D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G
D I R E K T O R A T P E N A T A A N R U A N G N A S I O N A L
SUMBER
DAYA
HANDOUT PEMAPARAN AKHIR AIR
30 November 2009
1
Sistematika Presentasi
1. Latar Belakang;
2. Tujuan dan Sasaran;
3. Metodologi Studi Dan Pelaksanaan Pekerjaan Serta Keluaran
Pekerjaan;
4. Konsep Pembangunan/Pengembangan Bina Marga (BM), Sumber
Daya Air (SDA) dan Cipta Karya (CK);
5. Sistem Evaluasi, Kriteria dan Indikator Pemantauan dan Evaluasi
Pekerjaan, serta Rumusan Evaluasi Kesesuaian Program;
6. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Program Pengembangan
Infrastruktur Bidang Ke-PU-an 2010;
7. Kesimpulan dan Rekomendasi.
2
1. Latar Belakang
• Bahwa Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 (pasal 55 ayat 2): perlu dilakukan
pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan
ruang (tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan).
• Tindakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan ruang
kegiatan mengamati dengan cermat, menilai tingkat pencapaian rencana
secara objektif, dan memberikan informasi hasil evaluasi secara terbuka terhadap
penyelenggaraan penataan ruang.
• Pemantauan dan evaluasi program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an
(jalan, sumber daya air, serta perkotaan dan perdesaan) memerlukan adanya
standar dan indikator dalam pelaksanaannya.
• RTRWN memberikan arahan kebijakan pengembangan sistem jaringan jalan,
sumber daya air, dan sistem perkotaan nasional.
• Departemen Pekerjaan Umum setiap tahun melakukan konsultasi regional
(KONREG) program pembangunan infrastruktur PU tahun anggaran satu tahun ke
depan.
• Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk melengkapi fungsi RTRWN sebagai
alat pemantauan dan evaluasi yakni penyiapan rencana terpadu dan sinkronisasi
program pembangunan infrastruktur Bina Marga (BM), Sumber Daya Air (SDA),
dan Cipta Karya (CK) pada tahun 2009, 3
2. Tujuan Dan Sasaran
• Tujuan;
– Terumuskannya metode/sistem, bentuk, dan tata cara pemantauan dan
evaluasi program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an (Bina Marga,
Sumber Daya Air, dan Cipta Karya)
– Teridentifikasinya indikator-indikator ketercapaian program pengembangan
infrastruktur bidang ke-PU-an (Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya)
• Sasaran;
– Terumuskannya kajian tentang mekanisme, bentuk dan metoda/sistem
pemantauan dan evaluasi program pengembangan infrastruktur bidang ke-
PU-an (Bina Marga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya)
– Terselenggaranya seminar/lokakarya antar pemangku kepentingan dan pakar
terkait.
– Terlaksananya program pengembangan infrastruktur bidang ke-PU-an (Bina
Marga, Sumber Daya Air, dan Cipta Karya) yang mengakomodasi kepentingan
antar sektor.
4
3. Metodologi Studi
Sektor ;
Masukan/Penajaman ;
1. Diskusi dengan Sektor
Survey Data ;
1. KONREG 2010
2. Peta GIS RTRWN
5
Keluaran/Produk Yang Dihasilkan Pertahapan Pekerjaan
LAPORAN LAPORAN
PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR
ANTARA
• Koordinasi, • Tinjauan UU, PP dan • Rumusan Akhir Kriteria
Pemantapan Kebijakan terkait, Kesesuaian Program
Metodologi KONREG 2009, Pengembangan
Infrastruktur
• Pendalaman Materi RENSTRA PU. Bidang
• Rumusan Akhir Indikator
• Tinjauan UU Penataan Pekerjaan (Bina Kesesuaian Program
Ruang, RTRWN, Data Marga, Cipta Karya Pengembangan
Konreg 2009 dan dan Sumber Daya Air) Infrastruktur (Bina Marga,
RENSTRA PU • Rumusan Kriteria Sumber Daya Air, Cipta
Kesesuaian Program Karya)
• Inventarisasi Data dan • Hasil Evaluasi Program
Persiapan Survei • Indikator Penilaian
Pengembangan
• Rencana Kerja Kesesuaian Program Infrastruktur (Bina Marga,
• Hasil Evaluasi Program Sumber Daya Air dan
Pengembangan Cipta Karya) di 33 Provinsi
Infrastruktur • Peta Program
Pengembangan
Infrastruktur (Bina Marga,
Sumber Daya Air dan
Cipta Karya) di 33 Provinsi
6
4. Konsep Pembangunan/Pengembangan Sektoral
7
4.1 Konsep Pembangunan Infrastruktur Jalan (BM) Berbasis RTRWN
Arahan Peran Menghubungkan Meningkatkan Melayani kepentingan nasional dan
Sektor Jalan antarpusat kegiatan efisiensi arus barang internasional atas dasar kriteria
dan jasa strategis
Arahan Peran Arteri Kolektor Bebas Hambatan Strategis Nasional
dalam RTRWN Primer Primer
1. Melayani antar pusat kegiatan nasional
a. Antar-PKN dan/atau antara PKN dan
PKW √
9
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
10
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
11
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
12
• Tabel Konsepsi Pengembangan Infrastruktur Keciptakaryaan (CK) Berbasiskan RTRWN
13
4.3 Konsep Pengembangan Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) Berbasis RTRWN
14
5. Skema Proses Evaluasi, Sistem Evaluasi, Kriteria dan
Indikator serta Rumusan Persentase Kesesuaian Program
15
5.1. Skema Proses Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
(SDA, Bina Marga dan Cipta Karya)
STOP
STOP
STOP
16
5.2a Metoda/Sistem Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
Bidang Bina Marga
Sesuai STOP
Hasil KONREG 2009 Usulan Program/Kegiatan
PEMETAAN PROGRAM/KEGIATAN
Sesuai
17
5.2b Kriteria & Indikator Kesesuaian Pengembangan
Program Bidang Bina Marga
Sesuai STOP
Hasil KONREG 2009 Usulan Program/Kegiatan
PEMETAAN PROGRAM/KEGIATAN
STOP
Sesuai
19
5.3b Kriteria & Indikator Kesesuaian Pengembangan Program
Bidang Sumber Daya Air (SDA)
20
5.4a Metoda/Sistem Evaluasi Program Pengembangan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya (CK)
STOP
Sesuai
PEMETAAN PROGRAM/KEGIATAN
Sesuai STOP
21
5.4b Kriteria & Indikator Kesesuaian Pengembangan Program
Bidang Cipta Karya (CK)
Bidang Kriteria Yang digunakan dalam menilai Indikator yang digunakan dalam menilai kegiatan
kegiatan (KONREG) berbasiskan RTRWN tiap kriteria
Cipta Karya (CK) K1 Kesesuaian program berdasarkan K1.1 Program Pengembangan Ekonomi Lokal
RENSTRA Bidang Cipta Karya
K1.2 Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan dan Drainase
K1.3 Program Pengembangan Perumahan
K1.4 Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan
K1.5 Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
K1.6 Program Pengembangan Wilayah
Perbatasan
K1.7 Program Pembangunan kota-Kota Besar
dan Metropolitan
K1.8 Program Pengembangan Keterkaitan
Pembangunan Antar Kota
K1.9 Program Pengembangan Kota-Kota Kecil
dan Menengah
K2 Kesesuaian Lokasi berbasiskan K2.1 Mendukung PKN
RTRWN K2.2 Mendukung PKW
K2.3 Mendukung PKSN
K2.4 Mendukung Kawasan Andalan
K2. 5 Mendukung Kawasan Strategis
K3 Besaran Anggaran
22
5.5 Rumusan Penentuan Persentase Kesesuaian Program
23
6. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Program
Pengembangan Infrastruktur Bidang Ke-PU-an 2010.
24
KESESUAIAN KESESUAIAN BESARAN
NO PROVINSI PROGRAM LOKASI ANGGARAN
1 NAD 92.2% 89.8% 87.5% 6.1a Hasil Evaluasi (Kesesuaian Program,
2 SUMATERA UTARA 96.3% 95.1% 88,2% Lokasi, dan Besaran Anggaran) Usulan
3 SUMATERA BARAT 99.2% 99.2% 97.1% Program Bina Marga Tahun 2010
4 RIAU 96.0% 90.1% 96.3%
5 KEPULAUAN RIAU 97.3% 98.6% 99.6%
6 JAMBI 93.4% 88.2% 93.4% Provinsi Sumatera Barat memiliki tingkat
7 BENGKULU 95.5% 87.5% 91.7% kesesuaian program dan lokasi tertinggi
8 SUMATERA SELATAN 90.7% 85.7% 96.9% dibanding provinsi lainnya.
9 BANGKA BELITUNG 89.4% 83.5% 86.1%
Provinsi NTT memiliki tingkat kesesuaian
10 LAMPUNG 91.2% 87.8% 98.2%
11 DKI JAKARTA 97.0% 97.0% 99.3%
terendah dibanding provinsi lainnya,
12 BANTEN 94.5% 93.4% 97.1% dimana sekitar 40% usulan program tidak
13 JAWA BARAT 97.9% 93.9% 97.1% sesuai dengan indikasi program RTRWN.
14 JAWA TENGAH 97.0% 97.0% 98.8% Provinsi Maluku Utara memiliki tingkat
15 DI YOGYAKARTA 96.9% 96.2% 94.7% kesesuaian program dan lokasi yang cukup
16 JAWA TIMUR 99.0% 97.1% 97.8% tinggi, namun besaran anggaran yang
17 KALIMANTAN BARAT 98.9% 94.6% 98.4% sesuainya rendah. Hal ini karena sebagian
18 KALIMANTAN TENGAH 98.7% 94.9% 99.6%
besar program yang tidak sesuai merupakan
19 KALIMANTAN TIMUR 95.6% 92.6% 96.1%
program peningkatan/pembangunan jalan
20 KALIMANTAN SELATAN 97.0% 96.0% 91.0%
21 BALI 89.2% 87.4% 97.6% dengan jumlah anggaran yang cukup tinggi.
22 NUSA TENGGARA BARAT 97.6% 88.0% 74.3%
23 NUSA TENGGARA TIMUR 98.5% 60,0% 56.2%
24 SULAWESI UTARA 98.5% 97.0% 97.7%
25 GORONTALO 97.3% 91.9% 97.8%
26 SULAWESI TENGAH 96.4% 91.1% 89.5%
27 SULAWESI BARAT 98.8% 90.5% 85.6%
28 SULAWESI SELATAN 97.9% 96.1% 96.7%
29 SULAWESI TENGGARA 97.9% 97.9% 95.3%
30 MALUKU 93.8% 87.7% 87.1%
31 MALUKU UTARA 99.0% 84.4% 52.7%
32 PAPUA 89.6% 83.9% 90.1%
33 PAPUA BARAT 95.8% 93.8% 97.0% 25
INDONESIA 95.9% 91.1% 91.7%
6.1b Hasil Evaluasi (Kesesuaian Lokasi)
JUMLAH USULAN KEGIATAN Melayani PKN, PKW, PKSN Melayani
NO PROVINSI YANG MEMILIKI KESESUAIAN KAWASAN PELABUHAN/
PKN PKW PKSN KSN
PROGRAM ANDALAN BANDARA
1 NAD 118 26.3% 50.0% 0.0% 55.1% 12.7% 15.3%
2 SUMATERA UTARA 79 20.3% 44.3% 0.0% 96.2% 22.8% 13.9%
3 SUMATERA BARAT 125 43.2% 39.2% 0.0% 99.2% 0.0% 0.0%
4 RIAU 145 27.6% 33.8% 9.7% 75.9% 0.0% 2.8%
5 KEPULAUAN RIAU 72 18.1% 48.6% 11.1% 98,6% 77.8% 19.4%
6 JAMBI 71 19.7% 40.8% 0.0% 80.3% 0.0% 0.0%
7 BENGKULU 84 0.0% 91.7% 0.0% 72.6% 0.0% 0.0%
8 SUMATERA SELATAN 146 26.0% 56.2% 0.0% 82.9% 0.0% 2.1%
9 BANGKA BELITUNG 76 0.0% 71.1% 0.0% 85.5% 0.0% 5.3%
10 LAMPUNG 134 10.4% 59.7% 1.5% 87.3% 0.0% 1.5%
11 DKI JAKARTA 32 100.0% 0.0% 0.0% 100.0% 100.0% 21.9%
12 BANTEN 173 16.2% 76.3% 0.0% 93.6% 5.2% 5.2%
13 JAWA BARAT 366 16.9% 57.4% 0.0% 71.6% 12.8% 2.2%
14 JAWA TENGAH 32 3.1% 96.9% 0.0% 100.0% 3.1% 0.0%
15 DI YOGYAKARTA 154 8.4% 87.7% 0.0% 96.1% 1.9% 0.0%
16 JAWA TIMUR 625 15.5% 40.3% 0.0% 89.4% 12.2% 0.2%
17 KALIMANTAN BARAT 92 22.8% 58.7% 2.2% 94.6% 22.8% 0.0%
18 KALIMANTAN TENGAH 155 7.1% 47.7% 0.0% 92.9% 0.6% 0.0%
19 KALIMANTAN TIMUR 65 26.2% 44.6% 9.2% 95.4% 12.3% 0.0%
20 KALIMANTAN SELATAN 194 8.8% 75.8% 0.0% 89.7% 2.1% 1.5%
21 BALI 94 75.5% 12.8% 0.0% 100.0% 75.5% 5.3%
22 NUSA TENGGARA BARAT 122 15.6% 56.6% 0.0% 86.1% 0.0% 7.4%
23 NUSA TENGGARA TIMUR 64 14.1% 25.0% 6.3% 53.1% 6.3% 3.1%
24 SULAWESI UTARA 259 12.7% 74.5% 7.7% 86.9% 12.7% 4.6%
25 GORONTALO 36 27.8% 50.0% 0.0% 91.7% 0.0% 13.9%
26 SULAWESI TENGAH 54 11.1% 51.9% 0.0% 81.5% 1.9% 14.8%
27 SULAWESI BARAT 83 0.0% 65.1% 0.0% 74.7% 0.0% 0.0%
28 SULAWESI SELATAN 376 13.6% 39.4% 0.0% 94.7% 16.0% 0.5%
29 SULAWESI TENGGARA 331 6.6% 85.8% 0.0% 97.3% 8.5% 1.5%
30 MALUKU 152 19.7% 53.9% 7.9% 80.9% 0.0% 1.3%
31 MALUKU UTARA 95 1.1% 23.2% 13.7% 85.3% 0.0% 0.0%
32 PAPUA 172 22.7% 40.7% 22.1% 87.8% 10.5% 4.7%
33 PAPUA BARAT 138 15.2% 73.9% 0.0% 85.5% 5.8% 26 2.9%
INDONESIA 4914 16.9% 55.2% 2.4% 87.0% 10.5% 3.0%
Contoh yang tidak sesuai
(Pak Hasan)
27
Contoh yang tidak sesuai
(Pak Hasan)
28
Contoh yang tidak sesuai
(Pak Hasan)
29
Kesesuaian Kesesuaian Besaran Anggaran
Program Lokasi (juta rupiah) 6.2a Hasil Evaluasi (Kesesuaian Program,
No. Provinsi
Lokasi, dan Besaran Anggaran) Usulan
Persentase Persentase Persentase Program Sumber Daya Air Tahun 2010
1 NAD 70.31% 67.97% 90.51%
2 SUMUT 93.89% 86.26% 95.20%
3 Riau 79.10% 79.10% 78.42% Provinsi Bengkulu dan BABEL memiliki
4 Kepulauan Riau 84.85% 96.74% tingkat kesesuaian program dan lokasi
84.85%
5 SUMBAR 75.00% 88.98%
tertinggi dibanding provinsi lainnya.
93.75%
6 Jambi 88.97% 88.97% 97.51% Provinsi KALBAR memiliki tingkat
7 Bengkulu 90.63% 90.63% 99.28% kesesuaian terendah dibanding provinsi
8 SUMSEL 95.45% 30.30% 8.16%
lainnya, dimana sekitar 63% usulan program
9 BABEL 95.24% 96.43% 85.76%
10 Lampung 88.33% 79.44% 72.53% tidak sesuai dengan indikasi program
11 Banten 94.74% 96.05% 97.06% RTRWN.
12 DKI Jakarta 72.73% 72.73% 98.34% Provinsi Sulawesi Barat memiliki tingkat
13 JABAR 86.89% 86.89% 98.25%
14 JATENG 89.51% 67.77% 48.76%
kesesuaian program yang cukup tinggi,
15 DI Yogyakarta 78.26% 72.73% 98.34% namun pada kesesuaian lokasi 50%-nya
16 JATIM 98.31% 77.12% 90.39% tidak mendukung arahan fungsi RTRWN.
17 KALBAR 96.81% 37.77% 55.98%
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki
18 KALTENG 87.29% 47.88% 62.97%
19 KALSEL 100.00% 40.91% 69.26% tingkat kesesuaian program 100%, namun
20 KALTIM 84.38% 54.17% 75.24% dari sisi kesesuaian lokasi yang cukup
21 SULUT 90.24% 37.40% 34.33% rendah dibanding provinsi lainnya, namun
22 Gorontalo 86.36% 60.61% 64.99% memiliki kesesuaian anggaran yang tinggi.
23 SULTENG 65.82% 53.16% 71.12%
24 SULSEL 93.75% 43.13% 48.62%
25 SULTRA 57.30% 38.20% 67.19%
26 SULBAR 81.82% 54.55% 27.68%
27 Bali 92.98% 70.18% 68.83%
28 NTB 65.44% 52.21% 49.79%
29 NTT 94.01% 39.63% 45.45%
30 Maluku 92.18% 69.83% 89.69%
31 Maluku Utara 85.71% 83.33% 56.69%
32 Papua 78.26% 52.17% 67.10% 30
33 Papua Barat NA NA NA
6.2b Hasil Evaluasi (Kesesuaian Lokasi)
Kegiatan yang
Σ Kegiatan Kegiatan yang Kegiatan yang Kegiatan yang Kegiatan yang Mendukung
Mendukung Kawasan
No. Provinsi yang Mendukung PKN Mendukung PKW Mendukung PKSN Kawasan Strategis Nasional
diusulkan
Andalan
Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase
(a) (b) (c) (d) (e=d/c) (f) (g=f/c) (h) (i=h/c) (j) (k=j/c) (l) (m=l/c)
1 NAD 128 14 10.94% 28 21.88% 1 0.78% 40 31.25% 4 3.13%
2 SUMUT 131 41 31.30% 12 9.16% 0 0.00% 64 48.85% 0 0.00%
3 Riau 67 26 38.81% 27 40.30% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Kepulauan
4 66 28 42.42% 17 25.76% 0 0.00% 10 15.15% 1 1.52%
Riau
5 SUMBAR 80 24 30.00% 13 16.25% 0 0.00% 23 28.75% 0 0.00%
6 Jambi 136 42 30.88% 3 2.21% 0 0.00% 67 49.26% 9 6.62%
7 Bengkulu 160 0 0.00% 79 49.38% 0 0.00% 66 41.25% 0 0.00%
8 SUMSEL 132 24 18.18% 16 12.12% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
9 BABEL 84 0 0.00% 6 7.14% 0 0.00% 75 89.29% 0 0.00%
10 Lampung 180 62 34.44% 50 27.78% 0 0.00% 31 17.22% 0 0.00%
11 Banten 152 75 49.34% 46 30.26% 0 0.00% 1 0.66% 39 25.66%
12 DKI Jakarta 33 24 72.73% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
13 JABAR 328 76 23.17% 39 11.89% 0 0.00% 132 40.24% 38 11.59%
14 JATENG 667 214 32.08% 94 14.09% 0 0.00% 144 21.59% 0 0.00%
15 DI Yogyakarta 115 44 38.26% 25 21.74% 0 0.00% 20 17.39% 0 0.00%
16 JATIM 118 24 20.34% 19 16.10% 0 0.00% 39 33.05% 0 0.00%
17 KALBAR 188 21 11.17% 34 18.09% 0 0.00% 30 15.96% 0 0.00%
18 KALTENG 236 18 7.63% 38 16.10% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
19 KALSEL 71 15 21.13% 8 11.27% 0 0.00% 10 14.08% 0 0.00%
20 KALTIM 96 36 37.50% 17 17.71% 5 5.21% 35 36.46% 0 0.00%
21 SULUT 123 15 12.20% 20 16.26% 12 9.76% 3 2.44% 3 2.44%
22 Gorontalo 132 46 34.85% 29 21.97% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
23 SULTENG 79 12 15.19% 20 25.32% 0 0.00% 7 8.86% 0 0.00%
24 SULSEL 160 28 17.50% 25 15.63% 0 0.00% 15 9.38% 18 11.25%
25 SULTRA 89 8 8.99% 23 25.84% 0 0.00% 20 22.47% 3 3.37%
26 SULBAR 22 0 0.00% 14 63.64% 0 0.00% 4 18.18% 0 0.00%
27 Bali 57 15 26.32% 21 36.84% 0 0.00% 2 3.51% 17 29.82%
28 NTB 136 14 10.29% 13 9.56% 0 0.00% 1 0.74% 0 0.00%
29 NTT 217 13 5.99% 52 23.96% 5 2.30% 34 15.67% 0 0.00%
30 Maluku 179 32 17.88% 89 49.72% 1 0.56% 1 0.56% 0 0.00%
31 Maluku Utara 14 5 35.71% 7 50.00% 0 0.00% 3 21.43% 0 0.00%
32 Papua 115 13 11.30% 43 37.39% 34 29.57% 30 26.09% 0
310.00%
33 Papua Barat NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA
Arief ; Kalimantan Tengah
32
Arief ; Gorontalo
33
Arief ; Gorontalo
34
Arief ; Gorontalo
35
Arief ; Gorontalo
36
Arief ; Gorontalo
37
Besaran
Kesesuaian Kesesuaian
Anggaran
No. Provinsi Program Lokasi 6.3a Hasil Evaluasi (Kesesuaian Program,
(juta rupiah)
Lokasi, dan Besaran Anggaran) Usulan
Persentase Persentase Persentase Program Cipta Karya Tahun 2010
1 NAD 85.2% 73.8% 95.1%
2 SUMUT 78.6% 78.6% 72.3%
3 Riau 61.2% 61.2% 84.9% Provinsi SULTRA memiliki tingkat kesesuaian
4 Kepulauan Riau 73.8% 73.8% 74.9% program dan lokasi tertinggi dibanding
provinsi lainnya.
5 SUMBAR 76.0% 65.6% 74.2%
6 Jambi 79.6% 72.2% 87.8% Provinsi Banten memiliki tingkat kesesuaian
7 Bengkulu 81.3% 63.7% 99.6% terendah dibanding provinsi lainnya,
8 SUMSEL 53.4% 44.7% 70.3% dimana sekitar 55% usulan program tidak
9 BABEL 91.9% 88.4% 92.8%
10 Lampung 57.2% 45.2% 72.5% sesuai dengan indikasi program RTRWN.
11 Banten 45.6% 44.4% 23.6%
12 DKI Jakarta 83.3% 83.3% 83.2%
13 JABAR 61.1% 52.0% 76.8%
14 JATENG 84.8% 76.2% 83.3%
15 75.6% 75.6% 76.7%
DI Yogyakarta
16 JATIM 87.1% 87.1% 92.9%
17 KALBAR 84.5% 80.0% 62.0%
18 KALTENG 73.9% 65.8% 84.2%
19 KALSEL 77.3% 72.4% 87.9%
20 KALTIM 87.2% 86.5% 97.8%
21 SULUT 76.9% 71.3% 78.0%
22 Gorontalo 85.7% 85.7% 91.8%
23 SULTENG 83.9% 80.4% 63.3%
24 SULSEL 79.6% 79.2% 96.2%
25 SULTRA 95.5% 95.5% 98.6%
26 SULBAR 72.0% 71.0% 85.0%
27 Bali 72.6% 69.0% 91.7%
28 NTB 86.7% 81.3% 94.6%
29 NTT 58.5% 58.5% 50.3%
30 Maluku 79.7% 77.6% 42.4%
31 Maluku Utara 68.9% 66.2% 77.8%
38
32 Papua 70.8% 65.3% 75.8%
33 Papua Barat 54.3% 54.3% 61.9%
6.3b Hasil Evaluasi (Kesesuaian Lokasi)
Kesesuaian Lokasi (untuk kegiatan yang memiliki Alokasi Anggaran (juta Ketidak Sesuaian Program dan
Σ Kegiatan yang Σ Anggaran Kesesuaian Program
No. Provinsi kesesuaian program) rupiah) Lokasi
diusulkan (juta rupiah)
Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase Jml Persentase
(a) (b) (c) (d) (e) (f=e/c) (g) (h=g/c) (i) (j=i/d) (k=c-g)) (l=k/c)
1 NAD 149 750,607 127 85.2% 110 73.8% 713,671 95.1% 39 26.17%
2 SUMUT 42 171,306 33 78.6% 33 78.6% 123,788 72.3% 9 21.43%
3 Riau 294 81,187 180 61.2% 180 61.2% 68,941 84.9% 114 38.78%
4 Kepulauan Riau 191 151,968 141 73.8% 141 73.8% 113,825 74.9% 50 26.18%
5 SUMBAR 154 658,788 117 76.0% 101 65.6% 488,751 74.2% 53 34.42%
6 Jambi 162 131,528 129 79.6% 117 72.2% 115,465 87.8% 45 27.78%
7 Bengkulu 91 54,260 74 81.3% 58 63.7% 54,034 99.6% 33 36.26%
8 SUMSEL 206 431,717 110 53.4% 92 44.7% 303,567 70.3% 114 55.34%
9 BABEL 86 116,138 79 91.9% 76 88.4% 107,793 92.8% 10 11.63%
10 Lampung 208 193,500 119 57.2% 94 45.2% 140,245 72.5% 114 54.81%
11 Banten 90 1,025,550 41 45.6% 40 44.4% 242,469 23.6% 50 55.56%
12 DKI Jakarta 18 105,776 15 83.3% 15 83.3% 88,050 83.2% 3 16.67%
13 JABAR 198 378,552 121 61.1% 103 52.0% 290,760 76.8% 95 47.98%
14 JATENG 303 1,226,492 257 84.8% 231 76.2% 1,021,230 83.3% 72 23.76%
15 DI Yogyakarta 41 356,837 31 75.6% 31 75.6% 273,804 76.7% 10 24.39%
16 JATIM 303 446,448 264 87.1% 264 87.1% 414,658 92.9% 39 12.87%
17 KALBAR 245 456,126 207 84.5% 196 80.0% 282,927 62.0% 49 20.00%
18 KALTENG 111 299,071 82 73.9% 73 65.8% 251,773 84.2% 38 34.23%
19 KALSEL 181 279,616 140 77.3% 131 72.4% 245,743 87.9% 50 27.62%
20 KALTIM 141 335,255 123 87.2% 122 86.5% 327,885 97.8% 19 13.48%
21 SULUT 160 143,891 123 76.9% 114 71.3% 112,221 78.0% 46 28.75%
22 Gorontalo 77 121,448 66 85.7% 66 85.7% 111,438 91.8% 11 14.29%
23 SULTENG 56 2,744,370 47 83.9% 45 80.4% 1,736,020 63.3% 11 19.64%
24 SULSEL 274 819,916 218 79.6% 217 79.2% 788,641 96.2% 57 20.80%
25 SULTRA 88 195,814 84 95.5% 84 95.5% 193,039 98.6% 4 4.55%
26 SULBAR 100 256,274 72 72.0% 71 71.0% 217,772 85.0% 29 29.00%
27 Bali 277 821,565 201 72.6% 191 69.0% 753,211 91.7% 86 31.05%
28 NTB 128 184,809 111 86.7% 104 81.3% 174,785 94.6% 24 18.75%
29 NTT 142 250,713 83 58.5% 83 58.5% 126,156 50.3% 59 41.55%
30 Maluku 232 441,535 185 79.7% 180 77.6% 187,228 42.4% 52 22.41%
31 Maluku Utara 148 420,199 102 68.9% 98 66.2% 327,080 77.8% 50 33.78%
32 Papua 236 423,446 167 70.8% 154 65.3% 320,761 75.8% 82 34.75%
33 Papua Barat 70 169,256 38 54.3% 38 54.3% 104,686 61.9% NA 39
NA
40
Dastur; Kalimantan Barat
41
Dastur; Papua
42
Dastur; Papua
43
Dastur; Papua
44
Dastur; Papua
45
7a. Kesimpulan
1. Secara umum, program-program yang diusulkan dalam KONREG 2010 sudah relatif baik dalam
mendukung perwujudan Pola dan Struktur Ruang dalam RTRWN
2. Ketidaksesuaian usulan program/kegiatan Bina Marga (BM) dengan indikasi program utama RTRWN,
terutama terjadi di wilayah timur (terutama Kep. Nusa Tenggara dan Maluku), dimana program yang
diusulkan bukan merupakan jalan nasional, serta tidak mendukung untuk perwujudan fungsi sistem
perkotaan nasional, sistem jaringan jalan, kawasan budidaya andalan, atau kawasan strategis nasional
yang ditetapkan dalam RTRWN.
3. Rendahnya angka % kesesuaian program/kegiatan bidang Sumber Daya Air (SDA) pada beberapa
provinsi disebabkan adanya program/kegiatan yang tidak terkait langsung dengan perwujudan
struktur dan pola ruang;
a) Kegiatan perawatan bangunan
b) Kegiatan Training Staff
c) Kegiatan pembayaran honor
d) Kegiatan administrasi kegiatan
e) Kegiatan Iklan/Pengumuman/Pemberitahuan
4. Rendahnya angka % kesesuaian program/kegiatan bidang Cipta Karya (CK) pada beberapa Provinsi
disebabkan oleh adanya program-program Cipta Karya (CK) yang tidak terkait langsung dengan
perwujudan struktur dan pola ruang RTRWN;
a) Program terkait Bangunan Gedung (Misal: Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara,
Kelembagaan Bangunan Gedung, RISPK)
b) Program Peningkatan/Pembangunan PSD bagi RSH
c) Pembangunan IPLT
d) Pembangunan PSD Lingkungan Kumuh 46
7b. REKOMENDASI
1. Perlunya kebutuhan infrastruktur PU yang lebih terukur dalam rangka
mewujudkan fungsi-fungsi nasional dalam RTRWN sebagai masukan
dalam penyusunan program kegiatan pada masing-masing Ditjen
2. Untuk mewujudkan pengembangan infrastruktur berbasiskan penataan
ruang, ke depan diharapkan adanya sebuah sistem terintegrasi antara
data spasial yang ada di Ditjen Penataan Ruang dan data
program/kegiatan (KONREG) yang ada di SATMINTKAL/Biro Perencanaan
agar lebih efektif, efisien, akurat dan cepat dalam pengambilan
keputusan perumusan program pembangunan/pengembangan
infrastruktur PU.
47
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G
D I R E K T O R A T P E N A T A A N R U A N G N A S I O N A L
LAMPIRAN
BINA CIPTA
MARGA KARYA
SUMBER
DAYA
AIR
48
Kebijakan Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Pekerjaan
49
RENCANA TERPADU
INFRASTRUKTUR JALAN
TAHUN 2010-2014
50
RENCANA TERPADU PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
JALAN 2010-2014
57
Program (Sinkron): Daftar program
pembangunan infrastruktur jalan yang
dijabarkan dari rencana terpadu (berbasis
RTRWN), dan didetailkan berdasarkan volume,
biaya, sumber dana, dan waktu pelaksanaan
tahunan untuk periode 2010-2014..
58
59
60
ILUSTRASI PERAN JALAN DALAM MELAYANI PUSAT KEGIATAN NASIONAL DAN MELAYANI
KELANCARAN DISTRIBUSI/KOLEKSI KE/DARI OUTLET (BANDAR UDARA, PELABUHAN)
61
ILUSTRASI PERAN JALAN DALAM MENINGKATKAN AKSES KAWASAN ANDALAN
62
ILUSTRASI PERAN JALAN DALAM MENINGKATKAN AKSES KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL DAN MEMBUKA KETERISOLASIAN DAERAH
63
ILUSTRASI PENGENDALIAN DAMPAK AKIBAT JARINGAN JALAN
YANG MELINTASI KAWASAN LINDUNG
WS Struktur Ruang
Nasional Sistem pusat perkotaan (PKN, V
PKW, PKSN)
Pola Ruang
Kawasan lindung (semua kaw
lindung kecuali suaka
margasatwa, taman buru, taman
V
laut)/KSN
Kawasan lindung (sempadan
sungai, sempadan pantai, kaw
rawan bencana)
V
Kawasan andalan/KSN pertanian, V
perikanan
Kawasan andalan/KSN industri, V
pariwisata, perdagangan, jasa 65
ILUSTRASI WS
RTRWN Kawasan Lindung - Kawasan Budidaya Kawasan Strategis
Andalan: Pertanian, Nasional
Industri
- Perkotaan Nasional
Konservasi
Konservasi
Pendayagunaan Air
Pengendalian
daya rusak air
66
67
TIPE KETERKAITAN
ARAHAN RTRWN dengan PENGELOLAAN SDA
1. Tipe-1 yang sudah sesuai (kawasan nasional berlokasi di WS
nasional) Terdapat 36 WS dari 69 WS Nasional
2. Tipe yang perlu mendapat perhatian, meliputi :
– TIPE 2 : Kawasan nasional berlokasi di luar WS nasional.
(Contoh Kabupaten Bangkalan,Pulau Madura yang
termasuk dalam Gerbangkertosusilo)
Implikasi :
“Disepakati untuk menjadi masukan dalam penetapan
Wilayah Sungai Nasional yang baru”
– TIPE 3 : Kawasan nasional yang berlokasi pada lebih dari
satu WS. (Contoh Gerbangkertosusilo, Provinsi Jatim
terdapat di WS Bengawan Solo, WS Brantas, WS Kepulauan
Madura, WSBondoyudo-Bedadung)
Implikasi :
“Perlu ada upaya mendorong kerjasama antar WS 68yang
bersangkutan”
III.Rencana Terpadu Pengembangan
Infrastruktur SDA Tahun 2010 – 2014
Berbasis Tata Ruang
69
RENCANA TERPADU PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR SDA 2010-2014
Rencana Terpadu : Arahan pembangunan
infrastruktur SDA untuk mewujudkan fungsi
konservasi (kawasan lindung), pendayagunaan
SDA (kawasan perkotaan dan kawasan andalan
dengan sektor unggulan pertanian/perikanan,
industri, dan pariwisata), pengendalian daya
rusak air (kawasan perlindungan setempat)
yang sesuai dengan RTRWN.
70
MUATAN RENCANA TERPADU:
1. Penetapan Wilayah Sungai Nasional untuk diwujudkan
fungsional, membentuk struktur ruang nasional (2010-2014)
2. Fungsi ruang/wilayah yang diemban masing-masing Wilayah
Sungai (69 WS): (i) kawasan lindung, (ii) Perkotaan Nasional,
(iii) Kawasan Andalan, dan (ii) kawasan perlindungan setempat
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur
Sumberdaya Air
4. Arahan Pengembangan Infrastruktur Sumberdaya Air yang
dibutuhkan untuk mewujudkan fungsi-fungsi ruang pada
masing2 WS:
• Konservasi SDA – daerah resapan/penyimpanan air-waduk/embung/situ
• Penyediaan Air dan Prasarana dan Sarana Irigasi
• Penyediaan Air Baku
• Pengendalian Daya Rusak Air – pengamanan pantai/sempadan sungai
71
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR SDA
72
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR SDA
74
WILAYAH SUNGAI LINTAS NEGARA
Nama Nama-Nama
No Kode WS Provinsi
Wilayah Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS)
2 A1 - 2 Noel Mina NTT – Timor Leste Noel Mina, N Termanu, Nungkurus, (P Rote),
(P Sabu)
Sentani
5 A1 - 5 Einlanden-Digul-Bikuma Papua – Papua Nugini Einlanden, Digul, Maro, Kumbe, Bulaka, Bian,
75
WILAYAH SUNGAI LINTAS NEGARA
Nama Nama-Nama
No Kode WS Provinsi
Wilayah Sungai Daerah Aliran Sungai (DAS)
1 A2 - 1 Alas-Singkil NAD - Sumut Lae Pardomuan, Lae Silabuhan, Lae Siargian, Lae Singkil, Lae Kuala Baru
2 A2 - 2 Batang Natal - Batang Sumut – Sumbar Batang Batahan, Batang Natal
Batahan
3 A2 - 3 Rokan Riau – Sumbar - Sumut Rokan, Bangko, Rokan Kiri, Rokan Kanan, Kubu, Sumpur, Sontang, Asik, Air Pesut, Sibinail, Pagang,
Pincuran Panjang, Timbawan
4 A2 - 4 Kampar Riau – Sumbar Kampar, Kampar Kiri, Kampar Kanan, Bt Kapur, Bt Mahat
5 A2 - 5 Indragiri Riau – Sumbar Kuantan, Indragiri, Gaung Anak Serka, Guntung, Pateman, Palangki, Ombilin, Sinamar
6 A2 - 6 Batanghari Jambi - Sumbar Btg Hari, Tungkal, Bentaro, Mandahara, Lagan, Air Hutan, Jujuhan, Siat, Timpeh, Kuko, Pangean, Momong,
Sipotar, Sangir, Talantam, Bangko, Gumanti, Pinti Kayu, Pkl Duri Besar
7 A2 - 7 Musi Sumsel-Bengkulu-Lampung Musi, Lakitan, Kelingi, Rawas, Semangus, Batang Hari, Leko
8 A2 - 8 Mesuji - Tulang Bawang Lampung – Sumsel Mesuji, Tlg Bawang, Tjg Pasir, Randam Bsr, Sibur Besar, Tawar, Bati Dalam Kecil, Randam Besar, Menham
Kecil
9 A2 - 9 Teramang – Ipuh Bengkulu-Jambi Teramang Ipuh, Retak, Buluh, Selagan, Bantal, Dikit, Manjuto
10 A2 - 10 Nasal – Padang Guci Bengkulu –Lampung Air Nasal, Air Sambat, Air Tetap, Air Luas, Air Kinal, Air Padang Guci, Air Sulau, Air Kedurang, Air
Bengkenang, Air Manna
11 A2 - 11 Kepulauan Seribu DKI Jkt-Banten (Kepulauan Seribu)
12 A2 - 12 Cidanau – Ciujung – Banten – DKI Jkt – Jabar Cisadane, Ciliwung, Citarum, Cidanau, Ciujung, Cidurian
Cidurian – Cisadane –
Ciliwung – Citarum
13 A2 - 13 Citanduy Jabar – Jateng Citanduy, Cibeureum, Cimeneng, Kadalmeteng, Cioutra Pinggan, Sapuregel, Kawungaten, Cikonde,
Cikembulan, Cihaur
14 A2 - 14 Cimanuk – Cisanggarung Jabar – Jateng Cimanuk, Cisanggarung, Cipanas, Ciwaringin, Cikondang, Kasuncang, Babakan, Kabuyutan, Kluwut
15 A2 - 15 Progo–Opak- Serang DI Yogya-Jateng Progo, Opak, Serang, Tangsi,Elo, Oyo
16 A2 - 16 Bengawan Solo Jatim-Jateng Keduwang, Jurang Gempal, Bengawan Solo/ Jurug Solo, Grindulu, Lorong, Lamong, K Gondang, K Sragen,
Semawon, Wungu, Semawun, Geneng, Sondang
17 A2 - 17 Jelai-Kandawangan Kalteng-Kalbar Jelai, Kendawangan
18 A2 - 18 Barito-Kapuas Kalsel-Kalteng Barito, Kapuas, Murung, Martapura, Riam Kanan, Riam Kiwa, Negara, Ambawang, Kubu, Landaj, Tapin
33 A3 - 33 Jeneberang Sulsel Jeneberang, Jeneponto, Maros, Matulu, Salangketo, Tangka, Aparang, Pamukulu
34 A3 - 34 Pulau Buru Maluku Pulau Buru
35 A3 - 35 P Ambon - P Seram Maluku Pulau Ambon, Pulau Seram
36 A3 - 36 Kepulauan Kei-Aru Maluku Kepulauan Kei-Aru
37 A3 - 37 Kep Yamdena-Wetar Maluku Kepulauan Yamdena-Wetar
77
Sumber : Lampiran I Peraturan Menteri PU No 11A/PRT/M/2006
Arahan RTRWN terhadap Pengembangan
Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan
Mewujudkan fungsi yang dimiliki Perkotaan:
a) Fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional di kawasan
perbatasan (PKSN).
b) Fungsi eksternal yang dimiliki kawasan perkotaan adalah :
Pusat Kawasan Andalan: Industri Pengolahan dan Jasa Sektor
Unggulan
Simpul transportasi darat/Jalan, laut (Pelabuhan) dan udara
(Bandara)
Simpul Pelayanan Prasarana Lainnya (energi/listrik,
telekomunikasi)
Simpul kegiatan ekspor impor
Simpul Air Minum/Baku yang dilayani Wilayah Sungai
Pusat
Mewujudkan fungsi yangStrategis
Kawasan dimiliki Perdesaan:
Nasional
a) Sentra-sentra produksi di kawasan andalan bagi pengembangan
sektor-sektor unggulan nasional
78
1. Sebagai Pusat Kawasan Andalan
Keterangan :
PKN
PKW
PKSN
(Catatan: PKL ditetapkan dalam RTRWP) 79
Keterkaitan Substansi Antara RTRWN dengan Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP – Kota)
RTRWN Muatan KSNP - Kota
Fungsi Eksternal Kawasan
Perkotaan dan Perdesaan Keterkaitan Impilikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Fungsi Eksternal Kawasan Perkotaan Muatan PP No. 80 Tahun 1999
dan Perdesaan (Kasiba/Lisiba BS) dan PP Tentang Rumah Susun
Sistem Perkotaan Nasional Mendukung fungsi kota sebagai pusat kawasan andalan
dengan pengembangan permukiman baru berskala besar
(KASIBA/LISIBA) terutama di Kota Metro dan Besar, cepat
tumbuh dan ibukota kabupaten/provinsi baru
RTRWN
Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
Fungsi Eksternal Kawasan Perkotaan Muatan KSNP SPAM
dan Perdesaan
Sistem Perkotaan Nasional Pengembangan SPAM dilakukan secara bertahap di setiap
provinsi (Perpipaan dan Non Perpipaan Terlindungi)
Pusat Kawasan Andalan: Industri
Peningkatan dan penjaminan kuantitas air baku terutama bagi kota
dan Jasa metro dan besar
Simpul yg dilayani wilayah sungai Kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan SPAM
Simpul Kegiatan Industri dan Jasa Mendukung simpul kegiatan industri dan jasa melalui
pengembangan penyediaan air minum yang terpadu dengan
sistem sanitasi
81
Keterkaitan Substansi Antara RTRWN dengan
Muatan Kebijakan dan Strategi Nasional Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP SPP)
dan Pengelolaan Air Limbah
RTRWN
Fungsi Eksternal Kawasan Perkotaan Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
dan Perdesaan Muatan Muatan KSNP SPP
Pusat Kawasan Andalan meningkatkan pengelolaan TPA Skala Regional (Kota Besar
dan Metro) melalui kerjasama antardaerah.
mengembangkan waste to energy (Kota Besar dan Metro)
menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan 3R dan mendorong koordinasi lintas sektor
terutama perindustrian dan perdagangan
RTRWN
Fungsi Eksternal Kawasan Perkotaan Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
dan Perdesaan Pengelolaan Air Limbah
Pusat Kawasan Andalan pengelolaan prasarana air limbah secara terpadu (Sewerage
system) akan didorong dengan pola insentif terutama di kota
besar dan metro.
RTRWN
Fungsi Eksternal Kawasan Perkotaan Implikasi dan Pengembangan Infrastruktur KOTDES Terkait
dan Perdesaan Penanggulangan Banjir Kawasan Perkotaan
Pusat Kawasan Andalan Pengembangan Drainase Primer Perkotaan dapat
memberikan Pencegahan Kerugian Sosial-Ekonomi (minimal
kerugian PDRB 1%) melalui Mitigasi Dampak Daya Rusak82Air