Anda di halaman 1dari 33

WWTP

WASTE WATER TREATMENT PLANT

Waste Water Treatment Plant (WWTP) adalah infrastruktur pengolahan air limbah Melalui
berbagai proses yang bertujuan untuk mengurangi kadar kandungan bahan pencemar dalam
air limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan

RECYCLE WATER BAKU MUTU


• PERUB DKI NO 69 tahun 2013
OIL TRAP + STP tentang (baku mutu air limbah
bagi kegiatan atau usaha)
• PERMENLHK RI No. 68 tahun
Jika air baku
2016 (Baku mutu Air Limbah
kurang
POND Domestik)
• KEPMENKES no 32 tahun 2017 POTENSI AIR LIMBAH
Recycle water (standar baku
mutu Kesehatan lingkungan
WWTP KOMATSU dan persyaratan Kesehatan air
INDONESIA untuk higenie sanitasi)

Jika produksi air


berlebih Sumber Air Limbah PT Komatsu
Indonesia
PT Komatsu dihasilkan dari berbagai plant dan beberapa
DISCHARGE SUNGAI AIR HASIL lokasi lain yaitu Main office, Fabrication Plant, Foundry
KBN CAKUNG PRODUKSI Plant, Assembly Plant, Kantin, Masjid (Air limbah
Domestik)
Gambar Oil Trap Air limbah produksi : Kegiatan Maintenance , Washing
Unit.
Process flow diagram
WWTP

Bar Screen Bak Ekualisasi Bak aerasi 1 Bak aerasi 2 Settling tank 1 Settling tank 2

Distribution tank UF filter Filter bag Zeolit carbon filter Clear water tank Lamella clarifier Bak intermediet
unit WWTP

BAR SCREEN

JENIS SCREEN : Coarse Screen ukuran jarak 50 mm


Berfungsi untuk menyaring dan menyisihkan benda
benda yang terbawa pada inlet
Serta menjaga agar tidak ada benda yang masuk
kedalam unit setelahnya agar IPAL tetap terjaga
unit WWTP

BAK EKUALISASI

VOL : 122,76 m3
Kedalaman : 3.60 m
Waktu tinggal 6 jam
Fungsi : - menghomogenkan parameter Ph suhu dan zat zat pencemar lain
- Meratakan berat aliran serta beban air limbah sebelum masuk ke pengolahan
selanjutnya
unit WWTP

BAK AERASI I & II

- Penambahan oksigen dengan Blower (type blower : Root Blower) Blower off setiap 1 jam sekali
- Menggungakan mikroorganisme jenis bakteri yaitu kemoheterofik (bakteri yang menggunakan
bahan organik sebagai sumber energi)
- Penambahan Bionutrisi KF2807 sebanyak 2 liter dan Bioenzim SF0610 sebanyak 1 liter dilakukan
selama 2 shift
- Terdapat kandungan lumpur aktif
- Dilakukan perhitungan SV30
unit WWTP

BAK SEDIMENTASI

- Berfungsi untuk pemisah solid – liquid 3 zona pada bak sedimentasi


- 1. Zona inlet : mendistribusikan air secara merata pada bak
Didasarkan pada pengendapan secara gravitasi
sedimentasi dan menyebarkan kecepatan aliran dari bak
- Terdapat 2 compartment aerasi
- Penambahan kaporit sebagai disinfektan untuk 2. Zona pengendapan (mengalir secara horizontal tergantung
menghilangkan bakteri pathogen dan menghilangkan besarnya kecepatan pengendapan)
ammonia serta bau pada air 3. Zona lumpur (terdapat lumpur yang menggendap) terdapat
pump
unit WWTP

INTERMEDIATED TANK

- Titik sampling poin sesuai PERGUB Provinsi DKI Jakarta no 69 tahun 2013 izin
pembuangan air limbah ke sungai
- Sampling harian pH , TDS , Suhu
- Air yang berlebih dari hasil produksi recycle akan dialirkan (overflow ke ponds)
- Terdapat pompa untuk mengalirkan air menuju lamella clarifier
unit WWTP LAMELLA CLARIFIER

- Memiliki kemiringan plate settler sebesar 45o


- Penyisihan TSS
- - air dialirkan menuju bagian bawah incline plate lalu perlahan air mengalir ke atas dan
gumpalan flok akan jatuh menempel pada bagian plat dan flok akan mengendap secara
gravitasi menuju dasar tank sedimentasi lamella.
- Penyaluran air dari pond untuk menambah produksi recycle yang sebelumnya telah masuk ke
proses koagulasi flokulasi oleh PAC dan Polimer
unit WWTP CLEAN WATER TANK

Air setelah dari lamella clarifier akan ditampung sementara melalui pompa pada clean water
tank, air pada clean water tank merupakan hasil dari pengolahan air baku yang telah di proses
dan air Pond, pada tahap clean water tank selanjutnya akan diproses lagi pada unit zeolite filter
dan carbon filter untuk menjadi recycle water.
unit WWTP ZEOLITE & CARBON FILTER

- Terdapat 2 tank filter carbon untuk penyaringan atau penjernihan air


- Carbon berbentuk granular yg dapat mereduksi polycylic aromatic hydrocarbon , surfaktan ,
aldehid dan menurunkan kandungan kadar COD (Chemical Oxygen demands)
- Zeolite pada unit WWTP berfungsi untuk menukar ion ion penyebab kesadahan untuk
penyaringan logam berat
unit WWTP FILTER BAG

- Filter bag adalah jenis penyaringan yang memiliki saringan dengan bahan luar berupa stainless
steel anti karat dengan penjepit
- Bahan bag : polypropylene dan nylon monofilament dengan filter 0.5 – 500 mikron
- Tekanan 7 bar
- Ukuran filter bag 17 x 17 inch
- Pergantian bag sebanyak 3 kali sesuai shift dan dicuci
unit WWTP UF FILTER

- Terbuat dari polyvinylidene fluoride (PVDF) dengan Design hollow fiber


- Ukuran membran ultra filtrasi sangat kecil dapat memmisahkan material tersuspensi dengan
ukuran 0,01 mikron – 0,1 mikron
- Proses pemisahan dalam ultrafiltrasi terjadi secara cross flow
unit WWTP DISTRIBUTION TANK

Tanki distribusi adalah tanki terakhir pada pengolahan Waste Water Treatment Plant yang
berfungsi untuk menampung air hasil produksi yang siap untuk penggunaan kembali , tangki
distribusi dapat menampung sebesar 20.000L selanjutnya air akan dipompa dengan pompa
distribusi menuju ground tank untuk selanjutnya dapat disalurkan ke plant dan bagian lain
BAHAN KIMIA PENGOLAH AIR LIMBAH PADA WWTP
PT KOMATSU INDONESIA

1. PAC
- PAC merupakan koagulan anorganik yang tersusun dari makromolekul
dengan kelebihan seperti memiliki tingkat adsropsi kuat , pemberian PAC
sebanyak 1.5 kg per hari .
(alumunium sulfat) atau tawas dapat mengurangi keberadaan BOD dalam
limbah cair. alumunium sulfat dapat mengendap dengan gaya gravitasi

2. Soda ash
Bahan flokulan polimer atau natrium karbonat yang digunakan untuk
mengatur pH dan untuk mempertahankan kondisi alkalin stabil.

3. Kaporit (CaCl2)
Kaporit berfungsi sebagai penurunan kandungan coliform dan
disinfektan ,kaporit mudah larut dalam air.
KUALITAS LIMBAH CAIR HASIL OLAHAN 35
TSS

30

25

1. TSS (Total Suspended Solid) 20

Pengujian TSS dapat dilakukan pada lab MTC dan lab ekternal 15
Nilai tss dapat dilakukan dengan cara gravimeteri
10
- Persiapan air limbah pada sampling point sebanyak 100 ml
- Menimbang berat saringan 0.45 mikron (A) 5

- Disaring menggunakan labu vakum dengan kertas saring ukuran 0.45 mikron (B) 0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des

- Dioven suhu 103 – 105 C hingga diperoleh berat tetap TSS outlet Baku mutu
KUALITAS LIMBAH CAIR HASIL OLAHAN

COD BOD5
120 35

30
100

25
80

20
60

15

40

10

20
5

0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des 0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des
COD baku mutu
BOD5 baku mutu
KUALITAS LIMBAH CAIR HASIL OLAHAN

COD BOD5
120 35

30
100

25
80

20
60

15

40

10

20
5

0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des 0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des
COD baku mutu
BOD5 baku mutu
KUALITAS LIMBAH CAIR HASIL OLAHAN

Minyak dan lemak memiliki sifat tidak larut dalam air dan tidak mudah terdekomposisi oleh
mikroorganisme, pada pengolahan air limbah di PT Komatsu terdapat oil trap untuk memisahkan
kandungan minyak dan lemak sebelum masuk ke proses pengolahan

minyak dan lemak


6

0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des

minyak dan lemak baku mutu


KUALITAS LIMBAH CAIR HASIL OLAHAN

Amoniak bekerja sebanding dengan pH jika pada ph 7 atau kurang ammonia akan mengalami
ionisasi , sebaliknya pada pH lebih dari 7 amonia tidak terionisasi yang bersifat toksik. Pada analisis
data didapatkan data dibawah baku mutu yaitu dibawah 5 mg/L, amoniak tertinggi dihasilkan pada
bulan desember yaitu sebanyak 5 mg/L.
 

Amoniak
6

0
jan feb mar april mei juni juli ags sep okt nov des

amoniak outlet Baku mutu


KUALITAS LIMBAH CAIR HASIL OLAHAN
Mixed Liquor suspended solid adalah campuran antara air limbah dengan biomassa mikroorganisme serta padatan tersuspensi lainya. Jumlah total padatan
tersuspensi yang berupa material organic dan mineral.MLSS diuji pada Lab MTC atau Material Technology Center pada PT Komatsu Indonesia dengan cara
menyaring lumpur campuran dengan kertas saring (filter) kemudian filter dikeringkan pada tempertaur 105 oC dan berat padatan dalam contoh ditimbang,
didapatkan MLSS dengan rumus  

MLSS =
a = Berat kertas sampel kering
b = Berat kertas sampel kering + sampel kering
VS = Volume sampel

Berat kertas saring


Berat kertas saring
Ulangan + sampel kering MLSS
(a)
(b)

1 0,1266 g 0,1903 6.370 mg/l


2 0,1263 g 0,1860 5.970 mg/l
3 0,1269 g 0,1945 6,760 mg/l
4 0,1275 g 0,1901 6.260 mg/l
Rata rata 6.340 mg/l
Sludge treatment process
Sludge merupakan lumpur yang banyak mengandung padatan yang diperoleh dari hasil proses pemisahan padat-cair dari
limbah industri

Limbah buangan berupa


Primary Sludge Secondary sludge SLURRY
Yang dibuang ke pihak ke 3
PD PAL JAYA
*800 ml

endapan padatan endapan mikroba sisa yang


yang ikut mengalir dibuang dari unit instalasi
besama air limbah pengolahan air limbah

Terdapat dua cara menangani limbah Fungsi pengolahan sludge


- Untuk mengurangi kadar polutan dalam air dan lumpur baik secara
• Pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah dapat dimanfaatakan kembali (reuse) kuantitas maupun kualitas
sebagai bahan mentah baru, produk baru, bahan bakar ataupun pupuk. - Mereduksi volume atau berat lumpur
- Penghematan biaya untuk pembuangan atau handling
• Dan pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah semata mata dapat dibuang dalam - Membuat kinerja IPAL lebih efektif
keadaan bebas bahaya pencemaran tanpa usaha mengambil manfaat lansung - Usia IPAL lebih Panjang
MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid)

Terdapat dua cara menangani limbah Fungsi pengolahan sludge


- Untuk mengurangi kadar polutan dalam air dan lumpur baik secara
• Pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah dapat dimanfaatakan kembali (reuse) kuantitas maupun kualitas
sebagai bahan mentah baru, produk baru, bahan bakar ataupun pupuk. - Mereduksi volume atau berat lumpur
- Penghematan biaya untuk pembuangan atau handling
• Dan pemberian perlakuan terhadap limbah agar limbah semata mata dapat dibuang dalam - Membuat kinerja IPAL lebih efektif
keadaan bebas bahaya pencemaran tanpa usaha mengambil manfaat lansung - Usia IPAL lebih Panjang
Perancangan Sludge Drying Bed
Proses pengeringan dan laju pengeringan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu suhu, kelembaban relatif, kadar air lumpur, pembentukan kerak,
kecepatan udara dan zat kimia
Perancangan Sludge Drying Bed

Data perencanaan
Contoh Desain Tebal lumpur 30 cm = 0,3 m
Karakteristik Influen Waktu pengeringan = 7 hari
- Penduduk dilayani = 2.500 jiwa Solid capture = 95%
- Debit influen rata rata = 15 m3 Solid loading = 0,5 kg/m. hari
- BOD5 = 44,83 mg/L Presentasi solid lumpur = 30%
- COD = 186 mg/L Berat jenis = 1,03
- TSS = 126 mg/L Massa solid = 3 kg/hari
- Bakteri Coliform = 176.350 MPN/100ml  
Kriteria Desain digunakan Perhitungan
- Panjang kolam = 4 m Luas bidang pengeringan = A
- Lebar kolam = 2 m A=
  = 6 m2
Perhitungan desain V= A x tebal cake
Menghitung luas lahan dibutuhkan V = 6 m2 x 0,3 m
- Dirancang kedalaman SDB = 1.8 m3
- Ketinggian lumpur = 0.3 m  
- Ketinggian media pasir = 0,10m Dimensi bak
- Ketinggian media kerikil (diameter 100-150) = 0,15m Panjang = 4m
- Ketinggian media kerikil (diameter 200-300mm) = 0,25 m Lebar = 2m
  A= (4x2)m = 8m2
 
Kedalaman Bak
Tinggi cake + tinggi material penyaring + tinggi lebih = 0,3 + 0,5 + = 0.8 m
Kedalaman bak dirancang 1 m dan memiliki freeboard 0,2 m
 
Kelebihan dan kekurangan Sludge Drying Bed

Kelebihan
1. Biaya paling murah
2. Biaya operasional murah
3. Pengoperasian mudah
4. Pengeringan 80 – 90 %
5. Dapat dilakukan dengan sistem batch

Kekurangan :
6. Media pasir harus diganti
7. Waktu pengeringan
Pembuatan kompos

ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Tong bekas (2 buah)
2. Keran
3. pH meter
4. Sarung tangan
5. Gelas ukur
BAHAN
6. EM4 10 ml
7. Pupuk kandang kambing 500 gr
8. Daun kering
9. Sludge 4 liter
10.Sekam bakar
11.Air + molase 1 liter

METODE
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyaring sludge dan dikeringkan selama 2 hari
3. Pembuatan kompos dilakukan dengan keadaan sludge kering
4. Mencampurkan bahan kompos ke dalam tong ( sekam bakar, daun kering, sludge, pupuk kandang, air+ molase )
5. Menutup tong dan biarkan dalam keadaan anaerob
6. Aduk kompos setiap 3 hari sekali
7. Amati perubahan dan memastikan tidak terdapat serangga atau belatung pada kompos
8. Pembuatan selama 2 minggu
9. Pengaplikasian pada tanaman
WWTP
WASTE WATER TREATMENT PLANT
WWTP
WASTE WATER TREATMENT PLANT
Pemanfaatan limbah Sludge

• Analisa derajat keasaman (Ph)


Pada pengomposan nilai pH kompos cenderung turun hal ini menunjukan adanya aktivitas mikroorganisme dan telah terbentuk nya
asam asam organic yang merupakan asam lemah. Kompos bercampur dengan sludge dari IPAL yang bersifat basa karena kandungan
limbah cair domestik
• Analisa perkembangan pembuatan kompos
Pada perlakuan kompos menghasilkan hasil coklat kehitaman dan terlihat daun kering sudah berwarna hitam dari berwarna coklat
yang menunjukan adanya penguraian oleh mikroorganisme, kompos berbau seperti tanah dan tidak berbau busuk
• Analisa pertumbuhan tinggi dan jumlah daun pada tanaman
Pada hasil didapatkan hasil akhir P1 setinggi 21 cm ,P2 setinggi 28 cm dan P3 setinggi 27 cm, pengamatan dengan penambahan
kompos 50% mencapai tinggi maksimum dibanding P1 dan P3 namun tinggi pada tanaman yang tidak menggunakan kompos lebih
pendek dan terlihat tidak cepat tumbuh dari tanaman yang menggunakan kompos.
P2 dan P3 didapatkan hasil 10 jumlah daun dan pada P1 didapatkan 8 pada jumlah daun , yang menandakan pertumbuhan dengan
penambahan kompos lebih unggul dari tanaman yang tidak diberi kompos.
• Analisa Fitoremediasi pada tanaman kangkung terhadap kandungan sludge
rhizodegradasi,phytostabilisasi , phytodegradasi, phytoakumulasi,phytovolatilisasi
SEKIAN ,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai