Anda di halaman 1dari 8

CONTOH UPL-UKL PT.

ALNO AGRO UTAMA - SUMINDO POM

BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Bengkulu Utara merupakan wilayah yang telah mengalami
perkembangan pesat disektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit.
Atas pertimbangan kondisi diatas, mendorong kami, PT. Alno Agro Utama untuk
membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di desa Napal Putih dan diharapkan
keberadaan PKS ini dapat memudahkan penampungan dan pengolahan TBS
disekitar lokasi, penyerapan tenaga kerja, serta turut menumbuh kembangkan
kegiatan perekonomian masyarakat disekitar lokasi pada khususnya dan masyarakat
Bengkulu Utara pada umumnya.
Seiring dengan itu, perkembangan masyarakat dewasa ini menunjukkan
peningkatan daya kritis dan kepedulian terhadap masalah-masalah lingkungan.
Keinginan untuk mendapatkan lingkungan hidup yang bebas masalah pencemaran,
polusi dan banjir, cenderung menempatkan lingkungan sebagai isu pokok dimasa
mendatang.
Pada Triwulan I tahun 2014 ini, Faktor debu dan bau, sebagai jenis
dampak pengangkutan hasil pengolahan industri kelapa sawit dan proses
pengolahan kelapa sawit serta kebisingan dan kualitas air serta hasil sisa dari
pengolahan pabrik kelapa sawit akan menjadi fokus perhatian utama masalah
lingkungan pada tahap ini yang masuk dalam kategori dampak negatif penting.

A. IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan/Pemrakarsa : PT. ALNO AGRO UTAMA
Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas
Alamat Perusahaan :
Kantor Pusat : Wisma HSBC Lantai 3 Jalan Diponegoro
Kav. 11 Medan 20152
- Kantor Bengkulu Utara : Desa Napal Putih Kecamatan Napal
Putih

Kabupaten Bengkulu Utara.


Nomor Telephon : 08117301882 (di Area Pabrik)
Nomor Fax : Medan (061) – 452 0029
Email : sumindosom@gmail.com
Status Permodalan : PMA
Bidang Usaha : Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

: Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup


Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 660.1/019/I/BLH/2009 tahun 2009 perihal
Rekomendasi UKL-UPL Pabrik CPO.
Penanggung jawab : OKTARIANTO

Izin yang terkait dengan


: 1. SK BUPATI Bengkulu Utara NO.

503/0581/B.5/2009 tentang Izin Pengolahan Lahan HGU.


2. SK BUPATI Bengkulu Utara NO. 221 tahun 2009 tentang Izin Usaha Industri Perkebunan.
3. SK BUPATI Bengkulu Utara NO 427 tahun 2011 tentang Izin Pembuangan Limbah Cair ke Sungai
4. SK BUPATI Bengkulu Utara NO 428 tahun 2011 tentang Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3

B. LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN


Lokasi kegiatan berada di Desa Napal Putih, Kecamatan Napal Putih
Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu dan terletak ± 1.200 Meter di Jalan
Kabupaten.
C. DESKRIPSI KEGIATAN
Pada tahap Triwualn I 2014 ini, aktivitas Pabrik Minyak Kelapa Sawit telah
memasuki tahap pasca konstruksi/pengoperasian pabrik.

mbar 1 : Area Kantor dan taman pabrik yang telah ditanami tumbuhan untuk megurangi
polusi udara (Debu).

Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Alno Agro Utama berkapasitas 60 Ton
TBS/Jam. Aktifitas selama masa operasi ini akan meliputi :
C.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit
C.2 Proses Pengolahan Inti Sawit
C.3 Proses Pengangkutan Hasil Pengolahan Kelapa Sawit (CPO dan Kernel)

BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)
DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
A. PELAKSANAAN
A.1. PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)
A.1.1. KUALITAS UDARA
A.1.1.1. Sumber Dampak
- Kualitas udara di pengaruhi dari sumber dampak debu yaitu kegiatan operasional
pabrik dan kegiatan pengangkutan hasil pengolahan kelapa sawit seperti
CPO/Kernel dan bau dari sisa pengolahan kelapa sawit, seperti limbah padat dan
cair
A.1.1.2. Tindakan Pengelolaan Debu/Asap dan Bau
Untuk mencegah dan mengurangi tingkat debu/asap dan bau dilakukan tindakan
- tindakan sebagai berikut ini:
a. Melakukan penyiraman jalan di lokasi padat pemukiman penduduk.
b. Melakukan pengerasan jalan
c. Kapasitas muatan kendaraan di sesuaikan dengan kelas jalan yaitu antara 5-8 Ton.
d. cerobong asap dibuat lebih tinggi dari pabrik dan pemukiman penduduk agar tidak
mencemari daerah pemukiman

Gambar 2: Cerobong pembuangan gas, dibangun lebih tinggi dari pemukiman.


e. Membuat jalur hijau/Taman yang dibangun di sekeliling pabrik untuk menetralisir
debu
Gambar 3 : Penanaman tanaman hijau di area pabrik untuk menetralisir debu.
f. Melakukan penanaman tanaman hijau di area pengolahan IPAL
g. Limbah padat yang berasal dari domistik (rumah tangga) telah ditampung dalam
safety tank
h. Limbah padat berupa cangkang dan serabut digunakan untuk bahan bakar boiler
i. Limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit dimanfaatkan untuk pupuk di
areal perkebunan
Gambar 4 : Aplikasi Tandanan kosong ke lapangan/kebun sawit sudah menghasilkan.
A.1.1.3. Lokasi Pengelolaan
Pembuatan jalur hijau dilakukan di sekeliling pabrik pengolahan
kelapa sawit.
Dampak debu dikelola di jalan angkut yang melintasi pemukiman
penduduk.
A.1.1.4. Periode Pengelolaan
Pengelolaan untuk sumber dampak debu/asap dan bau dilakukan
secara rutin dari tahap konstruksi sampai operasional

A.1.2. KEBISINGAN
A.1.2.1. Sumber Dampak
Kebisingan bersumber dari kegiatan pabrik seperti mesin – mesin
dalam pengolahan kelapa sawit.

A.1.2.2. Tindakan Pengelolaan Kebisingan


a. Menempatkan mesin – mesin pabrik yang memiliki tingkat kebisingan tinggi di
dalam ruangan khusus yang lebih tertutup, seperti mesin Genset, BPV dan turbine
b. Melakukan perawatan/maintenance (service kontrak) terhadap mesin – mesin
c. Melengkapi karyawan umumnya dan khusunya operator mesin dengan APD seperti
earplugg
d. Mengatur jam kerja operator mesin guna mengurangi dampak kebisingan yang dapat
mempengaruhi pendengaran manusia.

A.1.2.3. Lokasi Pengelolaan


Pada tahap operasi ini, pengelolaan dampak kebisingan dilakukan
di area pabrik
A.1.2.4. Periode Pengelolaan
Pada tahap pasca konstruksi dan mulai masuk tahapan pengoperasian pabrik
ini pengendalian sumber kebisingan perlu dilakukan pada setiap hari kerja, untuk
mencegah timbulnya dampak negatif yang bersumber dari kebisingan.
Gambar 05: Genset diletakkan dalam
ruangan khusus

A.1.3. LIMBAH DAN KUALITAS AIR


A.1.3.1. Sumber Dampak
Sumber dampak dari limbah dan kualitas air berasal dari hasil
sisa pengolahan kelapa sawit dan aktivitas cucian pabrik. Limbah terdri dari 2 jenis
yaitu limbah padat dan limbah cair

A.1.3.2. Tindakan Pengelolaan


- Pengelolaan limbah Padat
a. Limbah padat berupa janjangan kosong pada triwulan I 2014 sudah tidak
dilakukan pembakaran dengan incinerator, akan tetapi sudah digunakan sebagai
mulsa/pupuk dengan penyerakkan langsung di lahan perkebunan
b. Limbah padat berupa fibre dan cangkang dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler.
c. limbah padat berupa plastik, kertas dan kaleng minuman dikumpulkan didalam tong sampah
d. Limbah padat berupa besi bekas dan ban bekas dikumpulkan dalam suatu area
terbuka yang telah ditentukan

- Pengelolahan Limbah Cair


a. Hasil sisa pengelolaan kelapa sawit berupa limbah cair dilakukan pengelolaan
dengan membuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAl) yang terdir dari kolam –
kolam sebaga berikut:
1. Kolam cooling Pond (kolam pendinginan) 4. Facultatif
2. Acidification Fond (Kolam Pengasaman) 5. Aerobic Fond
3. Anaerobic Pond

b. b. Air dan Oli bekas perbaikan kendaraan di workshop dialirkan ke oil trap sebelum
air tesebut masuk ke parit
c. Air bekas cucian pabrik dialirkan ke slude pit dan selanjutkan masuk
ke IPAL
d. Air bekas proses claybath dipisahkan dengan parit air hujan dengan membuat pipa
khusus yang dipompakan ke claypit dan selanjutnya dialirkan ke IPAL
e. Perusahaan membuat pipa yang langsung ke bibir sungai untuk menyalurkan air
limbah dari kolam aerobic II

A.1.3.3. Lokasi Pengelolaan


Pengelolaan dilakukan di outlet kolam-kolam limbah PKS dan
sungai sekitar pabrik PT. Alno Agro Utama.

A.1.3.4. Periode Pengelolaan


Pelaksanaan pengelolaan terus dilakukan setiap jam kerja,
pengujian kulaitas air perlu dilakukan setiap 3 bulan sekali.

A.1.4. PENDAPATAN MASYARAKAT


A.14.1. Sumber Dampak
Pendapatan masyarakat bersumber dari upah kerja dan bantuan perusahaan
A.1.4.2. Tindakan Pengelolaan
a. Memberikan pengupahan yang layak pada karyawan pabrik, sesuai dengan upah
minimum regional yang ditetapkan pemerintah untuk Propinsi Bengkulu.
b. Memberikan fasilitas kepada karyawan berupa sarana listrik dan air yang bersumber
dari pabrik
c. Memberikan bantuan kepada masyarakat berupa perbaikan sarana umum seperti mesjid,
sarana olah raga
d. Memberikan bantuan bea siswa kepada masyarakat
e. Memberikan kesempatan kepada masyarkat lokal untuk menjadi vendor/kontraktor

A.1.4.3. Lokasi Pengelolaan


Lokasi pengelolaan dilakukan kepada karyawan perusahaan dan
masyarakat sekitar perusahaan

A.1.4.5. Periode Pengelolaan


Periode pengelolaan dilakukan selama perusahaan beroperasi.

A.2. PELAKSANAAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


A.2.1. KUALITAS UDARA

Pemantauan yang dilakukan untuk kualitas udara antara lain sebagai berikut:
a. Perusahaan melakukan uji emisi setiap semester ( 6 bulan sekali) pada sumber emisi yaitu
boiler dan Genset dan pada Triwulan I ini perusahaan belum melakukan uji emisi udara
dikarenakan pihak perusahaan masih berkordinasi dengan pihak penguji.
b.Pemantauan untuk lingkungan kerja di dalam ruangan seperti bengkel dan di sekitar lingkungan
pabrik serta perumahan karyawan, Perusahaan melakukan uji kadar debu dan ambient setiap
semester dan pada triwulan I ini perusahaan belum melakukan uji emisi udara dikarenakan
pihak perusahaan masih berkordinasi dengan pihak penguji.

c. Selain melakukan itu, pemantauan untuk di sekitar pemukiman penduduk yaitu dengan
melakukan pengamatan secara langsung/visual terhadap debu di jalan yang dilalui kendaraan
dan apabila kadar debu tinggi/tebal, maka perusahaan melakukan penyiraman jalan.

A.2.2. KEBISINGAN

Pemantauan yang dilakukan untuk tingkat kebisingan yaitu Perusahaan melakukan


uji kebisingan setiap semester dan pada tahap triwulan I ini perusahaan belum
melakukan uji emisi udara dikarenakan pihak perusahaan masih berkordinasi dengan pihak
penguji.

A.2.3. KUALITAS AIR.


Pemantauan yang dilakukan untuk kualitas air antara lain sebagai berikut:
a. Perusahaan melakukan analisa uji sample limbah yang diambil dari anaerobi pond I, aerobic
pond II dan sungai kayang setiap 3 bulan sekali di laboratorium BLH – Arga Makmur (
Dokumen 1) dan 1 bulan sekali ke Laboratorium BLH – Provinsi Bengkulu (Dokumen 2 )
b. Perusahaan melakukan analisa PH terhadap semua kolam limbah guna untuk mengetahui
kadar keasaman air/standar air jernih (Dokumen 3)
c. Perusahaan melakukan control terhadap limbah yang masuk dan keluar dari Ipal dengan
melakukan pencatatan limbah yang masuk (inlet) ke IPAl dan limbah yang keluar (outlet)
dari IPAL ke sungai berdasarkan flow meter (Dokumen 4 & 5)
d. Perusahaan melakukan analisa PH air sungai untuk mengontrol kadar keasaman air sungai
yang layak konsumsi
e. Perusahaan membuat kolam pantau terakhir yang diisi dengan ikan sebelum air dialirkan ke
sungai guna mengetahui kualitas air.
B. EVALUASI
Pada tahap triwulan I 2014, perusahaan menyadari ada beberapa hal yang
masih perlu dilakukan evaluasi sebagai berikut:
1) Perusahaan mengalami kesulitan mencari laboratorium yang terakreditasi untuk
menganalisa air limbah
2) Walaupun demikian perusahaan tetap melakukan analisa air limbah ke laboratorium
external/terkait ( laboratorium Universitas Bengkulu dan Laboratorium BLH –
Provinsi Bengkulu) dan melaukan analisa kualitas udara ke HIPERKES/ Universitas
Bengkulu

BAB IV
KESIMPULAN
1. Pengolahan limbah padat berupa janjang kosong digunakan untuk pupuk (mulsa)
dengan melakukan pengangkutan ke lahan dan di serak ke lahan
2. Perusahaan telah memasang alat flow meter guna memantau debit limbah yang
masuk ke IPAL dan keluar dari IPAL
3 Air cucian pabrik dan air sisa claybath telah dipisahkan dari parit hujan dan
dilakukan pengelolaan yaitu dialirkan /masuk ke IPAL
4. perusahaan melakukan pengujian limbah cair ke BLH – Bengkulu Utara setiap 3
bulan sekali dan setiap bulan ke laboratorium BLH – Provinsi Bengkulu
5. Pada tahap ini perusahan telah melakukan uji analisa kualitas udara, kebisingan dan
kepada Universitas Bengkulu dan hasilnya pada umumnya masih di bawah NAB
6. Perusahaan telah melakukan kontrak service terhadap sumber dampak kebisingan
dan sumber dampak udara
7. Perusahaan pada tahap ini memberikan bantuan dibidang pendidikan dengan
memberikan program bea siswa kepada masyarakat ( program CSR)
8. Perusahaan sudah tidak menggunak incinerator untuk pengolahan janjang kosong
9. Perusahaan sedang membuat gudang besi/barang bekas yang standar sehingga
apabila hujan tidak mencemari air

Anda mungkin juga menyukai