Anda di halaman 1dari 3

Peroses produksi Asphalt Panas

(HOT MIX)
November 20, 2012

Peroses produksi Asphalt Panas (HOT MIX)


Di AMP (Asphalt Mixing Plant) Desa Tinggede, Palu Sulawesi Tengah

Jenis AMP (Asphalt Mixing Plant) yang berada di daerah desa Tinggede, Palu


Sualwesi tengah berjeniskan AMP dengan alat pencampur dengan penakaran (batch plant).
Adapun informasi mengenai alur produksi AMP dari awal sampai akhir dilakukan dengan
mewawancarai operator AMP yang biasa dipanggil Pak Tri sekaligus tinjau langsung ke
lokasi AMP maka, adapun hasil wawancara tersebut mengenai seluk beluk proses produksi
campuran aspal panas di AMP dijelaskan sebagai berikut:
1.       Cold Bin
Cold bin merupakan bagian dari AMP yang berfungsi sebagai tempat disimpannya
material. Untuk AMP yang ada di Desa tinggede memiliki 4 buah cold bin dengan ukuran
material masing-masing cold bin yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir dan abu batu. Cold bin memiliki
pintu untuk tempat keluarnya material dengan bukaan pintu yang telah diatur, adapun tujuan
dari diaturnya tinggi bukaan pintu disesuaikan dengan persentase komposisi agregat sesuai
Job Mix Formula untuk jenis campuran aspal panas.
Penyesuaian tinggi pintu dilakukan dengan mencoba mengetahui berat agregat yang
keluar dalam waktu 3 detik yang kemudian dikonvers ke produksi AMP maksimum perjam
yaitu 60 ton/jam. Namun setelah ditentukan tinggi pintunya maka dikontrol kembali ketika
proses produksi mulai berjalan dengan melihat overflow yang terjadi, jika terlalu
banyak overflow yang terjadi maka tinggi pintu akan diturunkan.
2.       Conveyer
Conveyer merupakan tempat penyalur material yang keluar dari pintu cold
bin ke drayer.
3.       Drayer
Material yang di bawah oleh conveyer kemudian masuk ke drayer. Drayer berfungsi
untuk memanaskan agregat, dengan suhu maximum 1600C. Agregat didalam drayer diputar
dan dipanaskan dengan menggunakan api dari bahan bakar minyak. Untuk AMP ini memiliki
2 jenis pembakaran di drayer, dengan menggunakan bahan bakar minyak dan menggunakan
bahan bakar batu bara.
Menurut penelitian terhadap kualitas campuran aspal dari dua bahan bakar tersebut,
campuran aspal yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar lebih baik di banding
dengan menngunakan bahan bakar batu bara. Hal ini disebabkan abu pembakaran batu bara
yang mempengaruhi mutu campuran aspal. Sebelum membahas perjalanan agregat
selanjutnya setelah drayer, perlu diketahui ketika agregat masuk ke drayer terdapat tebung
yang mengarah ke atas dan berlabuh ke dust kolektor.
Ini fungsinya mengambil kembali debu batu yang terbang ketika masuk ke drayer,
abu batu yang berat masuk ke dust kolektor dan seterusnya masuk bersama material yang
telah dipanaskan di drayer menuju ke elvator sedangkan abu batu yang ringan masuk
kedalam cerobong asap pembuangan sebagai polusi. Menyangkut tentang polusi, ada cara
mengendalikan asap polusi yang diterapkan di AMP ini, yaitu dengan menyiramkan air ke
dalam cerobong asap guna meminimalisir efek polusi asap yang keluar dari cerobong.
4.       Elevator
Setelah agregat dari drayer selanjutnya agregat masuk kedalam elevator, yang mana
fungsi elevator adalah menyalurkan agergat dari drayer ke screen.
5.       Screen
Setelah dari elevator, agregat selanjutnya masuk ke screen untuk dipisahkan kembali
sesuai ukuran masing-masing agregat yaitu 3/4’’, 3/8’’, pasir dan abu batu. Maka dapat kita
ketahui sendiri fungsi dari screen itu sendiri. Di awal tadi kita telah menyinggung overflow,
di screen  ini lah tempat keluarnya agregat yang berlebihan dengan istilah
terjadinya overflow. 
Agregat yang berlebihan keluar melalui pipa yang berada pada screen sesuai agregat
masing-masing, untuk agregat 3/8”, pasir dan abu batu disatukan dalam 1 pipa, untuk ¾”
tersendiri dan agregat lebih besar ¾” atau bukan agregat misalnya kayu dll menggunakan
pipa tersediri.
6.      Hot Bin
Setelah terkumpul sesuai ukuran masing-masing agregat di screen selanjutnya agregat
tersebut ke Hot Bin yang berfungsi menampung agregat sementara dengan dipanaskan
kembali dengan suhu mencapai 1550C sebelum agregat itu ke penimbang. Dalam Hot bin
terdapat 4 bin sesuai ukuran masing-masing. Untuk bin 1 untuk agregat ¾”, bin 2 untuk
agregat 3/8”, bin 3 untuk abu batu, dan bin 4 untuk agregat 1”.

7.      Timbangan
Setelah dari hot bin maka selanjutnya agregat ke penimbangan. Ini dimaksudkan
untuk sebelum di mix agregat tersebut ditimbang sesuai presentase campuran aspal per 500
Kg. Untuk di hot bin jumlah total timbangan agregat kurang dari 500 Kg karena ada aspal
yang akan ditambahkan di mixer.
8.       Mixer
Setelah agregat ditimbang maka selanjutnya agregat ke mixer untuk dicampur dengan
aspal. Berbicara tentang aspal, aspal bersumber dari tangki aspal melewati pipa (kettel) ke
penimbang tersendiri untuk aspal, kemudian kemixer. Kondisi fisik aspal sebelum di mix
belum cair, maka untuk itu aspal dipanaskan di tangki aspal sampai cair dengan suhu 1500C.
Untuk bahan tambah campuran yaitu filler, di masukkan ke mixer melalui elevator
tersendiri dan selanjutnya ke timbangan sendiri dan langsung ke mixer untuk tercampur
bersama aspal dan agregat yang lain.
9.       Pugmill
Setelah tercampurnya aspal, filler dan agregat maka selanjutnya campuran aspal
tersebut ke pugmill. Pugmill itu sendiri berfungsi sebagai tempat pembuangan aspal ke dum
truck. Dengan ideal 1 kali bukaan pugmill berat campuran aspal yang dihasilkan 500 Kg
dengan suhu 1500C.

Anda mungkin juga menyukai