Anda di halaman 1dari 42

MEKANISME PENGAWASAN KEGIATAN

YANG DILAKSANAKAN MELALUI


DAK BIDANG INFRASTRUKTUR

Lombok, 15 Oktober 2018

Dra. Endah Herawaty, MM


Sekeretaris Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR

INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DASAR HUKUM
• PP Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
• PP Nomor 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
• Perpres Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
• Perpres Nomor 123 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi
Khusus Fisik
• Perpres Nomor 107 tahun 2017 tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara TA 2018
• Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2017 tentang Petunjuk
Operasional Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan Menyeluruh di Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum
• SE Irjen PUPR Nomor 08/SE/IJ/2017 tentang Pedoman Kendali Mutu
Audit di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DANA PERIMBANGAN
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana Perimbangan terdiri atas:
a. Dana Bagi Hasil;
b. Dana Alokasi Umum; dan
c. Dana Alokasi Khusus.

(PP Nomor 55 tahun 2005)


Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK):
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
(PP nomor 55 tahun 2005)

DAK Infrastruktur PUPR:


DAK untuk membiayai kebutuhan prasarana dan sarana
Infrastruktur masyarakat yang belum mencapai Standar
Pelayanan Minimal dan Norma Standar Pedoman dan
Kriteria atau untuk mendorong percepatan pembangunan
daerah
(Permen PUPR nomor 21/PRT/M/2017)
PP Nomor 12 tahun 2017
Ruang Lingkup
Petunjuk Operasional DAK Infrastruktur PUPR
(Permen PUPR Nomor 21/PRT/M/2017)
• RPJMN dan RPJMD, • Sesuai 5 Bidang DAK
• Sebagai upaya Infrastruktur
mewujudkan Nawacita
dan Prioritas Nasional • URK
maupun Prioritas • RK
Daerah

PERENCANAAN PEMROGRAMAN

Pemantauan, • Pengaturan,
Pembinaan
• Pemantauan & Evaluasi, dan • Pembinaan teknis, dan
Evaluasi oleh Menteri, Penyelengga • Pengendalian dalam
Gub/Walikota/Bupati, Pelaporan raan bentuk pendampingan,
dan Kepala Dinas konsultasi, fasilitasi,
• Pelaporan oleh pendidikan dan pelatihan
Organisasi Perangkat pada tahap perencanaan,
Daerah (OPD) tahap pelaksanaan dan
tahap pasca pelaksanaan
5 BIDANG DAK INFRASTRUKTUR
a. Bidang Irigasi,
b. Bidang Jalan,
c. Bidang Air Minum,
d. Bidang Sanitasi, dan
e. Bidang Perumahan dan Permukiman.
(Permen PUPR Nomor 21/PRT/M/2017)
Pengawasan Teknis DAK Infrastruktur
(1) Pengawasan Teknis untuk Penyelenggaraan DAK
Provinsi, dilaksanakan oleh Menteri.
(2) Pengawasan Teknis untuk Penyelenggaraan DAK
Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat.
(3) Dalam hal Gubernur belum mampu melakukan
pengawasan teknis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) yang dibuktikan dengan adanya ada
surat pernyataan dari Gubernur maka
pengawasan Teknis dilaksanakan oleh Menteri.
Permen PUPR nomor: 21/PRT/M/2017 Pasal 15
PENGAWASAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN DAK INFRASTRUKTUR
OLEH INSPEKTORAT JENDERAL

• Menteri menugaskan Inspektorat Jenderal dalam


hal pengawasan teknis penyelenggaraan DAK,
melakukan koordinasi dengan Inspektorat Daerah
• Hasil pembinaan oleh Tim Koordinasi Pusat dan
hasil pengawasan oleh Inspektorat Jenderal
dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil
Pembinaan dan Pengawasan yang selanjutnya
disampaikan kepada Menteri.
Permen PUPR nomor: 21/PRT/M/2017 Pasal 16
STRUKTUR ORGANISASI
& ALUR KOORDINASI TIM KOORDINASI PUSAT

(Lampiran III Permen PUPR nomor: 21/PRT/M/2017)


STRUKTUR ORGANISASI DAN ALUR KOORDINASI
TIM KOORDINASI DAERAH

(Lampiran III Permen PUPR nomor: 21/PRT/M/2017)


SIKLUS PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG PUPR

• SURVEY
SID • INVESTIGATION
• DESIGN

LA • LAND ACQUISITION

COM • CONSTRUCTION
• OPERATION
• MAINTENANCE 12
TAHAPAN SURVEY,
INVESTIGATION TAHAPAN LAND
AND DESIGN ( S I D ) ACQUISITION ( L A )

1. PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN


1. PRA FEASIBILITY 3. PERENCANAAN 2. PERMOHONAN PENGADAAN TANAH
STUDY UMUM 3. PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
2. FEASIBILITY 4. PERENCANAAN 4. PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI RUGI
STUDY TEKNIS (DED) 5. PELEPASAN, PENYERAHAN, DAN
PERMOHONAN HAK ATAS TANAH
6. RISALAH PENGADAAN LAHAN
7. PENGAMANAN ASET

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN


PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHAPAN TAHAPAN OPERATION AND
CONSTRUCTION ( C ) MAINTENANCE ( O M )

PRA KONTRAK PASCA


1. PERSIAPAN PENGADAANPENANDATANGANAN
2. PEMILIHAN PENYEDIA KONTRAK
1. PENYIAPAN PERANGKAT O & P
JASA 1. PERSIAPAN 2. PROGRAM O & P
PELAKSANAAN 3. KETERSEDIAAN PERANGKAT/SUMBER DAYA
PENANDATANGANAN KONTRAK O&P
KONTRAK 2. PELAKSANAAN 4. PERENCANAAN PERBAIKAN
1. PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK
KONTRAK 3. SERAH TERIMA 5. PELAKSANAAN PERBAIKAN
2. PENANDATANGANAN PEKERJAAN 6. KEGAGALAN BANGUNAN
KONTRAK 4. EVALUASI PRODUK 7. KELUARAN/OUTPUT
KONSULTAN / DESAIN 8. MANFAAT/OUTCOME
5. PEMANFAATAN
9. PENYERAHAN PROYEK SELESAI
PRODUK

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN


PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
PEMERIKSAAN MENYELURUH
(COMPREHENSIVE AUDIT)
Ruang Lingkup:
• Pemeriksaan Administrasi Umum
• Pemeriksaan Administrasi Keuangan dan
• Pemeriksaan Kinerja (pelaksanaan kegiatan)
Permen PU Nomor: 07/PRT/M/2008
PEMERIKSAAN ADMINISTRASI UMUM
Pemeriksaan ketaatan terhadap ketentuan-
ketentuan mengenai pengelolaan kegiatan
administrasi umum, seperti organisasi,
kepegawaian, tata persuratan, dan administrasi
barang milik negara (BMN) serta pemeriksaan
kelengkapan dan kebenarannya.
PEMERIKSAAN ADMINISTRASI KEUANGAN

Pemeriksaan atas bukti pengeluaran dan


kelengkapannya untuk memastikan bahwa dana
dibelanjakan secara sah dan benar.
PEMERIKSAAN KINERJA

3E (ekonomis/kehematan, efisiensi/ daya guna


kegiatan operasional auditi, efektivitas/hasil guna,
serta DAMPAK program auditi,

Kepatuhan para petugas yang bertanggung jawab


terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kebijakan administratif yang terkait dengan
program dan organisasinya.
7 ISU POKOK PEMERIKSAAN KINERJA

5
1 Manajemen Pengendalian
Perencanaan
(Survey, Investigation, Design (SID))

2 6
Pelelangan Kualitas
(persiapan, pemilihan penyedia
jasa, tanda tangan kontrak)
3 7
Kontrak Manfaat serta dampak
4
Status Pelakansaan

19
TUJUAN PEMERIKSAAN
1) Mendorong dilaksanakannya Sistem Pengendalian Intern
2) Menilai ketaatan auditi terhadap ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
3) Menilai kebenaran, keakuratan, dan keandalan informasi
pengelolaan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.
4) Menilai apakah kegiatan yang meliputi survey, investigation,
design, land acquisition, construction, operation, dan
maintenance (SIDLACOM) dilaksanakan secara 3E.
5) Mendeteksi adanya indikasi kerugian negara sehubungan
dengan butir 1) sampai dengan butir 4).
6) Memberikan saran/rekomendasi untuk perbaikan kinerja
auditi.
SASARAN PEMERIKSAAN
Terpenuhinya penilaian 3K (ketaatan,
kelengkapan, dan kebenaran), 2E
(ekonomi dan efisiensi) dalam
pelaksanaan kegiatan, dan 1E (efektivitas)
serta dampak hasil pelaksanaan program.
STRUKTUR ATRIBUT TEMUAN
TAHAPAN PEMERIKSAAN

Program Laporan
Kertas Kerja Naskah Hasil
Kerja Audit Hasil Audit
Audit (KKA) Audit (NHA)
(PKA) (LHA)

SE Irjen Nomor: 08/SE/IJ/2017


POTENSI PERMASALAHAN
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR
DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA
JASA
1. Perencanaan:
• Permasalahan Lahan berlarut -larut
• Desain tidak sesuai kondisi riil di lapangan
• Legalitas Perencanaan tidak dipenuhi
• Lemahnya koordinasi dalam tahap perencanaan
2. Stakeholder:
• Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan tidak cukup jelas
• Alir Pelaksanaan Kegiatan DAK (Kewenangan) tidak dipatuhi
• Pembiayaan dan Pendanaan tidak cukup/ tidak tepat waktu
• Sosialisasi terkait pelaksanaan proyek tidak efektif
3. Pelaksanaan:
• Proses pengadaan tidak efisien dan ekonomis
• Kontrak tidak disusun sesuai ketentuan
• Metoda pelaksanaan (Construction method) dan metode kerja tidak efektif, dan efisien.
• Pemanfaatan dan Pengelolaan tidak berjalan optimal

4. Pengendalian:
• Mutu produk tidak dilakukan pengujian yang berstandar.
• Komisioning (Uji Coba Sistem) tidak dilaksanakan sesuai ketentuan.
• Perhitungan prestasi pekerjaan tidak dilakukan dengan cermat.
• Pembinaan dan Pengawasan oleh Pemda tidak dilaksanakan dengan ketat.
POTENSI PERMASALAHAN
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PUPR
DILAKSANAKAN KELOMPOK MASYARAKAT
1. Perencanaan:
• Status lokasi belum clean and clear.
• Perencanaan teknis belum ada /belum terpenuhi aspek legalnya
2. Stakeholder:
• Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan tidak cukup jelas
• Alir Pelaksanaan Kegiatan DAK (Kewenangan) tidak dipatuhi
• Pembiayaan dan Pendanaan tidak cukup/ tidak tepat waktu
• Pelaksana tidak kompeten, atau tidak didampingi pengawas terlatih
• Masyarakat belum tersosialisasikan
3. Pelaksanaan:
• Proses pengadaan tidak efisien dan ekonomis
• Metoda pelaksanaan (Construction method) dan metode kerja telah efektif, dan efisien.
• TFL dan KSM tidak kompeten, atau tidak melaksanakan sesuai ketentuan
• Pemanfaatan dan Pengelolaan tidak berjalan optimal (KPP)
4. Pengendalian:
• Mutu produk telah dilakukan pengujian yang berstandar.
• Kebenaran perhitungan prestasi pekerjaan.
• Pembinaan dan Pengawasan oleh Pemda telah dilaksanakan
TERIMA KASIH

© itjenpupr2018

26
Treatment of High-Risk Area

Lokasi
Pemda wajib menjamin lokasi pekerjaan telah berstatus Clean & Clear

Perubahan diperkenankan hanya jika terjadi Bencana Alam

Pemilihan telah didukung dengan studi kelayakan yang sesuai ketentuan

Sesuai dengan Strategi Sanitasi Kab/Kota


Treatment of High-Risk Area

Perencanaan
Teknis Terinci
/DED Desain telah disetujui seluruh stakeholder

Desain disusun oleh pihak yang kompeten


Treatment of High-Risk Area

Perintah
Perubahan
Pelaksanaan/ Juknis Pelaksanaan merinci ketentuan terkait Rincian Anggaran
Change Belanja/RAB pelaksanaan konstruksi
Order Terdapat prosedur dan proses perubahan yang jelas

Harga satuan baru diperhitungkan dengan cermat dan


mempertimbangkan lokasi pekerjaan
Perubahan dilakukan oleh pihak yang kompeten
Treatment of High-Risk Area

Material/
Bahan
Juknis Pelaksanaan merinci ketentuan terkait material/bahan yang akan
digunakan
Pengujian bahan pra penggunaan dan pasca penghamparan/penempatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Penyimpanan material/bahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

Sisa bahan/material diperlakukan dengan hati-hati untuk mencegah


dampak buruk terhadap lingkungan
Treatment of High-Risk Area

Biaya Sewa
Peralatan
Kerja Juknis Pelaksanaan harus merinci ketentuan terkait metode kerja
termasuk peralatan yang akan digunakan
Perubahan metode/peralatan kerja mempengaruhi biaya/harga satuan
pekerjaan
Biaya sewa sesuai pedoman harga yang berlaku

Waktu sewa didukung laporan harian dan dokumentasi cukup


Treatment of High-Risk Area

Pemanfaatan

Juknis Pelaksanaan harus merinci struktur organisasi KSM

Pedoman perubahan organisasi KSM telah ditetapkan

Tersedia dukungan personil yang kompeten

Uji Coba Sistem/Komisioning telah dilakukan


Treatment of High-Risk Area

Sub Kontraktor Perjanjian tidak sah

Pengendalian pelaksanaan oleh


Kontraktor kepada Sub Kontraktor ketat

Garansi/jaminan atas hasil pekerjaan


Pemeriksaan Kinerja
Tahap Perencanaan

01 04
Studi Pengenalan Perencanaan Teknis
(Reconnasissance Study) 05 (Detailed Design)

Rencana Induk (Master


02 06
05 Spesifikasi Teknis
Plan)

Syarat-syarat umum dan


Perencanaan Syarat-syarat Khusus
03 (apabila tidak dilakukan FS) 07
Kontrak
03 06

04 Studi Kelayakan 08 Engineer’s Estimate (EE)


34
Pemeriksaan Kinerja
Tahap Pelelangan
Pembentukan Panitia Pengadaan Prakualifikasi Pelelangan Gagal
01 Barang/Jasa 08 15

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rapat Penjelasan


02 09 16 Pelelangan Ulang
atau Owner’s Estimate (OE) (Aanwijzing)

Sanggahan Peserta Pemilihan


Dokumen Pemilihan Penyedia Jaminan Penawaran Penyedia Barang/Jasa/ Seleksi
03 Barang/Jasa 10 17
Umum

Metode Pengadaan Barang dan Sanksi bagi Para Pejabat, Kepala


Penyampaian (Pemasukan)
04 Jasa Pemborongan 11 18 Kantor/ Pinpro/Pinbagpro dan Panitia
Dokumen Penawaran
Pengadaan Barang/Jasa

Pengadaan Jasa Pembukaan Dokumen Sanksi bagi Penyedia


05 12 Penawaran 19 Barang/Jasa
Konsultan

Evaluasi Pemilihan Penyedia


06 Swakelola 13 Barang/Jasa

Pengadaan barang/Jasa yang Pejabat yang Berwenang


07 Dibiayai dengan Dengan 14 Menetapkan Pemenang
Pinjaman/Hibah Luar Negri Pengadaan

35
Pemeriksaan Kinerja
Tahap Kontrak
01 Jenis Kontrak 08 Tata Cara Pengendalian Mutu

02 Perubahan Pekerjaan Harga Kontrak 09 Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan

Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan
03 10 Hasil Pekerjaan dan Mobilisasi
Muka
Jangka Waktu Pelaksanaan dan Tata Cara Serah Terima
04 11
Pemeliharaan Pekerjaan
Sanksi (Denda dan/atau Pemutusan
05 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) 12 Kontrak)
Tata Cara Pembayaran Hasil Pekerjaan
06 dan 13 Amandemen/ Addendum Kontrak
Eskalasi Harga
Tata Cara Perhitungan Volume Hasil
07
Pekerjaan

36
Pemeriksaan Kinerja
Tahap Manajemen dan Pengendalian

1
Struktur Organisasi dan Uraian
Tugas Auditi
2
Struktur Organisasi dan Uraian
Tugas, serta Kemampuan
3 Penyedia Jasa

Sistem Informasi Manajemen

37
Pemeriksaan Kinerja
Tahap Status Proyek (Waktu, Biaya, dan Kualitas)

1 Biaya Anggaran Pelaksanaan Sebenarnya (BAPS)

2 Cost Overrun

3 Time Overrun

4 Kemajuan Fisik

Pembayaran Hasil
5 Pelaksanaan Pekerjaan yang Sebenarnya
Pemeriksaan Kinerja
Tahap Kualitas Teknis

Kondisi Lapangan 1 2 Desain Produk

Kualitas Bahan, 3 4 Produk Akhir


Alat dan SDM

39
Pemeriksaan Kinerja
Tahap Manfaat

01 1 02 03 2 04

Menilai Manfaat Dampak


Langsung
(Outcome)

40
Penilaian Manfaat dan Dampak Pada Kegiatan Fisik
Penilaian Manfaat Kegiatan fisik
yang sudah selesai

Dilakukan dengan membandingkan antara


manfaat yang diprogramkan dan manfaat
realisasi pelaksanaan program di
Penilaian Manfaat Kegiatan fisik yang lapangan
sedang berlangsung

Dilakukan secara visual dan berdasarkan


pengalaman auditor dengan
memperhatikan lokasi atau bagian yang
telah diselesaikan dan waktu, dikaitkan
dengan parameter rencana manfaat.

• Penilaian dampak dilakukan dengan mengevaluasi besarnya


pengaruh atau akibat adanya pembangunan infrastruktur dan
adanya keharusan ganti rugi tanah atau pemindahan penduduk
yang terkena tapak bangunan dan pengaruhnya terhadap
lingkungan 41
Penilaian Manfaat dan Dampak Pada Kegiatan Non Fisik

Penilaian Manfaat Penilaian Dampak


Dilakukan dengan Dilakukan dengan
membandingkan produk memperhitungkan besarnya
dan aplikasinya dengan dampak yang akan terjadi
Rencana Strategis (Renstra) akibat kegiatan pelaksanaan
dan Kerangka Acuan Kerja fisik yang mengikutinya.
(KAK)/Terms of Reference
(TOR).

42

Anda mungkin juga menyukai