Pendahuluan
Seiring perkembangan zaman kebutuhan manusia secara terus menerus akan
Pengertian Kompon
Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama
lain sehingga sangat disukai. Kompon karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi
yang dibutuhkan ,seperti kompon untuk karet vulkanisir ,kompon karet silikon
dengan berbagai pilihan warna,ataupun kompon yang dikerjakan sesuai dengan
kriteria akhir yang dibutuhkan .
4.3
bahan baku (karet mentah) dan mencampurnya dengan karbon (bahan kimia lain)
secara homogen. Oleh karena kompon karet terbuat dari campuran karet dan
bahan kimia, maka mesin pembuat kompon karet sering disebut mesin pencampur
karet (rubber mixing machines).
Berdasarkan bentuk dan fungsinya, mesin pembuat kompon karet dibedakan
menjadi 3, yaitu:
a. Mesin Pencampur Karet Terbuka (Mesin Giling Karet Dua Rol)
Mesin pencampur karet ini mempunyai unit pencampur (rotor) yang
terdiri dari dua buah silinder panjang dan berongga. Rotor terbuat dari
bahan baja cor atau besi cor yang diperkeras, yang pemukaannya licin dan
tahan karat. Rongga silinder berfungsi sebagai saluran media pemanas dan
pendingin. Unit pencampur karet (silinder) dalam keadaan terbuka, dan
pemasukan bahan baku serta pemotongan kompon karet dilakukan oleh
operator.
Rol tambahan (stock blender) berfungsi untuk menampung sebagian
kompon karet dan memasukkan kembali ke dalam celah kedua rol mesin
giling karet agar pencampuran lebih baik. Dengan menggunakan stock
blender ini maka kompon karet lebih cepat dingin, lebih homogen dan
plastis dalam selang waktu pencampuran tertentu.
yang
termasuk
tipe
non-intermeshing
adalah
mesin
dua roll mill ataupun dump extruder. Kinerja tandem mixer sangat
bergantung pada operasi fasilitas pendingin dan sifat bahan kompon yang
diolah, dan mesin ini mempunyai system pendinginan yang mampu
menyerap kalor masterbatch. Suhu masterbatch pada saat keluar dari mixer
atas antara 150-160C, waktu pencampuran 3,5-4 menit. Untuk mixer
bawah fill factor 0,45-0,47, laju putaran dapat divariasi hingga 60 rpm.
c. Mesin Pencampur Karet Tertutup Kontinu
Mesin pencampur karet tertutup kontinu terdiri atas pengumpan dan
ekstruder pencampur. Pengumpan berfungsi sebagai pemasuk bahan ke
dalam ekstruder pencampur dan ekstruder pencampur berfungsi sebagai
pencampur dan pemindah bahan ke mesin pengolah berikutnya. Sebelum
memasuki ekstruder pencampur, bahan telah mengalami pelunakan di dalam
pengumpan. Pelunakan di dalam pengumpan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan menggunakan sekrup (sikoplast) dan rotor Farrel M.V.X.
2R
b. Dengan adanya oksigen dari udara, maka bagian terbesar dari sejumlah
radikal bebas yang terbentuk akan mengikat O2
R, + 02
RO2
R- R
rantai molekul yang terputus. Terdapat beberapa bahan kimia yang dapat
berperan seperti oksigen, diantaranya adalah thiopanol.
2. Mastikasi pada Karet Sintetis
Dalam mastikasi jenis karet tertentu, oksigen tidak seefektif pada
mastikasi karet alam, karena kurang efektif terhadap gugus radikal yang
dihasilkan dari mastikasi karet sintetis tersebut. Hal ini mengakibatkan
tenaga dari mesin lebih tinggi dari pada untuk mastikasi karet alam. Maka
dari itu, untuk membantu proses dari mastikasi jenik karet sintetis dapat
digunakan suatu bahan yang disebut peptizers. Bahan peptizers dapat
meningkatkan efisiensi terjadinya pemutusan rantai molekul karet.
4.4.2
mesin, waktu pencampuran, dan urutan pemasukan bahan. Hal yang perlu
mendapat perhatian adalah dalam pemasukan bahan pengisi, terutama carbon
black. Seperti diketahui carbon black dalam kompon karet akan meningkatkan
beberapa sifat fisik, antara lain sifat tarik (tensite properties), kikis (abrasion), dan
sobek (strength) selain kekerasan (hardness) dan modulus. Mengingat kepada
struktur carbon black dan peran yang baik dalam perbaikan sifat fisik karet maka
proses pencampuran harus mampu memecah aglomerat ke bentuk terkecil dan
sekaligus dapat mendistribusikan ke seluruh matriks karet secara homogen. Pada
proses pencampuran bahan kimia kompon karet, termasuk bahan pengisi, terdapat
beberapa tahapan yang dilalui yaitu :
a. Penurunan viskositas karet
Penurunan viskositas karet dilakukan pada tahap mastikasi dimana rantai
polimer karet mengalami pemutusan.
b. Subdivisi
Pada proses pencampuran, suhu yang timbul pada kompon akibat tenaga
mekanis geseka antara permukaan kompon dengan gilingan atau rotor serta
dinding ruang pencampur akan tinggi sehingga mencapai pada suhu vulkanisasi.
Oleh sebab itu, selain harus mengawasi suhu pada gilingan rotor, urutan
pencampuran, terutama bahan vulkanisasi dan pencepat harus diperhatikan
sehingga resiko timbulnya vulkanisasi dini (scorch) dapat dihindarkan.
4.4.3 Urutan Penambahan Ingredient pada Karet
Berdasarkan jenis karet nya terdapat beberapa urutan dalam penambahan
bahan kimia pada saat proses pembentukan kompon yang diinginkan, antara lain :
a. Proses pencampuran Karet Alam
Prinsip dasar urutan pencampuran pada mesin giling tertutup atau
terbuka untuk jenis karet alam adalah terlebih dahulu di mastikasikasi,
kemudian bahan-bahan pencepat dan pemvulkanis dicampurkan pada tahap
akhir.
b. Proses pencampuran Neoprene (CR)
Hal yang terpenting dalam proses pencampuran setiap jenis karet adalah
mengihndari
suatu
proses
yang
mengakibatkan
pravulkanisasi.
10
11
4.4.3 Problem dalam proses mixing dan dispersion rating dan kemungkinan
penyebab
Biasanya problem dalam pencampuran adalah dispersi, scorch, kontaminasi,
sulit di proses.
a. Dispersi
Size batch tidak sesuai
Mixing time tidak cukup
Penambahan filler pada waktu yang tidak tepat
Karet sudah terlalu lama
Filler mengandung air
b. Scorchy
Temperatur ketinggian
Air pendingin tidak cukup
Dispersi sistem vulkanisasi buruk
Kecepatan rotor terlalu tinggi
c. Kontaminasi
Oli dari mesin yang bocor
Ingredient terkontaminasi
Kompon tersisa pada rotor
d. Sulit di proses
Roll temperatur sulit dikontrol
Viskositas kompon terlalu tinggi/rendah
Filler kurang/terlalu banyak
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, A.A, I. Sailah, dan Y. Syamsu. 2003. Pengaruh Perlakuan Lateks Karet Alam
Dengan H2O2-NaOCl Terhadap Karakter Lateks dan Kelarutan Karet
Siklo Dari Lateks. Simposium Nasional Polimer IV. Jakarta.
Balit Sembawa. 2006. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Pusat Penelitian Karet.
12
13