Di susun oleh :
Shaufi Kholif Afrintana (201410340311171)
Reza Bayu (201410340311176)
Aditiya Okta Prasetya (201410340311184)
Dion Rivaldi (201410340311191)
Daniel Ruwanda Tovalery (201410340311203)
Fahrur Rossi R (201410340311208)
Batching Plant atau nama lengkapnya Concrete Batching Plant adalah suatu
unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk memproduksi material campuran
antara semen dengan material agregat batu dan pasir yang disebut beton.
Proyek-proyek pembangunan jalan tol, khususnya untuk proyek yang
menggunakan beton mutu (kekuatan) tinggi, mensyaratkan kontraktor menggunakan
batching plant untuk produksi beton yang digunakan pada bangunan struktur dan
perkerasan beton semen.
Penggunaan batching plant dimaksudkan untuk memproduksi material beton
dengan jumlah yang besar dan kecepatan produksi tinggi, namun mutu dan
keseragaman campuran tetap terjamin (homogen).
Ukuran kapasitas alat adalah satuan kecepatan produksi dalam meter kubik
perjam. Agar batching plant dapat berproduksi sesuai kapasitasnya, harus didukung
dengan kecepatan pasokan material dan jumlah truk pengangkut (Mixer Truck atau
Agitator Truck) secara berimbang.
1. Pencampuran Beton
Agregat pada batching plant diletakan pada staple material atau storage bin.
Baik pada storage bin maupun pada staple material, agregat dipisahkan menjadi
empat bagian yaitu butir kasar (split), butir menengah, butir halus dan pasir.
Sedangkan semen diletakan pada suatu tabung disebut cement silo. Tabung ini
tertutup rapat sehingga semen dalam keadaan tetap kering. Proses yang dilakukan
dalam batching plant dapat secara manual, semi otomatis atau otomatis. Kapasitas
dari batching plant biasanya tiga kali lebih besar dari kapasitas mixing plant.
2
2. Pemindahan Beton
Yang termasuk alat pengangkut beton adalah truck mixer, truck agitator,
conveyor, pompa dan crane yang dilengkapi dengan bucket. Pada saat beton tiba
diproyek, beton tersebut dicor kedalam cetakan. Untuk memudahkan pengecoran
salah satunya dengan menggunakan pompa. Beton disalurkan kedalam cetakan
dengan menggunakan pipa. Pipa ini dapat diletakan secara horizontal, vertical dan
miring.
3. Pengecoran Beton
4. Perkerasan Beton
3
5. Produktivitas Mixer
Asphalt Mixing Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan
untuk memproduksi material campuran antara aspal dengan material agregat batu.
Material batu pecah dan aspal akan dipanaskan secara terpisah sebelum
dicampurkan. Suhu pencampuran pada alat ini umumnya berkisar 160 derajat celcius.
4
Jenis-jenis Asphalt Mixing Plant (AMP)
Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi
menjadi dua tipe yaitu :
1. AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya.
2. AMP yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi
proyek untuk menghasilkan campuran aspal
5
3. AMP tipe drum-mix
Pada AMP tipe drum maka agregat yang dikeringkan dan dipanaskan dalam drum
juga dicampur dengan aspal dengan mengatur kecepatan pompa aspal.
Bagian Utama AMP Tipe Batch Dan AMP Tipe Continous
Bagian-bagian komponen dan pengoperasian dan AMP tipe batch dan tipe
continous secara garis besar hampir sama yaitu terdiri dari :
Sistem pemasok agregat dingin umumnya digunakan pada unit produksi yang
mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat atau lebih bin (penampung
material), bukaan atau pintu yang dapat disetel, reciprocating feeder dan atau
menggunakan ban pengangkut (conyeyer belt) feeder, dan material dingin pada ban
pengangkut tersebut akan diteruskan oleh sistem pengangkut (dryerelevator) menuju
pengering. Pada jenis lain dipasang bin yang terpisah, bukaan yang dapat diatur, dan
sistem ban berjalan. Bukaan pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga didapat
agregat dengan kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix formula
yang diminta.
b. Pengering (Dryer)
6
b. Ketel pengering (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk penyalaan.
c. Kipas (fan) sebagai bagian dari sistem pengumpul debu, tapi fungsi utamanya
adalah untuk memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum.
Pada pengering dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang
melengkung atau dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di
bagian sebelah dalam silinder tersebut. Potongan-potongan ini dikenal sebagai "lifting
flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif serupa. Flight
yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui gas panas
pembakaran umumnya berbentuk "L". Jumlah, bentuk dan susunan flights penting
untuk efisiensi pengeringan. Bentuk pengering, kecepatan putaran, diameter, panjang,
jumlah, dan disain dari flight mempengaruhi atau mengontrol lamanya waktu yang
diperlukan pada proses pengeringan di dalam sistem pengering. Selanjutnya agregat
dari pengering menuju elevator panas (hot elevator) melalui lubang atau pintu
pengeluaran dekat pembakar di akhir alat pengering. Sebuah alat sensor dari
instrumen thermometrik ditempatkan pada lubang pengeluaran yang akan mencatat
atau memberikan data temperatur agregat yang keluar dari sistem pengering.
7
Parameter Pekerjaan Aspal dan Alat Berat Yang Berhubungan Dengan Pekerjaan
Aspal
1). Stabil
7). Fleksibel
1. Asphalt Plant
Merupakan tempat tempat campuran aspal diaduk, dipanaskan dan dicampur. Ada
dua macam asphalt plant yang sering digunakan yaitu drum mix plant dan batch
plant.
8
a. Batch Plant
9
Ada beberapa komponen dari batch plant, yaitu sebagai berikut :
Setiap jenis agregat diukur beratnya pada cold feed system maka agregat
tersebut dialirkan kedrum mixer yang berotasi secara vertical
d. Silo
10
2. Alat Untuk Perkerasan
Pada saat membuat perkerasan dengan aspal, alat yang dibutuhkan berbeda
dengan pembuatan perkerasan beton. Selain truck alat yang digunakan untuk
perkerasan aspal adalah :
3 Crusher Plant
Crusher Plant adalah suatu unit mesin atau peralatan yang digunakan untuk
memproduksi material batuan dalam keadaan gradasi yang sesuai dengan suatu
standar.
Batuan yang berasal dari alam, diangkut dari daerah gunung ke lokasi proyek
dengan truck dan kemudian diolah di alat pemecah batuan /Crusher Plant.
11
Penggunaan crusher plant dimaksudkan untuk memproduksi material batuan
dengan jumlah yang besar dengan mutu dan keseragaman gradasi berdasarkan
standarisai gradasi batuan.
CRUSHER
Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih
kecil sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Selain memisahkan batuan hasil pemecahan
dengan menggunakan saringan atau screen.
Crusher terdiri dari beberapa bagian yaitu crusher primer, crusher sekunder,
crusher tersier.
Setelah batuan diledakan, batuan dimasukan kedalam crusher primer. Hasil dari
crusher primer dimasukan kedalam sekunder untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Bila hasil crusher sekunder belum memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
maka batuan diolah kembali di crusher tersier dan seterusnya.
Sumber: Masopikblog
1. Jaw Crusher
Cara kerja alat ini adalah dengan menggerakan salah satu jepit, sementara
jepit yang lain diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang bergerak mampu
menghasilakn tenaga untuk menghancurkan batuan yang keras. Kapasitas jaw crusher
ditentukan oleh ukuran crusher.
12
2. Roll Crusher
Roll crusher digunakan sebagai sekunder atau terseier setelah batuan
melewati crusher tipe lain yang berfungsi sebagai crusher primer. Roll crusher terdiri
dari single roll dan double roll. Single roll digunakan untuk memecahkan batuan yang
lembap dan tidak menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang
abrasive. Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher primer,
ukuran batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda berputar.
CONVEYOR BELT
Conveyor Belt merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan tanah, pasir,
kerikil batuan pecah beton. Kapasitas pemindahan material oleh belt conveyor cukup
tinggi karena material dipindahkan secara terus menerus dalam kecepatan yang
relative tinggi. Bagian dari belt conveyor adalah belt atau ban berjalan, idler, unit
pengendali, pulley, dan struktur penahan. Jika material yang akan dipindahkan
memiliki jarak perpindahan yang relative pendek maka portable conveyor dapat
digunakan.
1. Belt
Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan disatukan dengan semacam perekat.
Jumlah lapisan dapat 4, 6, 7, 8 dan seterusnya. Sedangkan berat setiap lapisan adalah
28, 32, 36, 42 oz dst. Bagian permukaan belt ditutupi oleh karet yang berfungsi untuk
menghindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.
2. Kapasitas Belt
Berat material yang dipindahkan oleh belt conveyor ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut ini :
T = 60ASW/2000
dengan :
13
T = berat material yang dihitung dalam ton/ jam
A = potongan luas area material (sq ft)
S = kecepatan ban (ft/menit)
W = berat jenis material (lb/cft) Conveyor Belt,
http://blogger.com/alatpemrosesagregar-dan-
pengangkutannya/masopikblog
3. Idler
Idler merupakan alat yang menahan ban. Idler bagian atas yang menahan beban
berbentuk trapesiun dimana sepertiga lebar dibagian tengah rata dengan kedua
bagian sisi yang mirring, sedangkan idler bagian bawah berbentuk rata. Untuk
menentukan daya angkut belt conveyor maka tenaga yang diperlukan oleh idler
untuk bergerak perlu ditetapkan. Tenaga tersebut tergantung dari tipe dan ukuran
idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan berat material.
14
4. Feeder
Feeder yang diletakkan di bagian awal sebauh system conveyor berfungsi untuk
mengatur agar material yang diletakkan di atas belt seragam dalam jumlah. Ada
beberapa macam feder yang umum digunakan antara lain apron, reciproting, rotary
vane, dan rotary plow.
Pemecahan Batuan
1. Batuan alam (granit) yang berukuran sangat besar diangkut oleh alat
pengangkut ke lokasi Crusher Plant.
2. Batuan diangkat serta dimasukkan ke dalam Crusher Plant oleh alat
pengangkat.
3. Batuan diolah didalam Crusher Plant serta dibagi menjadi ukuran / gradasi
yang lebih kecil. Secara umum, dibagi atas empat ukuran praktis, yakni :
4. Hasil olahan dari Crusher Plant yang berbeda ukuran ditempatkan di beberapa
tempat, dan diambil lagi oleh alat pengangkut untuk digunakan sesuai
kegunaan per gradasi batuan.
15