Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis dan Rancangan
Bangunan Resapan Air Hujan di Sekitar Gedung Graha Widya Wisuda (GWW)-
FEMA, Kampus IPB Darmaga, Bogor” adalah benar karya saya dengan arahan
dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Jumlah curah hujan yang tinggi pada suatu daerah dan buruknya sistem
drainase dapat mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan dan genangan,
seperti di Kampus IPB Darmaga, khususnya di sekitar Gedung Graha Widya
Wisuda (GWW)-FEMA. Tujuan penelitian ini adalah menentukan rancangan dan
jumlah bangunan resapan air hujan dalam upaya mengurangi genangan atau
limpasan permukaan. Penelitian dilakukan dengan analisis hujan rencana dan
pendugaan permeabilitas tanah. Perhitungan matematis dilakukan untuk
mengetahui volume andil banjir, jumlah sumur resapan, dan parit berorak, serta
efektifitas bangunan resapan tersebut. Setiap sumur resapan dapat menampung
curah hujan sebanyak 0.017 mm. Selain itu, parit berorak juga dirancang sejumlah
546 buah yang masing-masing mampu menampung curah hujan sebesar 0.009
mm. Bangunan resapan yang telah dirancang mampu mengurangi 88 % dari total
limpasan air hujan sebesar 63.65 mm. Sisa air limpasan sebesar 7.64 mm mampu
ditampung saluran drainase yang telah dirancang. Biaya bahan yang diperlukan
untuk membuat satu unit sumur resapan adalah sebesar Rp 3,100,000.00.
Kata kunci: banjir, drainase, parit berorak, sumur resapan, zero runoff
ABSTRACT
The high rainfall in an area and bad drainage systems can affected to surface
runoff and flood. For example is Kampus IPB Darmaga, especially around Graha
Widya Wisuda (GWW)-FEMA Building. The aims of this research is to design
rainwater infiltration structure to solve the problem. This research held by rainfall
analysis and soil permeability estimation. Mathematical calculation is performed
to determine the volume of flooding, amount of infiltration wells and perforated
ditch, and effectiveness of those infiltration structure. Every single infiltration
wells can accommodate 0.017 mm rainfall. On the other hand, perforated ditch
also designed much as 546 what can accommodate 0.009 mm of rainfall.
Designed of infiltration structure could decrease 88 % of total flood as much as
63.65 mm. Remaining surface runoff as much as 7.64 mm capable accommodated
drainage has been designed. Material costs needed to build a unit of infiltration
wells is Rp 3,100,000.00.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini adalah
Analisis dan Rancangan Bangunan Resapan Air Hujan di Sekitar Gedung Graha
Widya Wisuda (GWW)-FEMA Kampus IPB Darmaga, Bogor.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
2. Bapak Dr. Ir. Prastowo M.Eng. dan Bapak Allen Kurniawan S.T, M.T.
selaku dosen penguji atas masukan dan saran untuk perbaikan karya ilmiah
ini.
3. Kedua orang tua tercinta (Bapak Asim dan Almarhum Ibu Astuti), atas doa
dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
4. Teman-teman sebimbingan (Muhammad Ihsan, Cindhy Ade Hapsari,
Angga Nugraha, M. Chandra Yuwana, dan Dodi Wijaya) yang telah
bersama-sama berjuang selama penyusunan karya tulis ini.
5. Teman-teman Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 2010
dan semua pihak terkait yang telah banyak memberi semangat, saran,
maupun bantuan dalam penyusunan karya tulis ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Peralatan dan Bahan 3
Prosedur Pengumpulan Data 3
Prosedur Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Daerah Tangkapan Air dan Tata Guna Lahan 8
Analisis Hujan dan Volume Genangan 10
Permeabilitas Tanah 12
Sistem Penampungan dan Peresapan Air Hujan 14
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
RIWAYAT HIDUP 30
DAFTAR TABEL
1 Parameter statistik analisis distribusi frekuensi 4
2 Persyaratan parameter statistik dan rumus hujan rencana tiap jenis
distribui frekuensi 4
3 Periode ulang untuk tipologi kota tertentu 5
4 Nilai daya serap tanah berdasarkan tata guna lahan 6
5 Kategori permeabilitas tanah 6
6 Perhitungan koefisien limpasan tiap DTA 9
7 Rekapitulasi hasil analisis curah hujan puncak selama periode ulang
tertentu 10
8 Perbandingan Nilai Cs, Ck, dan Cv hasil perhitungan dan persyaratan 11
9 Data curah hujan harian aktual maksimum 12
10 Hasil perhitungan jumlah sumur resapan dan kapasitas tampungan 14
11 Hasil perhitungan jumlah dan volume rorak 16
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir prosedur penelitian 7
2 Genangan yang terjadi di sekitar Gedung GWW dan FEMA 8
3 Peta kontur dan arah aliran air di lokasi penelitian 8
4 Peta DTA dan tata guna lahan lokasi penelitian 9
5 Lubang pengukuran laju infiltrasi 12
6 Perbandingan laju infiltrasi terukur dengan model Philips pada DTA 1 13
7 Perbandingan laju infiltrasi terukur dengan model Philips pada DTA 2 13
8 Tampak lubang sadap atau inlet 17
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nilai koefisien limpasan C berbagai karakter permukaan 20
2 Data curah hujan harian maksimum tahun 2004-2013 21
3 Data curah hujan harian maksimum Januari-April 2014 22
4 Contoh perhitungan volume banjir total dan jumlah sumur resapan 23
5 Contoh perhitungan parit berorak dan efektifitas bangunan resapan 24
6 Rincian rencana anggaran biaya (RAB) bahan sumur resapan 25
7 Analisa harga satuan pekerjaan sumur resapan 26
8 Gambar teknik denah sumur resapan 27
9 Gambar teknik potongan sumur resapan 28
10 Gambar 3 (tiga) dimensi sumur resapan 29
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hujan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Hujan sebagian
mengalir ke badan air secara langsung dan sebagian lain mengalami infiltrasi dan
perkolasi ke dalam tanah. Peresapan air ke dalam tanah tersebut berdampak pada
ketersediaan air tanah dalam akuifer. Air tanah dalam akuifer dapat dimanfaatkan
untuk keperluan manusia dan makhluk hidup lain dalam memenuhi kebutuhan.
Curah hujan tinggi mengakibatkan dampak buruk pada lingkungan sekitar.
Hal ini dipengaruhi pula oleh sistem drainase yang diterapkan pada daerah
tersebut. Kualitas sistem drainase tidak baik disebabkan oleh pola aliran yang
tidak tepat dan sedimentasi. Selain itu, kesalahan penentuan dimensi saluran dan
kerusakan fisik di sepanjang saluran menyebabkan permasalahan serius.
Beberapa permasalahan tersebut mengakibatkan saluran drainase tidak
berfungsi dengan baik untuk menampung kelebihan air sehingga terjadi limpasan
dan genangan di sekitar saluran drainase. Limpasan dan genangan dapat
mengganggu kegiatan dari civitas akademik. Selain itu, limpasan dan genangan
juga dapat merusak badan jalan. Genangan air dalam waktu cukup lama akan
meresap pada lapisan jalan sehingga dapat merusak struktur jalan seperti lubang-
lubang yang dapat membahayakan pengguna jalan tersebut.
Limpasan dan genangan air hujan pada sistem drainase yang kurang baik
tersebut terjadi di Kampus IPB Darmaga Bogor. Kampus IPB Darmaga
merupakan salah satu kampus yang menerima cukup banyak curah hujan dengan
intensitas hujan tinggi. Infrastruktur kampus IPB dibangun untuk mendukung
kegiatan akademik maupun non akademik seluruh civitas. Namun, pembangunan
infrastruktur terkadang kurang mendapat perawatan yang cukup sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik.
Masalah limpasan dan genangan air hujan merupakan salah satu dampak
dari kurangnya perawatan infrastruktur kampus. Di dalam kampus IPB Darmaga,
beberapa titik genangan air terdapat di sekitar Gedung Graha Widya Wisuda
(GWW) dan jalan Dekanat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA).
Berdasarkan pada kasus tersebut, tindak lanjut berupa penyelesaian masalah
limpasan dan genangan air yang terjadi di Kampus IPB Darmaga diperlukan
dengan menganalisis sistem drainase dan merancang bangunan hidrolika resapan
air hujan. Analisis ini bertujuan untuk mengurangi jumlah limpasan dengan cara
meningkatkan kemampuan infiltrasi tanah. Dengan demikian, air limpasan masuk
ke dalam akuifer sebagai cadangan air tanah. Salah satu bangunan untuk resapan
air hujan adalah sumur resapan. Sumur resapan adalah sumur atau lubang pada
permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke
dalam tanah (Kusnaedi 2011).
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai tanggal 10 Februari 2014,
hingga 23 April 2014. Penelitian dilakukan di sekitar Gedung Graha Widya
Wisuda (GWW)-FEMA Kampus IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian tersebut
terletak di antara garis lintang 6°33’22” Selatan hingga 6°33’46” Selatan dan garis
bujur 106°43’32” Timur hingga 106°43’55” Timur. Tiga lokasi utama di IPB,
yaitu parkiran GWW, Jalan Dekanat FEMA, dan Jalan Ramin seringkali
mengalami banjir saat terjadi hujan.
3
Tabel 2 Persyaratan parameter statistik dan rumus hujan rencana tiap jenis
distribui frekuensi
No Jenis Distribusi Syarat Rumus Hujan Rencana
1 Normal Cs ≈ 0
XT = x + KT.s (6)
Ck ≈ 3
2 Log Normal Cs = 3Cv + Cv3
Ck=Cv8+6Cv6+15Cv4 Log XT = log x +KT.s (7)
+ 16Cv2+3
3 Gumbel Cs ≤ 1.1396
XT = x + s.K (8)
Ck ≤ 5.4002
Log Pearson
4 Cs = 0 Log XT = log x +K.s (9)
Tipe III
Sumber: Suripin 2004
Keterangan:
XT = hujan rencana periode T tahun
X = hujan rata-rata contoh uji
K = faktor probabilitas
KT = faktor probabilitas (dari tabel Reduksi Gauss)
S = standar deviasi (simpangan baku)
dengan :
f(t) = Fungsi laju infiltrasi terhadap waktu (cm/det)
S = Daya serap tanah
K = Konduktivitas hidrolik/ permeabiltas tanah
Mulai
Lokasi dan
kedalaman Volume banjir
banjir
HASIL DAN
N PEMBA
AHASAN
Daerah Ta
angkapan A
Air dan Ta
ata Guna Lahan
Berddasarkan peeta kontur ddan arah alirran air di atas, batas ddaerah tangk kapan
air (DTA)) dan sub-D DTA ditentuukan untuk perencanaaan sistem reesapan air hujan.
h
Selain ituu, hasil citraa satelit dipperoleh berrupa peta taata guna laahan pada setiap
s
DTA. Daeerah penelittian terbagii menjadi 3 DTA, den ngan genanngan yang cukupc
besar terjaadi pada DT TA 1 dan D DTA 2. Petta DTA dan n tata gunaa lahan disaajikan
pada Gammbar 4 beriku ut.
Nilai koefisien limpasan ditentukan oleh tata guna lahan pada tiap
subDTA. Nilai koefisien limpasan terbesar terdapat pada subDTA 2G sebesar
0.85. Hal ini disebabkan oleh luas bangunan dan jalan aspal yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan luas lahan vegetasi. Nilai C terkecil terjadi pada subDTA
2C dan 3A yaitu sebesar 0.3 karena hanya terdapat lahan vegetasi.
Tabel 7 Rekapitulasi hasil analisis curah hujan puncak selama periode ulang
tertentu
Analisis Probabilitas Hujan Rencana (mm/hari)
Periode
Ulang
(T tahun) Normal Log Normal Log Person III Gumbel
Tabel 8 Perbandingan Nilai Cs, Ck, dan Cv hasil perhitungan dan persyaratan
Hasil
No Jenis Distribusi Syarat Keterangan
Perhitungan
1 Normal Cs ≈ 0 0.156
Tidak Memenuhi
Ck ≈ 3 3.209
2 Log Normal Cs = 3Cv + Cv3
0.156
Cs = 0.41903569
Ck=Cv8+6Cv6+15Cv4+ Tidak Memenuhi
16Cv2+3 3.209
Ck=3.313799695
3 Gumbel Cs ≤ 1.1396 0.156
Memenuhi
Ck ≤ 5.4002 3.209
Log Pearson Tipe
4 Cs = 0 0.156 Tidak Memenuhi
III
T
Tabel 9 Daata curah huujan harian aktual
a makssimum
Curah Huj
ujan (mm)
Bulan
Minggu uI Minnggu II Minggu III Minnggu IV
Januuari 34.4 773.4 86.8 37
Februari 31.2 222.4 5.2 25.8
Marret 35.4 13.2 40.2 56
Aprril 113.4 1.6 - -
Data voluume genang gan yang diigunakan ad dalah data tanggal 5 A April 2014
saat terjadi hujaan sangat leebat dengann curah hujaan harian teertinggi sebbesar 113.4
mm. Volume geenangan di lokasi parkkiran GWW W diperoleh sebesar 266.62 m3, di
depaan dekanat FEMA
F sebesar 28.07 m3, dan dii jalan Ram min (Rektoraat) sebesar
3
5.79 m . Keduaa data volum me banjir teersebut dijaadikan dasaar perancanggan sistem
resappan air hujann dalam upaaya mengurrangi limpassan permuk kaan.
Permeaabilitas Tan
nah
0,020
0,018
0,016
Laju Infiltrasi (cm/s)
0,014
0,012
0,010
0,008
0,006
0,004
0,002
0,000
0 50 100 150 200 250 300
Waktu (s1/2)
Infiltrasi Terukur Model Philips
Gambar 6 Perbandingan laju infiltrasi terukur dengan model Philips pada DTA 1
Gambar di atas menunjukkan bahwa kedua grafik hampir berhimpit
mendekati sumbu X yang menunjukkan laju infiltrasi konstan karena kondisi
tanah yang mulai jenuh. Perhitungan nilai permeabilitas tanah pada model
infiltrasi Philips dilakukan melalui metode trial and error dengan nilai daya serap
tanah untuk daerah bangunan terpencar sebesar 0.3. Dari perhitungan, nilai
permeabilitas tanah pada DTA 1 diperoleh sebesar 0.00062128 cm/dtk atau
2.2366 cm/jam. Nilai rata-rata error pada perhitungan ini sebesar 0.0007 cm/dtk.
Pengukuran yang sama juga dilakukan pada DTA 2 dengan hasil pengolahan
tersaji pada Gambar 7 berikut.
0,030
0,028
0,026
0,024
Laju Infiltrasi (cm/s)
0,022
0,020
0,018
0,016
0,014
0,012
0,010
0,008
0,006
0,004
0,002
0,000
0 50 100 150 200 250
Waktu (s1/2)
Infiltrasi Terukur Model Philips
Gambar 7 Perbandingan laju infiltrasi terukur dengan model Philips pada DTA 2
Menurut Wahyuningtyas dkk (2011), seluruh air hujan yang jatuh di suatu
wilayah harus dibuang secepatnya ke sungai. Filosofi membuang air genangan
secepatnya ke sungai mengakibatkan sungai menerima beban melampaui
kapasitas, sementara tidak banyak air yang dapat meresap ke dalam tanah.
Sebaiknya, limpasan air hujan di permukaan tanah diusahakan untuk meresap ke
dalam tanah sebelum dibuang ke sungai melalui saluran drainase. Berdasarkan
observasi lapang dan pengolahan data sebelumnya, masalah genangan pada
beberapa titik di sekitar gedung GWW dapat disebabkan oleh kontur jalan yang
bergelombang, dimensi saluran yang tidak mencukupi, serta kondisi tanah yang
mulai jenuh. Oleh karena itu, sistem penampungan dan peresapan air hujan perlu
dilakukan untuk menyalurkan air hujan dalam waktu yang lebih singkat.
Sumur Resapan
Beberapa bangunan penampungan dan peresapan air hujan yang akan
dibangun adalah sumur resapan dan parit berorak. Analisis dan rancangan
bangunan resapan berdasarkan SNI 03-2453-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Dimensi dan
kebutuhan jumlah sumur sangat tergantung pada nilai permeabilitas tanah, luas
daerah penutupan, dan karakteristik hujan. Sumur resapan dirancang dengan
diameter 1 m dan kedalaman 2.5 m. Perhitungan jumlah sumur resapan dan
kapasitas tampungan berdasarkan luas bangunan pada tiap sub-DTA di daerah
penelitian. Hasil perhitungan tersaji pada Tabel 10 berikut.
yang ditampung oleh parit berorak adalah 4.32 mm. Berdasarkan Direktorat
Pengolahan Lahan, Departemen Pertanian (2006) mengenai standar teknis
pembuatan rorak, kemiringan lahan atau saluran yang diperbolehkan antara 3-
30 %. Hal ini bertujuan untuk menjamin keberhasilan penggunaan rorak dalam
menampung air. Contoh perhitungan parit berorak terdapat pada Lampiran 5.
Hasil perhitungan jumlah rorak dan volume tertampung pada setiap saluran tersaji
pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11 Hasil perhitungan jumlah dan volume rorak
Panjang Lebar Jumlah CH
CH Total
DTA Saluran Saluran Saluran Parit Tertampung
(m3)
(m) (m) (buah) per Unit (mm)
Parkiran GWW 1250 0.25 209 0.005 1.045
DTA Samping Toilet
76.2 0.56 13 0.010 0.129
1 GWW
Selatan GWW 83.13 0.59 14 0.011 0.147
Depan Faperta
377 0.55 63 0.010 0.621
(kanan)
Depan Faperta (kiri) 364 0.5 61 0.009 0.550
DTA Depan FEMA
190 0.6 32 0.011 0.339
2 (kanan)
Depan FEMA (kiri) 246 0.77 41 0.014 0.554
Jalan Ramin (kanan) 346 0.46 58 0.008 0.484
Jalan Ramin (kiri) 330 0.45 55 0.008 0.453
Total 3262.33 - 546 - 4.32
Selain parit berorak, lubang resapan biopori (LRB) juga dapat diterapkan
sebagai alternatif bangunan resapan air hujan. Biopori merupakan salah satu
teknologi eko-drainase yang berupa lubang berdiameter 10-30 cm dengan
kedalaman 80-100 cm (R. Kamir 2009). Dimensi lubang biopori relatif kecil
dibandingkan dengan dimensi sumur resapan. LRB dengan diameter 10 cm dan
kedalaman 80 cm hanya mampu menampung curah hujan sebesar 0.0001 mm.
Volume tampungan satu sumur resapan setara dengan 170 lubang biopori. Oleh
karena itu, LRB tidak direkomendasikan pada penelitian. Namun demikian, LRB
dapat ditempatkan di beberapa lokasi genangan kecil dengan konstruksi sangat
sederhana dan biaya yang relatif murah.
Gambar
G 8 T
Tampak lubaang sadap attau inlet
Peniingkatan efe
fektifitas banngunan resaapan air hujjan dapat ddilakukan deengan
memperbaaiki kompon nen lain sepperti lubang
g sadap dan konstruksi jalan. Selaiin itu,
perawatann rutin juga perlu dilakuukan khusu usnya untuk mengatasi masalah sampah
yang seriing menyu umbat dann juga end dapan lum mpur di saaluran draiinase.
Berdasarkkan hasil dii atas, konssep zero ru unoff telah dapat diterrapkan di lokasi
l
penelitian sebagai upaya mengurrangi volum me banjir. Zero
Z runoff mmerupakan suatu
konsep draainase yangg cukup efekktif untuk menahan
m dan menyerapp air limpassan ke
dalam tanaah sehinggaa tidak terjaadi limpasan
n permukaan n atau biasaa disebut ban
njir.
18
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2004 98.5 48.3 66.2 83.4 78.3 102.2 65.6 141.6 86.4 133 64.4 101.6
2005 115 126.5 107.5 76 105.5 101.5 44.8 58.1 95.5 62.6 79.6 57.5
2006 136.4 66 24 66.5 93.3 78.2 7.6 73.8 23 44.3 81.5 38.7
2007 114.3 83 36.5 155.5 27.4 41.5 35.5 57.5 115 50.4 79.3 77
2008 82.1 75.5 104.5 67.5 70 45.5 102.2 32.7 95.5 59.1 89.4 58.2
2009 93 37.5 40.5 62.2 115.1 94.3 40.6 15.7 35.5 63 78.2 48
2010 48.6 81.2 75.6 14.6 71.3 101.1 66.3 100 144.5 91.2 48 21.4
2011 58.8 15.6 27.5 49.5 97.6 75.5 88.2 56.6 23.9 67 74.3 57.8
2012 42 85.3 34.5 116 44.1 36.8 79.3 58.2 57.5 86.4 123.1 76.7
2013 74.2 96.5 71.5 42 95.6 36.5 92.7 86.7 136.8 60.2 46.1 97.4
Sumber: Stasiun BMKG Dramaga Bogor
21
22
Lampiran 3 Data curah hujan harian maksimum Januari-April 2014
Lampiran 4 Contoh perhitungan volume banjir total dan jumlah sumur resapan
1. Perhitungan volume andil banjir total :
Diketahui: Luas total DTA = 25.59 ha = 255 929.4 m2
Koefisien limpasan (C) = 0.59
Curah hujan rencana (R) = 125.68 mm/hari
Air yang meresap selama hujan dengan durasi (tc) 1.28 jam, maka :
Vrsp = (tc.Atotal.K) / 24
= (0.5 x 8.643 x 0.537) / 24 = 0.055 m3
Maka :
H = Vstorasi / Ah
= 52.34 / 0.786 = 66.61 m
maka :
Vrsp = (tc.Atotal.K) / 24
= (1.28 x 6.8 x 0.537) / 24 = 0.044 m3
Jumlah rorak pada parit = Panjang saluran / (jarak rorak + panjang rorak)
= 76.2 / (5 + 1) = 13 rorak
3. Volume andil banjir yang berkurang dengan adanya sistem sumur resapan dan
parit berorak :
Volume total sumur resapan = 6 004.28 m3
Volume total parit berorak = 488.803 m3
maka, volume andil banjir total yang dapat dikurangi dengan adanya sistem ini
adalah sebesar = 6 004.28 + 488.803 = 6 493.083 m3, dengan efektifitas :
= (Vab (terserap) / Vab (perumahan) ) x 100%
= (6 493.083 / 16 291.09) x 100%
= 39.86 %
25
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara yang dilahirkan pada
tanggal 20 Desember 1991 dari pasangan Asim dan Astuti (Alm) di Malang.
Penulis memulai pendidikan tingkat dasar di SD Negeri Percobaan Malang
(1998) kemudian melanjutkan ke tingkat menengah di SMP Negeri 1 Malang
pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Selanjutkan penulis memasuki
jenjang sekolah tingkat atas di SMA Negeri 1 Malang dan lulus pada tahun 2010.
Sebelum lulus SMA, penulis telah diterima sebagai mahasiswa di Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis
menempuh studi tingkat S1 di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian dan lulus pada tahun 2014.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti kompetisi di bidang
teknik sipil dan lingkungan, serta beberapa kali mengusulkan gagasan dalam Pekan
Kreatifitas Mahasiswa (PKM-GT). Selain itu, penulis juga terlibat dalam
kepanitiaan acara Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan
(HIMATESIL) dan menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah seperti Ilmu
Ukur Tanah, Hidrolika, dan Teknik Irigasi dan Drainase. Penulis pernah
melakukan Praktik Lapangan (PL) pada tahun 2013 di Perum Jasa Tirta I Divisi
JASA ASA I/I dengan topik “Mempelajari Pemanfaatan Bendungan Sutami
Karangkates-Malang, Jawa Timur untuk Kebutuhan Air Industri”.