4
3.2 Reaktor Utama Pengolahan Limbah Cair/Bio Strain Reaktor
Setelah melalui tahap pretreatment, kemudian limbah cair
dialirkan ke unit Bio-reactor untuk diproses secara biologis
menggunakan jasa mikroba (bakteri) aerobic pendegradasi polutan,
sehingga hasil olahan limbah cair yang dikeluarkan ke lingkungan
sudah memenuhi syarat standar baku mutu KEMENLH. Reduksi
beban polutan limbah cair di dalam tahap ini dapat mencapai nilai
yang optimum (dalam penguraian COD dan BOD).
3.3 Biomedia Filtration Technology
Mikroba (bakteri) pendegradasi limbah kemudian ditumbuh
kembangkan pada packing media khusus untuk optimalisasi
aktifitasnya dalam limbah cair.
3.4 Chlorinasi
Tujuan untuk limbah cair yang sudah melalui proses
pengolahan dan sudah layak dibuang ke lingkungan/badan air akan
melalui proses desinfektan dengan menggunakan khlorin untuk
membunuh bakteri-bakteri yang tersisa diantaranya bakteri koli.
3.5 Organic Reducing Apparatus
Unit ini dapat mengurangi resiko tercemar air sungai dari
bakteri koli dalam limbah cair bilamana kaporit atau Chlorine
Tablet mengalami kehabisan stock, sedangkan operator tidak /
kurang memperhatikan keadaan stock Kaporit / Chlorine tablet.
(back up system chlorinasi).
6
BAB II
UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH RUMAH SAKIT
8
C. Unit Prapengolahan Limbah Cair Laboratorium (Automatic
HMP).
Pada sistem pengolahan limbah cair salah satu unit yang digunakan
adalah unit penyerap kandungan logam berat atau Heavy Metal
Precipitator (HMP), fungsi dari HMP sendiri adalah dengan
menggunakan prinsip ion exchange. ion exchange adalah penukaran ion
muatan listrik yang dibawa oleh fluida dengan muatan ion pada resin
yang tersedia didalam tabung ion exchanger serta carbon filter. Secara
umum fungsi tabung ion exchange digunakan sebagai media purifikasi
dan filtrasi muatan ion mineral pada fluida yang tidak dikehendaki seperti
Calcium dan Magnesium dan menukarnya dengan Potasium dan
Hydrogen, sehingga fluida yang keluar dari tabung tersebut memenuhi
kriteria.
9
D. Screen
1. Bar Screen
Pada Unit pengolahan ini, air limbah dialirkan melalui
saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang
berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah
melalui screen air limbah dialirkan ke Bar screen halus, untuk
mengendapkan partikel lumpur, kotoran lainnya.
E. Pompa
i. Inlet Pump
Fungsi pompa tersebut pada sistem pengolahan limbah
cair dimana mengalirkan limbah dari bak penampung ke Reaktor
Utama (Unit Pengolah Limbah).
10
ii. Sludge Pump
Fungsi utama pompa ini adalah untuk mengalirkan sisa
lumpur hasil pengendapan dan dialirkan ke system pengolahan
lumpur (smash sludge).
11
G. Bio-Strain Reactor
Proses pengolahan ini terdiri dari bak kontaktor anaerob (anoxic)
dan bak kontaktor aerob. Air yang telah di treatment kandungan
logamnya melalui proses ionisasi kemudian dipompa dan dialirkan ke
Bioreaktor, kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke bak
kontaktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Di
dalam bak kontaktor aerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik.
Di dalam bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan plastik
(polyethylene), sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga
mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam
air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan
demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media
yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat
organik, dan diteruskan ke effluent atau buangan limbah.
H. Clorinator
Sistem dari olahan limbah cair adalah memberikan tekanan aliran
tangki clorine yang berasal dari olahan recycling/membrane , lalu dibantu
dengan Dosing pump selanjutnya dialirkan ke bak biasanya dalam bentuk
fish pond (kolam ikan).
12
Ditambah dengan bak chlorinasi yang berukuran.
P x L x T = 1.000 x 700 x 500 mm (disesuaikan)
13
J. Control Panel
Sistem Control Panel yang berada pada satu badan dengan tangki
rektor yang dinamakan rumah panel (equipment room), sistem ini bekerja
pada sistem on/off atau manual yang ada didalam kotak seperti gambar di
bawah ini.
K. Sistem Pendukung
Sistem pendukung ini berfungsi untuk menunjang sistem IPAL
yang telah terpasang, dalam hal ini adalah bak kontrol, bak ekualisasi dan
kolam ikan yang fungsinya sebagai bio-indikator effluent IPAL.
Ukuran Fish Pond (Kolam Ikan) :
Dimensi : 3.000 x 1500 x 350 mm (disesuaikan)
Ukuran Bak Ekualisasi :
Dimensi : 7.000 x 4.000 x 3.000 mm (disesuaikan)
Ukuran Bak kontrol :
Dimensi : 400 x 400 x 1.000 mm (disesuaikan)
Ukuran Bak Chlorinasi :
Dimensi : 1.000 x 700 x 500 mm (disesuaikan)
14
L. Vacuum Flate Membrane
Bio-Reaktor membrane (BRM) merupakan teknologi pengolahan
limbah yang mengkombinasikan proses biologis untuk mendegradasi
limbah dan proses membran untuk pemisahan biomassa. Membran
menggantikan peran kolam sedimentasi untuk memisahkan padatan dan
cairan pada teknologi konvensional (lumpur aktif). Dengan membran,
kinerja pemisahan menjadi lebih baik karena pemisahan tidak lagi
dibatasi oleh kondisi hidrodinamik lumpur seperti waktu tinggal lumpur
(SRT, sludge retention time), waktu tinggal cairan (HRT, hydraulic
retention time) serta laju pembuangan lumpur.
15
BAB III
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
16
Catatan :
Sentrifugal pump/ sluge pump di hidupkan secara manual diluar
sistem auto-manual dengan menggunakan selector switch.
Sentrifugal pump di operasikan setiap 3-5 hari sekali dan
lamanya operasiannya selama 5-10 menit dengan cara memutar
selector switch ke kanan dan Sentrifugal pump On serta lampu
indicator On menyala.
18
D. PEMELIHARAAN PERALATAN
1. Aklimatisasi bakteri pendegradasi limbah cair
Pada saat unit pengolah limbah cair akan mulai di operasikan
secara penuh, maka perlu diberikan ditambah bakteri pendegradasi
limbah cair sebagai starter untuk mempercepat perkembangbiakan,
pertumbuhan bakteri dan stabilisasi kondisi proses pengolahan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah cara pemberian bakteri tersebut
tidak boleh langsung tetapi harus melalui proses aklimatisasi
dengan cara sebagai berikut:
1.1 Biakan bakteri padat dimasukkan ke dalam wadah/ember yang
berisi setengah air bersih dan setengah air limbah, kemudian
diaduk selama lebih kurang lima menit, misal gunakan bakteri
Bio Seed atau sejenisnya.
1.2 Biarkan biakan bakteri tersebut dalam wadah selama satu jam.
Pada saat ini bakteri akan mulai menunjukkan aktivitas
kehidupannya kembali dan siap berkembang biak dan
bertumbuh.
1.3 Bakteri kemudian dimasukkan ke dalam ruang aero-reactor.
20
6. Air Injection ( Root Blower/ Ring Blower )
Harus difungsikan terus menerus, jika memang ada satu dan lain
hal pertimbangan maka penghentian blower tidak boleh lebih dari 6
jam , sebab bakteri aerobik yang ada dalam kompak/reaktor akan
mati untuk stabilisasi kembali perlu waktu lama.
Pengecekan dan Penggantian Oli Blower
a. Tutup oli atas dibuka, bila masih ada oli dan daerah sekitar
blower tidak ada tumpahan oli berarti tidak terjadi kebocoran.
Bila terjadi kebocoran harus dilihat darimana asalnya, bila
berasal dari tutup/baut maka tutup/baut tersebut perlu diberi
selotip atau ring karet.
b. Pengisian oli blower dilakukan dengan membuka tutup/baut
bawah, supaya oli lama bias dibuang, kemudian tutup/baut
bawah diberi selotip/ring karet supaya tidak bocor. Oli
kemudian diisikan kedalam blower sampai batas maksimum
(dapat diketahui dengan membuka tutup/baut batas maksimum).
Bila oli yang diisikan melebihi batas maksimum, maka oli akan
keluar melalui lubang baut batas maksimum.
c. Pengisian oli blower maksimum setengah kapasitas tangki
blower (250 – 300 ml), sebab bila terlalu penuh akan
menyebabkan blower menjadi panas.
d. Pergantian oli pada blower 1 bulan sekali masing-masing 500cc.
Pakai oli mesran SAE 40/AW 10. Minimal 4 minggu sekali
dicek keadaan olinya.
e. Pengecekan fanbelt apabila tidak kencang/kendor setel baut,
minimal 3-4 minggu sekali, lihat keadaan karet fanbelt.
7. Chlorinator
Menggunakan chlorin tablet, oleh sebab itu setiap 3-5 hari sekali
perlu dilihat chlorine tabletnya dengan membuka tutup
housingnya/tangki chlorinenya.
8. Sampah / padatan / sisa-sisa lemak yang menumpuk pada bak
pretreatment dapur dan laundry perlu sering dibersihkan sebab bila
tidak akan mengeras saluran pipa dan bila lolos ke sistem jaringan
pemipaan akan menyumbat pipa dan mengganggu proses.
21
9. Pembersihan Bak Equalisasi.
a. Tutup pada bak ekualisasi dibuka, Bila ada sampah – sampah
padat yang tidak dapat hancur segera diambil supaya tidak
mengganggu sistem pemipaan unit pengolahan limbah cair
b. Pengecekan dilakukan minimal satu bulan sekali, sedangkan
pembersihan kotoran yang mengampung dibak dilakukan 3 hari
sekali dengan memakai alat saringan manual.
c. Bila ada kegiatan penyedotan/pengurasan dilakukan 1-2 tahun,
disesuaikan kapasitas tangki.
10. Pengisian Kaporit Tablet
a. Penambahan kaporit 3-5 hari sekali.
b. Bila kaporit habis, maka harus segera diberikan dengan kaporit
baru sebanyak 1 kg.
11. Penambahan Gemuk ( Greese ) Blower
a. Silencer/saringan udara dibuka dengan menggunakan kunci
pipa kemudian gemuk/greese dimasukkan ke dalam blower
melalui lubang atas ( tempat saringan )
b. Penambahan gemuk/greese dilakukan 3 – 4 minggu sekali.
22
17. Vacuum Flat Membrane
Vacuum flat membrane pengecekan 8 bulan sekali.
Membrane akan mengalami kotor, akibat dari adanya material-
material yang tidak bisa lewat. Hal ini yang menyebabkan
tersumbatnya membran. Kotoran yang terbentuk gumpalan
kotoran, kerak atau hasil proses hidrolisa. Untuk mengembalikan
kekondisi semula dilakukan pembersihan dengan menggunakan
larutan pembersih.
23
IV. PENUTUP
24