PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Pengawasan pekerjaan infrastruktur jalan dan jembatan yang baik merupakan satu
aspek penting untuk menunjang keberhasilan pembinaan Bidang Jalan dan Jembatan,
utamanya keberhasilan dalam meningkatkan mutu pelaksanaan pekerjaan fisik jalan
dan jembatan.
B. TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
2
D. ACUAN
3
15. Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan (RMP);
16. Rencana Mutu Kontrak (RMK);
17. Dokumen Standar (SNI, AASTHO, ASTM, dll yang terkait).
E. KETENTUAN UMUM
mutu bahan olahan dan hasil pekerjaan pada setiap tahapan kegiatan pekerjaan
sesuai persyaratan dalam dokumen kontrak.
4. Menyiapkan laporan progress pekerjaan dilapangan, dan sistem administrasi
pekerjaan serta membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul
dilapangan.
5. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan kinerja
pekerjaan.
6. Monitoring secara berkala dan mengevaluasi performa/kinerja hasil pekerjaan
4
dilapangan.
7. Verifikasi progres fisik dan progres keuangan yang diajukan oleh penyedia jasa
konstruksi (kontraktor).
Kualifikasi Pengawas yang diharapkan dalam pengawasan pekerjaan konstruksi
antara lain :
a. Memiliki pengetahuan (knowledge)
• Memahami dokumen kontrak.
• Memahami pekerjaan yang harus diawasi.
• Memahami bahan.
• Memahami prinsip kerja peralatan.
• Memahami meroda pelaksanaan.
• Memahami cara pengambilan contoh/penhujian.
• Memahami cara desain.
b. Memiliki nalar (common sense)
• Nalar = sound practical judgment derived from experience rather than study.
• Memiliki nalar berbeda dengan berpengatahuan
• Memiliki nalar mengandung arti mempunyai kemampuan menafsirkan
spesifikasi sesuai dengan tujuannya.
• Nalar tumbuh melalui pengetahuan, tapi nalar tidak dapat dipelajari dari buku.
c. Jeli (observational skill)
• Pengawas hanya dapat bertindak berdasarkan hasil pengamatannya.
• Pengawas tidak hanya harus mengamati yang terjadi di sekelilingnya, tetapi
dia harus “melihat” yang teramati.
• “Melihat” berarti berfikir tentang yang dilihat mata.
• Tanpa “melihat”, pengawas hanya dapat mengetahui kondisi yang salah, tetapi
tidak menyadari dampaknya.
d. Komunikatif (courtesy)
Salah satu kewajiban utama pengawas adalah memberi tahu kontraktor tentang
kondisi yang tidak memuaskan atau apabila spesifikasi tidak dipenuhi.
Kontraktor mengharapkan agar pengawas dapat memberi masukan yang obyektif.
Cara menyampaikan masukan oleh pengawas sering menimbulkan hubungan tidak baik
antara kontraktor dengan pengawas,
Dalam praktek sering terjadi bahwa cara menyampaikan adalah lebih penting daripada isi
yang disampaikan. 5
Penyampaian dengan cara yang kasar dan menyinggung perlu dihindarkan.
107