Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Penginderaan Jauh (Indraja)

Guru pembimbing
Ir.Nur cholis ,M.Si

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Eni Triana ( XII IPS)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Geografi ini dengan baik serta tepat
waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Penginderaan Jauh” itu sangat berarti untuk anak
bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa Penginderaan
Jauh itu sangat diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.

udah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita
jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
Guru mata pelajaran Geografi. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih

Meulaboh,14 oktober

2022

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………..

B.RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………..

C.TUJUAN………………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH……………………………………………………..

B.KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH……………………………………………………….

C.SISTEM PENGINDERAAN JAUH…………………………………………………………….

D.MANFAAT PENGINDERAAN JAUH…………………………………………………………

E.HASIL PENGINDERAAN JAUH………………………………………………………………


F.UNSUR INTERPRETASI CITRA……………………………………………………………...

BAB III KESIMPULAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis
citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta
bidang penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah
dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak
jenis satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang
rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang
diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter
(QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika
Serikat).  Berbagai negara di Eropa,  Amerika Utara,  Amerika Latin,  Asia  dan  bahkan 
Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan.

B.       Rumusan Masalah
1)            Apa yang dimaksud dengan penginderaan jauh ?
2)            Apa manfaat penginderaan jauh ?
3)            Bagaimana penginderaan jauh dapat dilakukan ?
4)            Mengapa penginderaan jauh sangat berperan penting dalam berbagai hal ?
5)            Apa saja komponen penginderaan jauh ?
6)            Bagaimana cara menginterpretasi citra ?
C.      Tujuan
Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
penginderaan jauh, juga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
penginderaan jauh dan interpretasi citra serta manfaatnya yang diperlukan dalam berbagai
bidang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and
Kiefer, 1979). Sedang menurut Lindgren, Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang
dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut
khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.

Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau


gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung. Karena
tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya obyek atau gejala tersebut dapat diamati
dan ‘didekati’ oleh si penafsir. Media ini berupa citra (image atau gambar). Citra adalah
gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan
dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia
digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu
obyek tidak langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang pada
wahana.

Berikut ini Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli:

American Society of Photogrammetry


Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek
atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung
dengan objek atau fenomena yang dikaji

Avery
Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi), dan
menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian.

Campbell
Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi, seperti
lahan dan air, dari citra yang diperoleh dari jarak jauh.

Colwell
Penginderaan jauh adalah suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi
dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.

Curran
Penginderaan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar
lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
B. Komponen Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh merupakan suatu sistem terkoordinasi yang terdiri atas berbagai
komponen yang bekerja saling berkaitan. Komponen-komponen penginderaan jauh harus
meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Sumber Tenaga
Pengindraan jauh harus memiliki tenaga untuk memantulkan atau memancarkan objek di
permukaan bumi. Tenaga yang biasanya digunakan adalah tenaga elektromagnetik dari
matahari serta tenaga buatan.

Perbedaan sumber tenaga inilah yang menghasilkan istilah penginderaan jauh sistem pasif
(tenaga pantulan matahari) dan pengindraan jauh sistem aktif (tenaga pancaran buatan).

2. Atmosfer

 Energi dari matahari tidak seluruhnya sampai ke permukaan bumi. Atmosfer mempunyai
fungsi untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang
(selektif terhadap panjang gelombang).
Bagian spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi disebut dengan
"jendela atmosfer". Kondisi demikian ini dapat menghalangi pancaran sumber tenaga ke
muka bumi, sehingga akan menghalangi interaksi antara tenaga dan objek dalam sebuah
sistem penginderaan jauh.

3. Interaksi antara Tenaga dan Objek


Kondisi ini dapat terlihat pada rona yang diperoleh, dimana tiap-tiap objek memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.

Objek yang pantulan ataupun pancaran tenaganya besar akan memiliki rona lebih cerah,
sedangkan objek yang pantulan atau pancaran tenaganya sedikit akan memiliki rona lebih
gelap.

4. Sensor
 Komponen ini berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu
objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan istilah resolusi
spasial. Atas dasar proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Sensor
Fotografik, dan Sensor Elektronik.
5. Data Input
Komponen ini dalam bentuk perolehan data spasial maupun data atribut yang dapat
dilakukan secara manual visual, dan secara numerik atau digital.

Contoh cara manual yaitu dengan melakukan interpretasi citra udara secara visual,
sedangkan cara numerik atau digital yaitu dengan mengambil data digital melalui
komputer.

6. Pengguna Data (User)


Tingkat keberhasilan sistem penginderaan jauh ditentukan oleh pengguna data (user).
Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil inderaja menjadikannya sebagai
komponen yang sangat penting untuk mendapatkan manfaat langsung dari sistem ini. Para
user akan sangat membutuhkan sebuah data penginderaan jauh yang terperinci dan handal.
C.  Sistem Penginderaan Jauh

Sensor penginderaan jauh mendapatkan informasi tentang obyek dari jarak jauh.
Informasi yang didapatkan ini berasal dari sejumlah energi yang datang dari obyek dan
diterima oleh sensor. Energi terrekam oleh sensor satelit dengan nilai yang bervariasi antar
satu obyek dengan obyek lainnya ataupun pada sebuah obyek namun dengan kondisi yang
berbeda.
Energi merupakan unsur yang sangat penting sebagai penghantar informasi dalam
penginderaan jauh. Tanpa adanya energi ini maka informasi tidak akan dapat diperoleh
oleh sensor satelit. Dengan demikian keberadaan energi yang masuk ke sensor adalah hal
pokok dari perolehan informasi tentang obyek di muka bumi. Dengan mendasarkan pada
bentuk energi ini, penginderaan jauh dapat dibedakan menjadu dua bentuk yaitu
penginderaan jauh system pasif dan penginderaan jauh system aktif.
Penginderaan jauh sistem pasif adalah penginderaan jauh yang menggunakan energi
yang berasal dari obyek. Energi dapat berupa pantulan dari sumber lain, yang dalam hal ini
umumnya adalah matahari. Energi bersumber dari matahari.
D.  Manfaat Penginderaan Jauh
Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber
daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai
macam alasan sebagai berikut :
·         Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui
daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
·         Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip
dengan sebenarnya, gambar  relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat gambar yang
permanen
·          Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan
stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena menyajikan model
obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran
lereng dan pengukuran volume.
·         Citra dapat menggambarkan  benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah
·         Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah
a.       Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS.
b.      Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c.       Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung
berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d.      Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.

E.  Hasil Penginderaan Jauh


Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang disebut citra.
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati,
sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di
taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut. Menurut
Simonett (1983): bahwa citra sebagai gambaran rekaman suatu objek (biasanya berupa
suatu gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik
atau elektronik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam
bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi istilah imagery dirasa lebih
tepat penggunaannya (Susanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus
diinterpretasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Estes dan
Simonett, 1975). Singkatnya interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek
yang berupa gambar (citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi,
Geografi, Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.

F. Unsur Interpretasi Citra


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati kenampakan objek dalam
foto udara, yaitu:
1.      Rona dan Warna
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada
foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah
hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat
pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang
atau sore) dan sebagainya.
Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang
elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum
tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum
gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu karakter
pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi
warna dan rona pada foto udara berwarna.
2.      Bentuk
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau
kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat
dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. Contoh:
1)      Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang.
2)      Gunung api, biasanya berbentuk kerucut.
3.      Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan
volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran
sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.
Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran
yang tetap, yakni sekitar (80 m - 100 m).
4.      Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa
tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan
secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang Misalnya: Hutan
bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus, Pabrik dapat
dikenali dengan bentuknya yang serba lurus dan ukurannya yang besar, jauh lebih besar
dari ukuran rumah mukim pada umumnya. Pabrik itu berasosiasi dengan lori yang tampak
pada foto dengan bentuk empat persegi panjang dan ronanya kelabu, mengelompok dalam
jumlah besar .
5.      Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek
bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai
struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi
dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu
menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan
atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
6.      Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap.
Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong
asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang
tergambar dengan jelas, sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama
jika pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari.
7.      Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman
pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi
jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
8.      Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari
satu (bercabang).
9.      Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga
lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.
Contoh: Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem.
Bila ditambah unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau,
maka tumbuhan palma tersebut adalah sagu.
BAB III
KESIMPULAN

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and
Kiefer, 1979).
Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang
dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik dan dipasang
pada wahana. Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data
sumber daya alam dan lingkungan.
Komponen Penginderaan Jauh yaitu : sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan
objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan dan berbagai penggunaan
data.
penginderaan jauh dapat dibedakan menjadu dua bentuk yaitu penginderaan jauh system
pasif yang menggunakan energi yang berasal dari obyek. Energi dapat berupa pantulan dari
sumber lain, yang dalam hal ini umumnya adalah matahari dan penginderaan jauh system
aktif yang menggunakan energi yang berasal dari sensor tersebut.
interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar (citra)
untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi
dan disiplin ilmu lainnya.
Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
·         Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh  sensor.
·         Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.
·         Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.
Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut
unsur interpretasi citra yang meliputi : rona/ warna, ukuran, bentuk, pola, tekstur,
bayangan, situs, asosiasi, dan konvergensi bukti.

Anda mungkin juga menyukai