Anda di halaman 1dari 15

Abie Wiwoho, MSc

[PENGENALAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR


LIMBAH (IPAL)
YANG MENGGUNAKAN “BEE NEST MEDIA” DENGAN
“TWIN PROCESS” SEBAGAI PILIHAN TEKNOLOGI
SEDERHANA, MUDAH DAN MURAH]

[Disampaikan untuk dikembangkan di Rumah Sakit , Puskesmas, Apartemen,


Hotel, Tempat Kost dan Rumah Tinggal dll]

1 Facebook : IPAL CENTRE |Kritik & Saran : ipalcenter@gmail.com| IPALCenter.tk


MENGENAL DESAIN IPAL DENGAN

“BEE NEST MEDIA” DAN “TWIN PROCESS”

I. Latar Belakang

Guna meningkatkan mutu lingkungan dan sanitasi di Rumah Sakit atau


tempat- tempat umum lainya maka perlu dibuatkan Instalasi Pengolah Air
Limbah (IPAL) yang baik dan teruji prosesnya. Denagn proses yang baik
diharapkan mutu air limbah yang dikeluarkan oleh rumah sakit dapat
mencapai standar yang ditetapkan oleh Men KLH No. 58/Men KLH/12/1985
tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.

Seperti diketahui, dari aktifitas rumah sakit akan mengeluarkan air limbah
dalam jumlah yang cukup banyak. Air limbah rumah sakit ini biasanya
mengandung senyawa organik yang tinggi, senyawa kimia serta
mikroorganisme pathogen. Jika air limbahnya tidak diolah dengan baik
tentunya akan menyebabkan gangguan lingkungan atau penyakit terhadap
masyarakat sekitar.

Pada saat ini, ditengarai masih banyak rumah sakit yang belum mengolah air
limbahnya dengan baik. Alasan utamanya adalah keterbatasan dan rumitnya
disain proses pengolahan.

Dari kajian intensif dengan para sejawat yang berprofesi dibidang sanitasi,
maka kami memberikan pilihan dari salah satu tekhnologi tepat untuk IPAL
Rumah Sakit.

Telah kami sediakan disain IPAL Rumah Sakit, mulai dari rumah sakit
berkapasitas besar (±500 bed) samapai rumah sakit yang kecil atau
semacamnya (sekitar 10 bed) seperti Rumah Bersalin, Balai Pengobatan,
Puskesmas dan lain- lain.

Disain IPAL ini dapat diterapkan untuk rumah susun, tempat pondokan, hotel
kecil maupun menengah atau Home Industri skala kecil lain.

2|Page
Beberapa alasan yang mendukung untuk menggunakan IPAL dengan Bee
Nest Media, antara lain :

1. Mahalnya tekhnologi IPAL yang ditawarkan kepihak rumah sakit,


terutama yang dibangun dengan bantuan Negara maju atau dibangun oleh
swasta dalam negeri dengan komponen import.
2. Banyak IPAL rumah sakit yang dibuat kurang memperhatikan faktor
perilaku masyarakat sekitar maupun ketersediaan suku cadang yang ada.
3. IPAL dengan tekhnologi proses lumpur aktif konventional pada
kenyatannya memerlukan banyak alat dan energi listrik dalam
pengoperasiannya sehingga menjadi beban berat bagi rumah sakit.
4. Lumpur (sludge) hasil samping pengolahan Lumpur aktif conventional
sering menjadi masalah tambahan dalam pembuangannya.
5. Jika terjadi kerusakan dalam sistim kelistrikan atau peralatan IPALnya,
seringkali dalam beberapa jam saja kualitas air limbahnya menurun
dengan drastis.

Dari beberapa pengalaman membuat disain dan mengerjakan konstruksi


IPAL dengan Bee Nest Media di beberapa rumah sakit sampai 250 bed maka
dapat penulis sampaikan keunggulan- keunggulannya dibandingkan dengan
teknik pengolahan Lumpur aktif konventional sebagai berikut :

1. Mudah dibuat, karena dapat dikerjakan oleh tukang bangunan atau tukang
las setempat dengan pengawasan Sanitarian Puskesmas/ Rumah Sakit yang
berpendidikan D-III saja.
2. Tidak banyak menggunakan alat listrik, karena hanya memerlukan 2 buah
blower saja dengan daya yang tidak terlalu besar.
3. Mempunyai kemampuan menyesuaikan fluktuasi konsentrasi bshan
pencemar maupun debit aliran air limbah yang masuk.
4. Pengurasan lumpur (sludge) relative lama, sehingga sewaktu dikuras
keadaan lumpur sudah stabil dan tidak membahayakan lingkungan.
5. Efisiensi pengolahan dapat diandalkan yaitu kualitas air limbahnya dapat
mencapai baku mutu yang ditetapkan.
6. Bodi IPAL dapat disesuaikan dengan besar kecilnya tipe rumah sakit,
untuk rumah sakit besar sebaiknya menggunakan konstruksi beton cor,
tetapi untuk rumah sakit kecil dapat menggunakan pelat baja atau
fiberglass yang ringan dan kuat.

3|Page
Ibarat kata pepatah, tiada gading yang tak retak, maka salah satu
kelemahannya dari IPAL dengan Bee Nest Media adalah bentuk bangunannya
yang relatif besar sekitar (30% - 40%) dari system lumpur aktif konventional
dan tanah yang agak luas. Namun untuk rumah sakit yang masih memiliki
lahan kosong terutama rumah sakit daerah maka masalah tanah dapat diatasi.
Begitu juga bangunan wadahnya dapat dibuat murah karena memanfaatkan
material lokal dan tukang kerja/ pekerja lokal yang upahnya juga murah.

II. Konsep Proses Pengolahan

Konsep pengolahan air limbah pada IPAL dengan Bee Nest Media sangat
sederhana, yaitu menggunakan pendekatan secara Fisika–Biologi
(mikrobiologi air).

Secara ringkas proses pengolahan terbagi 3 tahapan utama yaitu :

1. Pengolahan Pendahuluan

Pada pengolahan pendahuluan mengandalkan proses fisika (walaupun


terjadi proses biokimia juga) yaitu untuk mengurangi material terapung
dan material mengendap yang ada didalam air limbah.

Beberapa sarana penting yang harus dibuat pada pengolahan pendahuluan


ini, antara lain :

a. Tangki Septik

Yaitu untuk menampung air limbah yang berasal dari kakus dan
kamar mandi serta wastafel. Besarnya volume tangkidapat
diperkirakan dengan (½ - 1) kali debit harian air limbah yang masuk.
Fungsi tangki septik untuk memisahkan material terapung dan
material terendap yang ikut mengalir bersama air.

b. Tangki Pemisah Lemak

Berfungsi memisahkan lemak yang mengalir bersama air limbah asal


dapur. Volumenya = ⅓ rata- rata debit aliran air limbah dapur. Tangki
pemisah lemak ini berfungsi juga untuk menurunkan suhu air limbah
yang berasal dari air panas.

4|Page
c. Tangki Pemecah Busa

Jika di rumah sakit menggunakan detergen/ sabun yang banyak


mengeluarkan busa perlu dibuatkan tangki pemecah busa. Namun
begitu, untuk meningkatkan efisiensi kinerja IPAL rumah sakit
(karena ada keharusan memeriksakan parameter air limbahnya secara
berkala), sangat dianjurkan (harus) mengganti detergen/sabun yang
tidak berbusa dan ramah lingkungan. Dengan demikian tangki
pemecah busanya tidak perlu ada dan diganti dengan bak kontrol kecil
(50 x 50 x 70 cm3) yang dilengkapi screen untuk mencegah masuknya
sampah padat kedalam tangki setara.

d. Bak Kontrol dan Screen

Untuk fasilitas tertentu seperti laboratorium, ruang bedah,poliklinik


dan lain- lain yang air limbahnya tidak memerlukan pengolahan
pendahuluan, perlu memasang bak kontrol dan screen pada outletnya
sebelum mengalir ke dalam tangki setara untuk mencegah masuknya
sampah padat.

Bak kontrol ini cukup dibuat secara sederhana dengan volume yang
kecil (50 x 50 x 70 cm3) dan dipasangi screen dari kawat baja tahan
karat.

2. Penyetaraan Mutu

Sebelum air limbah diolah kedalam IPAL dengan Bee Nest Media, maka
semua air limbah dari berbagai sumber dan telah mengalami pengolahan
pendahuluan dialirkan ke dalam tangki setara (equalization tank).

Fungsi tangki setara ini sangat penting, antara lain :

a. Homogenisasi mutu air limbah


b. Mengatur irama aliran, dengan adanya WLC (Water Level Control)
yang bekerja ecara otomatis maka irama aliran aliran masuk ke
daalam IPAL lebih teratur dan mengurangi turbulensi aliran pada jam-
jam sibuk/ padat.
c. Penyaring terakhir dari sampah padat yang masih dapat dihanyutkan
oleh air limbah karena turbulensi.
d. Pengendapan material padat yang memunyai rapat masa tinggi seperti:
kerikil, pasir abu gosok, dan lain-lain.

5|Page
Sayangnya ada beberapa pembuat desain IPAL yang kurang
memperhatikan fungsi tangki ini, adakalanya dibuat dengan mengabaikan
besaran waktu tinggal dan konstruksinya.

Begitu pentingnya tangki setara bagi pandangan penulis, maka telah


membuat bentuk dan menghitung dimensi serta peralatannya sesuai
dengan besarnya debit air limbah yang akan diolah (lihat tabel II dan
gambar terlampir).

Pada tangki setara inilah seringkali diukur parameter awal dari air limbah
yang akan diolah seperti BOD, COD, TSS, NH3 (ammonia) dan MBAS
(detergen).

Catatan :

Pada konsep IPAL dengan proses Lumpur aktif konvensional biasanya


kurang memperhatikan perhitungan sarana pengolahan pendahuluan,
bahkan adakalanya kotoran manusia dengan sengaja dimasukkan ke dalam
proses IPAL untuk meningkatkan perhitungan F/M Ratio. Dengan
demikian kebutuhan oksigen yang dipasok melalui Blower untuk
mengolah Lumpur juga meningkat,

Sebaliknya

Pada konsep IPAL dengan Bee Nest Media, keberadaan material pengotor/
pencemar yang terapung maupun yang dapat mengendap telah dipisahkan
ada sarana-sarana yang ada sebelumnya yaitu pada pengolahan
pendahuluan. Dengan demikian material pengotor yang masuk ke dalam
IPAL dengan Bee Nest Media tinggal sedikit yang diolah, sedangkan
material mengendap dan mengapung dapat dibuang dalam waktu tertentu
jika sudah penuh (cukup banyak).

3. Proses Pengolahan lanjutan dalam IPAL dengan Bee Nest Media

Air limbah yang telah mengalami pengolahan pendahuluan dan


penyetaraan mutu selanjutnya dipompakan ke dalam IPAL dengan Bee
Nest Media sebagai pengolah lanjutan.

Di dalam sistem penggolahan ini, pada tangki An-aerob, Anoxic dan


Aerobic dipasangi “Bee Nest Media” untuk memberi kesempatan bakteri
pengurai membangun habitatnya sehingga tercukupi unsur-unsur
kehidupan yang diperlukan seperti sumber makanan dan oksigen.

6|Page
Dalam hal ini, media yang digunakan adalah dari bahan plastik dengan
alasan harganya murah dan mudah dibentuk serta ringan. Bentuknya
bermacam- macam, ada yang berbentuk kotak bersilang, bergelombang
atau seperti sarang lebah (bee nest).

Media plastik berbentuk sarang lebah (bee nest) mempunyai keunggulan


tersendiri antara lain :

Luas permukaannya paling optimal (150 – 240 m2/m3) dibandingkan


dengan tipe lain seperti RBC (80 – 150 m2/m3) atau berbentuk jaring
(50 m2/m3)
Mudak dirakit oleh tukang setempat
Porositas sangat tinggi (98%)
Bobotnya ringan sehingga mudah dipasang dan dibongkar untuk
dibersihkan

Di dalam IPAL ini, air limbah akan mengalami proses penguraian sesuai
fungsinya tangkinya. Uraian proses dalam masing- masing tangki dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a. Tangki Sedimentasi Awal

Berfungsi sebagai pengendapan, awal dengan memperbesar luas


permukaan tangki, maka aliran vertikal yang terjadi di dalam tangki
berjalan dengan kecepatan yang sangat lambat, akibatnya material padat
yang mempunyai masa jenis lebih besar sedikit dari air dapat
diendapkan dengan seksama, disamping itu juga terjadi pemisahan
terhadap material terapung. Dari hasil pengamatan dilapangan ternyata
telah berlangsung pula proses penguraian secara biologis dalam yang
ditandai dengan perubahan warna dan bau airnya dibandingkan dengan
air yang ada dari outlet pompa.

b. Tangki An-aerob

Dari tangki sedimentasi awal, air limbah mengalir ke dalam tangki an-
aerob secara gravitasi. Pada tangki an-aerob dipasang media bee nest ini
mempunyai luas kontak yang besar dan spesifik yaitu ± 226 m2/m3.

Dalam jangka waktu 1-2 bulan bakteri anaerobik banyak menempel


pada permukaan plastik tersebut dengan membentuk lapisan film. Dari
hasil pemeliharaan bakteri anaerobik didalam media bee nest inilah
proses penguraian air limbah berlangsung.

7|Page
Kisaran efisiensi pengolahannya sebagai berikut :

 BOD : 60%
 COD : 55%
 TSS : 45%
 NH4 : 30%
 MBAS : 40%

c. Tangki Anoxic

Pada tangki anoxic ini berlangsung proses penguraian anoxic, terdapat 2


ruangan untuk prosesnya, yaitu :

 Ruangan 1, sebagai ruang pencampur, yaitu air limbah yang


telah mengalami proses penguraian secara anaerobic dicampur
dengan sebagian Lumpur aktif hasil aerasi dari tangki aerobic.
 Ruangan 2, sebagai ruang pengurai anoxic yang berlangsung
pada media bee nest.
Adapun fungsi dari tangki pengurai anoxic ini adalah untuk regenerasi
sel-sel mikroba yang ada dalam tangki aerobic, disamping itu
bermanfaat pula untuk meningkatkan beban hidrolik dan menaikkan
kandungan DO pada air limbah yang sedang diolah.

Kisaran efisiensi pengolahannya sebagai berikut :


 BOD : 60%
 COD : 50%
 TSS : 60%
 NH4 : 70%
 MBAS : 50%

d. Tangki Aerobic

Di dalam tangki aerobic, proses penguraian berlangsung secara aerobic.


Beberapa komponen penting untuk mendukung proses penguraian
secara aerobic :

1) Blower, sebagai mesin penyembur udara di dalam air, berfungsi


untuk memasok O2 dalam udara yang dibutuhkan oleh bakteri aerob.
2) Diffuser, untuk membentuk besarnya gelembung udara yang
disemburkan oleh Blower, semakin kecil gelembung udara yang
melewati diffuser akan semakin baik, karena luas permukaan udara
semakin besar.

8|Page
3) Pompa sirkulasi, untuk mengalirkan Lumpur aktif hasil proses
pengolahan aerobic ke dalam tangki anoxic untuk regenerasi sel.
4) Media bee nest yang terbuat dari PVC sheet, berfungsi untuk habitat
bakteri aerob yang akan mengadakan proses penguraian secara
aerobic.
5) Jika busa detergennya tidak dapat dikendalikan perlu dipasang
sprayer untuk menghancurkan busa.

Kisaran efisiensi pengolahannya sebagai berikut :

 BOD : 45%
 COD : 45%
 TSS : 9%
 NH4 : 75%
 MBAS : 75%

e. Tangki Sedimentasi Akhir dan Disinfeksi

Air limbah yang telah mengalami proses pengolahannya secara


berjenjang seperti diuraikan diatas perlu tampung sementara pada
tangki sedimentasi akhir, di dalam tangki ini air limbah diadakan
klorinasi untuk menghilangkan keberadaan bakteri pathogen yang
mungkin ada.

Effluent pada tangki sedimentasi akhir ini airnya diperiksakan ke


laboratorium lingkungan secara berkala sebelum dibuang ke perairan
umum.

III. Diagram Proses

Sumber
Pre
Air
Limbah
treatment
Equalisasi
IPAL Badan
Air
Sedimentasi awal

Anaerobic

Anoxic

Aerobic

Disinfeksi

Peturasan
Septic tank
Dapur
Homogeni
Binatu Pemisah sasi mutu
lemak air limbah
Klinik

Lab Pemecah
busa
dll
Bak control
& screen
Radiologi

9|Page
Sketsa Gambar IPAL

grey water

black water

grease trap

Gambar 2 : Pandangan Samping

A B C D E

KETERANGAN

A. Pre treatment dan Equalisasi


B. Sedimentasi Awal
C. Biofilter Anaerob
D. Biofilter Anoxic
E. Biofilter Aerobik, Sedimentasi Akhir dan Disinfeksi

10 | P a g e
Efektivitas pengolahan pada
Beberapa Biofilter yang
menggunakan "BEE NEST MEDIA"

BIOFILTER BIOFILTER BIOFILTER


PARAMETER KET
ANAEROBIC ANOXIC AEROBIC
BOD 60% 60% 45%
COD 55% 50% 45%
TSS 45% 60% 9%
NH4 30% 70% 75%
MBAS 40% 50% 75%
(detergen)

11 | P a g e
IV. Penutup

Untuk memudahkan pembangunan IPAL Rumah Sakit telah penulis berikan


contoh ukuran dimensi dari bodi IPAL, peralatan dan daya yang dipakai
seperti yang terlampir dalam proposal.

Dari uraian ringkas di atas, maka untuk mengurangi beban pencemaran air
limbah Rumah Sakit, maka penerapan teknologi IPAL dengan Bee Nest
Media dapat dijadikan pertimbangan bagi yang berkepentingan.

12 | P a g e
Lampiran :

Tabel 1
Kebutuhan Ukuran Ruang untuk Air Limbah
berdasarkan Proses dan Fungsinya

Lebar Panjang Ruang Air Limbah Tinggi Tinggi


Tempat Debit
Ruang (m Aq) Kolom Ruang
NO Tidur (Q)
3 Air Limbah Pre An- Air Limbah Udara
(buah) m /hari Equalisation Anonic Aerobic
(m Aq) treatment aerob (m Aq) (m)
1 20 10 2,92 0,70 0,70 1,40 1,00 1,40 1,10 0,40
2 30 15 2,92 0,70 0,70 1,40 1,10 1,40 1,40 0,40

3 50 25 3,14 0,75 0,75 1,50 1,20 1,50 2,00 0,40

4 60 30 3,15 0,75 0,75 1,50 1,20 1,50 2,30 0,50

5 80 40 3,35 0,80 0,80 1,60 1,20 1,60 2,70 0,50

6 100 50 3,56 0,85 0,85 1,70 1,30 1,70 3,00 0,50


7 120 60 3,76 0,90 0,90 1,80 1,50 1,80 3,20 0,50
8 150 75 3,98 0,95 0,95 1,90 1,50 1,90 3,50 0,50

9 200 100 4,39 1,05 1,05 2,10 1,60 2,10 3,80 0,50

10 300 150 5,02 1,20 1,20 2,40 1,80 2,40 4,40 0,60

11 400 200 5,45 1,30 1,30 2,60 2,00 2,60 5,00 0,60

12 500 250 5,88 1,40 1,40 2,80 2,10 2,80 5,40 0,60
13 | P a g e
Tabel 2
Kebutuhan Ukuran IPAL untuk
Perencanaan Bangunan Sipil dan Biaya

Perkiraan Perkiraan
Ukuran Bangunan (m) Lebar Sekat Tebal
Tempat Tidur Debit (Q) Volume Volume
NO Anoxic/Aerobic Dinding Ket.
(buah) m3/hari Galian Beton
Panjang Lebar Tinggi (m) (m) 3
(m ) (m3)
1 20 10 5,92 3,28 1,5 0,60 0,12 29,0 12,0
2 30 15 6,02 3,28 1,8 0,60 0,12 38,0 14,0

3 50 25 6,54 3,56 2,4 0,65 0,14 58,0 22,0

4 60 30 6,70 3,60 2,8 0,65 0,15 72,0 28,0

5 80 40 6,90 3,80 3,2 0,70 0,15 84,0 32,0

6 100 50 7,36 4,04 3,5 0,70 0,16 101,0 40,0


7 120 60 7,76 4,24 3,7 0,75 0,16 125,0 44,0
8 150 75 8,28 4,52 4,0 0,80 0,18 161,0 59,0

9 200 100 9,14 4,98 4,3 0,80 0,19 207,0 72,0

10 300 150 10,32 5,68 5,0 0,90 0,22 309,0 109,0

11 400 200 11,30 6,20 5,6 0,95 0,25 417,0 151,0

12 500 250 12,18 6,72 6,0 1,00 0,28 515,0 196,0

14 | P a g e
Tabel 3
Kebutuhan Peralatan IPAL dan Media “Bee Nest”
berdasarkan Kapasitas dan Volume
Pompa Air
Tempat Debit Blower Jumlah Media “Bee Nest” (m3)
Limbah
NO Tidur (Q) Diffuser Ket.
3 3 An- Jumlah
(buah) m /hari l /menit Kwh m /menit mm Aq Kwh (buah) Anoxic Aerobic
aerobic Total
1 20 10 7,63 *) 0,15 1000 *) 2 3,50 2,0 2,5 8,0
2 30 15 10,43 *) 0,20 1500 *) 2 4,50 3,0 3,5 11,0

3 50 25 18,05 *) 0,35 2000 *) 4 8,00 5,0 5,5 18,5

4 60 30 20,83 *) 0,40 2500 *) 4 9,50 6,0 6,0 21,5

5 80 40 27,78 *) 0,60 3000 *) 8 12,5 7,5 7,5 37,5

6 100 50 34,10 *) 0,70 3000 *) 8 15,0 9,5 10,0 34,5


7 120 60 41,67 *) 0,85 3000 *) 8 18,5 12,0 12,0 42,5
8 150 75 52,08 *) 0,90 3000 1,5 8 23,0 14,5 14,0 51,5

9 200 100 69,45 *) 1,20 4000 1,8 8 30,5 19,0 19,5 69,0

10 300 150 104,16 *) 1,80 4000 2,4 12 44,5 27,5 29,0 101,0

11 400 200 138,88 *) 2,40 5000 3,5 12 61,0 39,0 40,0 140,0

12 500 250 180,55 *) 3,00 5000 4,54 12 76,0 48,0 49,0 173,0

*) : menunngu konfirmasi dari produsen alat


15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai