BAB
4
PENDEKATAN, METODOLOGI &
JADWAL PELAKSANAAN
BAB 4 - 1
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
• Pengumpulan Data
• Konsolidasi Tim Perencana (Pemahaman Kontrak)
• Penyusunan Rencana Kerja
• Mobilisasi Personil
PERSIAPAN
3.1.1 Organisasi
Tim konsultan akan mengacu pada ketentuan kulifikasi dan jumlah personil yang
diuraikan dalam KAK. Tim konsultan terdiri dari tenaga ahli dan tenaga pendukung yang
mempunyai keahlian dan pengalaman pada bidangnya masing-masing.
3.1.2 Tata Cara Pelaksanaan (Sistem Prosedur)
Mempertimbangkan sifat dan jenis pekerjaan, tim konsultan dalam melaksanakan
kegiatan ini akan banyak menggunakan analisis pembahasan secara koordinatif antara
tenaga ahli pada setiap hasil kegiatannya atau temuan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan pekerjaan ini. Berdasarkan jenis kegiatan maka perlu diatur kedalam sistem
prosedur dalam setiap langkah pemrosesan agar dapat berjalan lebih efektif.
3.1.3 Koordinasi Pelaksanaan
Pimpinan perusahaan yang dibantu oleh ketua tim, akan selalu melakukan fungsi
koordinasi intern dan ekstern, sehingga sistem koordinasi akan dapat berjalan dengan
baik dan akslerasi penanganan dapat selaras dan sinergi dalam mencapai tujuan
pekerjaan sesuai dengan biaya dan waktu yang telah ditentukan.
Ketua Tim (Team Leader) memiliki tanggung jawab utama untuk dapat
mengkoordinasikan seluruh anggota tim dan melakukan koordinasi ke pihak terkait
terutama Direksi pekerjaan.
3.1.4 Tugas dan Tanggung Jawab Tim Perencanaan
BAB 4 - 2
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Tim Perencanaan akan dipimpin oleh seorang Team Leader yang memiliki tugas dan
tanggung jawab mengkoordinir seluruh anggota tim termasuk tenaga pendukung lainnya.
Tim Perencana diharapkan dapat bekerja efektif dengan akslerasi dan sinergi sesuai
tuntutan waktu dan hasil pekerjaan.
Tenaga Ahli memiliki tugas dan tanggung jawab bekerja sungguh-sungguh dengan
menerapkan seluruh kemampuan keahliannya. Tenaga Ahli melakukan kajian dan
penyusunan perencanaan sesuai dengan kualifikasi keahliannya.
Tenaga Pendukung memiliki tugas dan tanggung jawab membantu Tenaga Ahli dalam
menjalankan tugasnya sehingga pelaksanaan bisa tepat mutu, tepat waktu dan tepat
biaya.
3.1.5 Pusat Kegiatan
Kegiatan pelaksanaan perencanaan ini direncanakan akan dipusatkan di kantor PT. Plassa
Gagas Persada di Mataram sebagai Base Proyek.
Pelaksanaan Perencanaan Teknis Jalan NTB mengacu pada peraturan dan standar yang
berlaku sebagai dasar hukum. Berikut acuan normatif yang akan dijadikan pijakan dalam
melaksanakan pekerjaan, diantaranya :
1. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian
Kesesuaian
4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Lalu-lintas
6. Peraturan Meneteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan Dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 14 Tahun 2006
Tentang Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan
8. Peraturan Menteri PU No. 20 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemanfaatan &
Penggunaan Bagian Jalan
9. Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997
10. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina
BAB 4 - 3
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
11. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina
Setelah dilakukan pendekatan dan penelaahan terhadap sasaran akhir pekerjaan serta
ketentuan yang ada di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka dalam penyelesaian pekerjaan
akan menggunakan suatu metodologi yang tepat, terhadap kajian dan analisis yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini. Metodologi adalah upaya yang ditempuh untuk mendapatkan suatu hasil
kegiatan perencanaan pada tingkat yang optimal. Pemilihan terhadap penggunaan metode, telah
dilakukan pendekatan dengan maksud agar dicapai suatu metoda pelaksanaan studi yang efektif.
BAB 4 - 4
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 5
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
b. Pita atau tali ukur: digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau ketebalan suatu
lapisan. Pita ini biasanya berbentuk roll agar mudah dibawa.
c. GPS : digunakan untuk menentukan kordinat posisi, kecepatan, arah dan waktu saat
survey. GPS juga berguna untuk mengetahui medan lokasi agar kita tidak tersesat.
e. Kompas: merupakan alat navigasi penunjuk arah sesuai dengan magnetik bumi
secara akurat.
f. Waterpass: adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda
atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal .
BAB 4 - 6
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
g. Total station: adalah instrumen optis/elektronik yang digunakan dalam pemetaan dan
konstruksi bangunan. Total station merupakan teodolit terintegrasi dengan komponen
pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
h. Tripod: adalah kaki tiga untuk menyangga alat total station, Digital Theodolite,
waterpass, dll untuk berdiri tegaknya alat ukur dengan settingan tinggi kaki tripod yang
dapat disesuaikan.
i. Rambu ukur: adalahalat bantu dalam menentukan beda tinggi dan mengukur jarak
dengan menggunakan pesawat waterpass atau total statison. Rambu ukur terbuat dari
kayu atau campuran logam alumunium. Ukurannya, tebal 3 cm – 4 cm, lebarnya + 10 cm
dan panjang 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m. Pada bagian bawah diberi sepatu, agar tidak aus
BAB 4 - 7
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
karena sering dipakai. Rambu ukur dibagi dalam skala, angka - angka menunjukan ukuran
dalam desimeter. Ukuran desimeter dibagi dalam sentimeter oleh E dan oleh kedua garis.
Oleh karena itu, kadang disebut rambu E. Ukuran meter yang dalam rambu ditulis dalam
angka romawi. Angka pada rambu ukur tertulis tegak atau terbalik. Pada bidang lebarnya
ada lukisan milimeter dan diberi cat merah dan hitam dengan cat dasar putih agar saat
dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Meter teratas dan meter terbawah berwarna hitam,
dan meter di tengah dibuat berwarna merah.
a. Bench Mark (BM): adalah patok beton yang dibuat dan ditanam ada dua jenis, yang
pertama patok beton yang berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm.
2. Metode Pengukuran
a. Pengukuran Pengikatan
BAB 4 - 8
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Untuk pekerjaan ini dibuat dua buah BM. Dalam proses pemetaan BM.1 dipakai
sebagai referensi horisontal (X,Y). BM ini harus diikatkan terlebih dahulu terhadap BM
yang ada dilapangan (milik PT. …) yang sudah memiliki nilai koordinat global. BM
yang lain diikatkan terhadap BM.1 ini. Titik-titik referensi ini dilalui atau termasuk
dalam jaringan pengukuran poligon, sehingga merupakan salah satu titik poligon.
b. Pemasangan Patok BM
Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat bench mark (BM)
dibantu dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili
kawasan secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu
untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).
Mengingat fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada
kondisi tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau
kode,untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan. Disamping itu perlu pula
dibuat deskripsi dari kedua jenis titik ikat yang memuat sketsa lokasi dimana titik
ikat Sebagai titik pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat bench mark
(BM) dibantu dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili
kawasan secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu
untuk menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z).
Mengingat fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada
kondisi tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau
kode,untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan. Disamping itu perlu pula
dibuat deskripsi dari kedua jenis titik ikat yang memuat sketsa lokasi dimana titik
ikat.
BAB 4 - 9
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Tujuan pengamatan azimuth matahari adalah menentukan lintang dan bujur suatu titik
(tempat) di bumi, yaitu koordinat astronomis titik tersebut, serta menentukan azimuth
arah antara dua titik di permukaan bumi.
Pada khususnya penentuan azimuth suatu arah di permukaan bumi sangat diperlukan
dalam pekerjaan-pekerjaan pengadaan titik dasar untuk pekerjaan pemetaan, baik
pemetaan cara terestris maupun pemetaan cara fotogametris.
Azimuth diperlukan bukan saja untuk pemberian orientasi utara kepada peta, tetapi lebih
penting untuk mengontrol ukuran-ukuran sudut pada pengukuran poligon dan triangulasi.
Dalam rangka penyelenggaraan kerangka dasar peta, dalam hal ini kerangka dasar
horisontal/posisi horisontal (X,Y) digunakan metoda poligon. Dalam pengukuran
poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang
akan diuraikan dalam penjelasan di bawah ini.Dalam pembuatan titik dalam jaringan
pengukuran poligon, titik-titik poligon tersebut berjarak sekitar 50 meter.
Pengukuran Sudut
Sudut diukur dengan menggunakan alat ukur Total Station. Pengukuran sudut dapat
dijelaskan dengan Gambar berikut ini :
Sudut yang dipakai adalah sudut dalam yang merupakan hasil rata-rata dari pengukuran
I dan II.
Bacaan I = 101°30’29”
Bacaan II = 101°30’28”
Rata-rata = 101°30’28,5”
Sedangkan untuk pengukuran jarak dilakukan dengan cara optis dan dicek dengan
menggunakan meetband.
BAB 4 - 10
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Hitungan Poligon
Hitungan Koordinat
Koordinat masing-masing titik poligon dihitung dengan persamaan dari Gambar berikut :
BAB 4 - 11
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
c. Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu belakang dan rambu
belakang menjadi rambu muka.
e. Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 lebih kecil atau sama dengan 2 mm.
h. Toleransi salah penutup beda tinggi (T) ditentukan dengan rumus berikut :
BAB 4 - 12
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
bench mark acuan. Ketinggian relatif tersebut pada proses selanjutnya akan dikoreksi
dengan pengikatan terhadap elevasi muka air laut paling surut (Lowest Low Water
Level - LLWL) yang dihitung sebagai titik ketinggian nol (+0.00).
Pelaksanaan pengukuran situasi detail dengan sistem raai dilakukan dengan merajang
daerah yang akan dipetakan menjadi poligon-poligon cabang yang lebih kecil. Dengan
merajang meng “array” daerah yang akan dipetakan maka akan didapat jalur-jalur poligon
yang saling sejajar satu sama lain. Perhitungan poligon dilakukan dengan menggunakan
system hitungan poligon terbuka terikat sempurna, detail situasi diukur dengan metode
sudut kutub. Detail-detail tersebut diukur dengan menggunakan alat Total Station dan
Theodolith Wild TO. Jarak dan beda masing-masing sisi dan titik detail diukur dengan
metode Tachimetry. Pengukuran situasi dilakukan dengan metode tachymetri, yaitu
sebagai berikut :
c. Rambu ukur yang digunakan harus memiliki interval skala yang benar.
d. Batas Areal di tepi kiri dan di tepi kanan Jalan yang diukur situasinya tergantung
pada tujuan penggunaan peta situasi.
e. Jumlah detail unsur situasi yang diukur harus betul-betul representatif, oleh
sebab itu kerapatan letak detail harus selalu dipertimbangkan terhadap bentuk
unsur situasi serta skala dari peta yang akan dibuat,
f. Setiap pembacaan rambu ukur harus dilakukan pada ketiga benang, yaitu benang
atas, benang tengah, dan benang bawah,
i. Setiap lembar formulir data ukur detail situasi harus ditulis nomor lembarnya,
nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor seri
BAB 4 - 13
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan cuaca pada
saat melakukan pengukuran.
4) Rambu ukur yang digunakan harus memiliki interval skala yang benar.
5) Arah penampang melintang yang diukur diusahakan tegak lurus ruas Jalan.
6) Batas pengambilan detail di areal tepi kiri dan di areal tepi kanan Jalan tergantung
pada kegunaan gambar penampang melintang tersebut.
7) Detail yang ukur harus dapat mewakili bentuk irisan melintang alur Jalan dan
relief areal di tepi kiri serta di tepi kanan Jalan setempat.
8) Apabila di areal tepi kiri atau di areal tepi kanan Jalan terdapat bangunan
permanen seperti halnya rumah, maka letak batas dan ketinggian lantai rumah
tersebut harus diukur, dan diperlakukan sebagai detail irisan melintang.
9) Jumlah dan kerapatan letak detail yang diukur harus dipertimbangkan pula
terhadap skala gambar penampang melintang yang akan dibuat.
10) Setiap detail yang diukur harus dibuat sketsanya, dan sketsa detail penampang
melintang tidak boleh terbalik antara letak tebing kiri Jalan dengan letak tebing
kanan Jalan.
11) Setiap pembacaan rambu ukur harus dilakukan pada ketiga benang, yaitu benang
atas, benang tengah dan benang bawah.
BAB 4 - 14
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
12) Setiap lembar formulir data ukur penampang melintang harus ditulis nomor
lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan
nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan
cuaca pada saat melakukan pengukuran.
h. Pengolahan Data
Pengendalian Data
1) Setiap lembar data ukur dan data hitungan yang telah disetujui harus diberi paraf
di bagian bawah di sebelah kanan.
2) Semua data ukur dan data hitungan harus selalu diklasifikasikan menurut
acamnya, kemudian disusun secara urut, dan disimpan pada tempat yang aman.
Analisa Data
1) Penghitungan Poligon
Secara umum penghitungan poligon terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pertama
adalah penghitungan koordinat sementara dan tahap yang kedua merupakan
penghitungan koordinat definitif. Sistem proyeksi peta yang digunakan adalah
system proyeksi Universal Transfer Mercator (UTM).
Koordinat sementara
a) Sudut
1. Ratakan sudut-sudut horizontal hasil pengukuran pada tiap titik
poligonutama dan tiap titik poligon cabang,
2. Periksa kesalahan penutup sudut pada setiap sirkuit, kemudian periksa
pulakesalahan penutup sudut pada seluruh sirkuit,
3. Untuk membawa hitungan ke sistem proyeksi UTM, sudut hasil ukuran
diberikoreksi kappa (κ) dan koreksi jurusan horizontal Psy (Ψ).
b) Jarak
1. Ratakan jarak hasil ukuran pada setiap sisi poligon utama dan
poligoncabang,
2. Untuk membawa hitungan ke sistem proyeksi UTM, jarak hasil ukuran
diberireduksi ke bidang geoid dan reduksi ke bidang proyeksi.
c) Azimut
BAB 4 - 15
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
d) Koordinat sementara
1. Jumlah sudut-sudut poligon, di hitung kesalahan penutupnya, lalu
berikankoreksi sudut,
2. Hitung azimut tiap sisi poligon,
3. Hitung dsin a dan dcos ἀ,
4. Berikan koreksi fx dan fy,
5. Hitung koordinat titik-titik poligon,
e) Koordinat definitif
2) Hitungan waterpasing :
Secara umum penghitungan waterpasing terdiri dari dua tahap, untuk tahap
pertamaadalah penghitungan ketinggian sementara, dan tahap kedua merupakan
penghitungan ketinggian definitif.
a) Ketinggian Sementara
3. Apabila jumlah beda tinggi hasil pengukuran pergi terhadap jumlah beda
tinggi hasil pengukuran pulang tidak memenuhi toleransi yang ditetapkan,
makaperiksa beda tinggi tiap slag dari hasil pengukuran pergi dan beda
tinggi tiap slag hasil pengukuran pulang.
4. Apabila beda tinggi salah satu slag hasil pengukuran pergi dan hasil
pengukuranpulangnya janggal, maka beda tinggi pada slag tersebut
diukur ulang.
BAB 4 - 16
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
7. Hitung ketinggian patok sementara, patok tetap bantu, dan patok tetap
utama berdasarkan ketinggian titik ikat yang digunakan.
b) Ketinggian definitif :
a) Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak langsung (jarak optis)
yang dihitung berdasarkan fungsi goneometri sudut vertikal dan hasil bacaan
rambu ukur,
b) Beda tinggi tiap detail terhadap patok dihitung dengan rumus tachymetri,
a) Jarak tiap detail terhadap patok merupakan jarak tidak langsung (jarak optis)
yang dihitung berdasarkan fungsi goneometri sudut vertikal dan hasil bacaan
rambu ukur,
b) Beda tinggi tiap detail terhadap patok dihitung dengan rumus tachymetri,
i. Penggambaran
Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus digambar berdasarkan titik - titik poligon
dengan skala 1 : 1000 dan interval kontur 10 cm pada arah absis (X) maupun ordinat (Y)
dengan nilai 100 m untuk masing - masing absis dan tepi kiri peta untuk angka ordinat.
Sebagaiman penjelasan di KAK, survey perkerasan jalan akan dilakukan dengan Dynamic
Cone Penetrometer (DCP). Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai California Bearing Ratio (
CBR ) lapisan tanah dasar yang dilakukan pada ruas-ruas jalan belum beraspal seperti jalan kerikil
atau jalan aspal yang telah rusak hingga tampak lapisan pondasinya atau untuk pelebaran jalan.
Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan - ketentuan ukuran.
BAB 4 - 17
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
2) Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan setiap 200 meter secara zig - zag
sepanjang ruas jalan yang ditetapkan.
3) Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan untuk permukaan jalan tanah/kerikil dan pada
permukaan lapisan tanah dasar.
4) Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu,
lapisan telford, lapisan pasir, dll.
7) Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.
8) Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat dalam formulir HR 2.2.1.
Hampir setiap bangunan teknik sipil terdiri dari bagian bangunan diatas tanah (super
structure) dan bagian bangunan dibawah permukaan tanah (sub structure). Bagian bangunan
dibawah permukaan tanah akan meneruskan seluruh beban bangunan ketanah pondasi. Untuk
menyiapkan desain dan melaksanakan konstruksi bangunan, perencana perlu mengetahui sifat
material bangunan yang digunakan dan sifat massa fondasinya yang dapat berupa tanah atau
batuan.
Dalam uraian KAK dijelaskan cukup rinci untuk metodelogi Survey Geologi dan Geoteknik,
dan uraian yang akan kami sampaikan ini sebagai pelengkap dari uraian KAK. Tujuan penyelidikan
geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini, adalah untuk melakukan pemetaan penyebaran
tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai
stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan
struktur, pada mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
1. Penyelidikan Lapangan
Tujuan mendasar dari sebuah penyelidikan lapangan adalah mendapatkan data untuk
keperluan desain dan pelaksanaan konstruksi dari sebuah proyek. Penyelidikan lapangan
dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi pelapisan dan parameter tanah.
Oleh karena itu, penentuan jenis dan penempatan titik-titik pengujian lapangan menjadi
BAB 4 - 18
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
sangat penting. Penyelidikan lapangan yang umum dilakukan adalah berupa sondir mekanik
dan pemboran teknik untuk pengambilan coring, Undisturb Sample (UDS) dan pelaksanaan
Standard Penetration Test (SPT). Pengamatan muka air tanah pada setiap lubang bor teknik
dilakukan untuk mengetahui kedalaman muka air tanah.
Laporan penyelidikan geoteknik harus sesuai standar. Data yang ada harus cukup lengkap dan
dapat digunakan untuk keperluan desain. Profil dan analisis parameter tanah yang
disampaikan dalam laporan penyelidikan geoteknik paling tidak harus meliputi :
a. Profil tanah untuk perencanaan (design profile) harus mewakili kondisi lapisan tanah,
khususnya parameter-parameter tanah untuk perencanaan pondasi
b. Muka air tanah
c. Daya dukung tanah untuk jenis pondasi yang disarankan
d. Parameter tanah untuk analisis penurunan bangunan jangka pendek dan jangka
panjang
e. Parameter tanah untuk analisis dinding penahan tanah untuk kondisi baik undrained
maupun drained.
Selain itu, klasifikasi jenis tanah dan profil lapisan- lapisan tanah minimal sampai kedalaman
30 m yang dimulai dari permukaan tanah asli.
BAB 4 - 19
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Penyelidikan lapangan harus direncanakan dan dilaksanakan dalam sebuah tahapan, yaitu:
2. Penyelidikan Utama
3. Penyelidikan Tambahan
Setiap tahapan akan didesain dengan menggunakan informasi yang didapat dari tahapan
sebelumnya.
Informasi awal yang dapat dikumpulkan adalah kondisi geologi, kegempaan regional,
peraturan setempat, dan besarnya beban dari struktur. Informasi ini akan membantu
perencana geoteknik untuk memutuskan tahap penyelidikan geoteknik selanjutnya.
2) Penyelidikan Utama
Tujuan dari penyelidikan utama ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat
untuk menghasilkan suatu desain serta metode pelaksanaan yang ekonomis dan
aman.
Lokasi dari titik-titik penyelidikan, seperti lubang bor, sondir, uji sumur, maupun uji-uji
langsung di lapangan, harus ditentukan sehingga gambaran geologi umum dari lokasi
secara keseluruhan dapat diperoleh dengan detil dan sifat- sifat teknik dari tanah di
bawah permukaan.
3) Penyelidikan Tambahan
BAB 4 - 20
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Pengujian Sondir atau cone penetration test (CPT) merupakan salah satu pengujian lapangan
yang bertujuan untuk mengetahui profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah dan daya
dukungnya. Stratifikasi tanah dan daya dukung dapat diketahui dari kombinasi hasil
pembacaan tahanan ujung (qc) dan gesekan selimutnya (fs). Alat sondir berbentuk silindris
dengan ujungnya berupa konus. Prosedur pengujian Sondir mengacu pada SNI 2827:2008.
1. Sondir mekanis. Sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc) dan gesekan
selimut (fs) mengacu pada ASTM D3441.
2. Sondir elektrik. Sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc), gesekan selimut
(fs) dan tekanan air pori (u) mengacu pada ASTM D5778.
BAB 4 - 21
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
c. Pemboran Teknik
Pemboran teknik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelapisan tanah (pengambilan
coring), pengambilan contoh tanah (Undisturb Sample, UDS) dan mengetahui parameter
tanah dari hasil uji lapangan (seperti Standard Penetration Test, SPT; uji lapangan lainnya).
Tanah yang didapatkan dari pengambilan coring ditempatkan dalam core box. Dibuat boring
log secara visual yang dilengkapi dengan data dari uji lapangan dan laboratorium.
Kedalaman titik bor untuk penyelidikan pondasi jembatan minimal 40 m. Apabila sampai
kedalaman 40 m belum ditemukan tanah keras, maka kedalaman titik bor ditambah sampai
menemukan tanah keras.
SPT (standard penetration test) adalah metoda pengujian di lapangan dengan memasukkan
(memancangkan) sebuah Split Spoon Sampler (tabung pengambilan contoh tanah yang dapat
dibuka dalam arah memanjang) dengan diameter 50 mm dan panjang 500 mm. Split spoon
sampler dimasukkan (dipancangkan) ke dalam tanah pada bagian dasar dari sebuah lubang
bor. Uji Standard Penetration Test (SPT) dilakukan pada setiap lubang bor teknik dengan
interval pengujian setiap 2,0 m. Pada uji SPT, indikasi tanah keras diartikan sebagai lapisan
tanah dengan nilai SPT di atas 50 pukulan / 30,0 cm sebanyak 3 (tiga) kali pada 3 (tiga)
kedalaman berturut turut. Prinsip pelaksanaan uji penetrasi standar (SPT) yaitu dengan
memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu
63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk
melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah yang digunakan adalah pada penetrasi
sedalam 300 mm terakhir. Pengujian SPT mengacu pada SNI 4153:2008 dan ASTM D1586-67.
Pengambilan sampel tanah ini dapat terjadi dalam dua kondisi yaitu kondisi tanah terganggu
(disturb soil) dan tanah tidak terganggu (undisturb soil). Undisturbed sample adalah contoh
tanah yang masih menunjukkan sifat asli tanah. Disturbed sample adalah sampel tanah yang
diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungi struktur asli tanah tersebut.
Sampel undisturbed ini secara ideal tidak mengalami perubahan struktur, kadar air, dan
susunankimia. Sampel tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi kerusakan
sampel tanah dapat dibatasi sekecil mungkin. Tujuan dari pengambilan contoh adalah untuk
pengujian laboratorium lebih lanjut supaya mendapatkan informasi geoteknik, seperti kuat
geser dan karakteristik deformasi yang dibutuhkan untuk disain yang aman dan ekonomis.
BAB 4 - 22
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Sampel ini diperoleh dengan menggunakan alat yang mungkin dapat menghancurkan struktur
makro tanah tetapi tidak mengganggu komposisi mineraloginya, dan dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Spesimen contoh ini dapat digunakan untuk mengetahui perkiraan litologi
umum endapan tanah, identifikasi komponen tanah dan tujuan klasifikasi umum, ukuran
butiran, batas-batas atterberg dan karakteristik pemadatan tanah.
Sampel tanah tak terganggu yang diperoleh dari lapisan tanah lempung akan digunakan dalam
uji laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat teknik tanah. Sampel tanah tak terganggu dari
tanahbberbutir kasar dapat juga diambil dengan prosedur khusus, seperti pembekuan atau
pengisian lilin dan tabung blok atau tabung inti. Pengambilan sampel yang dilakukan dengan
alat khusus ini, digunakan untuk membantu mengurangi gangguan pada struktur tanah in situ
dan kadar air tanahnya. Sampel tanah tidak terganggu dapat pula digunakan untuk
mengetahui kekuatan, stratifikasi, kelulusan air, kepadatan, konsolidasi, sifat dinamik, dan
BAB 4 - 23
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
sifat teknik tanah lainnya. Pengambilan sampel tanah tak terganggu disarankan setiap interval
kedalaman 5 meter dan setiap lapisan tanah.
f. Sumur PIT
Pit test dilakukan dengan melakukan penggalian lubang secara manual berukuran
bujursangkar dengan lebar 1.50 dan kedalaman maksimum dari pit test adalah 2.0 m. Sampel
yang diambil dari pit test ini diuji kompaksi dan CBR di laboratorium. Berdasarkan hasil
pengujian dapat diketahui kelayakan material tersebut sebagai bahan timbunan.
Secara umum lokasi pekerjaan penyelidikan tanah akan dituangkan dalam sebuah layout
desain penyelidikan tanah. Pengukuran dalam menentukan posisi titik penyelidikan tanah
dapatnmenggunakan beberapa cara, antara lain:
1. Menggunakan meteran ukur terhadap titik acu (benchmark) atau bangunan yang
sudah ada di lokasi penyelidikan tanah.
2. Sistem koordinat.
Dari kedua cara tersebut tentu dengan menggunakan sistem koordinat akan lebih akurat bila
dibandingkan tarikan manual dengan meteran, apalagi kalau lokasi tanah yang akan diselidiki
masih berupa lahan kosong. Akurat di sini yang dimaksud adalah ketepatan antara titik
penyelidikan tanah yang dituangkan dalam gambar teknis dengan lokasi penyelidikan di
lapangan.
Idealnya penyelidikan tanah harus dilakukan sedapat mungkin pada titik atau koordinat yang
ada pada layout desain penyelidikan tanah. Namun apabila kondisi medan atau kontur di
lapangan yang tidak memungkinkan pada titik atau koordinat tersebut, maka pekerjaan
BAB 4 - 24
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
penyelidikan tanah boleh digeser maksimal 3 meter dan melalui persetujuan oleh ahli
geoteknik.
Lokasi dan jumlah titik-titik penyelidikan lapangan, seperti sondir, lubang bor + SPT + UDS, uji
sumur, maupun uji-uji langsung di lapangan lainnya, harus ditentukan sehingga gambaran
geologi umum dari lokasi secara keseluruhan dapat diperoleh dengan detil dan sifat- sifat
teknik dari tanah di bawah permukaan. Untuk penyelidikan detail bergantung pada bentuk
konstruksi. Apabila bentuk konstruksi persegi memakai jarak setiap 25 sampai 50 meter,
untuk konstruksi memanjang setiap 50 sampai dengan 100 meter.
Terzaghi dan Peck merekomendasikan jumlah titik penyelidikan tanah sebagai berikut:
1. Untuk jembatan dan bendungan titik penyelidikan tanah diletakkan pada sumbu-
sumbu struktur untuk mengetahui apakah pada lokasi tersebut kondisi tanah yang
ada mampu mendukung beban struktur.
2. Masih untuk jembatan, titik penyelidikan yang lain diletakkan di bawah pangkal
jembatan atau pilar.
3. Pada bendungan titik penyelidikan yang lain dilakukan pada lokasi bangunan
pelengkap seperti lokasi bendungan elak.
2. Penyelidikan Laboratorium
Uji laboratorium dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi geoteknik (parameter
fisik dan mekanik tanah) yang dibutuhkan untuk desain bangunan yang aman dan ekonomis.
Hasil pengujian akan memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serta
untuk mengevaluasi karakteristik kekuatan dan kompresibilitas lapisan tanah. AASHTO (1988)
menyusun daftar pengujian yang penting dengan urutan perkiraan menurut biaya yang
semakin meningkat sebagai berikut:
pemeriksaan visual,
BAB 4 - 25
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Permeabilitas,
geser langsung,
tekan triaksial,
konsolidasi
Banyaknya pengujian laboratorium akan bervariasi untuk setiap proyek, bergantung pada
faktorfaktor yang telah dibahas sebelumnya. Meskipun demikian, pengujian klasifikasi secara
lengkap seharusnya dilaksanakan pada semua proyek.
Berikut ini pengelompokan uji laboratorium yang umum dilakukan mengikuti suatu standar uji
dari ASTM, yaitu:
Uji Indeks Properties (Kadar Air, Berat Jenis, Berat Isi, Atterberg Limits, Grain Size
Analysis)
Uji Kuat Geser Tanah (Uji Kuat Tekan Bebas, Uji Triaksial, Uji Geser Langsung)
Uji Permeabilitas
Uji Kompaksi
Uji CBR
3.3.5 SURVEY LALU LINTAS
Tujuan dari pelaksanaan survei lalu lintas antara lain untuk mengumpulkan informasi
tentang kondisi lalu lintas dan perubahannya dari waktu ke waktu. Survei lalu lintas dapat dibagi
lagi kedalam parameter yang lebih spesifik tergantung kebutuhan. Berikut jenis survey lalu lintas :
Dalam KAK sudah dijelaskan bahwa survey lalu lintas yang kan dilakukan adalah untuk
mengetahui volume lalu lintas atau Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) berdasarkan jenis atau
kelompok kendaraan di ruas jalan lokasi pekerjaan perencanaan. Dan kegiatan Survey Lalu Lintas
akan dilakukan dengan pengamatan langsung atau manual pada jam-jam lalu lintas ramai.
BAB 4 - 26
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
Dalam pelaksanaan survey lalu lintas ini kami akan mengacu pada panduan yang
dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Pedoman Konstruksi
Bangunan : pd.T-19-2004-B Survey Perencacahan Lalu Lintas Dengan Cara Manual. Selanjutnya
kami sampaikan ketentuan-ketentuan dan metodologi pelaksnaan Survey Lali dalam buku
pedoman tersebut sebagai gambaran penanganan pekerjaan survey lalu lintas.
BAB 4 - 27
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 28
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 29
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 30
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 31
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 32
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 33
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 34
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 35
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 36
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 37
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 38
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 39
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 40
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 41
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 42
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 43
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 44
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 45
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 46
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 47
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 48
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 49
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 50
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 51
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 52
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 53
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 54
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 55
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 56
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 57
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 58
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 59
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 60
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 61
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 62
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 63
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 64
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 65
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 66
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 67
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 68
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 69
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 70
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 71
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 72
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 73
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 74
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 75
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 76
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 77
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 78
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 79
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 80
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 81
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 82
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 83
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 84
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 85
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 86
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 87
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 88
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 89
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 90
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 91
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 92
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 93
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 94
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 95
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 96
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 97
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 98
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 99
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 100
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 101
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 102
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 103
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 104
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 105
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 106
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 107
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 108
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 109
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 110
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 111
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 112
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 113
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 114
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 115
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 116
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 117
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 118
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 119
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 120
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 121
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 122
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 123
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 124
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 125
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 126
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 127
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 128
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 129
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 130
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 131
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 132
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 133
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 134
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 135
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 136
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 137
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 138
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 139
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 140
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 141
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 142
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 143
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 144
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 145
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 146
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 147
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 148
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 149
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 150
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 151
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 152
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 153
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 154
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 155
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 156
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 157
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 158
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 159
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 160
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 161
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 162
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 163
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 164
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 165
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 166
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 167
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 168
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 169
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 170
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 171
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 172
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 173
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 174
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 175
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 176
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 177
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 178
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 179
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 180
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 181
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 182
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 183
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 184
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 185
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 186
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 187
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 188
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 189
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 190
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
WAKTU PELAKSANAAN
TAHAPAN
UARAIAN PEKERJAAN Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3
PELAKSANAAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
A. PERSIAPAN 1. Review Dokumen Kontrak
2. Penyusunan Jadwal Kerja
3. Pembagian Tugas Personil
4. Mobilasasi Personil
5. Pengumpulan Data Sekunder
B. PRA-DESAIN 1. Kajian Literasi (Regulasi dan Stadar)
2. Survey Pendahuluan
3. Survey Pengukuran Topografi
4. Survey Perkerasan Jalan
5. Survey Geologi dan Geoteknik
6. Survey Lalu Lintas
C. DESAIN 1. Perencanaan Geometrik Jalan
PERENCANAAN 2. Perencanaan Drainase Jalan
3. Perencanaan Perkerasan Jalan
4. Perencanaan Lereng dan Stabilitas Badan Jalan
5. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Kemanan Jalan
6. Perencanaan Keselamatan Jalan
4. Penyusunan Gambar Hasil Perencanaan
5. Penyusunan Kuantitas dan Biaya Fisik Jalan
D. PEMBAHASAN, 1. Konsultasi Publik
KONSULTASI DAN 2. Pembahasan/Ekspos Hasil Pekerjaan
PENYERAHAN HASIL 3. Serah Terima Hasil Pekerjaan
BAB 4 - 191
DOKUMEN USULAN TEKNIS
Penyusunan Perencanaan Teknis Jalan NTB
BAB 4 - 192