PENDAHULUAN
1.3 Produksi
Produk utama dari PT. PIM adalah Urea.
Produksi samping yang dihasilkan oleh PT. Pupuk Iskandar Muda terdiri dari
Oksigen, Nitrogen, 2 cair, dan dry ice (Solid Carbon Dioxide).
1.4 Pemasaran
1.4.1 Dalam Negeri
Sesuai kebijakan pemerintah dalam rangka ketahanan pangan, PT. Pupuk Iskandar
Muda sebagai salah satu anggota Holding pupuk, memriritaskan pemasaran pupuk urea
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Berdasarkan keputusan Menteri Perdagangan RI Nomor 03/M-DAG/PER/2/2006
tanggal 14 juli 2006 dan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor
505/Kepts/SR.130/12/2005 tanggal 26 Desember 2005, wilayah atau area pemasaran
pupuk urea bersubsidi yang di produksi oleh PT. Pupuk Iskandar Muda mencakup seluruh
Kabupaten/Kotamadya yang terdapat di seluruh Provinsi Aceh.
Wilayah pemasaran untuk sector pangan adalah sebagai berikut:
1.1 Daerah pemasaran di Provinsi Aceh mencakup diseluruh kabupaten.
1.2 Daerah pemasaran di Provinsi Sumatera Utara.
Setelah kebutuhan pupuk urea bersubsidi terpenuhi, sisanya dipasarkan ke sector
perkebunan dan industri yang tersebar di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, Bangka/Belitung, dan Provinsi Kalimantan
Tengah.
1.4.2 Luar Negeri
Dalam kondisi tertentu, apabila kebutuhan pupuk urea dalam negeri sudah
terpenuhi, kelebihan produk urea tersebut dapat di ekspor atas izin khusus dari
Pemerintah. Negara tujuan penjualan ekspor adalah Vietnam, Taiwan, Myanmar,
Thailand, Philipina, Malaysia, dan Singapore.
1.5 Kepedulian Lingkungan
PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki Komitmen yang sangat kuat bahwa
pengendalian limbah pabrik, baik limbah cair, padat, gas maupun debu merupakan aspek
yang harus dipriositaskan pengelolaannya. Upaya pengendalian lingkungan yang
dilakukan dengan cara mencegah terjadinya pencemaran lingkungan seminimal mungkin.
Pengendalian limbah dilakukan dengan proses proses stripping, scrubber,
recovery, aerasi, dan netralisasi.
Pemanfaatan gas buang (purge gas), sehingga di hasilkan H murni dengan
system Hydrogen Recovery Unit.
Pemanfaatan Condensate, sehingga dihasilkan condensate yang tidak
mengandung amoniak dengan system stripping.
Penyerapan gas amoniak, sehingga dapat mencegah terjadinya pencemaran
udara dengan sistem scrubber.
Pengelolaan limbah cair dengan system aerasi dan netralisasi, sehingga
limbah cair yang dibuang ke media lingkungan, memenuhi mutu baku dan
tidak mencemari limgkungan.
Pemasangan silencer (peredam) pada alat mesin, sehingga kebisingan yang
di timbulkan dapat dikurangi.
Penyerapan debu urea dengan dust recovery system, sehingga dapat
mengurangi pencemaran debu urea.
PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) mempunyai dua area produksi yaitu PIM I (1984)
sudah mulai beroperasi dan PIM II (2005), keduanya memiliki unit-unit produksi yang
sama tetapi proses produksi yang berbeda, kemudian dibawah ini adalah uraian unit-unit
yang sejauh ini berproduksi dan tidak berproduksi pabrik PIM I dan PIM II
PIM I
Unit Utility I (Berproduksi)
Unit Ammonia I (Tidak Berproduksi)
Unit Urea I (Berproduksi)
PIM II
Unit Utility II (Berproduksi)
Unit Ammonia II (Berproduksi)
Unit Urea II (Tidak Berproduksi)
Selain unit-unit diatas, pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda ini juga dilengkapi
dengan unit pelabuhan dan unit penunjang produksi.
Produk utama yang di hasilkan dan dipasarkan melalui kapal dalam bentuk curah
dan melalui truk dalam bentuk urea kantong. Sedangkan produk sampingan dipasarkan
melalui truk dalam bentuk tabung atau container yang lebih besar.
Dari uraian area produksi PIM I dan PIM II diatas penulis hanya ingin menjelaskan
beberapa bagian contoh proses produksi, yaitu: unit utility I, unit urea I, dan unit Ammonia
II.
Proses produksi pengolahan bahan baku menjadi pupuk urea di PT. Pupuk
Iskandar Muda dibagi menjadi tiga unit, yaitu:
1. Unit Utility
2. Unit Ammonia
3. Unit Urea
Air ini dipompa dengan laju air normalnya sekitar 700-800 ton/jam pada tekanan
maksimum 2 kg/cmG. Pada fasilitas water intake terdapat 3 buah pompa, dimana setiap
pompa memiliki kapasitas 1.250 ton/jam.
Fasilitas water intake dilengkapi dengan:
1. Water intake channel, merupakan suatu kolam yang disekat sehingga
berbentuk channel. Water intake channel dilengkapi dengan bar screen yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda kasar terapung yang mungkin ada
ditempat penyadapan terutama di bangunan sadap sungai, agar tidak
mengganggu proses pengolahan air berikutnya.
2. Intake pond, merupakan suatu kolam dengan ukuran 27,9 x 7.6 m yang
berfungsi untuk menampung air yang telah disadap dari sumber dan digunakan
sebagai bahan baku. Air tersebut di alirkan ke settling basin dengan
menggunakan pompa.
3. Settling basin, berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kasar secara
gravitasi dan mengatur aliran yang akan ditransmisikan.
4. Channel dan secara bergantian sebuah channel dibersihkan dan diambil
lumpurnya.
Air yang berasal dari area Water facility kemudian dialirkan kedalam instalasi
pengolahan air di PT. PIM dengan laju air 1.650 ton/jam.
CO + HO HC3
HC3 + aMDEA (aMDEA)(HC03)
Gas masuk ke absorber dari bagian bawah dan larutan aMDEA dari bagian atas
sehingga terjadi kontak langsung. Larutan yang telah mengikat CO diregenerasi di
Stripper (61-202-E). Selain mengikat CO, larutan aMDEA juga mampu mengikat
hydrogen sulfide sehingga produk CO hasil regenerasi di CPU tidak dapat digunakan
sebagai produk samping.
Primary Reformer terdiri dari dua seksi, yaitu seksi radiasi dan seksi konveksi.
Pada seksi radian merupakan ruang pembakaran dimana terdapat tube katalis dan burner.
Tekanan dijaga pada kondisi vakum dengan Induct Draft Fan (61-101-BJ1T) yaitu
sebesar -7 mmHOsupaya perpindahan panas lebih efektif dan api tidak keluar.
Sedangkan udara pembakaran untuk burner disuplai oleh Force Draft Fant (61-101-
BJ2T). Seksi konveksi merupakan ruang pemanfaatan panas dari gas buang hasil
pembakaran di radian oleh beberapa coil, yaitu:
a. Mix Feed Coil (61-101-BCX)
b. Proses Air Preheat Coil (61-101-BCA)
c. HP Steam Super Heat Coil (61-101-BCSI)
d. HP Steam Super Heat (61-101-BCS2)
e. Feed Gas Preheat Coil (61-101-BCF)
f. BFW Preheat Coil (61-101-BCB)
g. Burner Fuel Heater (61-101-BCP)
h. Combution Air Preheat Coil (61-101-BLI)
2.2.2.2 Secondary Reformer
Untuk menyempurnakan reaksi reforming yang terjadi di Primary Reformer (61-
101-B), gas dialirkan ke Secondary Reformer (61-103-D) yang juga berfungsi untuk
membentuk gas H, CO, dan CO. Aliran gas ini dicampurkan dengan aliran udara dari
Air Compressor (61-101-J) yang mengandung O dan N. Gas, steam dan udara mengalir
kebawah melalui suatu unggun yang berisi katalis nikel (ICI-14-1) sehingga
mengakibatkan temperature gas sebelum masuk katalis bertambah tinggi, reaksinya
adalah sebagi berikut:
2H + O 2HO + Q
C4 + HO CO + 3H - Q
CO + HO CO + H + Q
Secondary Reformer beroperasi pada temperature 1287C dan tekanan 31
kg/cmG. Panas yang dihasilkan dari reaksi diatas dimanfaatkan oleh Secondary Reformer
Waste Heat Boiler (61-101-C) dan High Preasure Steam Superheater (61-102-C) sebagai
pembangkit steam (boiler feed water). Gas yang keluar dari Secondary Reformer setelah
didinginkan oleh dua buah waste heat exchanger tersebut temperaturnya menjadi 371c.
CO yang telah terlucuti mengalir ke atas melalui bagian direct contact cooler
yang dilengkapi tray untuk didinginkan menggunakan air yang disirkulasikan dari pompa,
sehingga temperature CO di top stripper menjadi 40C. Fungsi tray di direct contact
cooler adalah untuk memperluas area kontak Antara fluida sehingga didapatkan hasil yang
optimum.
2.2.3.2 Methanator
Funsi dari Methanator (61-106-D) adalah untuk merubah gas CO dan CO yang
masih lolos dari main CO Removal menjadi C4 yang bersifat tidak bereaksi.
Methanator merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis nikel terkalsinasi. Reaksi
yang terjadi adalah:
CO + 3H C4 + HO + Q
CO + 4H C4 + 2HO + Q
Methanator beroperasi pada tekanan 26,7 kg/cmG dan temperature 330C.
Karena panas yang dihasilkan dari reaksi ini, maka temperature gas sintesa naik menjadi
366C. Setiap 1% CO yang bereaksi di Methanator memberikan kenaikkan temperature
sebesar 71C, sedangkan 1% CO menaikkan temperature sebesar 61C. Oleh karena itu,
kandungan Co dan CO dalam gas yang masuk ke Methanator dibatasi maksimal 0,5%
agar tidak terjadi overheating akibat reaksi eksotermis yang terlalu besar. Gas sintesa yang
keluar dari methanator mempunyai batasan kandungan CO dan CO maksimum 10 ppm.
Reactor ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu ruang katalis
atau ruang konversi dan ruang penukar panas (heat exchanger). Reaksi yang terjadi pada
ammonia converter adalah sebagai berikut:
N + 3H 2N3 + Q
Ammonia converter menggunakan katalis Fe (Promoted Iron) dan di operasikan
pada temperature 480C dan tekanan 150 kg/cmG.
Aliran tail gas yang meninggalkan shell side dari HP prisma separator di letdown,
kemudian mengalir ke LP prisma separator (61-103-LL2A-2B-2D-2E-2F) untuk proses
pemisahan selanjutnya. Permeate dari LP prisma separator ini merupakan produk low
pressure permeate dan dikirim ke up stream methanator effluent cooler (61-115-C)
dengan tekanan 31 kg/cmG. Tail gas kemudian meninggalkan shell side LP prisma
separator dengan kondisi minim hydrogen dan gas non-pearmaete. Gas non-premeate
terdiri dari inert gas methane dan argon yang dibuang dari ammonia synthesis loop, dan
digunakan sebagai bahan bakar di primary reformer.
Produk steam SX yang dihasilkan sebesar 211 ton/jam digunakan untuk penggerak
turbin Air Compressor (61-101-JT) sebesar 80 ton/jam dan penggerak turbin Syngas
Compressor (61-103-JT), selebihnya diturunkan tekanannya menjadi steam SH. Exhaust
dari steam tersebut adalah steam SH bertekanan 42,2 kg/cmG dan temperature 510C,
digunakan untuk mengerakkan turbinturbin yang lain, yaitu:
1. Turbin Refrigerant Compressor (61-105-JT) sebesar 21 ton/jam.
2. Turbin Feed Gas Compressor (61-102-JT) sebesar 8,84 ton/jam.
3. Turbin BFW Pump (61-104-JT) sebesar 17,4 ton/jam.
4. Turbin ID Fan (61-101-BJ1T) sebesar 8,17 ton/jam.
5. Turbin RC Lube Oil Pump (61-105-JLOT) sebesar 0,55 ton/jam.
6. Turbin Air Compressor (61-101-JT) sebesar 2,3 ton/jam.
Pemakaian terbesar steam SH adalah untuk steam proses di primary reformer yaitu
sebesar 81 ton/jam dan sekitar 30 ton/jam diimpor ke unit urea. Steam SH dari letdown
turbin-turbin diatas menghasilkan steam SL bertekanan 3,5 kg/cmG dan temperature
219C, digunakan sebagai media pemanas di reboiler, sebagai steam bubling/stripping
deaerator dan sebagai steam ejector. Kondensat steam dari boiler dikirim kembali ke
deaerator sebagai air umpan boiler. Sedangkan condensing steam SX dari turbin dikirim
ke surface condenser (61-101-JC) untuk di kondensasikan dengan air pendingin,
kemudian dikirim ke off side sebesar 54 ton/jam dan sebagian kecil digunakan sebagai
make up jaket water, make up aMDEA system dan sebagai pelarut bahan-bahan kimia.