Skripsi
Oleh:
Cici Wahyuni
1410024427029
1
2
NPM : 1410024427029
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
ABSTRAK
Abstract
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas
berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi sesuai
waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman modern saat Skripsi
berjudul “ Analisis Geometri Jalan Tambang Pada Penambangan Batubara Pit
Central Timur di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa Batu Tanjung
Kec. Talawi Kota Sawahlunto ”.
Penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
6.1 Kesimpulan..................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
10
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Jalan Lurus Aktual PT. AIC Jaya ............................................ 39
Tabel 4.2 Data Jalan Tikungan Aktuan PT. AIC Jaya ..................................... 40
Tabel 4.3 Data Pengukuran Kemiringan Jalan Grade PT. AIC Jaya ............... 41
Tabel 4.4 Data Pengukuran Cross Slope PT. AIC Jaya ................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
modal dan padat resiko. Padat modal tersebut diartikan dngan pertambangan
dilakukan dengan menekan biaya atau ongkos produksi yang sekecil-kecilnya dan
ditekan tersebut tidak mengabaikan faktor keamanan. (M. Fairus 2017. Hal. 25)
lokasi rencana kerja dan peralatan mekanis yang akan digunakan dalam
penambangan. geometri jalan yang sesuai dengan persyaratan dan dimensi alat
angkut serta daya dukung tanah yang mampu menopang beban alat angkut yang
Selain itu belum adanya saluran penirisan di tepi jalan angkut tambang
mengakibatkan badan jalan angkut tambang tergenang air pada saat hujan,
sehingga alat angkut tidak dapat beroperasi karena kondisi jalan yang licin dan
jika terus beroperasi akan merusak badan jalan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
saluran penirisan di tepi jalan angkut demi keamanan dan kelancaran operasi
dengan memperkirakan kemampuan produksi alat tersebut. Oleh sebab itu dalam
Jalan angkut yang baik tentunya dapat mendukung kinerja alat angkut yang
melaluinya. Oleh karena itu, jalan tambang perlu mendapat perhatian khusus
agar dapat menunjang kinerja peralatan mekanis. Pada jalan tambang sering
permukaan jalan tidak mulus. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi
geometri jalan dan daya dukung tanah pada jalan tambang yang belum
satunya adalah Di PT. Allied Indo Coal Jaya telah melakukan kegiatan
dump truck sebagai alat angkut. Salah satu kegiatan penambangan yang
jalan angkut (hauling) yang sempit, tanjakan yang terlalu tinggi, kemiringan
jalan dan sebagainya dan masalah yang dialami pada PT. Allied Indo Coal
Jaya ini yaitu jalan yang terlalu sempit dan sering mengalami ganguan pada
alat muat dump truck. Dengan adanya permasalahan tersebut maka analisis
batubara di PT. Allied Indo Coal Jaya ke disposal. Pengambilan data yang
kemiringan jalan, tinggi tanjakan pada jalan dan aspek pendukung kegiatan
geometri jalan yang akan dibuat maka perlu diketahui spesifikasi alat
angkut yang akan digunakan. Jalan yang baik akan mendukung terpenuhinya
target produksi yang diinginkan agar dapat meningkatkan nilai efesiensi dan
16
penambangan.
diperlukan evalusi mengenai kondisi geometri jalan angkut (hauling) dari front
penambangan ke disposal.
berikut:
1. Bagaimana lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan di PT. Allied Indo
Coal Jaya?
1. Menentukan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada
Coal Jaya.
dapat diperoleh:
2. Bagi Penulis
18
sesuai standar acuan yang benar dengan mengunakan metode yang ada.
Juga sangat bermanfaat bagi penulis jika saat nanti penulis dapat berkerja
dilapangan.
3. Bagi Perusahaan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap jalan angkut yang
terhadap kegiatan loading pada alat muat (excavator) dan alat angkut
b. Alat angkut dapat melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kerja sama antara Allied Queesland Coalfleds ( AQS) limited. Dari australia
dengan PT. Mitra abadi sakti (PT. MAS) dari indonesia dengan komposisi
saham masing- masing 80% saham dan 20%. Pada tahun 1992 yang
lanjutkan oleh PT.AIC dalam tahun 1985 dan 1998 stelah kegiatan ekplorasi
selesai dilaksanakan, maka PT. AIC melakukan tambang terbuka yang bekerja
sama dengan devisi alat berat PT. United traktor dalam pegembangan peralatan
(KP) bekerja sama dengan kontrkator PT. Pama Persada Nusantara hingga
tahun 1996 .
Namun pada tahun 2008 PT. Allied Indo Coal Jaya (PT. AICJ) yang
Secara geografis wilayah IUP PT. Allied indo coal jaya berada pada
3. Sebelah Selatan :
PT. Allied indo coal jaya dari ibu kota sawahlunto dapat di tempuh dengan
sturtur geologi berupa patahan atau sesar yang sangat mempengaruhi pola
Akibatnya terjadi tarikan yang membatasi oleh sistem sesar normal berarah
darah pengundakan mengiri antara sesar setangkai dan sesar silungkang yaitu
kompresi yang ditandai oleh terbentuknya sesar naik dan lipatan (sesar
hingga kuater. tidak demikian halnya dengan bagian sebelah barat. pada
2.1.4 Stratigrafi
Berdasarkan peta geologi lembak solok sumatera barat oleh P.H Silitonga
muda ke tua terdiri dari satuan aluvial (kuater) dan satuan batulanau, batubara,
dan lempung sebagai matrik. Stratigrafi cekungan omblin yang terdiri dari
satuan batu lanau, batubara, batu pasir dan breksi termasuk dalam angota
lereng berkisar antara 5˚ sampai 30˚, yang dikontrol oleh litologi berupa rijang,
meta gamping, lava, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung, serta stuktur
sudut kemiringan lereng berkisar antara 0˚sampai 4˚. dengan litologi batu pasir,
Ketingian bukit berkisar antara 140m hingga 300 m dari permukaan laut
(dpl). puncak tertinggi lereng timur berupa bukit kapur dengan ketinggian 300
Pada umunya sungai yang mengalir pada darah penelitian berada pada
berbentuk “U”. secara umum pola aliran diwilayah ini dapat dikategorikan
sebagai sistim pola aliran sub paralel. Kenaikan permukaan air sungai pada
yang relatif lebih tinggi dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya.
terwujud dalam konsep dan program kerja sistematis dalam bentuk perlindungan
Lingkungan Hidup.
golongan, yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah dan tambang bawah air.
udara luar.
Pemilihan metoda yang cocok dipilih berdasarkan pada metoda yang dapat
memberikan keuntungan yang terbesar dan bukan pada kedalaman yang dangkal
mineral atau endapan bahan galian tersebut tidak dapat diperbaharui (Non
Renewable Resources).
posisi jalan angkut, posisi disposal (dumping area), stockpile, stock top soil.
diketahui apakah alat berat bekerja dengan optimal atau tidak. Selain itu
dilakukan juga survey terhadap sarana tambang yang baru dibuat seperti
jalan tambang.
Top Soil).
kelak dapat dipakai untuk reklamasi bekas tambang. Pembuatan ini bisa
4. Penggalian.
5. Pemuatan (loading).
6. Pengangkutan (hauling).
penimbunan Overburden(disposal).
adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan pertambangan dan berada
di area pertambangan atau area proyek yang terdiri atas jalan penunjang dan jalan
tambang. Jalan Tambang/ Produksi adalah jalan yang terdapat pada area
pertambangan dan/atau area proyek yang digunakan dan dilalui oleh alat
pertambangan.
30
umumnya, yaitu lebar jalan angkut, kemiringan jalan dan sebagainya. Alat
angkut atau truck tambang umumnya berdimensi lebih besar, panjang dan
lebar dibanding dengan alat angkut dijalan raya, oleh karena itu geometri
jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar alat angkut
penambangan dan juga jalan angkut merupakan bagian dari perencanaan yang
lebih ditekankan pada rencana bentuk fisik jalan sehingga bisa memenuhi
fungsi dasar jalan tambang, karena tujuan dari perencanaan geometri jalan
bentuk ukuran, ruang jalan yang baik, dan memberikan rasa nyaman kepada
alat yang melintas diatasnya dan pengemudi dump truck. (ady winarko 2014
pada hal 2) Geometri jalan angkut yang harus memperhatikan hal sebagai
berikut:
maka semakin aman dan lancar lalu lintas pengangkutan. Umumnya jalan angkut
pada tambang dibuat untuk jalur tunggal dengan satu arah atau dua arah. Untuk
31
menghitung lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua macam yaitu lebar jalan
angkut lurus dan lebar jalan angkut untuk belokan (tikungan). Penentuan lebar
jalan angkut lurus dan lebar jalan angkut belokan dalam perhitungan berbeda,
Penentuan lebar jalan minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of
Highway And Transportation Officials) (1990) yaitu jumlah jalur kali lebar
dump truck ditambah setengah lebar truck untuk tepi kiri, kanan jalan dan jarak
antara dua dump truck yang sedang bersilangan lebar jalan minimum yang
dipakai sebagai jalur ganda atau lebih pada jalan lurus adalah sebagai berikut:
( )
Lm = n Wt + (n + 1) 1 Wt ...............................................(1.1)
2
dengan:
n = jumlah jalur
Tanggul pengaman
Parit
1/2 Wt Wt 1/2 Wt Wt 1/2 Wt
Lebar jalan
dengan keadaan jalan lurus, karena pada belokan terjadi pelebaran jalan yang
rencana pelebaran jalan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Wmin = 2 (U + Fa + Fb + Z) + C …………………………(2.1)
Z = (U + Fa + Fb) / 2
dengan:
n = Jumlah jalur.
Fa
U Fb
Fa W
U
Fb
meter atau 1 feet secara vertikal dalam jarak horizontal 100 meter atau 100 feet.
h
Grade( ) = 100% ..........................................................(2.4)
x
dengan:
A
x
angkut khususnya dump truck, yaitu 8%. Sedangkan untuk jalan naik maupun
jalan turun pada daerah perbukitan lebih aman kemiringan jalan maksimum
8%.
c. superelavasi
dilapangan maka harus memprhitungkan nilai kecepatan (v), jari-jari belokan (r)
𝑣²
𝑒+𝑓 ......................................................................(2.5)
15 R
dengan:
e = superelavasi
R = Jari-jari belokan
pada geometri jalan yaitu pada lebar jalan dan kemiringan memanjang(grade)
jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan geometri jalan
yaitu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front
pengukuran jarak, lebar, dan kemiringan jalan dan aspek pendukung kegiatan
penelitian yang didapatkan bahwa lebar jalan angkut untukkeadaan lurus yaitu 5
sebesar 1 m dan kemiringan memanjang pada STA 9 –10 yaitu mencapai 30,48%
kerusakan di badan jalan seperti, jalan berlubang dan permukaan jalan tidak
mulus. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi geometri jalan dan daya
dukung tanah pada jalan tambang yang belum memenuhi standar,sehingga perlu
dengan jalan 3720 meter di Pit Tutupan Highwall PT Pama persada Nusantara
jalan yang memiliki data jumlah alat angkut dan jumlah fleet paling banyak, serta
data kecepatan alat angkut paling rendah. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah dengan menganalisis geometri jalan, daya dukung tanah jalan
daya dukung tanah aktual jalan (CBR subgrade dan rolling resistance). Kemudian
meter, grade maksimal 8%, superelevasi 8% dan cross slope 2 - 4%. Daya dukung
tanahjalan diperoleh CBR ideal 40% dan rolling resistance 65 lb/ton (3,25%).
Dapat diketahui bahwa jalan dalam kondisi paling rusak adalahjalan Cadillac
Kemudian membandingkan travel speed alat angkut kondisi jalan aktual dan
kondisi simulasi pada jalan Cadillac, dandidapat selisih waktu tempuh sebesar
0.67 - 1.31 menit. Tidak terlalu menjadi masalah jika alat angkut harus kehilangan
dan water spraying. Namunjika jalan Cadillac dalam kondisi rusak parah,
(claystone).
pernah lepas dariinteraksi antara jalan angkut dan alat angkut itu sendiri. Geometri
jalan angkut di Pit Seam 11 PT.Kitadin TDM belum memenuhi syarat jalan
angkut tambang yang baik. Selain itu tidak ada saluranpenirisan di tepi jalan
pada saat hujan. Oleh karena itu di lakukan pengkajian terhadap geometri jalan
angkut dan perencanaan pembutan saluran penirisan di tepi jalan angkut di Pit
secara teknis kondisi jalan angkut tambang di Pit Seam 11 Selatan dan
merencanakan dimensi saluran penirisan jalan yang akan digunakan di tepi jalan
angkuttambang.
diperoleh lebar jalan angkut minimum untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu
21,35 m dan pada jalan tikungan yaitu26,21 m. kemiringan pada tikungan adalah
1,04 m. Cross slope sebesar 42,7 cm. Grade jalan yang mampu di atasi oleh HD -
menggunakan rumus Manning, setelah analisis data curah hujan tahun 2004-2008
39
dengan curah hujan harian sebesar 85,22 mm/hari, dan perolehan daerah
produksi alat angkut batubara.Lebar jalan angkut batubaraLebar jalan angkut pada
Perbaikan jalan lurus jalan tikungan secara teori AASHTO lebar jalan
pada jalan lurus adalah 8,592 meter, dan lebar jalan lurus yang belum memenuhi
menikung adalah 0,23 m.Cross slopesesuai dengan lebar jalan yang ada
nilai kemiringan jalan (Grade) yang tersedia adalah 9,7 %, 9,8 %, dan 11,6 %
yang terdiri dari 3 tanjakan. Untuk mengetahui gaya tarik maksimum (Rimpull)
40
yang dapat disediakan oleh mesin pada setiap “Gear” maka seperti pada tahanan
angkut, jadi berdasarkan berat alat angkut Dump Truck Hino 320 FM , jadi total
rolling resistance yang harus diatasi jika alat angkut seberat 20 ton melintas pada
permukaan jalan konstan 2 % adalah 400 kg.Lebar jalan angkut Secara teori
lebar jalan angkut untuk 2 lajur menggunakan Dump Truck Hino FM 320 TI pada
jalan lurus adalah 8.592 m dengan lebar jalan yang ada di lapangan adalah 6,85
meter – 24,08 meter, sedangkan pada jalan tikungan sebesar 13,127 m dengan
produksi, salah satunya yaitu jalan angkut. Jalan angkut memberikan kontribusi
yang besar bagi kelancaran dalam operasi pengangkutan jika geometri jalan
sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan, maka target produksi
Andesit sebesar 45.000 ton/ bulan dapat tercapai. Kondisi lapangan saatini
secara geometri jalan dinilai tidak representatif untuk pergerakan alat angkut
angkutagar dapat dilalui dengan baik oleh Dump Truck Komatsu HD 180 - D
yang melintas adalah 10,5 meteruntuk jalan lurus dan 14 meter untuk jalan
tikungan.
41
m/m sampai 0,091 m/m agar alat angkut bisa melewati tikungan dengan
kecepatanmaksimal. Berdasarkan lebar jalan yang dibuat, cross slope yang harus
dibuat yaitu sebesar 21,877 cmterhadap sisi jalan agar badan jalan tidak
digenangi oleh air. Daya dukung material yang ada dapatdiklasifikasikan dalam
kategori Medium hard rock yang memiliki daya dukung tanah sebesar 80.000
psf. Dimana nilai tersebut dapat menahan beban yang didistribusikan pada
keselamatan kerja pada jalan angkut maka dibuat jarak henti padajalan lurus yaitu
13,599 sampai 15,364 meter dan untuk jarak henti pada tikungan 8 sampai 14
meter.Untuk tanggul pengaman (safety berm) perlu dibuat tingginya yaitu 1,356
Jalan Angkut Dari Front Tambang Batubara Menuju Disposal PT. Allied Indo
Coal Jaya”
1. Input, yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu terdiri:
a. Data Primer:
b. Data Sekunder:
3.) Spesifikasi alat angkut yang digunakan oleh PT. Allied Indo Coal
Jaya
2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pecandraan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat populasi atau daerah tertentu. (Sumandi Suyabrata, 2004). Melalui penelitian
ini deskriptif ini, peneliti nantinya akan memberikan hasil berupa perhitungan
pada jalan lurus, jalan pada tikungan, kemiringan jalan (grade), superelavasi.
penemuan baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang
telah ada.
Coal Jaya secara administratif terletak di Desa Batu Tanjung Kec. Talawi
Kota Sawahlunto.
25 juli 2018.
diteliti yang mempunyai variasi yang berhubungan satu dengan yang lain dalam
45
Batubara Utara Di PT. Allied Indo Coal Jaya Parambahan Desa Batu Tanjung
Kec. Talawi Kota Sawahlunto. Geometri jalan yaitu: lebar jalan lurus, lebar jalan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat secara langsung dari pengamatan di
lapangan yaitu:
a. Data pengukuran lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan.
2. Data Sekunder
a. Peta topografi
c. Spesifikasi alat Dump Truck yang digunakan pada PT. Allied Indo Coal
Jaya (AICJ)
46
lapangan dan arsip dari PT. Allied Indo Coal Jaya (AICJ) serta studi kepustakaan.
dalam pengukuran)
busur.
12)
47
4. Perhitungan (superelavasi)
lunak Sketchup.
48
Identifikasi masalahnya:
1.Lebar jalan yang belum memenuhi standar menjadi kendala dalam pencampaian
target produksi.
3.Tanjakan yang terlalu curam menyebabkan ganguan pada waktu edar alat angkut
Tujuan:
1. Menentukan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada di PT. Allied
2. Menentukan kemiringan jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo Coal Jaya.
3. Menentukan superelavasi terhadap jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo Coal
Jaya.
Pengumpulan Data
A
49
Pengolahan data:
Analisa
Hasil
1. Mendapatkan lebar jalan lurus dan lebar jalan pada tikungan yang ada di PT.
2. Mendapatkan kemiringan jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo Coal Jaya
(AICJ)
3. Mendapatkan Superelavasi terhadap jalan tambang yang ada di PT. Allied Indo
BAB IV
Pada bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang
penambangan batubara menuju area disposal di PT. Allied Indo Coal Jaya.
sebagaiberikut:
1. Pengamatan lebar jalan lurus aktual di lapangan di PT. Allied Indo Coal
Jaya dibagi menjadi 5 segment. Hasil pengukuran jalan lurus aktual dapat
Tabel 4.1
Data Lebar Jalan Lurus Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya .
Lebar jalan
No Segmen
lurus (m)
1 SG-1 3,80 m
2 SG-2 8,80 m
3 SG-3 8,0 m
4 SG-4 7,40 m
5 SG-5 6,80 m
51
ukur untuk menentukan panjang jalan yang terlihat pada gambar 4.1.
2. Pengamatan lebar jalan tikungan aktual PT. Allied Indo Coal Jaya dibagi
Tabel 4.2
Data Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya.
1 T-1 10,20 M
2. T-2 9,60 M
52
Tabel 4.3
Data Pengukuran Kemiringan Jalan/Grade PT. Allied Indo Coal Jaya.
No Tanjakan Grade
1 Tanjakan 1 10°
2 Tanjakan 2 9°
53
4.3.
Tabel 4.4
belokan dapat dilihat dari pengambilan data lapangan terlihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.5
roda ban pada dump truck, yang terlihat pada gambar 4.5.
Transportation Officials) tentang lebar jalan angkut pada keadaan lurus, lebar
sebagai berikut:
(
Lm = n Wt + (n + 1) 1 Wt
2
)
L = ( 2 x 2,500) + {(2+1)x(1⁄2 x 2,500)}
= ( 5,00)+{(3)x 1,250 )}
= ( 5,00)+( 3,75 )
= 8,750 m
Jadi lebar jalan angkut ideal pada PT. Allied Indo Coal Jaya
Lebar jalan ditikungan selalu dibuat lebih besar dari jalan lurus, hal
angkut yang disebabkan sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan
= 1,942 m
W = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C
= 2 x ( 5,827 ) + 1,942
= 13,596 m
Jadi lebar jalan tikungan ideal pada PT. Allied Indo Coal Jaya
𝐷𝑒𝑟𝑗𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
(%) x100%
360°
10°
Segmen 1 = x 100%
360°
= 2,7%
9°
Segmen 2 = x100%
360°
=2,5%
Jadi kemiringan jalan/ grade aktual di PT. Allied Indo Coal Jaya
adalah 10° atau setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan 2,5%.
Diketahui:
V= 40 km/jam
R 1 = 9,70 m
R 2 = 10,20 m
R 3 = 9,50 m
𝑣²
e+f =
15 𝑅
𝑣²
e= –f
15 𝑅
𝑘𝑚
( 40 )²
𝑗𝑎𝑚
Segmen 1 e= 15 (9,70)
− 0,17
= 1600
145,5
− 0,17
= 10,99 − 0,17
= 10,82 𝑚𝑚/𝑚
𝑘𝑚
( 40 )²
𝑗𝑎𝑚
Segmen 2 e = 15 (10,20) − 0,17
= 1600
153
− 0,17
= 10,45 − 0,17
= 10,28 𝑚𝑚/𝑚
𝑘𝑚
( 40 )²
𝑗𝑎𝑚
Segmen 3 e= 15 (9,50)
− 0,17
59
= 1600
142,5
− 0,17
= 11,22 − 0,17
= 11,05 𝑚𝑚/𝑚
5. Jari-jari belokan
𝑊𝑏
R=
sin α
4130 𝑚
R=
sin 30°
4130
= 0,5
= 8,2 𝑚
sebesar 8,2 m.
60
BAB V
disposal mengunakan dump truck pada PT. Allied Indo Coal Jaya yaitu
Hino FM 260 TI JD dari hasil analisa perhitungan data lebar jalan lurus secara
teori AASTHO jalan angkut minimum ideal adalah 8,750 meter, sedangkan
8,0m, segmen 4 sebesar 7,40, dan segmen 5 sebesar 6,80m, maka perlu
Tabel 5.1
Upaya Perbaikan Lebar Jalan Lurus
No Segment (SG) Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 SG-1 3,80 m Dilebarkan 4,950 m
2 SG-2 8,80 m Sudah ideal
3 SG-3 8,0 m 8,750 m Dilebarkan 0,75 m
4 SG-4 7,40 m Dilebarkan 1,35 m
5 SG-5 6,80 m Dilebarkan 1,95 m
61
Untuk analisa lebar jalan angkut pada tikungan, hasil perhitungan lebar
tikungan ideal adalah 13,596 meter, sedangkan lebar aktual jalan dilapang
adalah 9,60 meter sampai dengan 10,20 meter, dari hasil dengan perhitungan
yang berarti jalan angkut batubara masih belum bisa dikatakan memenuhi
batubara pada PT. Allied Indo Coal Jaya berjalan dengan lancar dan
Tabel 5.2
Upaya Perbaikan Pada Jalan Tikungan
No Tikungan Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
grade pada jalan angkut grade PT. Allied Indo Coal Jaya adalah sebesar
10° atau sama dengan 2,7% dan 9° sama dengan 2,5% sedangkan
yang aman untuk jalan naik maupun turun dilalui oleh alat angkut
jalan yang di amati telah ideal karena tidak lebih dari 8%.
62
Tabel 5.3
Grade Aktual PT. Allied Indo Coal Jaya
No Grade (GR) Aktual Ideal (AASTHO) Keterangan
1 GR-1 2,7% Ideal
8%
2 GR-2 2,5% (AASTHO)
2,7 %
2,5 %
4. Analisa (superelavasi).
PT. Allied Indo Coal Jaya hasil perhitungan secara teori maka didapatkan
10,28, dan segmen 3 sebesar 11,05 mm/m pada PT. Allied Indo Coal Jaya
bertujuan untuk mengetahui jari –jari pada tikungan terlihat pada tabel
5.4.
63
Tabel 5.4
Superelavasi
Superelavas
Superelavasi
No Aktual i menurut
(SV)
(Aashto)
1 SV-1 10,82 mm/m
20mm/m-
2 SV-2 10,28 mm/m
40mm/m
5 SV-3 11,05 mm/m
Rancangan lebar jalan lurus ideal 2 dimensi dengan lebar 8.5 meter.
8,750 m
13,596 m
20mm/m – 40mm/m
mm/m
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dan hasil analisis yang telah
1. Lebar jalan angkut secara teori lebar jalan angkut untuk dua jalur
pengukuran, jalan minimum ideal menurut teori dan hasil analisa data,
aktual jalan pada tikungan di lapangan sebesar 9,60 meter sampai 10,20
meter.
2. Kemiringan jalan/grade pada jalan angkut pada PT. Allied Indo Coal
setara dengan 2,7% dan 9° setara dengan 2,5%. Nilai 2,7% dan 2,5%
40mm/m.
6.2 Saran
2. Untuk menghindari waktu tunggu pada saat alat angkut berselisih pada
sebesar 1,35m, dan segmen 5 sebesar 1,59m. untuk kondisi dua jalur.
kondisi 2 jalur.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad rifandi, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Hauling. ”Jurnal Geologi
Pertambangan”.Vol,1 Februari 2016.
Kurniawan Nur Pratomo, dkk. Evaluasi Jalan Angkut dari front Tambang andesit
ke Crusher.”Jurnal Teknik Pertambangan”. Vol 2, No 2, 2016.
Riko Ervil,dkk “Buku panduan Penulisan dan Ujian Skripsi” Sekolah Tinggi
Teknologi Industri (STTIND) Padang. 2013.
Thony Riyanto, dkk. Evaluasi Jalan Tambang Berdasarkan Geometri dan Daya
Dukung Pada Lapisan Tanah.“Jurnal Himasapta”.Vol 1, No 2, 2016.
Zulkifli Sayuti, dkk. Kajian Teknis Geometri Jalan Angkut Tambang dan Rencana
Pembuatan Saluran Penirisan di Tepi Jalan Angkut Tambang. “Jurnal
Geosains”.Vol 9, No 1, 2013.
69
70
DOKUMENTASI LAPANGAN
LEMBAR KONSULTASI
Npm : 1410024427029
23 juni 2018
1. Sempurnakan identifikasi masalah
7
2. Ulas pada latar belakang
3. Perbaiki teknik pengolahan data
24 juni 2018
Acc seminar proposal
8.
27 juli 2018
10 Acc sidang komprehensif
Pembimbing I
LEMBAR KONSULTASI
Npm : 1410024427029
Acc jilid
9. 1 agustus 2018
Pembimbing II
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1410024427029
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi orang
lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Cici Wahyuni
NPM. 1410024427029
79
80
BIODATA WISUDAWATI
No. Urut :
IPK : 3,32
Email : Ciciwahyuni22@gmail.com