Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN TEBAL OVERLAY

1.1Latar Belakang

Tidak dapat disangkal bahwa Jalan Raya memiliki fungsi penting dalam kehidupan
manusia. Sebagian besar kegiatan transportasi manusia menggunakan Jalan raya.
Pengaruh yang besar tersebut mengakibatkan jalan raya memegang peranan penting
dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta pembangunan suatu
negara. Kesadaran akan pentingnya fungsi jalan raya dalam kehidupan manusia telah
mendorong banyak penelitian tentang desain lapis perkerasan jalan raya untuk
mencari teknologi yang memungkinkan manusia dapat merencanakan perkerasan
jalan raya secara lebih efektif dan efisien. Jalan memberikan kenyamanan kepada
pengemudi selama masa pelayanan jasa. Untuk perencanaannya perlu
dipertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi funsi pelayanan konstruksi
sebagai berikut :
•Fungsi Jalan
•Kinerja perkerasan
•Umur rencana
•Lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan jalan
•Sifat tanah dasar
•Sifat dan banyak material yang tersedia dilokasi,yang akan digunakan sebagai bahan
lapisan perkerasan.
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar
(subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu-lintas. Jenis konstruksi
perkerasan jalan pada umumnya ada dua jenis, yaitu :
• Perkerasan lentur (flexible pavement) dan
• Perkerasan kaku (rigid Pavement)
Struktur perkerasan jalan lentur dibuat secara berlapis terdiri dari elemen perkerasan:
lapisan pondasi bawah (sub base coure) – lapisan pondasi atas (base coure)
– lapisan permukaan (surface course) yang dihampar pada tanag dasar (sub grade).

Selain dari dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis gabungan
(composite pavement), yaitu perpaduan antara lentur dan kaku. Perencanaan
konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan anatara perencanaan untuk jalan baru
dan untuk peningkatan (jalan lama yang sudah pernah diperkeras).

Perencanaan jalan lama dilakukan karna adanya kerusakan yang terjadi dipermukaan
biasanya adalah retak-retak (cracking), lubang (pot hole), alur (ruting), pelepasan
butir (ravelling), pengelupasan lapisan permukaan (stripping), dan lain lain.
Perencanaan jalan lama biasanya berupa perbaikan atau peningkatan kualitas jalan yg
sudah mulai mengalami kerusakan, metode perencanaan yang biasa digunakan dalam
perencanaan jalan lama adalah metode analisa komponen.
Lapisan tambahan (overlay) atau bisa juga disebut perkuatan perkerasan jalan lama,
dapat didefinisikan sebagai lapisan yang dipasang diatas lapisan konstruksi perkerasan
lama yang telah mengalami beberapa kerusakan dengan tujuan meningkatkan
kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang
direncanakan selama kurun waktu yang akan datang.

Perencanaan Overlay dilakukan dengan mencari data kondisi lapangan jalan lama
terlebih dahulu kemudian masukan data lalu lintas harian dan data lingkungan yang
ada, setelah itu hitung Lintas Ekivalen serta korelasikan dengan data lingkungan
sehingga didapat Indeks tebal perkerasan lama dan Indeks tebal perkerasan overlay
serta tebal overlay dapat di hitung dari selisih Indeks tebal perkerasan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang diatas adalah :
1.Bagaimana flowchart perhitungan lapisan tambahan (overlay)?
2.Bagaimana contoh perhitungan lapisan tambahan (overlay)?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui bagaimana flowchart perhitungan lapisan tambahan
(overlay). (overlay).
2.Untuk mengetahui bagaimana contoh perhitungan lapisan tambahan
(overlay) (overlay).
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.Mahasiswa, yang nantinya akan menggunakan penelitian ini sebagai referensi
materi dmateri dalam kegiatan perkuliahan.
2.Penulis, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan agar dapat
merencamerencanakan hal yang sama ketika berada di dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota, No. 038/T/BM/1997, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1970, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan
Raya No.13/1970, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta
Direktorat Jendral Bina Marga, 1992, Standar Perencanaan Geometrik Untuk
Jalan Perkotaan, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum, 2012, Perancangan Tebal Perkerasan Lentur, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Bandung
Kementerian Pekerjaan Umum, 2002, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B, Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta
Shirley L. Hendarsin, 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Penerbit Politeknik
Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil, Bandung
Sukirman Silvia 1994, Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Penerbit Nova,Bandung
Sukirman Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.
Sukirman Silvia, 2010, Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Penerbit Nova, Bandung.
Husen Abrar, 2009, Manajemen Proyek, C.V Andi Offset (Penerbit ANDI), Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai