5.1.
UMUM
suatu
pendekatan
metodologi
yang
tepat
dengan
yang
dihasilkan juga
meningkat.
penduduk.
Untuk
menjaga
kesehatan
serta
meningkatkan
V- 1
USTEK
5.2.
dana
untuk
pengoperasian
dan
pemeliharaan
fasilitas
pengolahan.
3. Belum adanya peraturan yang mengatur bidang air Limbah domestik
secara nasional.
4. Sosialisasi pengelolaan air limbah domestik kepada masyarakat masih
kurang.
KESEPAKATAN INDONESIA DALAM MILLENILIM DEVELOPMENT GOAL
(MDG) terkait dengan pengelolaan air limbah adalah sebagai
berikut :
Salah
satu
kesepakatan
MDGs
adalah
memastikan
keberlanjutan
tanpa
akses
pada
sumber
air
minuet
yang
aman
dan
Indonesia
ikut
serta
dalam
kesepakatan
MDGs
maka
pembangunan
.
nasionat.
Strategi
yang
dipertukan
adalah
V- 2
USTEK
pengelolaan
limbah
yang
terintegrasi
antara
minimisasi
limbah,
strategi
pengembangan
pelayanan
air
limbah,
perlu
Memberikan
pengetahuan
kepada
masyarakat
akan
pentingnya
Pengembangan
penelitian
di
bidang
pencegahan
pencemaran
kesadaran
pemerintah,
mengenai
permasalahan
sanitasi.
wakil
rakyat,
Sehingga
maupun
mereka
swasta
memberikan
kegiatan
sosial
lainnya,
sedangkan
limbah
non
domestik
merupakan limbah buangan dari hasil proses produksi pada industri baik cair
.
V- 3
USTEK
dibuang
di
tempat
bangunan
tersebut
berada,
dengan
Ketentuan pengaliran
Kecepatan aliran air buangan dalam saluran dipengaruhi beberapa
faktor, diantaranya :
a.
Debit
b.
c.
d.
V- 4
USTEK
Aliran air buangan dalam pipa bersifat aliran terbuka (open channel)
dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Hal yang harus diperhatikan dalam
aliran air buangan adalah kecepatan aliran yang dapat menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya pengendapan di dasar saluran dan
terjadinya penggerusan
Atas dasar hal di atas maka syarat-syarat pengaliran yang harus
diperhatikan dalam perencanaan ini adalah :
a.
Untuk
mengandung
aliran
pasir,
yang
kecepatan
pasir,
kecepatan
maksimum = 3 m/dt
Batas di atas ditetapkan berdasarkan
pertimbangan :
-
b.
c.
Kemiringan saluran
.
V- 5
USTEK
2.
d.
Kedalaman Aliran
Mengingat aliran buangan umumnya mengandung partikel padat (faecal)
yang belum hancur maka harus diperhitungkan kedalaman aliran
minimum yang dianggap mampu membawa partikel tersebut berenang
mengikuti aliran pada saat kecepatan minimum.
Kedalaman aliran sangat berpengaruh terhadap kelancaran aliran.
Kedalaman air minimum disamakan dengan kedalaman berenang tinja. Di
Indonesia kedalaman berenang tinja di tetapkan minimum 5 cm pada
pipa halus (seperti PVC) dan 7,5 cm pada pipa kasar. Kedalaman air
dalam pipa tidak boleh penuh pada saat debit puncak. Kedalaman aliran
yang diperbolehkan 0.6 0.8 D pada debit puncak. Jika kedalaman
saluran sudah melebihi 0,8 diameter, maka diameter pipa harus
diperbesar atau kemiringan saluran diperbesar.
2.
persil
= 0,45 meter
lateral
Kedalaman
akhir
pemasangan
pipa
adalah
Kedalaman
akhir
V- 6
USTEK
3.
buangan adalah bulat dan oval. Sedangkan untuk pemilihan bahan pipa
harus diperhatikan faktorfaktor sebagai berikut :
-
Bahan pipa yang dipakai dalam perancangan ini adalah pipa beton
untuk diameter 400 sampai >600 mm dan pipa PVC untuk diameter yang
lebih kecil dari 400 mm.
Jenis-jenis bahan pipa yang tersedia di pasaran adalah :
a.
2)
3)
b.
c.
d.
V- 7
USTEK
4.
Penempatan
Pemasangan
Saluran
dan
Bangunan
pelengkapnya
a. Pipa Persil
Syarat yang perlu diperhatikan pada sambungan ke rumah adalah :
Sambungan jangan mengganggu jalannya aliran air buangan
dengan
antara
besar
debit
sudut
dari
maksimum
rumah
45.
dengan
debit
Apabila
saluran
yang berasal dari rumah tangga. Untuk itu sambungan dari rumahrumah harus diletakkan di atas permukaan aliran air kotor tertinggi.
Jika air buangan dari sambungan masuk ke rumah masuk
V- 8
USTEK
c. Pipa Lateral
Adalah pipa penyaluran air buangan setelah pipa service untuk dialirkan
ke pipa cabang. Ukurannya tergantung dari jumlah pipa service yang
dilayani. Untuk sistem jaringan kecil, pipa service dapat berfungsi
sebagai pipa lateral, sedangkan untuk jaringan besar pipa lateral dapat
berkembang menjadi pipa cabang. Pipa lateral ditempatkan di :
Tepi jalan di bawah trotoar untuk memudahkan penggalian di
tidak sama besarnya, maka pipa dipasang di sisi yang paling besar
debit air buangannya.
Tengah
jalan,
untuk
jalan-jalan
yang
dikedua
sisinya
perbedaan elevasi.
d. Pipa Cabang
Merupakan pipa yang menampung air buangan dari pipa-pipa lateral
dengan bentuk saluran bulat atau oval.
e. Pipa Induk
Merupakan pipa utama yang mengalirkan air buangan ke bangunan
pengolah air buangan dan menampung aliran air buangan dari pipa-pipa
cabang
V- 9
USTEK
f. Manhole
Manhole berfungsi sebagai tempat untuk memeriksa
atau memperbaiki serta membersihkan saluran dari
kotoran yang terbawa aliran. Mengingat fungsinya
tersebut, maka manhole harus direncanakan dengan
baik sehingga dapat memberikan kemudahan bagi
petugasdalam melaksanakan tugasnya. Penempatan
manhole ditetapkan pada tempat-tempat tertentu,
yaitu :
a) pada perubahan arah aliran (belokan > 22,5 o baik
Typical Manhole
V- 10
USTEK
Diameter (m)
0,75
0,8 2,1
1,00
> 2,1
1,5
Sumber : Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah. Pedoman Pengelolaan Air
Limbah Perkotaan. Jakarta; 2003
g. Drop Manhole
Drop manhole berfungsi sama dengan manhole, hanya
pemakaiannya berbeda karena drop manhole dipakai
untuk pertemuan saluran yang mempunyai perbedaan
ketinggian relatif besar. Tujuan dipergunakannya drop
manhole
adalah
splushing/enceburan
untuk
air
buangan
dapat
V- 11
USTEK
pipe atau karena mengikuti belokan pada arah jalan. Mengingat pada
tikungan kehilangan energi cukup besar, maka perlu diperhatikan
beberapa persyaratan dalam merencanakan tikungan, yaitu :
1. tidak
boleh
terjadi
perubahan
diameter
atau
Typical Bend
kemiringan
2. pembuatan dinding saluran selicin mungkin
3. harus ada manhole untuk pemeriksaan
4. radius minimum belokan diameter saluran
i. Transition dan Junction,
Diperlukan bila terjadi pertemuan antara cabang
yang disambungkan atau memasuki saluran utama.
Transition adalah keadaan terjadinya perubahan
diameter
saluran.
penggabungan
Junction
beberapa
buah
adalah
tempat
saluran.
Pada
dalam
perencanaannya
perlu
Typical Junction
diperhatikan :
1.
2.
Pada
junction
diusahakan
kecepatan
aliran
seragam
dan
j. Ventilasi
Berfungsi untuk mengeluarkan gas yang terbentuk dalam pipa dan
untuk mengukur tekanan udara dalam saluran atau manhole menjadi
sama dengan tekanan luar. Ventilasi udara membutuhkan waktu lebih
dari 18 jam hingga sampai ke instalasi pengolahan karena selama waktu
tersebut diperkirakan dapat terjadi gas-gas yang berbahaya bagi
kesehatan dan dapat mempengaruhi daya tahan pipa. Penempatan
V- 12
USTEK
penggelontor
direncanakan
sehingga
cukup
untuk
V- 13
USTEK
yang
digunakan
harus
tercukupi
kuantitasnya,
tidak
boleh
2.
diambil
dari
saluran
air
minum
(PDAM),
selain
konstan,
dalam perencanaan
demensi
saluran
V- 14
USTEK
tambahan
debit
air
buangan
dari
penggelontoran
harus
diperhitungkan.
Sistem Periodik
Penggelontoran
dengan
sistem
periodik
dilakukan
secara
kondisi
topografi
tanah,
perlu
juga
V- 15
USTEK
Unit
operasi
pengolahan
dan
air
dikategorikan
unit
buangan
dalam
proses
dalam
mencakup
pengolahan
perencanaan
proses-proses
pendahuluan
bangunan
yang
dapat
(pretreatment),
untuk
kondisi
perumahan
yang
direncanakan
adalah
150
5.3.1
V- 16
USTEK
domestic) dan saluran air hujan. Volume air limbah dalam perpipaan saluran
domestic terdiri dari tiga komponen utama :
1) Air buangan domestic
2) Air buangan industry
3) Infiltrasi
Jika hanya satu sistem perpipaan ( gabungan) yang digunakan, aliran
air limbah terdiri dari semua komponen. Dalam kedua kasus, persentase
komponen air buangan berubah dengan kondisi setempat dan waktu. Untuk
sistem yang akan diterapkan dalam perencanaan ini adalah sistem terpisah.
Untuk sistem terpisah ini juga terdapat 2 jenis sistem, yaitu :
V- 17
USTEK
orang/ha), dan kondisi social ekonomi rendah dengan kuantitas air limbah
yang terbatas, dan pelayanan terbatas (100-1000) rumah tangga. Untuk
perencanaan ini maka sistem low-cost sewer akan digunakan karena
kriteria yang dibutuhkan untuk penerapan sistem ini sudah cukup
memenuhi (jumlah rumah < dari 1000 rumah) dan jarak antar rumah
sangat berdekatan, sehingga kepadatan juga tinggi.
Dari hasil karakterisitik air limbah dan jumlah penduduk yang dilayani
akan dapat dihitung besaran volume dan bahan pencemar yang diolah
dengan rumus sebagai berikut :
~ Volume air limbah (Q=m3/hari)
= jumlah penduduk (orang) x volume air limbah yang dihasilkan
(liter/orang/hari)/1000
~ Bahan pencemar (kgBOD/hari)
=
jumlah
penduduk
(orang)
beban
pencemar
yang
dihasilkan
(gBOD/orang/hari)/1000.
Volume air limbah digunakan untuk perhitungan dimensi sistem
perpipaan dan bangunan IPAL, khususnya untuk bangunan pendukung atau
bangunan pengolahan dengan proses fisik sedangkan beban pencemaran
digunakan untuk perhitungan volume bangunan dengan proses pengolahan
biologis.
5.3.2 Variasi dalam aliran air limbah
Aliran air limbah cenderung mengikuti pola sebagai berikut :
Debit minimal terjadi pada waktu jam awal pagi ketika konsumsi air
paling rendah dan ketika dasar aliran terjadi kebocoran,perembesan, dan
V- 18
USTEK
Debit puncak kedua biasanya terjadi di permulaan sore antara jam 7 dan
9 malam, tapi ini berubah-ubah dengan ukuran dari komunitas dan
panjang dari saluran air buangan
5.5.1
zat
organic
sebagai
bahan
V- 19
USTEK
sebagi
pengolahan
biologis
awal
untuk
limbah
dengan
hari.
Namun
saat
ini
telah
banyak
dikembangkan
sistem
V- 20
USTEK
V- 21
USTEK
bangunan
tambahan
untuk
memisahkan
lumpur
Activated Sludge
Oxidation Ditch
Trickling Filter
Rotating Biological Contactor
Aerobic Biofilter
dll.
Penggunaan trickling filter sebagai unit bangunan pengolahan biologis
memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut : (Sumber :
Metcalf and Eddy, 2003)
Cocok
diaplikasikan
pada
lahan
yang
tidak
terlalu
luas
V- 22
USTEK
Selain itu, bangunan pengolahan ini juga memiliki kerugian, antara lain
sebagai berikut :
Pengoperasian mudah
Manhole
V- 23
USTEK
Berb
entuk selinder terbuat dari beton bertulang dengan tebal 5 cm, seperti
cincin dengan garis tengah 80 cm.
V- 24
USTEK
Diatas diberi penutup dari beja tebal yang dapat dibuka dan
ditutup.
b)
V- 25
USTEK
c)
V- 26
USTEK
d)
V- 27
USTEK
e)
V- 28
USTEK
5.6.
Perencanaan
volume
detail,
pekerjaan
dan
berupa
Biaya
gambar-gambar
pembangunan,
kerja,
Pembuatan
Spesifikasi Teknis
Data Sekunder
Peta Topografi
.
V- 29
USTEK
Data Hidrologi
atau
penataan
elevasi
baik
bangunan,
lahan
dan
arah
plan
digunakan
sebagai
referensi
pengembangan
sistem
Data Primer
V- 30
USTEK
Pengukuran/Survey Topografi
khususnya
untuk
pemasangan
pipa
dan
bangunan
penunjangnya.
b). Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik tanah
dalam bentuk daya dukungnya sebagai dasar perhitungan pondasi
bangunan-bangunan yang dibutuhkan. Penyelidikan tanah untuk skala
kecil cukup dengan sondir. Penyelidikan tanah juga dapat digunakan
untuk mengetahui level air tanah.
c). Karakteristik Air Limbah
Karakteristik air limbah meliputi kualitas (kandungan bahan pencemar
dengan parameter; BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical
Oxygen Demand), NH4 (ammonium), dan SS (Suspended Solid)),
dinyatakan dalam satuan (gram/orang/hari). Kuantitas air limbah adalah
jumlah air limbah yang dihasilkan oleh masyarakat penghasil limbah
dinyatakan dalam satuan (liter/orang/hari).
V- 31
USTEK
bangunan IPAL.
Gambar-gambar kerja yang merupakan gambar-gambar teknis
kerja.
5.7.
Persiapan
2.
Survey
3.
4.
5.
Pelaporan
V- 32
USTEK
Persiapan Team
Diskusi &
Presentasi
Laporan Pendahuluan
Pendahuluan
Diskusi &
Alternativ Jalur Pipa rencana
Analisa Konstruksi
Laporan Draft
Akhir
Presentasi
Analisa Biaya
Rekomendasi Teknis
DED Jaringan
Pipa, AL
Diskusi &
Presentasi
Lap. Final
33
USTEK
Gambar 5.5
Skematik Kegiatan Penyusunan DED Air Limbah
V- 34