BAB I
PENDAHULUAN
Kabupaten Bengkulu Utara merupakan wilayah yang telah mengalami
perkembangan pesat disektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit.
Atas pertimbangan kondisi diatas, mendorong kami, PT. Alno Agro Utama untuk
membangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di desa Napal Putih dan diharapkan
keberadaan PKS ini dapat memudahkan penampungan dan pengolahan TBS
disekitar lokasi, penyerapan tenaga kerja, serta turut menumbuh kembangkan
kegiatan perekonomian masyarakat disekitar lokasi pada khususnya dan masyarakat
Bengkulu Utara pada umumnya.
Seiring dengan itu, perkembangan masyarakat dewasa ini menunjukkan
peningkatan daya kritis dan kepedulian terhadap masalah-masalah lingkungan.
Keinginan untuk mendapatkan lingkungan hidup yang bebas masalah pencemaran,
polusi dan banjir, cenderung menempatkan lingkungan sebagai isu pokok dimasa
mendatang.
Pada Triwulan I tahun 2014 ini, Faktor debu dan bau, sebagai jenis
dampak pengangkutan hasil pengolahan industri kelapa sawit dan proses
pengolahan kelapa sawit serta kebisingan dan kualitas air serta hasil sisa dari
pengolahan pabrik kelapa sawit akan menjadi fokus perhatian utama masalah
lingkungan pada tahap ini yang masuk dalam kategori dampak negatif penting.
A. IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan/Pemrakarsa : PT. ALNO AGRO UTAMA
Jenis Badan Hukum : Perseroan Terbatas
Alamat Perusahaan :
Kantor Pusat : Wisma HSBC Lantai 3 Jalan Diponegoro
Kav. 11 Medan 20152
- Kantor Bengkulu Utara : Desa Napal Putih Kecamatan Napal
Putih
mbar 1 : Area Kantor dan taman pabrik yang telah ditanami tumbuhan untuk megurangi
polusi udara (Debu).
Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Alno Agro Utama berkapasitas 60 Ton
TBS/Jam. Aktifitas selama masa operasi ini akan meliputi :
C.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit
C.2 Proses Pengolahan Inti Sawit
C.3 Proses Pengangkutan Hasil Pengolahan Kelapa Sawit (CPO dan Kernel)
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)
DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)
A. PELAKSANAAN
A.1. PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)
A.1.1. KUALITAS UDARA
A.1.1.1. Sumber Dampak
- Kualitas udara di pengaruhi dari sumber dampak debu yaitu kegiatan operasional
pabrik dan kegiatan pengangkutan hasil pengolahan kelapa sawit seperti
CPO/Kernel dan bau dari sisa pengolahan kelapa sawit, seperti limbah padat dan
cair
A.1.1.2. Tindakan Pengelolaan Debu/Asap dan Bau
Untuk mencegah dan mengurangi tingkat debu/asap dan bau dilakukan tindakan
- tindakan sebagai berikut ini:
a. Melakukan penyiraman jalan di lokasi padat pemukiman penduduk.
b. Melakukan pengerasan jalan
c. Kapasitas muatan kendaraan di sesuaikan dengan kelas jalan yaitu antara 5-8 Ton.
d. cerobong asap dibuat lebih tinggi dari pabrik dan pemukiman penduduk agar tidak
mencemari daerah pemukiman
A.1.2. KEBISINGAN
A.1.2.1. Sumber Dampak
Kebisingan bersumber dari kegiatan pabrik seperti mesin – mesin
dalam pengolahan kelapa sawit.
b. b. Air dan Oli bekas perbaikan kendaraan di workshop dialirkan ke oil trap sebelum
air tesebut masuk ke parit
c. Air bekas cucian pabrik dialirkan ke slude pit dan selanjutkan masuk
ke IPAL
d. Air bekas proses claybath dipisahkan dengan parit air hujan dengan membuat pipa
khusus yang dipompakan ke claypit dan selanjutnya dialirkan ke IPAL
e. Perusahaan membuat pipa yang langsung ke bibir sungai untuk menyalurkan air
limbah dari kolam aerobic II
Pemantauan yang dilakukan untuk kualitas udara antara lain sebagai berikut:
a. Perusahaan melakukan uji emisi setiap semester ( 6 bulan sekali) pada sumber emisi yaitu
boiler dan Genset dan pada Triwulan I ini perusahaan belum melakukan uji emisi udara
dikarenakan pihak perusahaan masih berkordinasi dengan pihak penguji.
b.Pemantauan untuk lingkungan kerja di dalam ruangan seperti bengkel dan di sekitar lingkungan
pabrik serta perumahan karyawan, Perusahaan melakukan uji kadar debu dan ambient setiap
semester dan pada triwulan I ini perusahaan belum melakukan uji emisi udara dikarenakan
pihak perusahaan masih berkordinasi dengan pihak penguji.
c. Selain melakukan itu, pemantauan untuk di sekitar pemukiman penduduk yaitu dengan
melakukan pengamatan secara langsung/visual terhadap debu di jalan yang dilalui kendaraan
dan apabila kadar debu tinggi/tebal, maka perusahaan melakukan penyiraman jalan.
A.2.2. KEBISINGAN
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pengolahan limbah padat berupa janjang kosong digunakan untuk pupuk (mulsa)
dengan melakukan pengangkutan ke lahan dan di serak ke lahan
2. Perusahaan telah memasang alat flow meter guna memantau debit limbah yang
masuk ke IPAL dan keluar dari IPAL
3 Air cucian pabrik dan air sisa claybath telah dipisahkan dari parit hujan dan
dilakukan pengelolaan yaitu dialirkan /masuk ke IPAL
4. perusahaan melakukan pengujian limbah cair ke BLH – Bengkulu Utara setiap 3
bulan sekali dan setiap bulan ke laboratorium BLH – Provinsi Bengkulu
5. Pada tahap ini perusahan telah melakukan uji analisa kualitas udara, kebisingan dan
kepada Universitas Bengkulu dan hasilnya pada umumnya masih di bawah NAB
6. Perusahaan telah melakukan kontrak service terhadap sumber dampak kebisingan
dan sumber dampak udara
7. Perusahaan pada tahap ini memberikan bantuan dibidang pendidikan dengan
memberikan program bea siswa kepada masyarakat ( program CSR)
8. Perusahaan sudah tidak menggunak incinerator untuk pengolahan janjang kosong
9. Perusahaan sedang membuat gudang besi/barang bekas yang standar sehingga
apabila hujan tidak mencemari air