Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

Bab – 2
Pendekatan Teknis dan Metodologi

4.1. PENDEKATAN

Kegagalan proyek disebabkan oleh banyak hal, antara lain masalah sumber daya
manusia, metodologi, pendanaan/keuangan, keterbatasan teknologi, dan konflik
kepentingan. Agar berhasil maka sasaran harus jelas dengan menerapkan
metodologi yang tepat dan pelaksana yang professional, anggaran yang pasti dan
realistis sesuai dana yang tersedia, target waktu yang pasti dan realistis, tim yeng
terkoordinir dan termotivasi dengan baik, komunikasi yang ‘simple’ tetapi efektif,
pengambilan keputusan yang jelas dan mengarah kedepan, perencanaan yang dapat
mengatasi hal-hal yang yang tidak diharapkan, kontraktor/supplier yang professional
dan terpercaya.

Pembangunan Gedung Puskesmas Kelurahan Cawang dilakukan melalui


perencanaan teknis, pelaksanaan, dan pengawasan teknis. Pengawasan teknis
merupakan suatu pengendalian teknis selama pelaksanaan Perencanaan X-1
Pembangunan Puskesmas Kelurahan Cawang. Kelancaran pelaksanaan konstruksi
dapat terwujud apabila persyaratan Perencanaan X-1 Pembangunan Puskesmas
Kelurahan Cawang telah terpenuhi. Persyaratan pembangunan tersebut meliputi:

a. persyaratan administratif;
b. persyaratan teknis; dan
c. persyaratan ekologis.

Yang dimaksud dengan “persyaratan administratif” adalah perizinan yang diperlukan


sebagai syarat untuk melakukan pembangunan PT. Azevodo Pratama Consultant.
Yang dimaksud dengan “persyaratan teknis” adalah persyaratan yang berkaitan
dengan struktur bangunan, keamanan dan keselamatan bangunan, kesehatan
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

lingkungan, kenyamanan, dan lain-lain yang berhubungan dengan rancang bangun,


termasuk kelengkapan prasarana dan fasilitas lingkungan. Yang dimaksud dengan
“persyaratan ekologis” adalah persyaratan yang memenuhi analisis dampak
lingkungan dalam hal pembangunan ini.

Kelancaran pelaksanaan pembangunan juga sangat tergantung dari kemampuan


kontraktor. Sesuai dengan kebutuhan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku dalam
pelaksanaan Perencanaan X-1 Pembangunan Puskesmas Kelurahan Cawang agar
pelaksanaan pembangunan tersebut sesuai dengan tujuannya, maka diperlukan
Konsultan Supervisi yang akan melaksanakan pengawasan teknik terhadap
pelaksanaan pembangunan ini.

Pokok–pokok pengawasan gedung Puskesmas Kelurahan Cawang harus


memperhatikan kriteria umum bangunan, kriteria khusus bangunan, dan azas-azas
bangunan Negara. Adapun yang masuk dalam kriteria umum adalah persyaratan
umum pekerjaan, persyaratan obyektif, persyaratan fungsional, persyaratan
procedural, dan persyaratan teknis lainnya. Pembangunan bangunan Negara harus
memenuhi ketentuan-ketentuan:

a. teknis keandalan dan keselamatan bangunan;


b. tertib penyelenggaraan pembangunan; dan
c. peraturan pemerintah daerah setempat.

4.1.1. LANDASAN HUKUM

PT. AZEVODO PRATAMA CONSULTANT menyampaikan landasan hukum,


landasan pemikiran, dan pendekatan teknis dalam pelaksanaan Pengawasan
Pembangunan Gedung Puskesmas Kelurahan Cawang

1. Permen Pekerjaan Umum Nomor 45/ PRT / M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara.

2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441 /KPTS/1998 tentang


Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468 /KPTS/1998 tentang


Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

4. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang


Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.

5. Peraturan Daerah atau Standar Teknis lainnya yang berlaku.

6. Undang-undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan


Permukiman.

7. Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

8. Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

9. Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman


Teknis Bangunan Gedung Negara

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman


Umum Tata Bangunan dan Lingkungan.

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman


Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman


Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 603/PRT/M/2005 tentang Pedoman


Umum Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Sarana dan
Prasarana Bidang Pekerjaan Umum.

15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 34/PRT/M/2006 tentang Pedoman


Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen Jasa Pelaksanaan Konstruksi di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem


Manajemen K3.

17. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan


Teknis Manajemen Penanggulanangan Kebakaran di Perkotaan.

18. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No. KEP 174/MEN/86 dan No.104/KPTS/1986 tahun 1986 tentang K-3 pada
Kegiatan Konstruksi.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

19. Peraturan perundangan lain yang terkait, termasuk tentang Keselamatan Kerja
Konstruksi

20. Peraturan Pemerintah Daerah tentang Ijin – Ijin Mendirikan Bangunan

21. SNI yang berlaku dan persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang
belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman teknis.

4.1.2. LINGKUP PENGAWASAN PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG:

1. Melakukan Koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan


konstruksi fisik; Pemerintah Daerah, Pihak penerima manfaat, Konsultan
Perencana, Kontraktor dan pihak– pihak terkait lainnya.

2. Melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

3. Mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan konstruksi fisik terhadap rencana


yang disusun oleh Kontraktor.

4. Menyusun laporan pekerjaan pengawasan/supervisi sesuai dengan pekerjaan


yang dilaksanakan, dan dilakukan oleh masing–masing tenaga ahli yang terlibat
dalam proyek.

PEDOMAN KERJA KONSULTAN SUPERVISI

ISI KONTRAK KONSULTAN HASIL PERENCANAAN


ISI KONTRAK KONTRAKTOR
PENGAWASAN/SUPERVISI KONSULTAN PERENCANA

PERATURAN PERUNDANGAN KAIDAH/ASAS


PEDOMAN ACUAN KERJA
YANG BERLAKU PENGAWASAN

PERINTAH TERTULIS DARI


PEMILIK PROYEK

4.1.3. AZAS PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Fact Finding, bahwa pengawasan harus menemukan fakta-fakta tentang


bagaimana kontraktor menjalankan tugasnya.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

2. Preventif, dalam arti bahwa pengawasan dilaksanakan untuk mencegah


timbulnya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan rencana.

3. Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang, dalam arti bahwa pengawasan


hanya ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dengan
tetap berpedoman kepada rencana pekerjaan secara keseluruhan dan
terintegrasi.

4. Pengawasan hanya merupakan alat untuk meningkatkan efisiensi.

5. Pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan.

6. Pengawasan harus lebih bersifat membimbing.

Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan Gedung Puskesmas Kelurahan Cawang


(Persero) Cabang-Ambon, dilakukan dengan mengacu pada strategi dan kebutuhan
bangunan gedung secara komprehensif dan mengacu pada dokumen perencanaan
pembangunan taupun ketentuan peraturan perundangan terkait dengan kegiatan
pengawasan pembangunan secara khusus dan kegiatan konstruksi secara umum.
Pendekatan metodologi adalah normatif dan partisipatif-fasilitatif.

Proses pengawasan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan


yang terkait dengan pelaksanaan pembangunan gedung ini. Hal ini dimaksudkan
agar hasil konstruksi dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku
kepentingan terkait.

Pendekatan fasilitatif dilakukan dalam bentuk memberikan pendampingan selama


proses konstruksi. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan proses konstruksi, hasil dan
keputusan yang disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan terkait.

Pemahaman terhadap aspek pengawasan, sasaran pengawasan, tahapan


konstruksi, potensi risiko, dan potensi masalah disertai dengan kompetensi PT.
AZEVODO PRATAMA CONSULTANT (personil dan perusahaan) dan pendekatan
metodologi & pendekatan teknis yang dipilih akan menghasilkan metodologi
pelaksanaan. Metodologi pelaksanaan akan menjabarkan lebih lanjut mengenai
pengendalian, pengendalian masalah, dan metode penanganan.

Dengan pendekatan teknis berupa Pendekatan Evaluatif, dimana pelaksanaan


pengawasan berupa evaluasi membandingkan realisasi dengan rencana.
Pengendalian/evaluasi terhadap kontraktor mencakup manajemen integrasi,
manajemen cakupan, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen mutu,
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

manajemen sumber daya manusia, manajemen komunikasi, manajemen risiko, dan


manajemen pengadaaan (procurement).

a. Aspek pengawasan

Meliputi volume pekerjaan, mutu/kualitas pekerjaan, waktu pelaksanaan,


biaya, dan administrasi pelaksanaan.

b. Sasaran pengawasan

mencakup lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan, biaya, mutu/kualitas


pekerjaan, risiko, dan kepuasan pemangku kepentingan.

c. Tahapan konstruksi

terdiri dari pra konstruksi, konstruksi, dan paca konstruksi. Dalam kegiatan
konstruksi terdapat

d. risiko-risiko

berupa: (1) faktor sosio-ekonomi: lindungan lingkungan, peraturan


keselamatan, ketidakstabilan ekonomi, fluktuasi nilai tukar mata uang; (2)
hubungan organisasi: hubungan kontraktual, sikap para pihak yang terlibat,
komunikasi; (3) masalah ekonomi: asumsi desain, kondisi tapak, prosedur
konstruksi, K3 konstruksi.

e. Potensi masalah

konstruksi adalah keterlambatan pelaksanaan proyek. Keterlambatan yang


terjadi dapat disebabkan oleh Pengguna Jasa, Konsultan Perencana,
Kontraktor sendiri, tenaga kerja, kondisi proyek, dan faktor eksternal.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

ALUR PENDEKATAN DAN METODOLOGI

PENDEKATAN METODOLOGI
KOMPETENSI

PENDEKATAN TEKNIS

PEMAHAMAN KONSULTAN SUPERVISI TERHADAP PENGENDALIAN/ EVALUASI THD KONTRAKTOR


METODOLOGI KERJA KONSULTAN SUPERVISI

INTERGRAL
ASPEK PENGAWASAN
LINGKUP/CAKUPAN
PENGENDALIAN
SASARAN PENGAWASAN WAKTU

PENDEKATAN MASALAH BIAYA

TAHAPAN KONSTRUKSI MUTU

METODE PENANGANGAN SDM


RISIKO
KOMUNIKASI

RISIKO
MASALAH
PENGADAAN

SASARAN PROYEK

Dengan berbekal kompetensi, pemilihan pendekatan (metodologi dan teknis) yang


tepat, adanya pemahaman yang baik akan menghasilkan metodologi kerja dalam
pengendalian terhadap kinerja kontraktor, maka pada akhirnya tujun proyek dapat
tercapai.

Dari pemahaman terhadap aspek pengawasan, sasaran pengawasan, tahapan


konstruksi, risiko, dan masalah, maka PT. AZEVODO PRATAMA CONSULTANT
dapat menyusun Metodologi Pelaksanaan Konsultan Supervisi. Metodologi
pelaksanaan tersebut terdiri atas pengendalian, pendekatan masalah, dan metode
penanganan. Pengendalian atau evaluasi terhadap kinerja kontraktor adalah
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

memastikan kontraktor pada khususnya dan proyek pada umumnya telah melakukan
manajemen: integral, lingkup/cakupan, waktu, biaya, mutu, SDM, komunikasi, risiko,
dan pengadaan. Pengendalian/evaluasi terhadap Kontraktor meliputi penerapan
perangkat (tools), teknik, dan proses/strategi terhadap beragam elemen dari proyek.
Pengendalian mencakup integral, lingkup/cakupan, waktu, biaya, mutu, SDM,
komunikasi, risiko, dan pengadaan.

a. Pengendalian integral

Dengan pengendalian integral akan memastikan berbagai elemen proyek telah


terkoordinasi; dilakukan dengan mengunakan format-format baku,
memanfaatkan keahlian dan pengalaman yang telah dimiliki oleh para pemangku
kepentingan yang terlibat, rapat berkala, sistem pengendalian perubahan.
Pengendalian integral akan menghasilkan rencana pelaksanaan proyek yang
disepakati bersama antara para pemangku kepentingan. Rencana Pelaksanaan
memaparkan: struktur organisasi proyek; strategi pengendalian proyek; lingkup
dan cakupan proyek (hasil dan tujuan proyek); work breakdown structure;
rencana biaya, tanggal mulai pekerjaan, sesuai WBS; tolok ukur kinerja
berdasarkan jadwal dan biaya; tonggak utama masing-masing pekerjaan berupa
tanggal dari masing-masing target; personil kunci yang terlibat dari masing-
masing pemangku kepentingan; risiko utama, termasuk kendala dan asumsi
serta antisipasinya. Perlu adanya data pendukung berupa dokumen
lelang/kontrak seperti RKS, spesifikasi, dan gambar; standar/peraturan
perundangan yang berlaku.

b. Pengendalian lingkup/cakupan

meliputi proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek telah


mencakup semua pekerjaan yang diminta dan hanya pekerjaan yang diminta
guna mencapai tujuan proyek. Rencana cakupan merupakan penyataan tertulis
atas lingkup pekerjaan yang mencerminkan hasil keluaran, verifikasi, dan
pengendalian perubahan lingkup proyek. Lingkup pekerjaan adalah sesuai
dengan isi dokumen kontrak kontraktor. Rencana cakupan merupakan dokumen
yang digunakan sebagai pedoman dalam pengukuran prestasi pekerjaan yang
dalam perjalanannya dapat direvisi sejalan dengan perubahan lingkup pekerjaan.
Rencana cakupan merupakan pedoman dalam justifikasi proyek, deskripsi
produk, produk keluaran, tujuan proyek. Perangkat yang digunakan adalah WBS.
Keluaran pengendalian cakupan adalah hasil kerja yang diterima setelah
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

Konsultan melakukan verifikasi dan dituangkan dalam berita acara dan as-built
drawings.

c. Pengendalian waktu

mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek selesai pada
jangka waktu yang ditetapkan. Dilakukan dengan melakukan identifikasi atas
pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk menghasilkan produk keluaran
lengkap dengan urutan kerja, perkiraan waktu pelaksanaan, kebutuhan kerja,
dan pengendalian atas perubahan waktu pelaksanaan. Perangkat yang
digunakan adalah WBS, uraian pekerjaan, network diagram (Critical Path
Methods/PCM, Program Evaluation and Review Technique / PERT, Gantt Chart).
Dari pengendalian waktu akan diperoleh rencana waktu yang diperkirakan untuk
menyelesaian suatu pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan dana,
kebutuhan material, dan kebutuhan alat, serta hambatan-hambatan yang timbul
terkait tanggal/kalender (hari libur nasional), dan waktu kritis. Pengendalian
waktu dilakukan dengan menghitung waktu yang telah berjalan dan
membandingkannya dengan realisasi kemajuan pekerjaan.

d. Pengendalian biaya

termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek selesai


dilaksanakan sesuai anggaran. Pengendalian biaya dilakukan dengan
menentukan sumber daya (manusia, alat, material) yang dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan lengkap dengan jumlah masing-masing sumber
daya tersebut; membuat perkiraan antara biaya dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut; dan mengendalikan
perubahan terhadap anggaran proyek. Perangkat yang digunakan adalah WBS,
dengan membandingkan realisasi anggaran dengan target anggaran. Dari
monitoring pengendalian/evaluasi biaya akan diperoleh perkiraan penyelesaian
pekerjaan.

e. Pengendalian mutu

mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek telah


dilakukan sesuai dengan standar yang ditentukan termasuk semua kegiatan dari
fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu, sasaran mutu, tanggung
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

jawab, dan implementasinya atas segala sesuatu yang berhubungan dengan


rencana mutu kontrak, quality control, quality assurance, dan peningkatan mutu
serta segala hal yang dimaksud dalam sistem pengendalian mutu. Pengendalian
mutu diawali dengan identifikasi standar baku mutu yang terkait dengan proyek
dan menentukan tolok ukurnya. Quality assurance merupakan evaluasi atas
semua kinerja proyek guna memastikan proyek telah memenuhi standar yang
ditetapkan. Quality control adalah monitoring atas hasil pekerjaan tertentu
apakah pekerjaan tersebut memenuhi standar mutu yang berlakku dan mencari
jalan untuk mengeliminasi penyebab dari kinerja yang tidak memuaskan.
Perangkat yang digunakan adalah inspeksi, checklist, flowchart diagram, dan
berita acara serah terima pekerjaan.

DIAGRAM SEBAB-AKIBAT

WAKTU MESIN METODE MATERIAL

MAJOR DEFECT
CACAT MAYOR

ENERGI TOLOK UKUR SDM LINGKUNGAN

PENYEBAB AKIBAT

f. Pengendalian SDM

termasuk proses yang dipelukan untuk memberdayakan SDM yang terlibat dalam
proyek dengan cara yang paling efektif, meliputi: rencana organisasi, pemenuhan
personil dan pengembangan tim yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan. Konsultan memastikan Kontraktor menempatkan personil yang
kompeten dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan kerja. Penyediaan
SDM sejalan dengan lingkup kerja sebagaimana tercantum dalam WBS dan
network planning.

g. Pengendalian komunikasi

meliputi segala proses yang diperlukan untuk memastikan informasi proyek


disusun, dikumpulkan, disebarkan, disimpan, di-disposisikan secara tepat waktu
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

dan sesuai. Komunikasi merupakan rantai kritis antara personil, ide, dan
informasi yang dibutukan untuk mencapai tujuan proyek. Semua personil yang
terlibat dalam proyek harus siap untuk mengirim dan menerima komunikasi juga
harus memahami jenis komunikasi dimana mereka terlibat didalamnya sebagai
individu yang akan mempengaruhi proyek secara keseluruhan. Rencana
komunikasi menetukan informasi dan komunikasi yang dibutuhkan oleh
pemangku kepentingan: siapa yang membutuhkan informasi apa, kapan mereka
butuhkan, dan bagaimana menyampaikannya. Distribusi informasi merupakan
upaya menyediakan informasi yang dibutuhkan pemangku kegiatan tepat pada
waktunya. Laporan kemajuan pekerjaan berisi informasi kemajuan pekerjaan
berupa status, pengukuran bobot prestasi, dan perkiraan penyelesaian
pekerjaan. Tertib administrasi merupakan upaya menyusun, mengumpulkan, dan
menyebarkan informasi sebagai tahapan pekerjaan atau penyelesaian
pekerjaan. Perangkat pengendalian komunikasi adalah laporan dan rapat,
dengan menggunakan media yang ada seperti tertulis, melalui e-mail, ataupun
piranti teknologi komunikasi seperti Blackberry Messenger. Keluaran
pengendalian komunikasi adalah tertib administrasi termasuk perubahan
pekerjaan dan arsip berita acara pekerjaan.

ILUSTRASI GRAFIK PADA LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

KUMULATIF BOBOT
Anggaran

Realisasi biaya

Realiasasi bobot pekerjaan

Tanggal
WAKTU

h. Pengendalian risiko

merupakan proses yang fokus pada identifikasi, analisis, dan tanggapan


terhadap risiko proyek, termasuk maksimalisasi peristiwa positif dan minimalisasi
konsekuensi negatif. Identifikasi risiko menentukan risiko-risiko yangg dapat
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan masing-masing karakteristik


risiko tersebut. Kualifikasi risiko merupakan upaya mengevaluasi risiko beserta
interaksinya terhadap hasil keluaran proyek. Antisipasi risiko merupakan
rangkaian upaya untuk mengatasi hambatan dan memanfaatkan peluang.
Pengendalian risiko menanggapi perubahan-perubahan atas risiko yang terjadi
dalam proyek. Perangkat yang digunakan adalah checklist, flowchart,
wawancara, simulasi, rencana tanggap darurat.

i. Pengendalian pengadaan/procurement

merupakan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa dari
pihak luar, terdiri dari Rencana Pengadaan yang menentukan apa dan dimana;
Rencana Permohonan yang mencatat persyaratan produk dan identifikasi
pemasoknya; Permohonan berupa permintaan barang; Pemilihan Pemasok;
Kontrak dan penyelesaian kontrak. Perlu diperhatikan jenis kontrak pekerjaan,
apakah lump sum atau unit price. Perangkat yang digunakan adalah SOW,
kriteria evaluasi, dokumen kontrak Kontraktor, rencana kebutuhan material,
permintaan Pengguna Jasa, sistem pembayaran, ketersediaan barang, durasi
penyediaan barang/fabrikasi, transportasi.

Untuk memudahkan pengendalian proyek maka disusun sistem perencanan


dan pengendalian proyek. Perencanaan proyek berangkat dari tujuan yang
imgin dicapai. Dari tujuan proyek disusun sasaran/target, yang kemudian
dijabarkan secara work breakdown structure (WBS) dan scope of work
(SOW) ke dalam deskripsi & instruksi kerja, network planning (beserta master &
detailed schedule), dan anggaran. Dengan pekerjaan yang terinci maka
monitoring akan lebih efektif dan efisien. Pencatatan atas realisasi pekerjaan
yang dilaksanakan dibandingkan dengan sasaran/target yang ditetapkan
kemudian dilaporkan sebagai bahan pertimbangan oleh Pengguna Jasa/Pemilik
Proyek dalam membuat keputusan.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

DESKRIPSI & INSTRUKSI KERJA

MASTER / DETAILED SCHEDULES


NETWORK SCHEDULING
SASARAN PROYEK PENCATATAN BIAYA / MUTU / WAKTU

ANGGARAN

KEPUTUSAN PENGGUNA JASA PELAPORAN

Sasaran Proyek Pembangunan Tahap II (dua) Gedung Puskesmas Kelurahan


Cawang (Persero) Cabang - Ambon

1. Terlaksananya program penyediaan Fasilitas gedung Puskesmas Kelurahan


Cawang yang terukur, terarah, dan tepat sasaran.

2. Terpenuhinya kebutuhan akan pengawasan/supervisi Pembangunan Tahap II


(dua) Gedung Puskesmas Kelurahan Cawang, dalam upaya mencapai
terpenuhinya kebutuhan akan tempat putusan yang berkontribusi dalam
mewujudkan upaya menyediakan sarana yang memadai bagi Puskesmas
Kelurahan Cawang, di Maluku khususnya pusat kota Ambon - Passo dalam
bidang pelayanan.

Adapun pendekatan pekerjaan pengawasan konstruksi yang kami adopsi adalah:

a. Pendekatan penanganan dilakukan dengan cara:

1. Memahami dengan baik tahapan kerja Konsultan Pengawas / Supervisi


dengan menerapkan prinsip-prinsip dan fungsi manajemen berupa
perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.

2. Memahami dengan baik Lingkup Tugas dari Konsultan Pengawas/Supervisi.

3. Memahami obyek pekerjaan dan objek kegiatan berupa pembangunan


gedung Puskesmas Kelurahan Cawang.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

4. Memahami Keluaran yang diinginkan olek Pengguna Jasa.

5. Memahami penyelesaian pekerjaan perencanaan (oleh Konsultan


Perencana) dan pelaksanaan konstruksi (oleh Kontraktor) dengan
menerapkan beberapa tahapan/fase yang berjenjang namun simultan.

6. Memahami konsep pengendalian mutu, waktu, dan biaya.

7. Memahami peraturan – peraturan yang terkait dengan pembangunan


gedung negara, Puskesmas Kelurahan Cawang.

8. Memahami kompleksitas, teknologi yang digunakan dalam pembangunan


gedung

b. Pendekatan peraturan perundangan dilakukan dengan cara:

Bahwa kegiatan pengawasan/supervisi yang dilakukan PT. AZEVODO


PRATAMA CONSULTANT berpedoman pada ketentuan yang berlaku,
khususnya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal
27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.

c. Pendekatan teknis:

Pendekatan teknis akan mengintegrasikan teknis pengawasan pelaksanaan


pembangunan gedung berupa pemenuhan persyaratan keselamatan umum,
konstruksi bangunan, hasil pekerjaan, mutu bahan dan/atau komponen
bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan NSPM yang berlaku untuk
dituangkan dalam proposal teknis yang mampu menerjemahkan sasaran proyek
untuk kemudian dijalankan oleh Tim Konsultan Supervisi PT. AZEVODO
PRATAMA CONSULTANT dengan mengedepankan komunikasi, dialog, dan
saling bekerja sama dengan pihak Pengguna Jasa, yaitu Pejabat Pembuat
Komitmen Pokja Bidang Pengembangan Permukiman dan Tata Bangunan Dinas
Pekerjaan Provinsi Maluku.

4.2. METODOLOGI

4.2.1. USULAN ORGANISASI PROYEK

Terdapat 2 (dua) alternatif organisasi proyek dengan menggunakan Konsultan


Pengawas
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

A. Posisi Konsultan Pengawas sebagai manajer lini dari Pejabat Pembuat


Komitmen.

Dalam alternatif ini, posisi konsultan bertanggungjawab penuh kepada pimpinan


proyek. Alternatif ini hanya digunakan pada proyek-proyek khusus dimana
dibutuhkan peran Konsultan Pengawas (Manajemen Konstruksi) secara penuh.

B. Posisi Konsultan Pengawas sebagai bagian dari Pejabat Pembuat


Komitmen.

Dalam posisi ini Konsultan Pengawas mampu memberi dukungan penuh dalam
penyelenggaraan proyek (completed staff support), namun pengambilan
keputusan dalam berbagai permasalahan proyek yang penting tetap dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

METODE PENANGANAN PENGAWASAN TEKNIS


LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

RENCANA UMUM PEMBANGUNAN KONSULTAN PENGAWAS

STRATEGI PENCAPAIAN SASARAN

PELAKSANAAN KONSTRUKSI FISIK


SASARAN/TARGET PROSEDUR & METODE PELAKSANAAN PENGAWASAN

PELAKSANAAN PENGAWASAN

HASIL AKHIR

PEMAHAMAN KONSULTAN PENGAWAS

METODE KERJA KONSULTAN PENGAWAS DALAM PENGENDALIAN

TAHAPAN KERJA

LINGKUP TUGAS WAKTU

OBYEK PEKERJAAN/KEGIATAN MUTU

KELUARAN YANG DIINGINKAN PENGGUNA JASA BIAYA

4.2.2. TAHAPAN KERJA

Kegiatan proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi kegiatan pra-konstruksi,


kegiatan konstruksi, dan kegiatan pasca-konstruksi.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

TAHAPAN KONSTRUKSI

PRA KONSTRUKSI KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI

1. Penyerahan lapangan 1. Metode pelaksanaan 1. Serah Terima Pertama


2. Rapat Persiapan 2. Personil (Tenaga Kerja) 2. Masa pemeliharaan
Pelaksanaan Kontrak 3. Peralatan 3. Serah Terima Kedua
(PCM) 4. Mutu bahan
- Jadwal pelaksanaan 5. Mutu produk
- Program Mutu 6. Pekerjaan spesifik
- Standard Operating 7. Keamanan, keselamatan dan
Procedure kesehatan kerja
3. Mobilisasi 8. Perlindungan tenaga kerja
4. Pemeriksaan bersama 9. Administrasi keuangan
5. Tinjauan desain 10. Buku harian dan Laporan Harian
6. Metode Pelaksanaan 11. Pengendalian pelaksanaan pekerjaan
dan metode kerja 12. Pengukuran prestasi pekerjaan
13. Perubahan kegiatan pekerjaan
14. Penyesuaian/eskalasi harga
15. Force major
16. Pemutusan kontrak
17. Perpanjangan waktu

Pada tahap pra konstruksi, kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan administrasi
baik terkait kontrak dan surat perintah mulai bekerja. Pada tahap pra-konstruksi ini
Pengguna Jasa akan memaparkan Sasaran Proyek yang dituangkan dalam Program
Mutu; Konsultan Supervisi akan memaparkan program kerja proyek yang meliputi:
organisasi proyek, prosedur kerja, dan standar kerja; Kontraktor akan memaparkan
progam kerja, metode kerja, dan rencana kerja. Selama tahap pra-konstruksi ini,
Konsultan Pengawas akan melaksanakan pekerjaan administrasi dan teknis.

Selama tahap konstruksi, Konsultan Pengawas akan melakukan monitoring/


pengendalian/ evaluasi atas perencanaan, program, jadwal atas biaya-mutu-waktu-
K3 untuk kemudian dicatat dan dilaporkan kepada Pengguna Jasa. Tahap konstruksi
selesai sampai dengan dilaksanakan Serah Terima Pertama.

Selama tahap pasca-konstruksi merupakan masa pemeliharaan konstruksi yang


diakhiri dengan Serah Terima Kedua (Final Hand Over).

4.2.3. LINGKUP TUGAS KONSULTAN PENGAWAS


LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

Lingkup kegiatan pengawasan pembangunan fisik rumah susun adalah:

a. Melakukan persiapan dalam rangka kegiatan keseluruhan, termasuk mobilisasi


Tenaga Inti, Tenaga Pengawas, dan Pendukung.

b. Mengevaluasi rencana kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun oleh


Kontraktor yang meliputi rencana pencapaian sasaran konstruksi, penyediaan
dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance/Quality Control, serta Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).

c. Mengendalikan pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi pengendalian


sumber daya, biaya, waktu, sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), hasil
konstruksi, kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Melakukan evaluasi terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul,


usulan koreksi rencana dan Tindakan Turun Tangan (T3), serta melakukan
koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.

e. Melakukan kooordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan


konstruksi fisik, antara lain: Pemerintah Daerah , Pihak Penerima Manfaat,
Konsultan Perencana, Kontraktor Pelaksana, dan pihak-pihak lainnya yang
terkait.

f. Melakukan kegiatan pengawasan, yang terdiri atas:

1. Memeriksa dan mempelajari Dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang


akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

2. Memeriksa dan mengarahkan shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor.

3. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan, dan metode pelaksanaan, serta


mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

4. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,


dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.

5. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan


persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

6. Menyelenggarakan rapat-rapat mingguan lapangan secara berkala,


membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan
pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan pekerjaan


konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor.

7. Menyusun Berita Acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk


pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan Serah Terima
Pertama dan Serah Terima Kedua pekerjaan konstruksi.

8. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as-


built drawing) sebelum serah terima pertama.

9. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, dan


mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.

10. Menyusun Laporan Akhir pekerjaan supervisi secara keseluruhan.

4.2.4. OBYEK PEKERJAAN/KEGIATAN

Pembangunan Pembangunan Tahap II (dua) Gedung Puskesmas Kelurahan Cawang


meliputi komponen bangunan pekerjaan Pondasi/Boret Pile, Pile Cap, Kolom, Pelat
Lantai, dan Kolom Besment. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Pengawasan
Pembangunan Tahap II (dua) Gedung Puskesmas Kelurahan Cawang (Persero)
Cabang - Ambon adalah selama 100 hari kalender.

4.2.5. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan/supervisi adalah:

 Tersedianya Time Schedule dalam bentuk Bar Chart dan Network Planning
(NWP). Time schedule-bar chart dilengkapi dengan kurva “S”, dengan NWP
dilengkapi dengan Jalur Kritis.

 Tersedianya Standar Prosedur pengawasan pelaksanaan fisik di lapangan,


sebelum melakukan pengawasan di lapangan (integrated site supervision).

 Terjaminnya hasil pelaksanaan pembangunan rumah susun yang dilaksanakan


oleh Kontraktor baik dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian prestasi
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan kegiatan dan biaya pembangunan.

 Terkendalinya waktu pelaksanaan pembangunan rumah susun sesuai jadwal dan


biaya pembangunan sebagaimana tertera dalam kontrak.

 Terisinya Buku Harian Lapangan (BHL) tentang kemajuan pembangunan rumah


susun setiap harinya beserta hambatan-hambatan yang timbul.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

 Tersusunnya laporan mingguan dan bulanan oleh Konsultan Supervisi mengenai


kemajuan dan lainnya sehubungan dengan pembangunan.

 Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian


pekerjaan di lapangan kepada PPK dan koordinasi dengan Konsultan Perencana
jika diperlukan.

 Tersedianya gambar sesuai lapangan (as-built drawing).

 Terperiksa dan tertandatanganinya Berita Acara Bobot Pekerjaan yang diajukan


oleh Kontraktor sesuai prestasi pekerjaan yang telah dicapai.

 Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi teknis di lokasi kegiatan secara berkala


(mingguan) dan insidentil sesuai kebutuhan, dengan hasil keputusan rapat
tercatat dalam Berita Acara Rapat.

 Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Kontraktor dalam


Buku Harian Lapangan (BHL) oleh Konsultan Pengawas.

 Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan saat akan melakukan


Serah Terima Pekerjaan Pertama.

 Laporan kronologis pelaksanaan pembangunan rumah susun.

4.2.6. METODE PENANGANAN TAHAP PRA KONSTRUKSI

A. Ruang Lingkup:

 Surat Perintah Mulai Kerja dikeluarkan Pengguna Jasa selambat-lambatnya


14 hari sejak penandatangan kontrak. Dalam SPMK dicantumkan batas
waktu selambat-lambatnya dimulai pekerjaan.

 Pengguna Jasa mengundang Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk


menghadiri Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (PCM) selambat-
lambatnya 7 hari sejak SPMK membahas:
a. Organisasi kerja
b. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan
d. Jadual pengadaan, mobilisasi peralata dan personil
e. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
f. Pendekatan kepada masyarakat dan Pemda setempat mengenai
rencana kerja
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

g. Penyusunan Program Mutu Proyek

 Program Mutu Proyek:


a. Organisasi proyek
b. Jadual pelaksanaan
c. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
d. Prosedur instruksi kerja
e. Prosedur pengujian dan testing
f. Pelaksana kerja

 Monitoring mobilisasi kontraktor bahwa kontraktor paling lambat 30 hari


sejak SPMK harus melakukan mobilisasi, meliputi:
a. Mendatangkan peralatan
b. Mempersiapkan fasilitas sesuai Dokumen Kontrak
c. Mendatangkan personil/tenaga ahli
d. Mendatangkan peralatan pendukung

 Bersama-sama melakukan tinjuan desain untuk meyakinkan bahwa desain


telah mencakup semua persyaratan produk atau spesifikasi teknis dan
proses pelaksanaan pekerjaan. Memastikan desain sesuai kemampuan
proses (biaya dan waktu) dalam arti lingkup kegiatan yang akan
dilaksanakan masih dalam batas kemampuan anggaran biaya yang wajar
serta ketersediaan waktu yang memadai. Desain memenuhi persyaratan
fungsional dan operasional yang berarti dapat dilaksanakannya dan
menjamin produk yang dihasilkan dapat difungsikan dan dioperasionalkan.
Perubahan desain harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa.

B. Metode Penanganan:

 Bersama Kontraktor, menyusun master schedule, jadwal pengadaan


peralatan, jadwal pengadaan material dan tenaga kerja dengan mengacu
kepada lingkup pekerjaan dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

 Menyepakati metoda pelaksanaan pekerjaan bersama Kontraktor dan


mewajibkan Kontraktor membuat Shop drawing dan mengajukan izin kerja
setiap akan memulai pekerjaan.

 Menentukan pola pengawasan dan pengendalian yang sistematis, efektif


dan efisien mulai tahap persiapan sampai dengan Serah Terima Pertama.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

 Menyiapkan Standard Operation Prosedure dan Format-format pengendalian


dan pengawasan dan menjaga agar SOP tersebut dilaksanakan dan
dipatuhi.

 Menerapkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh Tim Personil


Pengawas dalam pengawasan, pengendalian, monitoring dan evaluasi.

4.2.7. METODE PENANGANAN TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI FISIK

A. Ruang Lingkup:

 Mengadakan evaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang


disusun oleh Kontraktor, yang meliputi program-program pencapaian
konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan
perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program Quality
Assurance/Quality Control dan program kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).

 Mengendalikan dan mengawasi program pelaksanaan konstruksi fisik, yang


meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas)
pekerjaan, pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan
keselamatan kerja.

 Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial


yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.

 Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan


konstruksi fisik.

 Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:


a. Memeriksa dan mempelajari dokumen pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan lapangan.
b. Mengendalikan dan mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan
metode pelaksanaan, serta ketepatan waktu dan biaya pekerjaan
konstruksi.
c. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari
segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

e. Menyelenggarakan kegiatan rapat koordinasi secara berkala, dan rapat


teknis lapangan secara rutin/mingguan membuat laporan mingguan dan
bulanan pekerjaan pengendalian dan pengawasan, dengan masukan
hasil rapat-rapat lapangan dan laporan-Iaporan yang dibuat oleh
Kontraktor.
f. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan,
dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
g. Meneliti dan menyetujui gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings)
yang diajukan oleh Kontraktor.
h. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-
Built Drawings) sebelum serah terima pertama dalam bentuk buku dan
CD.

 Memberikan penilaian untuk mendapatkan persetujuan dari pengelola


kegiatan tentang sub kontraktor yang akan dilibatkan oleh Kontraktor.

 Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian di lapangan untuk


memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

B. Metode Penanganan:

 Bersama Kontraktor, menyusun master schedule, jadwal pengadaan


peralatan, jadwal pengadaan material dan tenaga kerja dengan mengacu
kepada lingkup pekerjaan dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

 Mensyaratkan kepada Kontraktor untuk menerapkan pelaksanaan


prosedur K3 secara total.

 Memantau rencana kerja Kontraktor dan selalu melakukan tindakan evaluasi


dan koreksi setiap tidak tercapainya target mingguan yang dituangkan
didalam weekly-schedule.

 Melakukan tertib administrasi proyek secara disiplin antara lain dengan


mensyaratkan kepada kontraktor agar menyediakan tenaga khusus di
bidang administrasi proyek.

 Menyusun/memeriksa Berita acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan untuk


Serah Terima I dan II.

C. Metode Pengendalian Waktu


LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

Pengendalian Waktu adalah menjaga agar laju pekerjaan proyek sesuai


kecepatannya dengan yang telah ditetapkan pada Project Master Schedule
(jadwal utama proyek), jadwal utama proyek ini disusun oleh Konsultan Supervisi
Konstruksi, yang memiliki rentang dari tahap perizinan, pelaksanaan sampai
dengan pemeliharaan.

Oleh karena itu jadwal utama proyek merupaakan gabungan dari beberapa
jadwal yang disusun dari jadwal milik Kontraktor, Sub Kontraktor dan Supplier.
Presentasi suatu schedule/jadwal dapat dibuat dalam bermacam-macam bentuk.
Untuk keperluan analisa memakai bentuk Network atau yang dikenal sebagai
bentuk CPM (Critical Path Method), yang dipadukan dengan bentuk Bar Chart .

1. Bar Chart

Metode Pengendalian waktu yang paling mudah dan banyak dioergunakan,


namun tidak dapat dipergunakan untuk menunjukkan lintasan kritis. Bar
Chart (S-Curve) hanya dapat dipergunakan untuk perencanaan dan
penyesuaian waktu pembangunan.

2. Critical Path Method

Metode (network planning) ini banyak dipergunakan pada proyek-proyek


konstruksi. CPM menunjukan lintasan kritis yang dapat dipergunakan untuk
mengejar ketinggalan waktu pembangunan. Paling banyak dipergunakan
dalam proyek-proyek konstruksi.

Secara garis besar kegiatan pengendalian jadwal (waktu) antara lain:

 Selalu mengkaitkan jadwal pelaksanaan dengan Jadwal Induk yang


mencakup aktivitas di luar pekerjaan Pelaksanaan namun mempunyai
keterkaitan dengan aktivitas di lapangan.

 Merinci jadwal induk menjadi tahap-tahap yang lebih rinci dan pembagian
zona/lokasi pelaksanaan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas,

 Mendorong dilakukannya persetujuan jadwal waktu oleh semua pihak dan


menjadikannya sebagai bagian dari kontrak

 Mengendalikan Jadwal Kebutuhan Bahan, Mobilisasi Tenaga Kerja dan


Peralatan, sebagai pendukung terhadap Jadwal Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

 Mengendalikan jadwal waktu agar penjabaran struktur pekerjaan (Work


Breakdown Structure - WBS) harus jelas dan sedapat mungkin sesuai
dengan struktur yang diterapkan dalam Rencana Anggara Biaya (RAB)

 Mengendalikan agar jadwal waktu harus menunjukkan ketergantungan antar


aktivitas, baik yang disajikan dalam bentuk Gantt Chart maupun Network
Planning, agar pengaruh satu aktivitas terhadap aktivitas lainnya dapat
diantisipasi

 Mengendalikan agar jadwal waktu harus menunjukkan aktivitas kritis, agar


aktivitas yang paling mempengaruhi durasi proyek dapat dikendalikan
pelaksanaannya don diberikan prioritas utama

 Mendorong penerapan aplikasi komputer untuk pembuatan jadwal waktu,


agar proses pemutakhiran (updating) pada pencapaian (milestones) tertentu
dapat lebih mudah dilakukan

 Mengendalikan jadwal waktu agar dapat dirinci menjadi skala waktu


mingguan, sehingga proses monitoringnya dapat dilakukan pada Rapat
Rutin Mingguan dalam bentuk penyampaian Rencana Kerja Mingguan

 Komunikasi dan pemecahan masalah dalam bentuk penerapan prosedur


Permintaan Penjelasan dan pembahasan dalam Rapat Rutin Mingguan

D. Metode Pengendalian Mutu

Pada tahap pelaksanaan konstruksi Konsultan Pengawas senantiasa mengawasi


pelaksanaan setiap bagian pekerjaan serta melakukan prosedur-proosedur
pelaksanaan pekerjaan maupun pengujian-pengujian yang diperlukan (sesuai
kebutuhan yang diminta). Prosedur tersebut dijalankan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan teknis dan peraturan-peraturan yang berlaku
meliputi:

 Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak, Gambar Pelaksanaan, RKS,


Spesifiasi Teknis, Bill off Quantity)

 Evaluasi terhadap RAB dikaitkan dengan spesifikasi teknis dan gambar-


gambar pelaksanaan.

 Kejelasan jabaran struktur pekerjaan (WBS) yang konsisten terhadap RAB.


LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

 Penyusunan Kurva-S agar dapat memperlihatkan hubungan biaya yang


diekspresikan dalam satuan laju pekerjaan atau bobot dan waktu yang dirinci
menjadi skala minggu.

 Melakukan monitoring terhadap pencapaian aktual yang diperbandingkan


dengan kemajuan sesuai rencana, dan melakukan pemutakhirannya serta
memberikan prediksi yang mungkin pengendalian terhadap pekerjaan
tambah kurang dalam hal melakukan identifikasi, verifikasi dan informasi
harga satuan dan volume.

 Komunikasi dan pemecahan masalah dalam bentuk penerapan prosedur


Permintaan Penjelasan dan pembahasan dalam Rapat Rutin Mingguan.

 Melakukan pengendalian dan monitoring terhadap ruang lingkup dan dan


item pekerjaan sehingga tidak bertambah kepada penambahan biaya
pekerjaan.

 Menerapkan sistem Balance Budget/Zero Balance bila terpaksa melakukan


perubahan pekerjaan, dengan mencari alternatif pengganti/ optimalisasi
yang dapat menekan biaya.

 Mencari alternatif penggunaan bahan dan peralatan tanpa mengurangi


kualitas, sistem dan fungsi.

Dalam pengendalian mutu, setiap proses pelaksanaan pekerjaan maupun


pengujian dari awal sampai akhir harus memenuhi prosedur pelaksanaan
sebagai contoh pada pelaksanaan pekerjaan tertentu yang dianggap khusus,
Kontraktor dapat diminta mempersiapkan terlebih dahulu contoh dari pekerjaan
penyelesaian yang akan dilakukan (mock up).

Metode Pengendalian Biaya

Kegiatan Penggendalian Biaya dilakukan secara berkesinambungan sampai


dengan penyelesaian keseluruhan kegiatan konstruksi, dimana pada setiap
tahap pelaksanaan pekerjaan dilakukan perhitungan biaya yang dibutuhkan.

Disamping itu dapat pula bentuk rancangan yang keliru menyebabkan sulitnya
pelaksanaan di lapangan juga mempunyai implikasi pada biaya pelaksanaan.
Secara garis besar pengendalian biaya meliputi antara lain:
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

a. Pengendalian timbulnya pekerjaan tambah kurang (CCO) / variation order


(VO).

b. Mengurangi kemungkinan adanya perubahan perancangan yang dapat


mengakibatkan pekerjaan tambah.

Beberapa kasus dalam pelaksanaan kegiatan supervisi terkait manajemen


pengendalian biaya ini langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain:

 Mengadakan evaluasi terhadap estimasi biaya, alokasi dan cash flow untuk
semua kegiatan proyek serta memberikan rekomendasi berupa koreksi-
koreksi sehubungan dengan program pencapaian sasaran secara efisien
yaitu:

- Evaluasi terhadap RAB dikaitkan dengan spesifikasi teknis dan gambar-


gambar pelaksanaan.

- Kejelasan jabaran struktur pekerjaan (WBS) yang konsisten terhadap


RAB.

- Penyusunan Kurva-S agar dapat memperlihatkan hubungan biaya yang


diekspresikan dalam satuan laju pekerjaan atau bobot dan waktu yang
dirinci menjadi skala minggu.

- Melakukan monitoring terhadap pencapaian aktual yang diperbandingkan


dengan kemajuan sesuai rencana, dan melakukan pemutakhirannya serta
memberikan prediksi yang mungkin pengendalian terhadap pekerjaan
tambah kurang dalam hal melakukan identifikasi, verifikasi dan informasi
harga satuan dan volume.

 Menekan seminimal mungkin penyimpangan-penyimpangan pekerjaan,


terutama yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas bahan pada
tahapan kegiatan konstruksi.

 Mengendalikan waktu pelaksanaan dan melakukan usaha untuk


mengembalikan penyimpangan waktu sehingga sesuai dengan jadwal
rencana induk (master schedule).

 Membuat laporan keuangan proyek yang dilengkapi dengan “cash


disbursement” secara periodik serta mengevaluasinya terhadap “S Curve”.

4.2.8. METODE PENANGANAN TAHAP MASA PEMELIHARAAN


LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

A. Ruang Lingkup

 Melakukan pengawasan terhadap kegiatan perbaikan dan penyempurnaan


pekerjaan.

 Memerikasa kerusakan yang timbul atau terjadi selama masa pemeliharaan.

 Mengevaluasi hasil perbaikan dan membuat Checklist hasil Perbaikan


secara periodik dan menyusun komentar dan catatan penting untuk
pedoman perbaikan oleh Kontraktor.

 Menyusun Berita Acara Serah Terima ke-2, berikut lampiran lampirannya.

B. Metode Penanganan

 Memeriksa atas kerusakan dan kekurangan atau cacat yang terjadi selama
masa pemeliharaan

 Melakukan inventaris atas kerusakan yang terjadi dan memberikan saran


kepada kontraktor metoda dan langkah penyempurnaannya.

 Khusus untuk peralatan ME dilakukan uji pengoperasian peralatan.

 Memberikan pelatihan kepada Petugas Maintenance yang disiapkan


Pengguna Jasa.

 Bersama Konsultan Perencana dan Kontraktor membuat Manual Operation


Book.
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(PRA-RK3K)

KEBIJAKAN K3

PT. AZEVODO PRATAMA CONSULTANT bekomitmen untuk menyelenggarakan pekerjaan


konstruksi tanpa terjadi kecelakaan kerja dengan memastikan kontraktor melaksanakan dan
menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi. Prosedur K3
konstruksi dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkelanjutan agar sasaran proyek
dapat terwujud dan kendala proyek dapat diatasi. K3 Konstruksi meliputi cara melakukan
pekerjaan dengan aman dan cara penyelamatan & penanggulangan darurat.

PERENCANAAN
PT. AZEVODO PRATAMA CONSULTANT mengidentifikasi bahaya dan pengendalian risiko
bahaya K3 Konstruksi sebagai berikut:

A. TABEL PERHITUNGAN ZERO ACCIDENT BAGI KONTRAKTOR

KEJADIAN USAHA PENYEMBUHAN DAN PERBAIKAN, BIAYA DAN DAMPAK PERBAIKAN

KECELAKAAN Terjadi Luka, pengobatan Terjadi Luka, Terjadi Luka, sakit Terjadi Luka, sakit Terjadi Bencana besar,
ATAU SAKIT hanya P3K, dan lanjut pengobatan hanya P3K, pengobatannya keluar pengobatan nya keluar Beberapa orang jadi korban
bekerja ada istirahat dirumah proyek (Puskesmas atau proyek (Puskesmas atau pada kejadian yang sama,
Rumah Sakit), opname Rumah Sakit), patah atau meninggal
atau istirahat di rumah cacat, meninggal dunia

Butuh waktu dalam Maksimum istirahat di Maksimum istirahat di Maksimum istirahat di diatas 6 bulan, atau langsung
beberapa menit rumah selama 2X24 jam rumah selama 5X24 jam rumah selama 6 bulan kejadian

NILAI PEROLEHAN 5 4 3 2 1

KERUSAKAN Terjadi kerusakan, Terjadi kerusakan, Terjadi kerusakan, Terjadi kerusakan, Terjadi kerusakan, perbaikan
HARTA BENDA perbaikan Ringan Sekali, perbaikan Ringan, dana perbaikan Sedang, dana perbaikan berat, dana diatas Ekstrem, dana diatas Rp. 100
dana dibawah Rp. 5 juta diatas Rp. 5 juta sd diatas Rp. 25 juta - Rp.50 Rp. 50 juta - Rp. 100 juta juta perkejadian
per kejadian Rp.25 juta perkejadian juta perkejadian perkejadian

Atau Waktu pemulihan Atau Waktu pemulihan Atau Waktu pemulihan Atau Waktu pemulihan Atau Waktu pemulihan
masih dalam 1 hari (1 x 24 dibutuhkan sampai 3 hari dibutuhkan sampai dibutuhkan sampai sebulan dibutuhkan diatas sebulan,
jam) seminggu tidakbisa dibetulkan

NILAI PEROLEHAN 5 4 3 2 1

KERUSAKAN Tidak ada dampak Tidak ada dampak Ada dampak Berdampak Lokal/Berat, Berdampak Luas dan Ekstrem,
LINGKUNGAN lingkungan, lingkungan, pernah ada Sedang/Lokal, ada komplain, dan pernah komplain dan masuk koran
AKIBAT LIMBAH kompensasi kepada komplain masyarakat masuk koran lokal nasional
masyarakat,

Limbah langsung dibuang limbah dibuang atau ada Ada limbah, tidak didaur Tidak dibuang keluar oleh Tidak Ada Proteksi, bangunan
lewat sarana umum dampak, tapi tidak ulang, dibuang ke sarana operator khusus khusus dan tidak ada/dibuang
memberikan efek umum oleh operator khusus
permanen

NILAI PEROLEHAN 5 4 3 2 1

KOLOM INI JIKA PERNAH TERJADI MAKA TIDAK


Nilai Total 15 12 sd 14 9 sd 11
DIHITUNG
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

B. RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN JUMLAH


PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA

Jumlah Pekerja Jumlah petugas P3K


Tempat kerja dengan potensi 25 - 150 1 orang
bahaya rendah >150 1 orang untuk setiap 150 orang
atau kurang
Tempat kerja dengan potensi ≤100 1 orang
bahaya tinggi >100 1 orang untuk setiap 100 orang
atau kurang

C. BAGAN UNTUK MENDAPATKAN IJIN KERJA


LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

D. PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RISIKO


No. JENIS / TIPE PEKERJAAN
& RISIKO K3 K3
1. Pekerjaan galian  Jenis bahaya: longsor, jatuh,  Penahan/penyangga
peralatan menabrak
fasilitas/pekerja disekitarnya
 Risiko: cedera
2. Pekerjaaan besi  Jenis: tangan terkena bar-  Penggunaan alat
bender, terluka karena pelindung diri
teknanan besi, terjatuh dari
ketinggian
 Risiko: cedera
3. Pekerjaan bekisting  Jenis: terjatuh dari ketinggian,  Perancah
bekisting runtuh, bekisting
tergelincir,
 Risiko: cedera, meninggal
4. Pekerjaan beton dan  Jenis: tertimpa material,  Penyanggah pengaduk
pasangan batu dan menghirup debu pasir/semen, beton, daerah sekitar
pekerjaan pengecoran alergi, penggunaan alat pengaduk beton harus
pengaduk beton: terkena bersih dari benda-benda
curahan beton, terkena penghalang, alat
lemparan kerikil, tertimpa pengaman, mesin dalam
beton, tertimpa ember, keadaan bersih dan siap
terjatuh dari ketinggian, alergi dioperasikan
 Risiko: cedera, gangguan
pernapasan, gangguan kulit
5. Pekerjaan instalasi  Jenis: tertimpa peralatan, 
perpipaan terjatuh dari ketinggian,
terluka ketika bekerja dengan
pipa
 Risiko: cedera
6. Pekerjaan instalasi  Jenis:terjatuh dari ketinggian,  Posisi kabel harus diberi
elektrikal tertimpa peralatan dari tanda, perhatikan aliran
ketinggian, tersengat listrik listrik pada saat bekerja
 Risiko: cedera, kematian
7. Pekerjaan pemasangan  Jenis: terjatuh dari ketinggian, 
gypsum tertimpa peralatan, terluka
ketika bekerja dengan
gypsum board
 Risiko: cedera
8. Pekerjaan pasang keramik  Jenis: menghirup debu 
potongan keramik, terkena
mesin potong keramik,
tersengat listrik, tertimpa
material, potongan partikel
mengenai mata
 Risiko: cedera, gangguan
pernapasan, kematian
9. Pekerjaan pasangan  Jenis: tertimpa material, 
dinding dan plesteran menghirup debu semen/pasir
 Risiko: cedera, gangguan
LAPORAN AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS CAWANG

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA PENGENDALIAN RISIKO


No. JENIS / TIPE PEKERJAAN
& RISIKO K3 K3
pernapasan
10. Pekerjaan kusen dan pintu,  Jenis: bahan mudah terbakar, 
jendela terkena bor, tersengat listrik,
tertimpa daun pintu/jendela -
kusen
 Risiko: cedera
11. Pekerjaan pengecatan  Jenis: menghirup cat,  Tidak menggunakan
kejatuhan material bahan cat dan pelarut
 Risiko: cedera, gangguan yang berbahaya, dilarang
pernapasan merokok pada saat
bekerja, jauhkan bahaya
api terhadap bahan cat
yang mudah terbakar,
penggunaan bahan cat
yang dapat mengganggu
pernapasan maka pekerja
harus menggunakan alat
pelindung diri, harus
tersedia sirkulasi udara
yang memadai
12. Pekerjaan konstruksi baja  Jenis: terpercik api las, asap  Penggunaan alat
dan pengelasan) las, terbakar, material jatuh, pelindung diri, tidak
pecahan material melakukan pengelasan di
 Risiko: cedera, gangguan dekat api atau dekat
pernapasan, gangguan bahan yang mudah
penglihatan terbakar, dilarang
merokok pada saat
mengelas dan dilarang
membuang punting rokok
sembarangan
13. Pekerjaan penyimpanan  Jenis: material terjatuh,  Rak penyimpanan harus
dan penanganan material kontaminasi bahan, terpotong kokoh, material disimpan
 Risiko: cedera terpisah sesuai jenis,
label, MSDS,
14. Pekerjaaan di ketinggian  Jenis: terjatuh, material  Penggunaan alat
terjatuh pelindung diri (sabuk
 Risiko: cedera pengaman), jarring
pengaman, tangga diikat
agar tidak bergerak,
pasang pagar pembatas

Anda mungkin juga menyukai