Tabel 5 : Standar Kebutuhan Air menurut Kelas Rumah Sakit dan Jenis Rawat
1. Pre-treatment
Filter stainless steel mesh
Air akan melewati filter ini yang secara otomatis mengalami pembersihan air dari partikel yang
berukuran 50 mikron. Filter ini akan mempertahankan partikel yang lebih besar untuk
mengurangi beban pada filter berikutnya.
Inlet Conductivity-meter (feed-water)
sebagai indikator jika terdapat variasi pada feed-water untuk memberikan rekomendasi
penyesuaian parameter kerja alat serta sebagai ‘alarm’ jika kualitas air buruk yang dapat
dilihat pada control panel display.
Sand filter
Proses penyaringan ini menggunakan media pasir kuarsa yang dibuat berlapis-lapis dengan bentuk
butiran yang bulat dan ukuran butiran kuarsa yang berbeda-beda. Bentuk tersebut diharapkan
supaya air yang melewati kuarsa tersebut tidak mengikis butiran pasir kuarsa.
Ultraviolet sterilizer
Pada tahap ini dilakukan sterilisasi dengan sinar untuk melengkapi proses sterilisasi air bebas dari
mikroba dan zat-zat lain yang berbahaya. UV dipasang setelah security filtering untuk
mencegah kesalahan dari kuarsa yang melindungi lampu, bintik-bintik atau bayangan pada
lampu menyebabkan penurunan daya kuman pada cahaya UV.
2. Reverse osmosis
Langkah berikutnya adalah melakukan reverse osmosis yang menggunakan perangkat tertentu
adalah inti dari proses perlakukan terhadap air yang akan digunakan untuk hemodialisa.
Komponen utama proses ini yang pertama adalah pompa bertekanan tinggi yaitu pompa
multiselular sentrifugal stainless steel grundfos. Pompa ini berfungsi untuk memastikan tekanan
cukup untuk membrane memperoleh produksi yang spesifik. Komponen yang kedua adalah
pengatur kecepatan, dimana komponen ini bergantung pada peralatan yang dibutuhkan. Untuk
kontrol keseluruhan pada pompa bertekanan tinggi adalah: aliran, mulai atau berhentinya
kecepatan, parameter control kerja dan sebagainya. Komponen ketiga adalah membran osmosis
reversible dimana setelah penyaringan dan pengkondisian air akan berpindah ke membrane yang
berada di tekanan pembuluh darah pada stainless steel AISI 316L. komponen keempat adalah
instrumentasi yang terdiri dari beberapa proses yaitu:
Produced water conductivity-meter
Menginfornasikan pembacaan konstan dari kadar garam yang diserap dan
mengirimkan signal alarm ke panel kontrol saat konduktivitas air telah
melebihi batas.
Tekanan tinggi gauges (0 a 40 bar) dan tekanan rendah gauges (0 a 6 bar).
Transduser tekanan tinggi.
Perubahan tekanan dari tinggi ke rendah pada stainless steel AISI 316L.
Rendah tidak dapat memulai tekanan tinggi jika aliran air tidak diterima dengan tekanan yang
cukup. Tekanan tinggi tidak dapat memberikan tekanan pompa yang tinggi pada tekanan tinggi
yang direkomendasikan.
2 flowmeter digital/2 rotameter untuk mengukur hasil produksi dan pembuangan aliran
air. Dengan pembacaan langsung dan penotalan.
1 tranduser penghasil aliran air.
Termometer dari temperature pengukur airpakai dapat membantu menormalkan
pengoperasian data.
Komponen selanjutnya adalah autoflushing, yaitu komponen yang beroperasi secara otomatis
dengan mengeluarkan zat-zat kotor yang nanti akan dikumpulkan pada membran. Komponen
kelima adalah sistem pengembangan yaitu dengan menggunakan membrane ekstra. Design alat
ini dengan alat penyaring, pompa dan komponen hidrolik untuk mempermudah penambahan
ukuran panjang.
Terdapat pula Donaldson filter untuk menghindari pulutan atau pengotor dari udara pada
osmosis
Deionizer
Setelah osmosis reversibel, air melewati mixed-bed resin(anion-kation)deionizer, untuk
memastikan konduktivitas cukup rendah dibanding nilai standard yang sudah ditentukan.
Desain dari deionizer sendiri bergantung pada volume berjalannya air pada perputaran air
selama 6 bulan.
Ultraviolet sterilization
Penyaringan menggunakan ultraviolet ini berfungsi untuk memastikan tidak adanya mikrobiologi
pada penyaringan kedua. Setelah penyaringan ultraviolet digunakan filter polysulphone untuk
menghilangkan bakteria, endoktoksin dan pyrogen kurang dari 0.05 EU/ml.
Recycling
Air murni yang telah disterilisasi dapat mencapai unit dialysis dan dapat menjadi pengingat jika
perlu dilakukan pengulangan reverse osmosis. Rangkaian berikut menyediakan proses
resirkulasi dari produksi air: reverse osmosis, deionized, ultraviolet, polusulfone filter,
dialysis unit dan kembali ke ionizer.
4. By-pass
Seandainya terjadi kegagalan atau perbaikan serentak dari dua perlengkapan reverse osmosis
atau sistem-sistem sebelumnya, perlu mempunyai pilihan persediaan air yang aman untuk
waktu yang diperlukan untuk menjalankan mesin.
Deretan Filter 20” dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Filtrasi campuran padat: 3” dari 20”, masing-masing 5 dan 1 mikron.
2. Pengeluaran klorin dan zat-zat pengotor lain yang mudah menguap: 1 filter batu arang
dan 1 filter arang. Keduanya dengan lapisan kecil 5 mikron.
3. Pengeluaran garam-garam terlarut: 3 kartrid deionisasi dengan campuran getah.
Sebaiknya sebagian keluaran air dari analisa by-pass dicoba dulu untuk memastikan filter, kartrid,
dan komponen-komponen lainnya dapat digunakan secara aman ketika dibutuhkan.
5. Ozone sterilization system
Ozon adalah zat pengoksidasi yang paling kuat. Ozon mempunyai potensial redoks yang
lebih tinggi dari florin. Potensial redoks ini membuat ozon menjadi desinfektan yang lebih
efektif dari yang biasa digunakan. Hal inilah yang digunakan untuk water treatment dan
aplikasi-aplikasi lainnya.
Keuntungan menggunakan ozon sebagai desinfektan:
1. Tidak meninggalkan sisa pemasangan, zat kimia, detergen, dan klorin.
2. Molekul turunannya sesuai dan lebih murah dibandingkan desinfektan kimia
3. Mengoksidasi lebih kuat dengan efisiensi tinggi dan rendah iritasi dibandingkan klorin
dan molekul turunannya.
4. Bisa digunakan pada material yang tidak bisa menggunakan desinfektan dengan plastik
panas.
5. Membutuhkan waktu yang sedikit untuk pemanasan dan desinfektan kimia.
6. Lebih bersih dibandingkan menggunakan detergen.
7. Ozon juga membersihkan virus, bakteri, dan jamur.
Keterangan:
1. Reservoir
2. Pipa distribusi air
3. Simpul layanan