Anda di halaman 1dari 21

BUKU PANDUAN

IPAL BIOASAHI RC-SERIES

URAIAN PROSES DAN PANDUAN PERAWATAN


IPAL BIOASAHI RC SERIES

PT ASAHI FIBERGLASS
JAKARTA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 2

1. Struktur Tangki Bioasahi RC-Series ............................................................................... 3


1.1. Denah Umum Instalasi tangki Bioasahi Tipe RC-Series ........................................ 3
1.2. Denah Spesifik Instalasi sistem Tangki IPAL Bioasahi .......................................... 4
2. Tahapan Proses Pengolahan Tangki Bioasahi RC-Series .............................................. 4
2.1. Pengertian Bagian Tangki Bioasahi RC-Series ....................................................... 4
2.2. Gambaran proses sistem STP Bioasahi RC – Series ............................................... 5
2.4. Proses pengolahan tahap lanjut ................................................................................ 8
3. Penempatan dan Tahapan Pemasangan Tangki Bioasahi RC-Series........................... 8
3.1. Hal – hal yang harus diperhatikan ........................................................................... 8
3.2. Kondisi pondasi tempat peletakan tanki Bioasahi RC-series................................. 9
3.1. Tahapan pemasangan tangki Bioasahi RC-series ................................................... 9
3.2. Cara Pengoprasian Panel Listrik ............................................................................ 10
4. Perawatan Tangki RC-Series.......................................................................................... 12
4.1. Perawatan tangki Bioasahi RC-series..................................................................... 12
4.2. Perawatan asesoris tanki Bioasahi RC-series ........................................................ 12
4.3. Sistem penyedotan lumpur pada tanki Bioasahi RC-series.................................. 13
4.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan ............................................................................. 13
4.5. Masalah yang mungkin timbul ................................................................................ 13
4.6. Pemeliharaan rutin ................................................................................................... 16
Metode Kerja Sand Filter dan Karbon Filter .......................................................................... 19

5. Garansi tangka Bioasahi RC-Series ............................................................................... 20

1
PENDAHULUAN

Sewage Treatment Plant (STP) adalah sebuah sistem pengolahan air limbah domestik modern.
Sistem ini mulai dikenal dan berkembang di Indonesia seiring dengan semakin meluasnya
pencemaran dan kekahawatiran masyarakat terhadap air tanah yang makin tidak layak pakai,
sekaligus sejalan dengan usaha pencegahan pencemaran lingkungan secara dini.
Dengan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah, diharapkan pencemaran air yang
disebabkan oleh air buangan yang berasal dari rumah tangga suatu instansi dapat di-eliminir atau
bahkan dihilangkan. Sehingga air buangan tersebut dapat dibuang ke badan sungai tanpa ada rasa
khawatir akan mengakibatkan pencemaran air tanah di lingkungan sekitar.
Tujuan dari Buku Petunjuk atau pedoman bagaimana mengoperasikan Instalasi
Pengolahan Air Limbah ini adalah untuk memberikan pengetahuan bagaimana menjalankan
sistem, peralatan dan pemeliharaannya agar sistem yang telah dipasang dapat berfungsi secara
maksimal. Sehingga, hasil air pengolahan sistem ini diharapkan juga dapat benar-benar maksimal
dengan mengacu pada standar baku mutu air buangan yang berlaku.
Selain itu dengan adanya buku petunjuk, diharapkan peralatan yang dipasang dapat benar-
benar dirawat secara maksimal. Sehingga semua peralatan Mekanikal Elektrikal dapat berfungsi
dengan optimal dan dalam waktu yang cukup panjang.

2
1. Struktur Tangki Bioasahi RC-Series

Tangki Bioasahi RC-Series didesain khusus untuk menangani pengolahan limbah industri, rumah
sakit, mall, hotel, perkantoran dan perumahaan. Dengan pemrosesan secara Biological Aerobic
system juga dilengkapi dengan asesoris yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

1.1. Denah Umum Instalasi tangki Bioasahi Tipe RC-Series

Keterangan :
- Penggunaan “Sumur Resapan” adalah optional sehingga tidak akan berpengaruh pada
kualitas hasil air pasca olah Bioasahi.
- Air effluent tanki Bioasahi RC-series dapat dialirkan menuju unit Carbon-Sand Filter
untuk memaksimalkan kualitas air yang akan dikembalikan ke lingkungan. Pemilihan
unit Carbon-Sand Filter adalah optional sesuai dengan kualitas air pasca olah yang
keluar dari tanki Bioasahi RC-series

3
1.2. Denah Spesifik Instalasi sistem Tangki IPAL Bioasahi

2. Tahapan Proses Pengolahan Tangki Bioasahi RC-Series

2.1. Pengertian Bagian Tangki Bioasahi RC-Series

• Pipa Inlet Ø 1” Adalah pipa yang terdapat pada posisi depan tangki Bioasahi yang
dihubungkan dengan saluran pipa header dari Toilet.
• Perporated Screen Frp Adalah plat berlubang fibreglass yang ada didalam ruangan
pertama pada tangki Bioasahi.
• Cleaning Tube Ø 4” Adalah pipa yang terdapat hampir disetiap ruangan tangki Bioasahi
yang digunakan untuk proses perawatan tangki Bioasahi.
• Pipa Transfer Ø 4” Adalah pipa-pipa saluran untuk menghubungkan antar ruangan pada
tangki Bioasahi.
• Media Cell A dan Media Cell B Adalah media yang terbuat dari bahan PVC dan HDPE
yang berfungsi sebagai rumah tempat bertumbuhnya bakteri mikroorganisme dalam
mengurai secara biologis limbah yang masuk.
• Media Honey Comb Adalah media yang terbuat dari bahan fibreglass yang berbentuk
hexagonal dengan kemiringan 60° yang berfungsi untuk proses sedimentasi.

4
• Blower Adalah Assesoris tangki Bioasahi yang berfungsi untuk mensupplai udara untuk
proses penguraian secara aerob.
• Diffuser Adalah alat yang berfungsi untuk mendistribusikan udara dari Double Blower.
• Pipa Ventilasi Ø 2” Adalah pipa yang terdapat pada leher masing-masing manhole
Bioasahi, dan diarahkan ketempat yang aman karena udara yang keluar berbau tidak sedap,
karena mengandung gas NH3.
• Pipa Disinfectant Ø 2” Adalah pipa vertikal yang berada di posisi pipa Outlet Ø 4” yang
berguna untuk pencucian bakteri patogen.
• Pipa Outlet Ø 1” Adalah pipa yang berada dibelakang tangki, berguna untuk saluran
pembuangan kearah drainase, dimana air hasil buangan sudah diproses layak buang dan
aman lingkungan.

2.2. Gambaran proses sistem STP Bioasahi RC – Series

Secara umum semua air bekas pakai dan air kotor dari yang bersumber dari perumahan, gedung,
dan fasiltas lainnya akan diolah dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah yang dipasang. Air
buangan tersebut dapat berasal dari :
• Kamar Mandi dan Kloset
• Dapur
• Sink
• Lavatory
• dll
Aliran Air Buangan:
Seluruh air buangan yang berasal dari dapur dan kantin, kamar mandi, wastafel dan kloset
langsung menuju ke proses screen dan pre-treatment chamber.

5
Flow Diagram Unit IPAL Bioasahi

2.3. Proses penguraian Bioasahi RC-Series

Didalam tangki Bioasahi RC-Series, terdapat beberapa ruangan yang dipisahkan sekat frp,
dimana sangat berperan dalam proses secara biological technologi system dengan fungsi yang
berbeda pada setiap ruangan yang dibangun dalam tangki Bioasahi. Adapun uraian masing -
masing ruangan dan fungsinya dalam proses pengolahan air limbah yaitu:
• Solid Separation dan pretreatment Chamber adalah ruangan pertama dan kedua dari
posisi inlet tangki Bioasahi, dimana didalam ruangan ini dilengkapi dengan plat perporated
screen frp yang berguna untuk menjaga material seperti yang berbahan tekstil, plastik

6
kasar/besar dimana tidak bisa diurai dalam sistem Bioasahi RC-Series sehingga tidak
masuk kedalam proses lanjutannya, karena dapat mengakibatkan clog / menyumbat aliran
proses. Dan setiap waktu tiga sampai enam bulan sekali pihak maintenance memeriksa
ruangan ini dan mengambil dengan alat penjepit sampah yang berbahan tekstil atau plastic
dan dibuang sebagai bahan B3 ( Berbahaya, Beracun dan Berbau). Fungsi yang kedua
adalah menjaga limbah yang mengandung oil dan grease tidak dapat masuk kedalam proses
lanjutan. Fungsi yang ketiga dari ruangan ini adalah terjadinya proses pembusukan air
limbah dan terjadi penguraian secara konvensional anaerobik pertama dengan catatan air
limbah yang masuk adalah buangan limbah domestik sehingga standarisasi ph tidak
diperlukan lagi.
• Equalizing Chamber fungsi pertama, diharapkan polutan air limbah dapat stabil sebelum
masuk ke bak aerasi atau proses biologi. Sumber air buangannya berasal dari berbagai
sumber yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Sifat air buangan dari kamar mandi
sangat berbeda dengan air buangan dari dapur dan kantin. Dengan kata lain, fungsi pertama
adalah untuk menghomogenkan air buangan yang akan masuk ke bak aerasi. Apabila bak
ekualisasi ini tidak ada, maka akan terjadi beban kejut terhadap massa bakteri yang
berkembang pada bak aerasi. Fungsi kedua, adalah untuk mengatur kuantitas air yang
masuk bak aerasi agar dapat dibuat secara stabil. Hal ini berhubungan dengan sumber air
buangan biasanya terjadi hanya pada waktu-waktu tertentu saja (Peak Hour) misalnya pagi,
siang dan sore hari. Jadi fungsi kedua adalah untuk mengatur kuantitas air buangan stabil
masuk bak aerasi. Dan fungsi yang ketiga adalah adanya proses filterisasi dengan media
cell A, sehingga partikel limbah yang masih kasar tidak bisa langsung menuju proses
aerobic, dan fungsi yang terakhir adanya proses penguraian awal secara aerobic dengan
ditambahkan sedikit udara dan juga yang berfungsi sebagai pengadukan agar proses
homogenisasi dapat berjalan optimal.
• Aerobic Chamber adalah ruangan ketiga dan keempat dari tangki Bioasahi RC-Series
yang dilengkapi dengan media cell A dan B yang terbuat dari bahan PVC dan HDPE yang
berbentuk seperti fix media dan bola-bola yang berfungsi untuk tempat media
bertumbuhnya bakteri aerobik dengan disediakannya injeksi udara dari double blower
merk. Yokohama ex. Jepang, dan udara yang masuk didistribusikan melalui diffuser yang
sudah terpasang, dengan jumlah udara dan kapasitas double blower juga diffuser yang
sudah diperhitungkan dengan standar perhitungan. sehingga dengan kondisi ini bakteri
7
aerobik dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal, sehingga proses penguraian
dapat lebih maksimal sehingga kadar BOD dan COD dapat direduksi secara optimal, dan
juga mereduksi bahan yang bersifat bifotil.
• Sedimentation Chamber adalah ruangan kelima dari tangki Bioasahi RC-Series yang
dilengkapi dengan media honey comb yang terbuat dari bahan FRP yang berfungsi untuk
memfilter kadar TSS dari hasil proses aerobik sehingga dengan kondisi ini air hasil
buangan sudah baik dan dapat layak buang dan aman lingkungan, dan proses akhir dari
Bioasahi RC-Series ini adalah proses optional, proses disinfectant yaitu proses pencucian
bakteri patogen, sehingga air buangan tidak mencemari atau menebar bakteri yang dapat
merugikan kesehatan mahluk hidup disekitar lingkungan. Dengan kondisi satu disinfectant
diaktifkan dengan cara mengisi disinfectant tube dengan bahan chlorine tablet jika hasil air
buangan diarahkan ke saluran umum / drainase, dan kondisi kedua disinfectant tidak
diaktifkan jika air hasil buangan diarahkan ke ekosistem ( Sumur resapan / Kolam ikan ).
• Effluent Chamber adalah ruangan terakhir dari tangki STP Bioasahi RC-Series yang
dilengkapi dengan pompa submersible. Untuk mentransfer hasil buangan yang sudah
memenuhi standar hasil baku mutu lingkungan kesaluran kota atau kolam.
2.4. Proses pengolahan tahap lanjut

Air limbah yang telah mengalami proses pengolahan fisik dan proses biologis dalam tanki
Bioasahi RC-series, akan dialirkan menuju unit pemrosesan tahap lanjut yaitu unit Carbon-
Sand Filter. Carbon-Sand Filter digunakan untuk menghilangkan polutan yang masih
terkandung dalam air limbah. Konstituen yang dapat dihilangkan dengan filter ini adalah TSS,
BOD, COD, MBAS, nutrisi, warna, bau dan rasa dalam air. Air olahan yang telah melewati
sistem ini dapat langsung dibuang ke lingkungan.

3. Penempatan dan Tahapan Pemasangan Tangki Bioasahi RC-Series

3.1. Hal – hal yang harus diperhatikan

• Dalam memindahkan tangki Bioasahi diusahakan menggunakan forklift atau crane, untuk
mengurangi resiko kerusakan yang terjadi pada tangki Bioasahi.
• Usahakan dalam mengalokasikan tangki Bioasahi aman dari api, bahan yang mudah terbakar
dan benturan benda keras.

8
• Periksa kembali area pondasi aman dari puing – puing / batu .
• Perhatikan posisi penempatan tangki Bioasahi sehingga dalam pemasangan pipa tidak terjadi
kesalahan.
• Ikuti petunjuk untuk pemasangan tangki Bioasahi agar tidak terjadi kesalahan fatal yang
menyebabkan kerusakan atau kebocoran tangki Bioasahi.
• Lakukan perawatan secara berkala sesuai petunjuk pemeliharaaan tangki Bioasahi.

3.2. Kondisi pondasi tempat peletakan tanki Bioasahi RC-series

• Dimensi Pondasi
Untuk pembuatan pondasi diharuskan seukuran dengan dimensi tangki yang akan terpasang
dan buatkan anchor untuk tangki Bioasahi sesuai posisi lifting lug pada tangki Bioasahi.
• Elevasi Pondasi
Sebelum pembuatan pondasi beton untuk tangki Bioasahi, sesuaikan kedalaman lubang tempat
tangki Bioasahi dengan dimensi tangki Bioasahi dan pemipaan yang telah direncanakan
sebelumnya.
• Material Pondasi
Struktur tanah harus keras dan tidak labil, pertama harus dilapisi pasir setebal 10cm yang
dipadatkan dan merata , sehingga kokoh untuk dasaran pondasi beton yang akan dibuat.
Pondasi harus terbuat dari beton bertulang dengan disesuaikan perhitungan oleh pihak sipil
atau minimal ketebalan struktur beton adalah 30 cm dengan tulangan Besi berlapis, mengingat
bobott berat tangki Bioasahi yang akan terpasang dan menghindari kerusakan tangki Bioasahi
yang disebabkan pondasi.

3.1. Tahapan pemasangan tangki Bioasahi RC-series

• Letakan tangki Bioasahi RC-series ke dalam lubang galian yang telah dilengkapi dengan
pondasi beton bertulang. Usahakan hindari dari benturan dan jatuhnya tangki Bioasahi, dan
peletakan tangki mneggunakan forklift atau alat seperti katrol (tackle).
• Jika struktur tanah labil diharuskan menggunakan pasangan bata disekeliling lubang tangki
BIOASAHI.
• Ikat dengan clamp ( penjepit ) kawat seling dari Lifting lug tangki Bioasahi ke Anchor Pondasi
yang sudah disiapkan.
9
• Sambungkan pipa-pipa saluran Inlet dan Outlet dan juga pipa saluran untuk Blower yang
sejajar dengan posisi Inlet tangki.
• Pasang pipa Ventilasi pada setiap saluran ventilasi yang ada pada tangki Bioasahi.
• Isi tangki Bioasahi 1/2 dengan air melalui manhole pada setiap ruangan. Kemudian lanjutkan
dengan pengisian air hingga dipastikan penuh pada setiap kompartemen tangki Bioasahi.
• Jika tangki sudah di tempatkan pada lubang galian atau diatas pondasi, dan tahapan
penimbunan tangki dengan pasir atau clean soil tidak dapat dilakukan bersamaan, maka tangki
Bioasahi harus diisi air sampai penuh (sampai air keluar dari pipa outlet) pada masing-masing
manhole yang ada.
• Jika Permukaan atas tangki Bioasahi akan dibebani maka harus diperlukan cor beton bertulang.
3.2. Cara Pengoprasian Panel Listrik

Panel listrik terdiri dari 6 kontraktor dan dilengkapi dengan tombol ON/OFF

Sistem Panel Manual dan Otomatis

1. Lampu Kuning (Trip) akan menyala jika terdapat bagian komponen panel yang trouble
atau rusak
2. Lampu Merah (Buser/Alarm) akan menyala dan mengeluarkan suara jika terjadi trouble
3. Tombol Merah (emergency) tombol ini perlu ditekan setelah melihat dan mendengar alarm
bunyi.

10
Gambar Lampu Indikator Panel
1. Lampu indikator Power berwarna merah berfungsi sebagai lampu indikator ini berfungsi untuk
mengetahui apakah power dari sumber listrik pusat masuk pada Panel Control
2. Lampu Indikasi/lampu Trip pada baris pertama yang berwarna kuning adalah penanda arus listrik
yang melampaui tegangan sehingga akan menyebabkan electrical equipment tidak dapat menyala.
3. Baris kedua kolom pertama terdapat lampu indikator untuk masing- unit Blower untuk injeksi
udara ke dalam IPAL

11
4. Terdapat 2 unit pompa Effluent yang di pasang pada unit IPAL yang akan menyala secara
bergantian ketika unit IPAL terisi penuh dan air menyentuh pelampung.
5. Terdapat 1 unit blower yang bekerja secara kontinu. Ketika blower bekerja, lampu indikator baris
kedua kolom pertama dan kedua akan menyala.
6. Kontaktor pompa effluent berfungsi untuk mengatur pompa celup effluent yang difungsikan untuk
memompa air pasca olah menuju unit Postfilter Sand Filter dan Carbon Filter
7. Kontaktor blower berfungsi untuk mengatur blower yang difungsikan untuk memompa udara
masuk kedalam sistem IPAL.
8. Terdapat kontaktor yang menunjukan kerja UV Filter ketika pompa effluent menyala. Ketika UV
Filter bekerka, lampu indikator baris kedua kolom keempat akan menyala.
9. Tombol ON dan OFF pada baris keempat dan kelima digunakan untuk menjalankan dan
mematikan elektrikal equipment ketika sistem dibuat manual.
10. Apabila lampu trip menyala otomatis lampu buzzer pun akan ikut menyala. Hal tersebut
menandakan terjadi trouble pada masing-masing pompa ataupun blower. Hal tersebut dapat terjadi
karena beberapa faktor pemicu seperti voltase dari sumber listrik pusat atau PLN yang turun
otomatis sehingga Ampere naik maka dari itu lampu trip akan menyala secara otomatis karena
pada Panel Control telah di setting daya/ampere konsumsi masing masing pump dan blower
apabila melebihi daya yang telah ditentukan maka akan terjadi overload.
11. Jika terjadi overload maka hal yang perlu dilakukan adalah menekan tombol biru dan tombol reset.
Setelah itu pump ataupun blower akan bekerja kembali.
12. Apabila dalam hitungan detik masih terjadi trip dan lampu kuning masih menyala maka perlu
setting untuk menaikan Ampere satu langkah.

4. Perawatan Tangki RC-Series

4.1. Perawatan tangki Bioasahi RC-series

Dalam perawatan tangki Bioasahi yang harus diperhatikan adalah jika permukaan atas tangki
akan dibebani, maka permukaan harus di cor beton bertulang.

4.2. Perawatan asesoris tanki Bioasahi RC-series

Penggunaan Blower untuk Tangki Bioasahi harus diperhatikan supaya terhindar dari genangan
air dan panas matahari. Setiap 1 Bulan periksa Blower dan bersihkan dari kotoran atau debu

12
yang menempel pada body atau cover Blower supaya kinerja Blower tetap baik. Dan juga
periksa panel control yang terhubung dengan kabel power dari gedung supaya jangan sampai
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Unit Carbon-Sand Filter memiliki fitur pemeliharaan berupa tuas backwash (rins) yang akan
dioprasikan secara manual oleh operator. Proses tersebut dilakukan selama 15 menit. Proses
backwash ini disesuaikan dengan tingkat penggunaan dan kualitas air hasil olah. Rekomendasi
proses backwash dapat dilakukan selama 1 minggu sekali.

4.3. Sistem penyedotan lumpur pada tanki Bioasahi RC-series

Penyedotan Lumpur pada ruangan akhir (sedimentation chamber) Tangki Bioasahi harap
menggunakan Pompa Sirkulasi dan dikoneksi dengan pipa PVC diameter 1( satu ) inchi, yang
sudah terpasang yang di tujukan ke ruangan pertama ( solid chamber) pada Tangki Bioasahi,
dan usahakan dilakukan berkala minimal setiap 2 (dua) minggu sekali, untuk menghindari
penumpukan lumpur sisa Bioorganisme yang telah mati.
4.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan

• Pembersihan sampah khususnya di BAK-BAK KONTROL dilakukan 2 kali dalam seminggu


• Pengecekan bahan kimia clorine untuk membunuh bakteri yang lolos dari proses sedimentasi.
• Check kerja pada blower, dilakukan sehari sekali dengan melihat indicator lampu di blower
apakah tetap berfungsi.
• Jangan biarkan blower dalam keadaan tidak bekerja lebih dari satu hari. Hal ini dapat
menyebabkan terjadi pertumbuhan bakteri anaerob.
• Proses backwash unit Carbon-Sand Filter dapat dilakukan selama 15 menit dalam kurun waktu
1 minggu.
4.5. Masalah yang mungkin timbul

MASALAH YANG SERING LANGKAH


NO PENYEBAB SOLUSI
TIMBUL PENANGAN
- Menghentikan
- Perlu dilakukan
Listrik mati sehingga aliran limbah
korsleting listrik atau pengecekan dan
1 equipment electrical tidak sementara sampai
mati listrik dari pusat perbaikan pada sumber
berfungsi listrik tersedia
listrik utama
kembali

13
- Pastikan limbah - Pastikan listrik tidak
masuk setelah listrik mati selama 24 jam
tersedia dan pompa karena akan mengaggu
berjalan proses IPAL
- Mengatur jalan
- Blower overused - Pengoprasian blower
Blower secara
karena tidak dilakukan secara
bergantian pada
dijalankan bergantian bergantian
control panel
- Pindahkan blower - Memastikan kondisi
2 Blower IPAL mati - Blower terkena
pada lokasi yang tidak rumah blower tidak
cipratan air hujan
terkena air hujan terdapat akses air masuk
- dilakukan pengecekan
- Filter Blower kotor - Bersihkan filter dan pada panel control dan
dan jarang dibersihkan komponen blower pengecekan komponen
blower
- Pelampung/sensor - Atur pelampung
- Pengecekan pelampung
pompa tersangkut dan sesuai dengan kondisi
pompa secara berkala
tidak berfungsi semula
- dilakukan pengecekan
Pompa submerisable - Menaikan ampere 1
- Tegangan/Voltase pada panel control dan
3 (inlet/transfer/oulet/Dosing) langkah pada panel
sumber listrik pengecekan komponen
tidak berfungsi control
pompa
- Pompa overused - Atur penggantian
- Pengoprasian Pompa
karena tidak pompa pada panel
diatur secara bergantian
dijalankan bergantian control
- Atur pelampung
- Pelampung/sensor - Pengecekan pelampung
sesuai dengan kondisi
tersangkut atau rusak pompa secara berkala
semula
- Putus kabel pada
Pelampung atau sensor panel Listrik untuk
4
pompa tidak berfungsi sementara dapat
-Pelampung/sensor - Penggantian
jumper arus menuju
rusak pelampung/sensor pompa
pelampung agar
pompa tetap bekerja
secara Otomatis
- Segera cek control
panel apakah terjadi
trip pada kontaktor
Effluent berbau dan - Blower tidak Blower - Pastikan blower
5
berwarna berfungsi - Menekan tombol berfungsi dengan baik
biru pada control
panel dan tombol
reset.

14
- Menghetikan aliran
- Pastikan tidak ada
- Masuknya minyak limbah yang berasal
kandungan minyak dan
dan lemak dalam dari dapur
lemak lolos masuk ke unit
sistem IPAL - Menambahkan unit
IPAL
Grease Trap

- Memastikan jenis
chemical yang masuk-
Jika pH limbah
menjadi tidak
- Terdapat chemical
normal, maka wajib
pada air limbah dalam - Pastikan tidak ada
dinormalkan terlebih
kapasitas besar yang chemical toxic yang
dahulu- Tambahkan
menyebabkan bakteri masuk ke sistem IPAL
bakteri pengurai -
pengolah mati
Hentikan sumber
limbah yang
mngandung chemical
beracun

-Evaluasi debit limbah


effluent
- Debit limbah lebih '- Jika melebihi - Pastikan kapasitas olah
besar dibandingkan kapasitas desain, IPAL sesuai dengan debit
kapasitas olah IPAL maka perlu ada limbah cair yang masuk
penambahan
kapasitas IPAL
- Dilakukan pengecekan
- Hentikan aliran flowmeter dan
- Debit limbah lebih limbah masuk memastikan debit limbah
besar dibandingkan - Sesuaikan debit sesuai dengan kapasitas
Air limbah keluar dari sistem kapasitas olah IPAL limbah dengan olah dan kapasitas Pompa
6 kapasitas olah IPAL - Dilakukan penambahan
IPAL
kapasitas IPAL
- Tutup manhole tidak - Manhole IPAL wajib
- Rapatkan penutup
rapat dan dapat dalam keadaan tertutup
manhole
dimasuki air limbah rapat

15
4.6. Pemeliharaan rutin

Tabel Pemeliharaan rutin STP BIOASAHI

No ITEM HARI MINGGU BULAN TAHUN KETERANGAN

- Menggunakan safety (Gloves,


Sepatu safety dan masker)
sebelum melakukan
maintanance dan menyiapkan
✓ plastik dan wadah penampung
1 Sumpit 1 minggu 2 sampah sementara
kali buang - Membuka tutup sumpit
- Pengangkutan dan
pembuangan secara manual
menggunakan peralatan rake
atau peralatan sejenis


Pretreatment 2 minggu 1 - Pengecekan kondisi tangka
2
Laundry kali dan kondisi injeksi chemical
pengecekan

✓ - Pengecekan lampu indikator


2 minggu 1 - Pengecekan kontaktor Panel
2 Pompa Inlet
kali Control khusus untuk pompa
pengecekan inlet

✓ - Pengecekan lampu indikator


Pompa 2 minggu 1 - Pengecekan kontaktor Panel
3
Backwash kali Control khusus untuk pompa
pengecekan Backwash

✓ - Pengecekan lampu indikator


Pompa 2 minggu 1 - Pengecekan kontaktor Panel
4
Effluent kali Control khusus untuk pompa
pengecekan Effluent

16
- Menggunakan safety (Gloves,
Sepatu safety dan masker)
sebelum melakukan
maintanance dan menyiapkan

Comp. 1/ plastik dan wadah penampung
2 bulan 1
5 Sedimentation sampah sementara
kali
Chamber - Membuka tutup Manhole 1
pengecekan - Pengangkutan dan
pembuangan secara manual
menggunakan peralatan rake
atau peralatan sejenis

- Menggunakan safety (Gloves,


Sepatu safety dan masker)
sebelum melakukan
✓ maintanance dan menyiapkan
Aeration 1 bulan 1 plastik dan wadah penampung
6
Chamber kali sampah sementara
pengecekan - Membuka tutup Manhole 2
- Memeriksa kondisi supply
udara pada blower pada unit
blower dan control panel

Pengangkutan dan

pembuangan lumpur
6 bulan - 12
Sedimentation dilakukan oleh pihak ketiga
7 bulan 1 kali
Tank yang menangani lumpur tinja
penyedotan
melalui CO yang terdapat
lumpur
pada bagian atas tangki


Chemical 1 bulan 1
- Penambahan larutan
defoamer kali
defoamer untuk
8 pada penambahan
menghilangkan busa pada
Chemical chemical
unit pretreatment laundry
Tank (sesuai
pemakaian)

2 - 4 kali
Carbon-Sand - Backwash manual melalui
9 proses
Filter tuas Rins
backwash
manual

17
- Buka semua water mur
yang ada di atas kemudian
✓ buka tuas / handle nya
1 - 1,5 kemudian keluar kan filter
Carbon-Sand
10 tahun sekali sand & carbon yang ada di
Filter
penggantian dalan tabung u/ di ganti
media dengan yang baru setelah itu
pasang kembali tuas / handle
nya

1 tahun - Bakteri bubuk dimasukan
Bakteri
11 sekali melalui tutup manhole
Pengolahan
penambahan pertama pada tangki IPAL
bakteri
- Pengambilan sampel air
dari aliran air yang keluar
dari unit Sand-Carbon Filter

- Pengecekan Kualitas air


Pengecekan ✓
olahan dapat dilakukan pada
12 Kualitas air 1 bulan 1
Laboratorium terakreditasi
pasca olah kali
seperti Sucofindo, Unilab dan
Laboratorium Lingkungan
Hidup Daerah (LLHD)
Provinsi DKI Jakarta

18
Metode Kerja Sand Filter dan Karbon Filter

19
5. Garansi tangka Bioasahi RC-Series

Garansi berlaku sesuai dengan sertifikat yang diberikan oleh pihak PT. ASAHI FIBREGLASS
kepada pihak pemilik (pembeli), untuk tangki Bioasahi yang diproduksi oleh PT. ASAHI
FIBREGLASS.
Dengan ketentuan, garansi dapat di klaim apabila kerusakan tangki atau blower diakibatkan oleh
kesalahan produksi oleh pihak PT. ASAHI FIBREGLASS (tidak ada indikasi terkena banjir, hujan
atau kondisi eksternal yang diakibatkan kesalahan penempatan pada lokasi IPAL).

20

Anda mungkin juga menyukai