Salah satu komponen penting pada struktur jalan adalah Beton Aspal atau Laston Aspal.
Laston Aspal biasa diproduksi di sebuah mesin besar bernama Asphalt Mixing Plant/ AMP.
Pengertian Asphalt Mixing Plant adalah suatu tempat yang terdiri dari beberapa alat- alat
berat dan mesin yang berfungsi untuk memproduksi Beton Aspal / Hotmix dalam skala besar.
Kapasitas produksi dari AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi alat. Adapun jenis-
jenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-BC, AC-WC, Ac-
Base dan lain- lain. Selengkapnya baca di Jenis-Jenis Aspal dan fungsinya.
Asphalt Mixing Plant biasa digunakan pada proyek jalan yang mempunyai kebutuhan hotmix
sangat besar. Karena untuk membangun Asphalt Mixing Plant diperlukan peralatan dan biaya
yang besar. Perlu perhitungan khusus untung dan rugi jika membangun asphalt mixing plant
atau AMP. Apabila proyek jalan dengan kebutuhan hotmix sedikit sebaiknya beli jadi aja
hotmix ke AMP lain.
Adapun pengertian secara mendetail Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa
alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat
dengan aspal drum atau aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal yang bisa
digunakan untuk struktur jalan atau sesuai kebutuhan.
Terdapat 5 jenis Asphalt Mixing Plant antara lain AMP Batch Plant (Jenis Takaran), AMP
Drum Mix (Jenis Drum Pencampur), AMP Continues Plant (Menerus), Aspal Mobile, dan
Daur Ulang Aspal. Namun AMP yang banyak digunakan di Indonesia adalah AMP Jenis
Takaran dan AMP Jenis Drum Pencampur. Berikut penjelasannya :
1. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Takaran ( Batch Plant)
Merupakan jenis AMP Timbangan dimana komposisi bahan dalam campuran beraspal sudah
ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan. Proses pencampuran aspal pada AMP
jenis Takaran ini dimulai dengan penimbangan aggregat, bahan pengisi (filler) jika
diperlukan dan aspal sesuai dengan komposisi yang ditentukan berdasar Job Mix Formula
dan dicampur pada pugmill dalam waktu tertentu. Pengaturan bukaan pintu bin dingin
dilakukan untuk menyesuaikan gradasi fraksi agregat dengan rencana komposisi campuran
agar aliran fraksi aggregat dari bin dingin ke bin panas bisa berjalan lancar dan sesuai dengan
rencana komposisi campuran.
Merupakan jenis AMP dimana komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan
berat masing- masing bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per
satuan waktu. AMP jenis pencampur drum, aggregat panas langsung dicampur dengan aspal
panas di dalam drum pemamas atau di dalam silo pencapur di luar drum pemanas.
Penggabungan aggregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin dan
pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecapatan pengaliran dari pompa aspal.
Merupakan jenis AMP yang jarang digunakan pada proyek- proyek jalan karena memiliki
beberapa kekurangan antara lain
Gradasi aggregat kurang terjamin kesesuaiannya dengan rencana pada Job Mix
Formula. hal ini dikarenakan pengontrolan hanya bisa dilakukan dari bukaan
pintu bin dingin saja. Tidak ada pengontrol kedua seperti pada jenis AMP
Takaran.
Pengaturan jumlah pasokan aggregat kurang teliti kalau hanya mengandalkan
pengaturan bukaan pintu bin dingin saja tanpa ada alat kontrol lain seperti
pengontrol kecepatan ban berjalan.
Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas
sangat tergantung dari viskositas aspal. Jika terjadi penurunan temperatur aspal
maka akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan
kadar aspal optimum.
Temperatur campuran aspal kadang terjadi penyimpangan.
Untuk keperluan produksi hotmix pada proyek jalan, biasanya digunakan AMP jenis
Takaran. Oleh karena itu kita akan fokus membahas lebih detail mengenai AMP Jenis
Takaran (Batch Plant).
Dengan menggunakan teknologi daur ulang panas, aspal mixing plant jenis ini mampu
mendaur ulang perkerasan aspal reklamasi (RAP) dan menghasilkan campuran yang baru jadi
dengan kualitas yang baik.
Ini sebenarnya mode pencampuran yang berbeda yang menentukan jenis peralatan
pencampuran yang dikategorikan. Sedangkan keduanya dapat dibedakan secara jelas satu
sama lain dengan melihat proses produksinya, atau bahkan tampak dengan mengamati
penampakannya. Keduanya dapat memenuhi tujuan memproduksi aspal campuran panas
(Disingkat HMA).
Asphalt Mixing Plant rata- rata mempunyai kapasitas produksi maksimum 50 ton/ jam.
Khusus untuk jenis AMP Takaran, Semakin besar kapasitas batch maka produktivitas
semakin meningkat. Berikut ini bagian- bagian dari Asphalt Mixing Plant yang menjadi satu
kesatuan unit produksi hotmix.
AMP merupakan salah satu peralatan yang komponen-komponen utamanya perlu diperiksa,
disetel atau dikalibrasi, karena harus mendapatkan hasil campuran yang komposisi dan
ukuran bahannya sudah ditetapkan melalui suatu pengujian laboratorium.
Komponen utama yang perlu diperiksa dan dikalibrasi adalah sebagai berikut :
- Bukaan pintu bin dingin (cold bin gates)
- Ban berjalan (conveyor)
- Drum pengering (dryer)
- Ayakan panas (hot screen)
- Bin panas (hot bin)
- Bak timbangan (weigh bin)
- Pengaduk (mixer atau pugmil)
- Alat-alat ukur lainnya
Untuk dapat melakukan pemeriksaan atau kalibrasi AMP perlu terlebih dahulu mengetahui
kapasitas AMP nya, serta perkiraan waktu yang diperlukan untuk setiap takaran
pencampuran.
Misalkan : kapasitas AMP tipe takaran = 30 ton/jam
- Waktu untuk memasukkan bahan ke mixer = 25 detik
- Waktu untuk mencampur dalam mixer = 45 detik
- Waktu untuk mengeluarkan campuran = 20 detik
- Waktu diperlukan untuk satu kali takaran = 90 det = 1,5 min
Dengan waktu satu takaran tersebut, maka dalam satu jam terjadi 40 kali pencampuran
material, setiap kali dengan berat 750 kg. Apabila campuran tersebut terdiri atas empat fraksi
agregat dengan komposisi masing-masing 10%, 25%, 30%, dan 35%, maka berat tiap agregat
menjadi sepeti ditunjukkan dalam Tabel 1.
Agregat sebanyak 750 kg tersebut merupakan agregat yang secara menerus harus siap
diproses di AMP setiap 1,5 menit. Dengan demikian maka agregat dengan komposisi tersebut
harus dikeluarkan dari bin dingin dan selanjutnya dipasok ke dryer setiap 1,5 menit sebanyak
750 kg, demikian pula pada setiap kompanen berikutnya.
Pedoman pemeriksaan AMP dapat diikuti pedoman Bina Marga, No: Pd T-03-2005-B,
tentang Pemeriksaan peralatan unit produksi campuran beraspal , UPCA atau AMP (Asphalt
Mixing Plant).
Bin dingin
Pemeriksaan dan kalibrasi pada bin dingin meliputi pengaturan dan penyetelan pintu (gate)
keluar agregat dari setiap bin, agar dalam satuan waktu tertentu dapat mengeluarkan agregat
sebanyak yang telah direncanakan. Berdasarkan jumlah masing-masing fraksi agregat seperti
tersebut dalam Tabel 1, dapat dihitung berapa jumlah agregat yang harus keluar dari setiap
pintu dalam satuan waktu yang ditentukan. Waktu pengukuran dapat ditentukan misalnya :
1½ menit (45 detik), 30 detik, dan 6 detik, yang hasilnya seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2, bila peneraan akan dilakukan dalam tempo ½ menit untuk masing-
masing agregat, maka urutannya adalah sebagai berikut:
− Pintu-1 untuk agregat-1 dibuka selama ½ menit dan timbang berat agregat yang
keluar.
− Bila kurang dari 25 kg, maka bukaan pintu ditambah dan dicoba ulangi lagi sampai
hasilnya mencapai 25 kg.
− Demikian seterusnya dengan pintu-2 untuk agregat-2, pintu-3 untuk agregat-3, dan
pintu-4 untuk agregat-4, sampai masing-masing mencapai berat 62,5 kg, 75 kg, dan
87,5 kg, dalam waktu 30 detik (½ menit).
Guna aliran agregat keluar dengan lancar, tiap pintu dilengkapi dengan penggetar (vibrating
feeder), yang harus selalu dikontrol agar tidak terjadi kemacetan. Kemudian conveyor
penampung agregat harus disetel kecepatannya disesuaikan dengan banyaknya agregat yang
keluar dari masing-masing pintu. Demikian pula dengan kecepatan conveyor yang membawa
agregat ke dryer, harus disesuaikan dengan aliran agregat dari bin tersebut.
Alat pengering dan pemanas (dryer)
Penyetelan alat pemanas (drye) dimaksudkan untuk menetapkan berapa kalori diperlukan
agar pada saat agregat keluar dari dryer sudah mencapai temperatur yang ditetapkan yaitu
(160-175) ºC. Karena itu yang penting diatur alat penyembur api (burner), dengan menyetel
kecepatan blower dan volume bahan bakar yang harus disemburkan. Bahan bakar untuk
burner biasanya telah mendapatkan pemanasan terlebih dahulu untuk meningkatkan
temperatur awalnya.
Kebutuhan panas untuk pemanasan agregat dalam dryer dapat dibagi dalam tiga zona sebagai
berikut:
- Pada zona-1 diperlukan panas Q1 kkal untuk menaikkan temperatur material yang masuk
ke dalam dryer, dari temperatur awal ke kondisi saat air dalam agregat mulai menguap.
- Pada zona-2 diperlukan panas Q2 kkal untuk menguapkan semua air yang terkandung
dalam agregat. Selama penguapan ini, temperatur material tidak berobah, karena semua
panas dipakai untuk menguapkan air.
- Pada zona-3 diperlukan panas Q3 kkal untuk meningkatkan temperatur agregat sampai
pada temperatur yang diinginkan pada saat agregat keluar dari dryer, yaitu (160 – 175) º
C.
Dengan mengetahui jumlah panas yang diperlukan yaitu Q= Q1+Q2+Q3 kkal, maka
jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk pemanas dapat dihitung. Namun demikian, karena
perhitungannya agak rumit, maka dalam prakteknya lebih diutamakan dengan melakukan
percobaan-percobaan, dengan menitikberatkan pada temperatur agregat yang keluar dari
dryer yang harus mencapai temperatur yang disyaratkan.
Ayakan panas (hot screen)
Pemeriksaan ayakan panas pada dasarnya adalah pemilihan ukuran saringan yang dipakai
disesuaikan dengan ukuran fraksi-fraksi agregat yang diperlukan. Saringan disusun dalam
posisi saringan ukuran terbesar berada paling atas untuk menyaring agregat yang ukurannya
lebih besar. Ukuran agregat yang lebih besar dibuang melalui saluran pembuang.
Sebagai contoh apabila fraksi-fraksi agregat yang dipakai berukuran: (19-25) mm, (12,5-19)
mm, (9,5-12,5) mm, dan (2,36-9,5) mm, dengan agregat ukuran maksimum 19 mm, maka
ayakan yang dipakai adalah ayakan dengan ukuran 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm, dan
2,36 mm. Ayakan harus sering diperiksa jangan sampai ada anyamannya yang bocor atau
lubang kawatnya mampet akibat sumbatan.
Bin panas (hot bin)
Bin panas merupakan alat penampung fraksi-fraksi agregat yang telah disaring dalam ayakan
panas. Karena itu perlu diperiksa bahwa tidak terdapat bagian-bagian yang perlu diperbaiki,
kecuali pemeriksaan agar setiap pintu keluar agregat, dapat berfungsi dengan baik, dan
menjaga agar ruang-ruang dalam hot bin terisi agregat yang jumlahnya tidak kurang dari
takaran yang diperlukan.
Timbangan agregat panas (weight bin)
Setiap alat takaran dan timbangan dipersyaratkan harus diperiksa untuk dikalibrasi oleh
institusi yang berwenang melakukan peneraan, yaitu instansi di bawah Dinas Metrologi.
Namun demikian untuk kontrol pada saat akan melaksanakan operasi AMP dapat dilakukan
dengan cara praktis di lapangan, yaitu antara lain dengan mengambil bahan/benda yang
beratnya telah diketahui, kemudian ditaruh dalam timbangan dan dicocokan dengan angka
penunjukan jarum pada piringan timbangan, atau angka yang terlihat dalam layar bila
menggunakan sistem digital. Bila angka yang ditunjukkan sesuai dengan berat yang telah
diketahui tadi, berarti timbangannya masih baik dan benar, dan bila sebaliknya harus dicatat
selisihnya untuk bahan koreksi penimbangan.
Periksa kelancaran buka-tutup pintu keluar agregat dari ruang timbangan, jangan sampai
tersendat karena pintu (gate) ini sangat menentukan waktu yang diperlukan dalam siklus
pencampuran.
Pencampur (mixer atau pugmill)
Mencampur bahan yang terdiri atas agregat, bahan pengisi (filler), dan aspal panas
merupakan proses terakhir AMP, semua bahan yang dicampur telah melalui penimbangan
terlebih dahulu. Karena itu alat pencampur lebih terfokus pada pemeriksaan kondisi dan
setelan komponen-komponennya, yaitu:
− lengan pengaduk dan tipnya harus baik,
− jarak antara tips dengan plat dinding mixer disesuaikan dengan ukuran agregat
terbesar,
− bagian dalam mixer dibersihkan dari sisa-sisa campuran yang menempel, dan
− alat pengatur pintu keluar campuran berfungsi dengan baik.
Temperatur campuran waktu keluar dari mixer dan ditampung di atas dump truck dicatat
dalam form yang disediakan, dan temperaturnya masih harus berada pada (150-165) ºC.
Timbangan aspal dan bahan pengisi (filler)
Pemasukan aspal ke dalam mixer untuk setiap takaran campuran harus ditimbang dulu
dengan timbangan tersendiri, karena masuknya aspal ke ruang mixer harus dengan
disemprotkan melalui nozzle dengan bantuan pompa yang bertekanan cukup tinggi.
Temperatur aspal yang disemprotkan sedikit dibawah temperatur agregat yaitu (120-150) ºC,
karena itu proses pemanasan aspal, baik di tangki aspal (boiler) maupun di tanki kerja
(service tank) perlu diawasi dengan teliti, terutama alat pemanasnya.
Penimbangan bahan pengisi, pada umumnya dilakukan bersama dengan penimbangan
agregat, tetapi ada juga yang mengunakan timbangan sendiri.
Kalibrasi timbangan-timbangan tersebut prosesnya sama dengan kalibrasi timbangan dan
takaran pada umumnya. Di lapangan, kalibrasi dapat dilakukan menggunakan beban yang
sudah terukur beratnya, sedangkan untuk akurasi dan aspek legalitasnya, timbangan tersebut
harus ditera oleh institusi berwenang.
Komponen lainnya tidak perlu tetapi perlu diamati secara visual dan diadakan penyetelan
atau perbaikan, bila ternyata ada komponen yang tidak berfungsi dengan sempurna, atau
hasilnya tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Mengatur ketebalan, kemiringan, dan kelandaian hamparan, dilakukan dengan
penyetelan sepatu perata (screed), baik secara manual melalui alat kontrol/kendali, maupun
secara otomatis. Kalibrasi komponen peralatan tersebut dimaksudkan untuk menguji
kebenaran pembacaan skala pada alat kendalinya dibandingkan dengan kenyataan posisi
objek yang dikendalikannya.
Memeriksa ketebalan hamparan dapat dilakukan menggunakan alat pencolok ketebalan,
dan hasilnya dibandingkan dengan pembacaan skala yang terdapat pada pengatur naik
turunnya sepatu perata.
Bila pengaturan ketebalan atau grade control dilakukan secara otomatis, maka
sepanjang tepi hamparan dipasang bentangan kawat baja dengan ketinggian terhadap
permukaan asal sesuai dengan tebal hamparan yang direncanakan. Sistem pengontrol akan
secara otomatis mengatur ketinggian sepatu perata mengikuti ketinggian kawat tadi. Cara
otomatis yang lain adalah dengan meletakkan sepatu sensor di atas permukaan jalan hasil
penghamparan sebelumnya, yang berada di sisi sebelahnya. Asphalt finisher dengan alat
kontrol otomatis biasanya meliputi pula alat kontrol kemiringan jalan (automatic slope
controller).
Penggetar sepatu perata (screed vibrator)
Sepatu perata dilengkapi dengan alat penggetar sebagai pemadat awal. Alat penggetar
tersebut dihasilkan dari putaran poros eksentrik, yang terpasang pada sepatu bagian kanan
dan kiri, digerakkan oleh mesin melalui transmisi V-belt. Kekencangan kedua V-belt tersebut
perlu diperhatikan agar diperoleh putaran poros eksentrik kanan dan kiri yang sama.
Apabila terdapat perbedaan putaran, maka V-belt yang menghasilkan putaran rendah, harus
disetel atau dikencangkan sampai diperoleh putaran poros yang sama dengan putaran poros
lainnya, atau bila yang putaran rendah ternyata tidak dapat dinaikkan putarannya, maka V-
belt dengan putaran lebih tinggi diturunkan sampai sama dengan yang putarannya rendah.
Perbedaan putaran poros eksentrik akan mengakibatkan frekuensi getaran sepatu perata
bagian kanan dan kiri menjadi tidak sinkron, sehingga mengakibatkan frekuensi getaran
menjadi tidak konstan. Hal tersebut akan menghasilkan hamparan material yang tidak
mendapatkan pemadatan awal yang sama, sehingga pada saat dipadatkan menggunakan
mesin gilas, hasilnya akan bergelombang yang panjangnya sesuai dengan naik turunnya
frekuensi penggetar tadi.
Sepatu perata (screed)
Sepatu perata perlu disetel, apabila ternyata hasil hamparannya terus menerus meninggalkan
bekas yang tidak mulus (terus menerus ada cacatnya). Hal tersebut kemungkinan terjadi
akibat bagian sisi luar sepatu tidak menyentuh dan menekan hamparan dengan tekanan
beratnya. Karena itu posisi sepatu perlu disetel pada saat operasi agar efeknya langsung
terlihat, yaitu dengan menurunkan sisi luar sepatu sampai menyentuh hamparan dengan baik.
Pemanasan sepatu perata
Pemeriksaan alat pemanas pada sepatu perata bertjuan untuk membebaskan sepatu dari
bahan-bahan yang bisa menempel, agar diperoleh hasil perataan yang tidak cacat.
Pemanasan umumnya menggunakan burner dengan bahan bakar elpiji atau minyak bakar.
Proses pemanasan sepatu perata tidak bersifat menerus, tetapi dapat dimatikan bila
temperatur sepatu telah mencapai batas tertentu (sama dengan temperatur campuran
beraspal). Karena itu perlu perhatian terhadap ketepatan alat pengukur panas, di samping
mengatur suplai bahan bakarnya agar tidak overheating yang bisa menggosongkan aspal dan
batang sepatu perata jadi melengkung. Katup pengatur bahan bakar dan udara perlu diperiksa
secara rutin, agar berfungsi dengan baik.
Alat penumbuk (vibrating tamper)
Guna meningkatkan homogenitas dan kepadatan campuran aspal panas yang akan melewati
sepatu perata, beberapa tipe asphalt finisher dilengkapi dengan alat penumbuk (vibrating
tamper) yang ditempatkan di depan sepatu perata. Posisi alat penumbuk ini perlu disetel
dengan baik agar pada saat menumbuk, ujung bawahnya tidak terlalu rendah dari sepatu atau
sebaliknya berada di atas ujung bawah sepatu.
Ini terdiri dari hopper, pengumpan sabuk, dan konveyor sabuk agregat. Fungsi utamanya
adalah untuk mengirimkan agregat dingin melalui pengumpan sabuk ke konveyor sabuk
agregat sesuai dengan proporsi tertentu.
2. Sistem pengeringan
Fungsinya untuk memanaskan agregat dingin. Sambil terus berputar, drum pengering
mengeringkan agregat dingin di bawah pengaruh nyala api dari burner di outlet drum
pengering.
Fungsi utama sistem pengangkatan agregat panas adalah untuk mengangkat agregat panas
dari drum pengering ke layar getar.
4. Sistem penyaringan
Fungsi dari sistem penyaringan adalah untuk memisahkan agregat menurut ukuran partikel
yang berbeda.
5. Sistem penimbangan
6. Sistem pencampuran
Fungsinya untuk mencampurkan agregat, serbuk, dan bitumen secara merata dan
mengintegrasikannya menjadi aspal hotmix.
Tempat penyimpanan aspal hotmix terbagi menjadi dua tipe, tipe samping, dan tipe bawah.
Ini bertujuan untuk menyimpan campuran aspal akhir melalui beberapa tindakan isolasi suhu.
9. Sistem kendali
Ruang kontrol dilengkapi dengan AC tipe split, jendela geser paduan aluminium, lantai kayu,
dan sebagainya, dengan efek isolasi suara yang bagus, mewah bagi operator. Semua operasi
diintegrasikan ke dalam satu ruangan, kontrol otomatis dan semi-otomatis memudahkan
pengoperasian mesin pembuat aspal.
1. Masukkan agregat dingin ke dalam wadah yang berbeda sesuai dengan ukuran partikelnya.
2. Konveyor pengumpul dan sabuk konveyor miring secara berturut-turut mentransfernya ke
drum pengering.
3. Setelah kering, bahan panas keluar dan masuk ke lift, yang membawanya ke layar bergetar.
4. Agregat panas dipisahkan oleh layar bergetar berlapis-lapis.
5. Mereka masuk ke tempat penyimpanan sementara, yang jumlahnya sama dengan layar.
6. Mereka dilepaskan ke mixer di bawah ini sesuai dengan bobot dosis yang ditetapkan pada
panel kontrol.
7. Secara bersamaan, bitumen dan pengisi mineral opsional juga ditimbang dan dilepaskan ke
mixer.
8. Setelah dicampur selama kurang dari 20 detik, campuran akhir dibuang ke truk yang
menunggu atau silo penyimpanan khusus.
Diagram Alir Amp Aspal
Ngomong-ngomong, satu batch penuh biasanya membutuhkan waktu sekitar 45 detik,
dimulai dari penimbangan agregat panas, dan diakhiri dengan tindakan pemakaian selesai.
Dalam kebanyakan kasus, pabrik aspal tetap dilengkapi dengan filter debu baghouse. Dan
debu yang dihasilkan selama seluruh proses dapat ditangkap. Itu juga dapat diperkenalkan
kembali ke lift ember.