Anda di halaman 1dari 12

Buku Panduan

Instalasi Pengolahan Air Limbah


BAOPs RI
MANUAL BOOK

Bio Save BAOPS - RI

by
PT Amanaid
Jalan Kusuma Bangsa No: 3 Denpasar – Bali 80118, Indonesia
(0361) 430902
Info@amanaid.com
www.amanaid.com

PROJECT :

PUSKESMAS TUNGKAL

OLEH :

PT. AMANAID
Jln. Kusuma Bangsa No. 3 Denpasar
Telp : ( 0361 ) 430902, 431656
Fax : ( 0361 ) 9005841
Email : info@amanaid.com
www.amanaid.com

Page 2 of 12
Daftar Isi

1 Penjelasan Perencanaan........................................................................................4
2 Penjelasan Proses System Pengolahan Limbah.....................................................5
3 Spesifikasi Teknis....................................................................................................6
4 Pemeliharaan System............................................................................................7
5 Petunjuk Teknis......................................................................................................8
6 Lampiran................................................................................................................9
7 Garansi & Biaya Maintenance................................................................................9
8 Dokumentasi........................................................................................................10

Page 3 of 12
1 Penjelasan Perencanaan

Teknologi yang dikembangkan oleh PT Amanaid dikenal dengan Bio Save BAOPs, adalah sebuah
teknologi yang tepat guna karena menggabungkan beberapa prinsip sistem pengolahan limbah yang
efective & Effisien. Teknologi ini sangat efisien karena tidak memerlukan biaya maintenance yang
besar, energi listrik yang hemat (dibandingkan dengan system lainya) serta tidak memerlukan
penambahan bakteri karena seluruh bakteri di bangkitkan secara alami oleh system/Natural Seeding.

Untuk project Pengolahan Limbah Cair Organic Puskesmas Tungkal, didesign dengan system BAOPs-
RJ, berdasarkan beberapa pengalaman instalasi sistem pengolahan limbah Rumah Sakit yang ada di
Bali dan Lombok, seperti : RS. Premagana, RS BIMC, RS Ary Shanti, RS Manuaba, RS BMC (Bangli), RS
Risa Sentra Medika (Lombok), serta beberapa Hotel & Villa, seperti : Hotel Le Grande (Pecatu), Hotel
Klapa Breeze (Pecatu), Hotel Harrads (Sanur), Adora (Sanur), U Paasha (Petitenget), L Hotel
(Petitenget), Sense Hotel (Petitenget), Fave Hotel (Petitenget), The Layar (Petitenget), Park Regis
(Kuta), Hotel Bhuana Ubud (Ubud), Puskesmas Kuta 1 dan lain – lain.

Pada prinsipnya, system akan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

Anaerob concrete Tank (stilling dan primary)


Treatment Tank
Sedimentation Tank
Effluent Tank
Post Treatment System
Kolam Indicator

1.2 Kualitas Outlet (Setelah STP)

Hasil akhir dari sistem pengolahan ini akan mencapai standard baku mutu limbah cair bagi kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan (Peraturan Gubernur Bali No. 16 Tahun 2016) atau (Peraturan
Kementrian Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2014) sebagai berikut :

Parameter Karakteristik air limbah hasil


BOD 5 < 50 mg/l
COD < 80 mg/l
Oil & Grease 10 mg/l
Zat padat tersuspensi < 200 mg/l
TSS < 30 mg/l
Amonia Nitrogen < 10 mg/l
Total Coliform < 5000 mg/l
Suhu Suhu ruangan
pH =6-9
Zat padat terlarut < 2000 mg/l

Page 4 of 12
2 Penjelasan Proses System Pengolahan Limbah

2.1 Anaerob Concrete Tank

Tahapan ini adalah tahap pertama pada proses pengolahan limbah yang terdiri dari Dua sekat, sekat
pertama yaitu stilling tank berfungsi untuk menurunkan kecepatan flow limbah, sebelum memasuki
tangki selanjutnya dan juga berfungsi untuk mencegah limbah anorganik seperti pembalut, bekas
perban dll masuk ke chamber/sekat terakhir yang ada pompa submersiblenya.
Selanjutnya limbah dari sekat pertama akan overflow ke sekat kedua yaitu Primary tank, pada sekat
kedua diinstal satu unit pompa submersible untuk mentransfer limbah menuju tanki BAOPs-RI.
Pada tahap ini, proses pembusukan dan perubahan limbah padat menjadi cair juga dimulai.

2.2 Treatment Tank

Pada tahap ini, limbah yang telah melalui buffer tank akan masuk kedalam sebuah kompartemen dengan
media bakteri yang terbuat dari corugated pipe dan Disc Diffuser yang berfungsi untuk memecah udara
dari blower menjadi partikel yang lebih kecil sehingga penyerapan oksigen menjadi lebih maksimal.
Media ini berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan koloni–koloni bakteri pengurai. Bakteri ini tumbuh
berbanding lurus dengan luas permukaan media dan debit oksigen yang di supply serta nutrient yang
tersisa. Pada saat ini pula oksigen mempunyai peluang yang lebih besar untuk diserap ke dalam fluida.

2.3 Sedimentation Tank

Pada tahap ini fluida akan diendapkan pada sebuah chamber di dalam tangki pengendapan, dimana
partikel-partikel berat yang terlewatkan dikumpulkan yang kemudian akan di lemparkan menuju
Stilling tank pada anaerob concrete tank, sehingga akan mengalami sirkulasi proses penguraian ulang
lagi.

2.4 Effluent Tank

Hasil akhir dari pengolahan ini air akan ditampung pada sebuah tabung dan pada nantinya akan
memasuki tahap Post treatment kemudian overflow menuju kolam dindicator.

2.5 Post Treatment System

Pada tahap paling akhir dalam system pengolahan limbah adalah berupa system AOP, dimana air
hasil system pengolahan secara biologi yang sudah tertampung pada tanki effluent akan melalui
proses lanjutan.
Air pada effluent akan dipompa masuk kedalam tanki filtrasi sebesar 16 inch dengan media pasir
silica, fungsi dari filtrasi adalah untuk menurunkan nilai TSS atau padatan yang masih terlewat sampai
tanki effluent.
Setelah melewati system filtrasi air tersebut akan diinjeksi dengan Ozone kemudian akan dilewatkan
pada UV system kamudian akan dikembalikan pada treatment tank.
Fungsi AOPs adalah sebagai tahapan lanjut untuk membunuh bakteri, mengurai warna dan
menghilangkan bau.
Page 5 of 12
3 Spesifikasi Teknis

3.1 Anaerob Concrete Tank

Pada tahap awal system pengolahan berupa tanki beton yang terdiri dari tiga sekat yaitu sekat
pertama stilling tank, dan sekat kedua Primary Tank. Volume total dari tanki Anaerob adalah 9 M3.
Pada sekat terkahir ( Buffer Tank ) diinstall 1 unit pompa submersible automatis dengan kapasitas 5
m3/jam, head 5 m dan keperluan listrik 0,5 Kw/220 V/50Hz.

3.2 Tanki BAOPs

Setelah melewati tanki buffer tank air limbah akan ditransper dengan pompa submersible menuju 1
unit tanki dengan dimensi panjang 2 m, diameter 2,2 m. Pada bagian dalam tanki terdiri dari
beberapa chamber atau sekat dengan fungsi masing-masing yaitu:

a. Treatment Tank
Tank : Fiber Tank (using fiber tank)
Volume : 8.000 Liter
Aeration : 280 liter/menit udara
Diffuser : 7 unit flow 40 liter/menit/unit

b. Sedimentation Tank

Tank : Fiber Tank (using fiber tank)


Volume : 1.000 Liter
Aeration : Non
Difusher : Non

c. Effluent Tank

Tank : Fiber Tank (using fiber tank)


Volume : 1.000 Liter
Aeration : Non

3.3 Kolam Indikator

Hasil akhir system pengolahan limbah akan ditampung di kolam indicator dengan konstruksi batu
alam, Pada kolam dilengkapi dengan ikan sebagai indikasi bahwa air IPAL sangat layak dibuang ke
Public Gutter/ saluran kota atau digunakan kembali untuk siram tanaman/garden system
Peralatan Mekanis

Piston Blower :
BAOPs aeration : Medo Blower (2 unit) Volume 80 liter/menit, 174 watt 1 phase
Medo Blower (1 unit) Volume 120 liter/menit, 117 watt 1 phase
Air Blower Control : Control System Timer
Difusher type (Main STP) : 25 cm disc type x 4 unit
Air flow per difusher : 40 liter / menit
Air distribution line : PVC pipe, PPR Pipes
Pompa Filtration : 1 unit, head 21 m.
Page 6 of 12
4 Pemeliharaan System

Setelah semua instalasi limbah cair organik terhubung dengan sistem, maka sistem pengolahan
limbah (STP) siap dioperasikan. Selanjutnya akan dilakukan serangkaian test running dan kemudian
sistem akan dibiarkan menyala secara otomatis.
Pemeliharaan (maintenance) yang dibutuhkan sangat mudah dan praktis. Untuk menghindari
kegagalan sistem, disarankan tidak melakukan penyesuaian ulang terkait semua instalasi plumbing
dan listrik yang sudah dilaksanakan oleh teknisi AMANAID.

4.1 Pemeliharaan Pompa Submersible

Pada system Pengolahan limbah di puskesmas ada satu pompa submersible yang diinstall. satu
pompa terinstall pada bak anaerob concrete tank pada sekat kedua/sekat primary tank ( terakhir ).
Pompa tersebut sudah dilengkapi dengan Floating Switch, sehingga otomatis akan menyala jika debit
air melebihi level Floating Switch & akan kembali off apabila kondisi Floating switch sudah dalam
posisi turun.
Pemeliharaan pompa dilaksanakan satu bulan sekali atau disesuaikan dengan kondisi dilapangan,
dengan cara sebagai berikut:

1. Matikan power pompa pada panel system


2. Buka tutup manhole pada Anaerob tank ke 2
3. Buka watermur untuk bisa mengangkat pompa
4. Cek pada bagian bawah pompa apakah ada sumbatan atau tidak
5. Apabila terdapat sumbatan segera dibersihkan
6. Pasang pompa kembali, nyalakan power & cek pompa sudah bisa transper limbah apa belum
7. Apabila pompa belum bisa operational, segera hubungi PT. Amanaid

4.2 Pemeliharaan Blower

Untuk dapat memastikan distribusi udara menuju sistem dapat berjalan sesuai perencanaan, maka
blower perlu dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan secara berkala tergantung dari letak
dan posisi blower (antara 2–4 minggu sekali).
Jika blower berada di area yang berdebu, maka pemeliharaan akan lebih sering dilakukan, demikian
pula sebaliknya.
Cara pemeliharaan blower :
a. Matikan power yang menuju Electrical.
b. Bersihkan dengan kuas bagian luar blower.
c. Buka baut yang ada pada bagian atas filter dan kemudian lepas tutupnya.
d. Bersihkan filtrasi yang ada dari debu–debu yang menempel (untuk hasil yang lebih baik,
pembersihan filter dapat dilakukan dengan menggunakan kompresor) tidak dianjurkan
membersihkan filter dengan air.
e. Pasang filtrasi dan tutup filter seperti semula.
f. Hidupkan power dan sistem akan berjalan normal kembali.

Catatan penting :
Dilarang mematikan power menuju electrical panel dan blower, kecuali ada pemadaman dari PLN.
Jika pemadaman PLN itu terjadi, maka sistem akan mengalami kegagalan dan diperlukan waktu
antara 2-4 minggu untuk sistem kembali normal.
Page 7 of 12
4.3 Pemeliharaan System filtrasi

Limbah padat yang tersaring pada pasir silica harus dibersihkan dalam waktu 2 minggu sekali atau
disesuaikan dengan kondisi dilapangan dengan cara Back Wash.
Langkah-langkah back wash:
a. Karena head tabung filtrasi menggunakan system otomatis yang sudah di atur oleh timer,
sehingga client tidak perlu untuk memback wash secara manual, client hanya perlu
memonitoring.
4.4 Pengurasan Tangki

Akumulasi limbah-limbah anorganik yang memasuki system lambat laun akan menumpuk dan
mengurangi kapasitas tanki dan akumulasi lumpur akibat bangkai–bangkai bakteri dan sisa endapan
yang sudah tidak mungkin terurai lagi akan membentuk endapan di dalam sistem. Jumlah endapan
akan berbanding lurus dengan jumlah pemakaian. Endapan–endapan tersebut makin lama akan
mengurangi volume tangki, sehingga hasil dari pengolahan limbah tidak akan efektif dan untuk itu
diperlukan pengurasan.
Jangka waktu pengurasan untuk sistem dilakukan antara kurun waktu 10 tahun (tergantung
pemakaian). Pengurasan dapat dilakukan pada masing–masing tangki dengan menggunakan jasa
kuras WC.
Jika diperlukan, AMANAID dapat mengirimkan teknisi untuk proses pengurasan dan seluruh biaya
menjadi tanggung jawab client.

Catatan penting :

Setelah melakukan pengurasan, tangki harus secepatnya diisi dengan air bersih Kegiatan pengisian
air bersih yang harus segera dilakukan ini juga akan membantu mempercepat proses pembentukan
bakteri dan ini sangat disarankan.
4.5 Pengecekan Effluent

Pengecekan effluent dilakukan secara manual (visual dan penciuman). Jika hasil effluent keruh dan
berbau, kemungkinan besar terjadi kegagalan sistem. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk segera
menghubungi AMANAID.

5 Petunjuk Teknis

Informasi berikut adalah beberapa hal yang dapat mengganggu kinerja sistem pengolahan limbah,
antara lain :
a. Dilarang membuang koran, popok sekali pakai, pembalut wanita, kondom maupun benda-
benda yang tidak terurai secara alami ke dalam system.
b. Dilarang menggunakan soda api, HCL, alkali, minyak, asam maupun deterjen kimia untuk
pemeliharaan. Hal ini akan membunuh bakteri dan mengganggu kinerja sistem karena tidak
sesuai dengan standar effluent yang diinginkan.
c. Dilarang mematikan atau memutus daya listrik yang digunakan oleh sistem. Hal ini akan
menggangu kinerja blower dan sistem itu sendiri.
d. Hindari pembebanan sistem secara berlebihan. Seperti penggunaan shower, bathtube, kitchen
maupun laundry secara bersamaan pada jam-jam tertentu. Hal ini akan mengurangi kinerja
Page 8 of 12
sistem karena sistem pengolahan limbah ini didesain untuk mengolah limbah dalam jumlah
tertentu selama 24 jam terus menerus.
e. Khusus untuk limbah laundry, disarankan untuk menghindari kegiatan laundry (pencucian)
yang periodik 1 minggu sekali, tetapi dibagi menjadi setiap hari supaya flow di sistem tetap
stabil.
f. Hindari pemakaian deterjen yang berlebihan yang dapat menimbulkan busa yang berlebihan
di dalam sistem. Hal ini terjadi akibat kegiatan pencucian di laundry maupun di kitchen secara
bersamaan dalam periode waktu yang pendek dengan volume yang besar. Namun hal ini
dapat ditanggulangi dengan mengganti deterjen yang umum digunakan dengan bio-
degradable deterjen serta mengatur periode harian kegiatan pencucian.
g. Hindari pembuangan air limbah yang dapat menimbulkan bau terus menerus. Hal ini terjadi
akibat pembuangan air limbah yang banyak mengandung zat-zat kimia ke dalam sistem. Juga
hal lainnnya seperti akibat pembuangan air limbah dengan volume yang besar dalam waktu
bersamaan, instalasi vent dan p-trap tidak ada, serta sistem yang kelebihan beban (tidak
sesuai dengan beban sistem yang sudah ditentukan).
Hal ini akan terjadi terutama di awal-awal instalasi sistem (penggunaan awal), karena sistem
belum bekerja dan berfungsi secara optimal. Jika hal ini terjadi, segeralah menghubungi
AMANAID untuk mendapatkan solusi.

6 Lampiran
 IPAL drawing

7 Garansi & Biaya Maintenance

Garansi penuh untuk sistem dan permesinan selama 1 tahun. Untuk maintenance dapat dikerjakan
langsung oleh engineering dari pihak Owner atau dapat dibuatkan kontrak maintenance dalam
pembicaraan selanjutnya.

Page 9 of 12
8 Dokumentasi

1 set manual operasional sistem akan diserahkan kepada owner setelah project selesai.
Dokument tersebut menyangkut semua informasi yang penting ataupun gambar desain, as built
drawing serta maintenance dari sistem.

Page 10 of 12
GAMBAR BLOWER

Sensor Light Power Light


(Flash)

Low Pressure Sensor

Timer

Main MCB MCB Blower

Filter Blower Piston Air Blower

Low Pressure Sensor

Page 11 of 12
JADWAL PERAWATAN BERKALA IPAL BAOPs
MINGGU
HARI/
SERVICE INTERNAL / BULAN/MONTH KETERANGAN
DAILY
WEEKLY
BAGIAN YANG DIRAWAT/
MAINTENANCE OPERATIONS 1 1 1 3 6 12 24 36
1 PRE TREATMENT SYSTEM
Grasetrap

2 ANAEROB TANK
Cek dan bersihkan scum bila
a. Primery tank C diperlukan
Periksa / kuras scum bila
- Scum p P diperlukan
Cek dan bersihkan pompa
b. Buffer Tank C summersible 2 Minggu Sekali

3 TREATMENT TANK
a. Treatment Tank B P/G
- Diffuser p Cek aerasi
- Media Bakteri p
b. Sedimentation p
c. Effluent tank
- Cek air effluent P Test Lab.

3 Mesin dan Panel


- cek mesin blower p Pembersihan saringan udara

4 AOPs
- Lampu UV C P/G Cek Lampu UV
- OZON GENERATOR C P/G Cek /ganti part ozon
- FILTRASI
Ganti Media Pasir Silica Bila
* Media pasir silica G diperlukan
Backwash tiga hari sekali
secara otomatis atau setiap
saat secara manual bila
* Back wash C diperlukan
Cek periksa keadaan ikan dan
5 Kolam Indikator C tanaman air
bersihkan sampah 2 di kolam

P= PERIKSA
B= BERSIHKAN
G= GANTI

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai