BAB 1..........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................3
BAB 2..........................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI..................................................................................................................5
2.1 Defenisi Dan Klasifikasi Jalan.........................................................................................5
2.2 Survei Kerusakan Perkerasan........................................................................................5
2.3 Survei Kondisi Jalan........................................................................................................5
2.4 Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Jalan.....................................................................6
2.5 Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur..............................................................................6
BAB 3........................................................................................................................................11
METODA DAN HASIL...........................................................................................................11
3.1 Metoda.............................................................................................................................11
3.2 Hasil.................................................................................................................................12
3.2.1 Jalan Lingkungan....................................................................................................12
3.2.2 Jalan Kota................................................................................................................14
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan
kawasan yang lain. Mulai tahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi
perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai pengikat maju pesat. Diarea yang
semakin maju dan berkembang ini kebutuhan masyarakat akan terus meningkat baik
masyarakat yang bertempat tinggal dipedesaan maupun masyarakat perkotaan yang
mempunyai kebutuhan untuk melakukan dari suatu tempat ketempat lain untuk
menunjang kebutuhan / aktivitas tersebut adalah jalan. Prasarana transportasi darat
meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap serta perlengkapan yang
diperuntukkan bagi lalulintas yang berada padapermukaan tanah, diatas permukaan
tanah, dibawah permukaan tanah atau air serta diatas permukaan air.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum. Jalan khusus
adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan bebas hamatan adalah jalan umum
untuk lalulintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa
ada persimpangan sebanding serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.
Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalulintas yang mengatasi
berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi (tanah)
pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan
(penebangan) berbagai jenis mesin pembangunan jalan akan digunakan untuk proses
ini agar konstruksi jalan dapat melayani arus lalulintas sesuai dengan umur rencana
maka perlu diadakan perencanaan perkerasan yang baik karena dengan begitu
konstruksi perkerasan jalan mampu memikul beban kendaraan yang melintas
diatasnya dan menyebarkan beban tersebut ke lapisan dibawahnya termasuk tanah
dasar tersebut tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu
sendiri.
Mengingat perkembangan pembangunan jalan yang cukup pesat maka
dibutuhkan suatu perencanaan jalan yang cukup handal dan memadai baik ditingkat
pusat maupun provinsi. Dalam perencanaan ini banyak metode yang dapat
2
digunakan untuk perencanaan tersebut salah satunya AASHTO(Amerrican
association of sate highway and transportation offcials).
BAB 2
LANDASAN TEORI
3
2.1 Defenisi Dan Klasifikasi Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori dan jalan kabel (Anonim, 2006).
Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu,
klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifikasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut
medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Anonim, 1997 : 6).
2.2 Survei Kerusakan Perkerasan
Survei kerusakan secara detail dibutuhkan sebagai bagian dari perencanaan dan
perancang proyek rehabilitasi. Survei kerusakan perkerasan adalah kompilasi dari
berbagai tipe kerusakan, tingkat keparahan kerusakan, lokasi, dan luas penyebarannya.
Perhatian harus diberikan terhadap konsistensi dari personil penilai kerusakan baik
secara individual maupun kelompok-kelompok yang melakukan survei.
Tujuan dilakukannya survei kinerja perkerasan, adalah untuk menentukan
perkembangan dari kerusakan perkerasan, sehingga dapat dilakukan estimasi biaya
pemeliharaan. Informasi ini sangat berguna untuk instansi yang terkait dalam
pengalokasian dana untuk pemeliharaan. Pekerjaan ini sangat penting dan umumnya
diprioritaskan sehingga banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dapat
diestimasikan dari tahun ke tahun. Selain itu, survei kinerja perkerasan juga berguna
untuk menentukan sebab-sebab dan pengaruh dari kerusakan perkerasan. Penentuan
sebabsebab kerusakan harus diketahui sebelum penanganan pemeliharaan yang
memadai dapat dilakukan. Demikian pula penyebab kegagalan perkerasan harus juga
diketahui, sehingga hal ini dapat diperhitungkan dalam perancangan di kemudian hari.
2.3 Survei Kondisi Jalan
Survei kondisi adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi
perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi kekuatan
perkerasan. Survei kondisi bertujuan untuk menunjukan kondisi perkerasan pada saat
waktu dilakukan survei. Jadi, survei ini sifatnya kualitatif. Informasi yang diperoleh
akan digunakan untuk menetapkan: macam studi, penilaian prioritas dan program
pemeliharaan. Survei kondisi juga berguna untuk persiapan analisis struktural secara
detail, dan untuk rehabilitasi. Jika area-area secara baik direferensikan dalam stasiun-
stasiun, maka area yang membutuhkan pengumpulan data yang lebih intensif dapat
didefinisikan.
2.4 Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Jalan
Menurut Sukirman (1991), kerusakan pada konstruksi perkerasan jalan dapat
disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban;
4
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik serta
naiknya air akibat sifat kapilaritas;
3. Material konstruksi perkerasan, faktor ini dapat disebabkan oleh sifat material
itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan yang tidak baik;
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis dimana suhu udara dan curah hujan umumnya
tinggi yang merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil, faktor ini kemungkinan disebabkan oleh
sistem pelaksanaan kurang baik atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah
dasarnya yang tidak bagus
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
2.5 Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur
Hardiatmo (2007) menyatakan bahwa jenisjenis kerusakan perkerasan jalan lentur dapat
diklasifikasikan: deformasi, retak (crack), kerusakan di pinggir perkerasan, kerusakan
tekstur permukaan jalan, lubang (potholes), tambalan dan tambalan galian utilitas
(patching dan utility cut patching)
1. Deformasi
Deformasi adalah perubahan permukaan jalan dari profil aslinya (sesudah
pembangunan). Mengacu pada AUSTROADS (1987) dan Shahin (1994),
beberapa tipe deformasi perkerasan lentur adalah:
a) Bergelombang
Bergelombang atau keriting adalah kerusakan akibat terjadinya deformasi
plastis yang menghasilkan gelombang-gelombang melintang atau tegak lurus
perkerasan aspal (Hardiatmo, 2007).
b) Alur (Rutting)
Alur adalah deformasi permukaan perkerasan aspal dalam bentuk turunnya
perkerasan kea rah memanjang pada lintasan roda kendaraan. Distorsi
permukaan jalan yang membentuk alur-alur terjadi oleh akibat beban lalu
lintas yang berulang-ulang pada lintasan roda sejajar dengan as jalan
c) Ambles (Depresion)
Ambles adalah penurunan perkerasan yang terjadi pada area terbatas yang
mungkin dapat diikuti dengan retakan. Penurunan ditandai dengan adanya
genangan air pada permukaan perkerasan yang membahayakan lalu lintas
yang lewat.
d) Sungkur (Shoving)
Sungkur adalah perpindahan permanen secara lokal dan memanjang dari
permukaan perkerasan yang disebabkan oleh beban lalu lintas. Ketika lalu
lintas mendorong perkerasan, maka mendadak timbul gelombang pendek di
permukaannya
e) Mengembang ( Swell)
Mengembang adalah gerakan ke atas lokal dari perkerasan akibat
pengembangan (atau pembekuan air) dari tanah dasar atau dari bagian
struktur perkerasan.
5
f) Benjol dan penurunan (Bump and sags)
Benjol adalah gerakan atau perpindahan ke atas, bersifat lokal dan kecil, dari
permukaan perkerasan aspal. Sedangkan penurunan (sags) Jurnal Teknik
Sipil Universitas Syiah Kuala 620 - Volume 1 Special Issue, Nomor 3,
Januari, 2018 Perkerasan Jalan Dan Geoteknik yang juga berukuran kecil,
merupakan gerakan ke bawah dari permukaan perkerasan (Shahin, 1994).
2. Retak
Menurut Hardiatmo (2007), retak dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan melibatkan mekanisme yang
kompleks. Mengacu pada AUSTROADS (1987), retak pada perkerasan lentur
dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu:
a) Retak memanjang (longitudinal crack)
b) Retak berbentuk memanjang pada perkerasan jalan dapat terjadi dalam
bentuk tunggal atau berderet yang sejajar dan kadang-kadanh sedikit
bercabang.
c) Retak melintang (transverse crack)
d) Retak melintang merupakan retak tunggal (tidak bersambungan satu sama
lain) yang melintang perkerasan.
e) Retak diagonal (diagonal crack)
f) Retak diagonal adalah retak yang tidak bersambungan satu sama lain yang
arahnya diagonal terhadap perkerasan.
g) Retak berkelok-kelok (meandering)
h) Retak berkelok-kelok adalah retak yang tidak saling berhubungan, polanya
tidak teratur dan arahnya bervariasi biasanya sendiri-sendiri.
i) Retak
6
j) reflektif sambungan (joint reflective crack)
k) Kerusakan ini umumnya terjadi pada permukaan perkerasan aspal yang telah
dihamparkan di atas perkerasan beton semen Portland (Portland Cement
Concrete, PCC)
l) Retak blok (block crack
m) Retak blok ini berbentuk blok-blok besar yang saling bersambungan dengan
ukuran sisi blok 0,2 – 3 meter dan dapat membentuk sudut atau pojok yang
tajam.
n) Retak kulit buaya (alligator crack)
o) Retak kulit buaya adalah retak yang berbentuk sebuah jaringan dari bidang
bersegi menyerupai kulit buaya, dengan lebar celah lebih besar atau sama
dengan 3 mm.
p) Retak slip (slippage crack) atau retak bentuk bulan sabit (crescent shape
crack)
q) Retak slip atau retak berbentuk bulan sabit diakibatkan oleh gaya horizontal
yang berasal dari kendaraan. Retakan ini sering terjadi pada tempat
kendaraan mengerem yaitu pada saat turun dari bukit.
7
Beberapa kerusakan yang tidak di perbaiki dapat mengakibatkan berkurangnya
kualitas sruktur perkerasan. Kerusakan tektur permukaan aspal dapat dibedakan
menjadi :
a) Butiran lepas (raveling)
b) Kegemukan (bleeding)
Kegemukan adalah hasil dari aspal pengikat yang berlebihan, yang
bermigrasi ke atas permukaan perkerasan. Kelebihan kadar aspal atau terlalu
rendahnya kadar udara dalam campuran dapat mengakibatkan kegemukan.
c) Agregrat licin (polished aggregate)
Agregat licin adalah licinnya permukaan pada bagian atas perkerasan akibat
ausnya agregat di permukaan.
d) Terkelupas (delamination)
Kerusakan permukaan terjadi akibat terkelupasnya lapisan aus dari
permukaan perkerasan. Adapun cara perbaikan kerusakan ini adalah dengan
penghamparan lapis tambahan (overlay).
e) Stripping
Stipping adalah suatu kondisi hilangnya agregat kasar dari bahan penutup
yang disemprotkan, yang menyebabkan bahan pengikat dalam kontak
lansung dengan ban. Perbaikan kerusakan jenis ini dapat dilakukan dengan
cara penghamparan lapis tambahan (overlay) tipis. (Hardiatmo, 2007)
5. Lubang
Menurut Hardiatmo (2007). Lubang adalah lekukan permukaan perkerasan
akibat hilangnya lapisan aus dan material lapis pondasi (base). Shahin (1994).
Pertumbuhan kerusakan lubang tersebut akan dipercepat berkumpulnya air
dalam lubang.
8
6. Tambalan dan Tambalan Galian Ultilitas (patching dan utility cut patching)
Menurut Hardiatmo (2007) tambalan (patching) yaitu penutupan bagian
perkerasan yang mengalami perbaikan. Tambalan kerusakan dapat tidak/diikuti
oleh hilangnya kenyamanan kendaraan (kegagalan fungsional) atau rusaknya
sruktur perkerasan.
9
BAB 3
10
3. Analisis data.
Analisis data dilakukan untuk menilai kondisi Jalan sekitar kota Sumbar.
Analisis data menggunakan cara manual dengan metode BINKOT dan URMS.
4. Pembahasan Hasil Penelitian.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan metode perbandingan dari
metode BINKOT dan URMS.
3.2 Hasil
3.2.1 Jalan Lingkungan
1. Jalan Pisang
Nama Jalan : Jalan Pisang
Lokasi : Kelurahan Pisang,Kecamatan Pauh
Panjang Jalan : 1 Km
11
Gambar 3.2 Jalan Djamaluddin Wak ketok
12
Panjang Jalan : 1 Km
13
Gambar 3.6 Jalan Parak Gadang
2. Jalan Arif Rahman Hakim
Nama Jalan : Jalan Kapalo Koto
Lokasi : Kelurahan Kapalo koto, Kec Pauh
Panjang Jalan : 1 Km
3. Jalan Proklamasi
Nama Jalan : Jalan Kapalo Koto
Lokasi : Kelurahan Kapalo koto, Kec Pauh
Panjang Jalan : 1 Km
14
Gambar 3.8 Jalan Proklamasi
4. Jalan Dr Wahidin
Nama Jalan : Jalan Kapalo Koto
Lokasi : Kelurahan Kapalo koto, Kec Pauh
Panjang Jalan : 1 Km
15
16