jam input (65 m/jam maksimal). Input
untuk PET adalah limbah cair keluaran pabrik urea. Limbah cair keluaran

4
pabrik ammonia dan cair tersebut selanjutnya baru dikirim menuju ke PET
Ammonia dan urea pada umumnya mengandung urea dan ammonia yang
selanjutnya dikirim ke dissolving tank pada masing-Masing pabrik,
dipisahkan kandungan oil-nya dengan oil separator dan limbah
2.1 Deskripsi Proses PET
Air limbah (effluent water) yang telah dikumpulkan dalam pabrik urea
Pusti II-B, III dan IV dipompakan ke Setelah melalui collecting pit di
buffer tank di PET Pusri-IV. Buffer tank, selanjutnya effluent water
dipompa ke dua unit hydrolizer dan stripper oleh feed pump dengan
tekanan discharge 30 kg/cm². Pada awalnya digunakan dua pompa s untuk
memompa effluent water ke hydrolizer dan satu pompa stand by Akan
tetapi, saat ini digunakan sebuah pompa feed baru untuk memompa
effluent water menuju hydrolizer dua train PET. Oleh karena itu, proses
PET dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien.
Aliran umpan dikontrol oleh valve dengan mengatur valve sesuai
dengan set pint flowrate yang diinginkan. Sebelum memasuki hydrolizer,
effluent water dipanaskan pada preheater 1 dan preheater 2 secara
berurutan. dua stage heat exchanger tipe shell and tube dipasang secara
seri. masuk ke prehater 1 stage pertama dan dipanaskan oleh berasal outlet
shell side stage sisi tube dan pemanas berupa Preheater 1 berupa Effluent
water treated water yang kedua pada preheater 1. Effluent water masuk
pada treated water masuk ke sisi shell heat exchanger
Setelah dipanaskan pada stage pertama preheater 1, effluent water
masuk preheater I dan dipanaskan lebih lanjut oleh Effluent water masuk
pada sisi treated water hasil bawah stripper. tube dan pemanas pada sisi
shell. Outlet effluent water stage kodu preheater 1 masuk ke preheater 2
untuk dipanaskan lebih lanjut Process condensate cooler water yang masuk
pada sisi pada sisi tube dan didinginkan oleh shell Outlet effluent water
stage masuk ke hydrolizer sedangkan outlet treated water cooling kedua
preheater 2 pada sisi shell masuk ke stripper sebagai umpan side stream
stripper. Adanya preheater 1 dan prehater 2 bertujuan untuk optimalisasi

5
energi panas, yaitu memanaskan umpan sebelum masak menggunakan
panas dari aliran produk atau hasil bawah hydrolizer. Oleh karena itu,
didapakan efisiensi energi yang tinggi stripper dan effluent water masuk
ke hydrolizer dengan tekanan sekitar 30 kg/cm melalui bagian bawah sisi
hydrolizing pada menara hydrolizer Menara hydrolizer berupa column
dengan dua bagian, yaitu sisi hydrolizing dan sisi stripping. Sisi
hydrolizing berfungsi sebagai tempat reaksi hidrolisa urea oleh menjadi
ammonia dan karbondioksida Hydrolizing terdiri dari 19 medium steam
stage (stage dihitung secara top-bottom) sedangkan bagian stripping
berfungsi untuk menyerap NH, dan CO yang terlarut kontak dengan
medium steam steam akan melepaskan uap ( Pada bagian stripping liquid
mengalir ke bawah dan yang naik ke atas Liquid yang kontak dengan
vapor) dari larutan dan uap yang dilepaskan dikeluarkan dari puncak seksi
peralatan untuk stripping pada unit hydrolizer Y dân CƠ Pengeluaran
(venting) ini akan mengurangi kandungan NH yang terlarut dalam larutan
sehingga meningkatkan efektifitas hydrolizer. Pada Menara hydrolizer
semua larutan urea dihidrolisa menjadi NH temperatur 210 “C dan tekanan
22 kg/cm temperatur di atas 210 dan temperatur 398 , dan CO pada 2G
untuk memanaskan hingga “C, diinjeksikan medium steam pada tekanan
42 kg/cm “C).
Medium steam dan stripping pada bagian bawah melalui keluar dari
bagian bawah masuk melalui kedua seksi internal steam distributor
hydrolizing Larutan yang hydrolizer mengandung urea kurang dari 5 mg/l
dan dialirkan ke stripper dimana kandungan dengan steam system
stripping ammonia akan dipisahkan dari larutan hingga kandungan stripper
bernilai snagat kecil atau kurang dari 5 mg/L. Ammonia di bagian bawah
Uap yang keluar dari puncak menara stripper dikirim ke overhead
condenser.
Overhead condenser adalah shell and tube heat exchanger yang akan
mengkondensasi sebagian uap menjadi liquid. Uap masuk pada sisi
didinginkan oleh cooling water yang masuk pada sisi vapor kemudian

6
masuk ke condensate receiver campuran vapor-liquid outlet overhead
condenser vessel horizontal yang menampung campuran shell dan tube
Campuran liquid dan membaca indikasi temperatur Condensate receiver
vapor-liquid outlet condenser Pada vessel, campuran liquid -vapor akan
terpisah oleh karena perbedaan densitas Vapor dengan densitas yang lebih
kecil, akan menempati bagian atas dan berupa Liquid akan terkumpul di
bawahnya Uap akan keluar dari Receiver sebagai produk Utama off gas
dari PET dialirukan ke pabrik urea dan dimanfaatkan kembali untuk
Diolah pada Low Pressure Decomposer B. Liquid pada bagian bawah
Condensate reflux (LPD) pada pabrik urea Pusri III, IV dan I- Receiver
dialirkan kembali ke Dua pompa dijalankan untuk masing-masing Pompa
lainnya berada dalam posisi Stand by auto mode Prinsip pengolahan
limbah cair (menghidrolisa) urea yang terkandung dalam limbah dengan
cara pemanasan pada temperatur 210) “C dan tekanan 22 kg/cm 2G.
Setelah urea dihidrolisa, gas NH dan CO yang dihasilkan dari proses
hidrolisa selanjutnya dikirim ke begitu juga dengan limbah cair yang
sudah dihidrolisa tersebut yang masih mengandung amoniak dilakukan top
stripper Pada stripper limbah cair Di PET Adalah menguraikan Stripping
menggunakan Steam pada tekanan 6 kg/cm ¹G. Kandungan treated water
setelah diolah di PET Mengandung amoniak dan urea dengan konsentrasi
5 ppm ( design). Keuntungan dari proses pengolahan limbah dengan
proses Stripper dan hidrolizer ini adalah dimana tidak mengandung polusi
karena kandungan amoniak dan urea hasil treatment kecil dari 5 ppm,
mempunyai efisiensi yang tinggi karena adanya recovery amoniak dan CO
yang dikirim kembali ke pabrik urea, dan mempunyai efisiensi proses
yaitu hidrolisis dan hydrolizer yang tinggi karena di hydrolizer terdapat
dua stripping Segmen hydrolizer yang mempunyai berfungsi sebagai
hydrolizer. Pada segmen lain yang kosong berfungsi sebagai stripping
pada saat liquid dari bagian hydrolizer part turun ke bawah Kemudian,
di-stripping mengunakan steam dari bawah. Selanjutnya efisiensi stripping

7
yang tray Tinggi dikarenakan stripper memiliki multistage sieve tray yang
baik efisiensinya
3. Kolam Air Limbah
Setelah proses pengolahan air limbah, selanjutnya air limbah dialirkan
ke kolam biological pond existing (kolam air limbah), dimana pada kolam
ini hanya dilakukan proses serasi untuk menghilangkan kandungan ada
pada air limbah ammonia yang masih Sistem pada kolam air limbah
menggunakan proses pengolahan limbah secara biologis Proses yang
terjadi adalah perubahan atau konversi substansi halus yang tidak
mengendap atau larut menjadi flok biologi, penghilangan kebutuhan
oksigen biokimia atau Biological Oxygen Demand (BOD) dari limbah
oleh bakteri produksi BOD, dan konversi senyawa amoniak serta senyawa
lainnya yang mengandung nitrogen menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi
seperti bakteri Nitrosomonas yang mengubah senyawa nitrogen.
Kolam air limbah dibagi menjadi enam kolam kecil ( Six biological
pond). Dari enam kolam kecil tersebut, 2 buah dicadangkan untuk
menampung flow limbah apabila tiba-tiba melonjak sedangkan empat
buah lainnya dalam keadaan beroperasi. Empat kolam tersebut terdiri dari
tangki pre-sedimentasi, tangki sedimentasi, tangki aerasi, dan kolam
darurat (emergency pond). Proses yang terjadi pada air limbah adalah
kontak antara air limbah yang masuk dengan lumpur biologi yang sudah
terbentuk di tangki aerasi yang mengandung oksigen yang cukup.
Kemudian, terjadi pemisahan cairan dan padatan dimana padatan akan
mengendap dan cairan akan dikeluarkan. Lumpur yang terakumulasi di
bak terangkat karena tidak mampu melawan gaya ke atas yang
ditimbulkan oleh air Sungai Musi yang sedang pasang meskipun telah diisi
air setinggi 75 cm

8
4. Thickner
Lumpur dari kolam air limbah dengan pompa lumpur menuju ke
thickener dimana konsentrasi dan kepekatan lumpur akan bertambah
melalui proses penghilangan air. Pemekatan lumpur berlangsung dalam
sludge blanket melalui tekanan gravitasi dan pelepasan kandungan air
akibat pengadukan lumpur secara kontinyu. Lumpur dikentalkan dari 0,75
% berat padatan menjadi 4 % berat padatan pada lapisan bawah. Lumpur
pekat kemudian ditampung di penampungan Lumpur atau pada industri
dikenal sebagai Sludge reservoir.
5. Filter Press
Lumpur pekat (thickner) di penampungan lumpur dikirim ke Filter
press untuk lebih dipekatkan lagi dan lebih dihilangkan kadar airnya
hingga menjadi ampas padatan atau aliran lumpur umpan cake. Larutan
polimer dari tangki polimer diijenksikan ke filter press. Penambahan
polimer bertujuan untuk memperbaiki spesifikasi ampas dari filter dimana
kandungan padatan yaitu 40%.
6. Minimalisasi Pengolahan Air Limbah (MPAL)
Mengandung amoniak dan urea yang tidak dapat diolah di unit proses
pabrik urea sendiri, selanjutnya diproses di Intalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Unit MPAL adalah unit penumpang larutan sebagai
limbah yang Pada saat normal operasi agar larutan sebagai limbah yang
mengandung urea dan amoniak semaksimal mungkin dapat diolah di unit
proses pabrik urea sendiri. Selama ini air limbah yang akan diolah ke
kolam limbah alinannya bercampur dengan Limpahan air hujan, air dari
perkantoran, Blow down cooling tower, blow down Baller, back wash
sand filter regenerasi resin, dan 4 back wash carbon filter back wash atau
rinse fire hydrant. Bercampurnya limbah bersama buangan air Tersebut
mengakibatkan debit limbah yang diolah di kolam limbah menjadi besar
Sumber-sumber limbah yang ada di Pabrik Urea P-III yang sudah dialirkan
Ke unit MPAL yaitu drain carbamat tank Drain surge tank, luberan basin
cooling Tower, luberan level colecting pit PET, dan luberan Dissolving

9
tank. Sumber Limbah lain selain sumber limbah tercakup di atas belum
termasuk ke dalam unit MPAL, diharapkan secara bertahap pada saat yang
akan datang sumber limbah Lain tersebut tetap bisa untuk dialirkan
menuju ke unit Minimalisir Pengolahan Air Limbah (MPAL) di PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang untuk proses selanjutnya Sebagai contoh drain
amoniak saat pengosongan pompa, drain ammonia Receiver, dan drain
pompa amoniak saat terjadi CO carry over. Prinsip kerja unit MPAL
adalah aliran dari masing-masing sumber limbah yang tidak dapat diolah
di Proses Pabrik Urea P-III sendiri dialirkan secara gravitasi melalui
perpipaan ditampung dalam colecting pit. Kemudian larutan yang
ditampung dalam colecting pit setelah mencukupi dengan asam sulfat level
-nya dipompakan dan selanjutnya dinetralkan untuk dibuang sebagai
limbah cair. limbah cair ini mengandung racun dan zat berbahaya sehingga
harus dibuang.
C. Peralatan dan Modifikasi Pengolahan Limbah Cair
Sistem peralatan dan modifikasi pengolahan limbah cair berkonsentrasi
Tinggi di PT. Pupuk Sriwidjaja meliputi Biological waste water treatment system
Hidrolizer-stripper system .sludge removal facilities Oil separator Dan waste
Reduction programme Peralatan-peralatan modifikasi pengelolaan limbah cair
Berkonsentarsi tinggi ini menggunakan teknologi ACES yang ramah lingkungan
Teknologi ACES merupakan teknologi paling baru yang digunakan di PT. Pusri.
1. Sistem Pengolahan di Hydrolizer-Stripper
Pada pengolahan limbah cair juga ada peralatan yang disebut
Hydrolizer-Stripper. Hydrolizer-stripper merupakan unit peralatan untuk daur
ulang limbah Cair yang mengandung amoniak dan urea dengan konsentrasi
tinggi. Limbah tersebut berasal dari pabrik urea Pusri II-B, III dan IV, yang
mengandung urea 10000 ppm dan amoniak 3500 mg/l yang dikumpulkan
melalui sistem tertutup ke collecting pit pada masing-masing pabrik sistem
perpipuan dipompakan untuk ditampung dalam Selanjutnya, limbah tersebut
melalui buffer tank.

10
Setelah dari buffer tunk dipompakan ke dalam hydrolizer stripper Pada
unit hydrolizer akan terjadi proses hidrolisa larutan urea menjadi amoniak dan
CO. Hasil hidrolisa urea dipisahkan dalam stripper dengan sistem steam
sripping Keluaran dari stripper berupa off gas dan treated water dengan
konsentrasi urea nol dan amoniak 5 ppm. Angka itu jauh di bawah baku mutu
yang telah ditentukan oleh pemerintah yakni sebesar 50 ppm. Oleh karena itu,
sebaiknya keluaran stripper mendekati nilai baku mutu dari pemerintah.

2. Sistem Pengolahan Biologi secara Sequential Batch-Aerobic


Pada sistem pengolahan air limbah, reaktor adalah unit fisik yang di
dalamnya terjadi transformasi zat. Pada pengolahan biologi, reaktor adalah
tangki yang mengandung biomassa penanggung jawab transformasi biokimia.
Untuk mendapatkan reaksi biokimia yang berbeda, reaktor memerlukan
berbagai input influent pengondisi biomassa seperti aerasi, pengadukan,
pembubuhan zat kimia. Influent dapat dibubuhkan ke dalam reaktor secara
kontinyu maupun sesaat. Reaktor yang alirannya menerus disebut reaktor ajek
(reaktor yang tidak ada aliran masuk dan keluar yaitu reaktor tadah ( continue
reactor) dan batch reactor).
Pada PT. Pusri kolam kualisasi yang ada telah dimodifikasi menjadi
suatu Tempat pengolahan secara aerobic type sequential batch Aerobic type
sequential batch merupakan unit pengolah limbah cair yang menggunakan
bakteri untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS dan amoniak. Pola air
limbah dirubah dan diatur dengan pengatur PLC. Telah dipasang pula
kapasitas total 320 kg/jam oksigen, surface aerator dengan effluent gutters,
analyzer pemantau kualitas air dan beberapa kanal telah dimodifikasi dan
dihubungkan ke sistem pengolahan biologi. Kapasitas olah 700 m jam hingga
800 m jam serta dapat menurunkan NH-N total dari 250 m 1 menjadi kurang
dari 50 m 3/1. Hasil olahan langsung Dialirkan ke Sungai Musi. Kolam
ekualisasi yang ada ini terdiri dari enam buah kolam yang dengan ukuran
total volume kolam adalah 12500 m Empat buah kolam merupakan kolam
biologi, sedangkan dua kolam lainnya merupakan kolam emergency. Duri

11
empat kolam, tiga kolam diantaranya masing-masing dilengkapi dengan dua
buah aerator yang berfungsi sebagai penyuplai oksigen Dari tiga kolam serasi
tersebut, satu kolam difungsikan secara penuh aerasi sedangkan dua kolam
aerasi lagi difungsikan secara bergantian, dan dioperasikan secara terus
menerus (kontinyu) selama 24 jam.
Pada reaktor tipe sequential batch lumpur aktif diendapkan setelah terjadi
reaksi, effluent -nya dibuang dan selanjutnya Periode antara kedua
penambahan influent baru air limbah dimasukkan influent tersebut dinamai
siklus dan berulang terus secara teratur. Pada sistem SBR ini, jumlah
tangkinya hanya bisa satu tapi bisa juga banyak tangki pengolah dan
masing-masing memiliki lima operasi dasar yaitu isi (fill), reaksi (react),
endap ( settle), buang ( draw) dan siaga ( idle). Padu saat fill, influent air
limbah dimasukkan ke dalam biomassa sehingga dalam tangki bertambah
hingga taraf maksimum. Ada tiga cara (tanpa pengadukan atau aerasi).
Volume air di fill yaitu static fill mixed fill (pengadukan tanpa serasi), dan fill
Tahap fill dihentikan jika tangki sudah dalam keadaan penuh. Aerated Reaksi
biokimia yang dimulai pada saat fill akan selesai selama tahap react Reaksi
dibedakan menjadi dua, bergantung pada konsentrasi oksigen terlarut yakni
mixed react (konsentrasi oksigennya rendah atau kondisi anoxicb atau
anaerobic ), aerated react (konsentrasi oksigennya tinggi). Pembuangan
sludge selama react adalah cara yang sederhana untuk mengendalikan umur
lumpur. Akhir dari fase reaksi ditentukan oleh waktu atau taraf air di dalam
tangki Fase selanjutnya adalah fase endap ( settle).
Selama fase ini terjadi pemisahan lumpur di dalam tangki dengan volume
lebih dari 10 kali daripada klarifir konvensional yang digunakan di dalam
activated sludge konvensional. Perlakuan ini menjamin lapis lumpur (
blanket) tetap tertinggal di dalam tangki pada saat fase buang ( ikut meluap
sebelum proses sludge draw) dan tidak draw selesai. Akan tetapi, sludge juga
dapat dibuang pada saat proses settle selain selama proses react. Lumpur yang
dibuang pada Akhir settle lebih pekat daripada selama React. Ancaman
proses bisanya adalah Lumpur apung (rising sludge). Untuk meniadakan

12
masalah lumpur apung ini, Panjang waktu sesi Draw sebaiknya jangan terlalu
lama dan dapat digunakan pipa Dengan bantuan yang diberikan dari pompa
benam ( Submersible ).
Setelah draw usai, tangki siap menerima masukan baru air limbah lagi
Pada beberapa modifikasi SBR, setelah tuntas tahap menunggu dulu draw
tersebut, tangki harus Apabila prosesnya seperti ini maka periodenya disebut
siaga (idle), Pada siklus prosesnya terlihat bahwa SBR dapat berfungsi
sebagai sistem lumpur aktif konvensional kontinyu. Perbedaan utama antara
kedua sistem tersebut adalah SBR dapat berfungsi sekaligus sebagai
ekualisasi, aerasi dan sedimentasi. Ekualisasi laju alir digunakan untuk
menangani variasi laju alir Selain itu, ekualisasi juga bermanfaat untuk
mengurangi ukuran dan biaya Proses selanjutnya. Pada dasamya, ekualisasi
dibuat untuk meredam fluktuasi air Limbah sehingga dapat masuk ke dalam
IPAL (Instalasi Penolahan Air Limbah) Secara konstan. Beberapa keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan ekualisasi Adalah pada pengolahan biologi,
perubahan beban secara mendadak dapat Dihindari, senyawa-senyawa Inhibit
dapat lebih diencerkan, dan pH konstan
Performance sedimentasi kedua dapat diperbaiki karena beban padatan
Yang masuk ke dalamnya dapat diatur supaya konstan. Pada filtrasi,
kebutuhan Surface area dapat dikurangi, performance filter dapat diperbaiki,
dan pencucian Pada filter dapat lebih teratur. Pengaturan bahan-bahan kimia
dapat lebih Terkontrol dan prosesnya menjadi lebih masuk akal. Selain itu,
untuk memperbaiki Performance sebagian besar unit operasi Menarik untuk
memperbaiki Flow equalization merupakan pilihan Performance IPAL
overload.
3. Sludge Removal Facilities (Fasilitas Pemisah Lumpur)
Sludge removal facilities adalah suatu sistem peralatan yang berfungsi
sebagai pemisah dan pengolah lumpur yang berasal dari unit kolam biologi
Lumpur yang berasal dari kolam biologi dipompakan ke diendapkan secara
gravitasi Air yang berasal dari overflow endapan lumpur dari bagian bawah
dikumpulkan dalam reservoir tank thickener untuk thickener dikeluarkan

13
secara thickener dikeluarkan dan dan dipompakan ke filter press untuk
Dipisahkan airnya dan dipadatkan dengan tekanan 8 bar, sehingga
menghasilkan Padatan humpur yang mengandung 40 % kering perlu
dipisahkan pada sistem biologi ini dry solid. Sebanyak 3 ton/ hari padatan
Total suspended solid berasal dari flocculator (pabrik utilitas) dan hasil dari
sistem pengolahan secara biologi ini sendiri. Pemisahan air dilakukan pada
thickener dan belt filter press

Padatan cake yang dihasilkan (40 % basis kering) ditimbun pada wilayah
sekitar pabrik yang disiapkan untuk greenbelt. Unit lainnya adalah unit
pengolah limbah minyak menggunakan alat yang disebut oil separator. Pada
setiap collecting pit dilengkapi dengan unit pemisah minyak yang bekerja
secara kontinyu dengan kapasitas olahan 20 m jam. Pemisahan minyak
dilakukan untuk menjaga supaya konsentrasi minyak yang diolah itu terjaga
yaitu kisaran 10 ppm

D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Limbah
industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil
samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang
sangat berbahaya bagi linkungan hidup dan manusia. Mayoritas pabrik tidak
menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori limbah B3,
sehingga limbah dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa adanya proses
pengolahan, maka dari itu diperlukannya proses pengolahan terhadap limbah
tersebut serta Sistem peralatan dan modifikasi pengolahan limbah cair
berkonsentrasi Tinggi di PT. Pupuk Sriwidjaja.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aris. H. 2006. Minimalisasi Pengolahan Air Limbah Palembang: PT, Pupuk


Sriwidjaja.
Gabriel. 2011. Pengolahan Limbah Palembang PT. Pupuk Sriwidjaja.
Hakim, A. 2006. Off Gas Urea ke PET
Harry, 2006. Pengelolaan Lingkungan Palembang PT. Pupuk Sriwidjaja.
Malami, S. 2015. Pengolahan Limbah Cair Palembang PT. Pupuk Sriwidjaja.

Anda mungkin juga menyukai