PENGINDERAAN JAUH
KELAS X-F
Anggota :
1. Khotimatuz Zakiyah (20)
2. Maura Isnaini Putri Adji (22)
3. Mochammad Rasyid Dimas Ardian (24)
4. Nabila Chiara Hasanah (28)
A. LATAR BELAKANG
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji (Liliesand
dan kiefer).
Penginderaan jauh sangat diperlukan dalam ilmu Geologi, terutama untuk perencanaan
awal sebelum adanya kegiatan lapangan secara langsung. Untuk diperlukan adanya suatu
latihan, dalam hal ini dilakukan kegiatan praktikum penginderaan jauh. Selain itu untuk
kegiatan praktikum ini merupakan sarana meningkatkan standar kompetensi dari siswa
untuk menyelaraskan antar teori dan praktik.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah dimulai
oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis
satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang
rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Bahkan, berbagai negara di Eropa,
Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan
satelit itu untuk pembangunan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memanfaatkan penginderaan jauh untuk memetakan dan memantau
kota Malang dengan akurasi dan efisiensi tinggi?
2. Bagaimana cara mengetahui suatu objek pada daerah tertentu dengan
menggunakan foto udara ?
3. Bagaimana mengintegrasikan data penginderaan jauh dengan data lainnya, seperti
data sosial ekonomi atau data infrastruktur, untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang kota Malang?
C. TUJUAN
• Dapat mengetahui beberapa unsur interpretasi citra melalui identifikasi rona atau
warna, tekstur, bayangan , asosiasi, pola, situs, dan beberapa citra
• Dapat mengetahui informasi tentang citra dengan cara deliniasi
3
• Dapat mengetahui objek pada peta tersebut karena adanya ciri spektral dan ciri
spasial
BAB II
DASAR TEORI
A. PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh berasal dari kata “Penginderaan’’ yang artinya kegiatan mengindra
(dengan indra penglihatan) dan “Jauh” yang artinya berjarak jauh. Penginderaan jauh
sebenarnya berasal dari Bahasa inggris yaitu “Remote Sensing”. Remote Sensing adalah
proses untuk mendeteksi dan memantau berbagai objek fisik suatu area dengan cara
mengukur radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh objek-objek tersebut pada jarak
yang telah ditentukan. Menurut Thomas M. Lillesand penginderaan jauh diartikan
sebagai ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, area, atau
fenomena dengan menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat tanpa kontak
langsung dengan objek, area, dan fenomena yang diselidiki. Jadi, penginderaan jauh
adalah pengukuran atau akuisisi data suatu objek atau fenomena oleh sebuah alat yang
tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh. Citra
adalah data berupa gambar yang dihasilkan dalam penginderaan jauh. Pada sistem
penginderaan jauh, objek pada permukaan bumi akan memantulkan energi dan radiasi
yang berasal dari sumber tenaga, seperti matahari. Kemudian energi yang dipantulkan
oleh objek di bumi inilah yang akan direkam oleh sensor dan detector penginderaan jauh.
Setelah itu, data akan diubah menjadi data penginderaan jauh
5
• Detektor : alat perekam yang terdapat pada sensor
• Perolehan data :data yang diperoleh dari pantauan alat
• Pengguna data : orang yang memanfaatkan hasil penginderaan jauh
Interpretasi pengindraan jauh adalah kegiatan mengkaji foto udara atau citra yang
bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Dengan melakukan interpretasi citra, penafsir dapat lebih mudah dalam menganalisis
karena telah mengenal kenampakan objek yang tergambar.
C. KONVERGENSI BUKTI
7
Di dalam mengenali obyek pada citra hendaknya tidak hanya menggunakan satu unsur
interpretasi saja, tetapi dianjurkan untuk menggunakan unsur sebanyak mungkin.
Semakin banyak menggunakan kombinasi unsur-unsur interpretasi, semakin menciut
lingkupnya ke arah titik simpul tertentu. Jadi konvergensi bukti dapat pula dikatakan
sebagai bukti-bukti yang mengarah pada simpul-simpul tertentu.
Salah satu contoh penerapan konvergensi bukti dalam mengenali obyek pada citra
misalnya dalam mengenali pohon.
1. Bentuk
Pada sebuah citra terlihat kumpulan pepohonan dengan bentuk tajuknya seperti bintang.
Dengan melihat bentuk tajuk dapat diidentifikasi pohon tersebut adalah pohon jenis
palme, tetapi ini masih belum rinci karena pohon jenis palma banyak contohnya misalnya
kelapa, kelapa sawit, sagu, enau dan nipah
2. Pola
Dengan menambahkan unsur pola maka dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut
memiliki pola tanam yang tidak teratur. Dari kelima jenis pohon yang disebutkan tadi
kemudian diklasifikasi :
Kelapa sawit dan kelapa mempunyai pola tanam yang teratur karena kedua tanaman ini
banyak dibudidayakan oleh manusia.
Enau, sagu dan nipah mempunyai pola yang tidak teratur karena pohon ini banyak yang
tumbuh secara alamiah dan tidak dibudidayakan oleh manusia
Dari data tersebut makan identifikasi mengerucut pada pohon sagu, enau dan nipah saja
3. Ukuran
Penggunaan unsur ukuran digunakan untuk melihat berap tinggi pohon tersebut melalui
interpretasi citra. Jika pohon yang terdapat pada citra mempunyai tinggi 10 meter atau
lebih maka kemungkinannya tinggal 2 yaitu pohon nipah dan sagu.
4. Situs
Penggunaan unsur situs digunakan untuk mengamati lingkungan sekitar pohon tersebut.
Jika dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut terdapat di daerah bertanah becek
dan berair payau, maka kemungkinan obyek tersebut menciut ke satu titik simpul.
Tumbuhan tersebut tidak lain adalah sagu, karena enau merupakan tumbuhan darat yang
tidak terdapat di daerah air payau.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan :
• Paper clip
• Cover mika bening
• Foto udara wilayah kota malang
B. LANGKAH KERJA
9
C. PAPARAN HASIL PRAKTIKUM
11
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum Interpretasi citra penginderaan jauh ini adalah metode yang
efektif untuk memahami dan menganalisis fitur-fitur geografis, lingkungan, dan
perubahan lahan. Hasil interpretasi citra dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti
pemantauan lingkungan, pemetaan sumber daya alam, pemantauan perubahan iklim, dan
perencanaan tata guna lahan, dan masih banyak lagi.
B. SARAN
1) https://kumparan.com/berita-hari-ini/interpretasi-citra-pengertian-tahapan-dan-
unsur-unsurnya-1wACUSxZak0
2) https://www.pijarbelajar.id/blog/komponen-penginderaan-jauh-dan-interpretasi-
citra#citra-penginderaan-jauh-
3) https://www.gramedia.com/literasi/penginderaan-jauh-2/
4) http://zuamahilma.blogspot.com/2011/06/makalah-penginderaan-jauh.html
5) https://www.freedomsiana.id/citra-foto/
6) Video Ruang Belajar by Ruang Guru Penginderaan Jauh ; Konsep ; Komponen ;
Tenaga, Atmosfer, dan Objek Penginderaan Jauh ; Wahana, Detektor, dan Sensor
Penginderaan Jauh ; Pengguna User Penginderaan Jauh ; Klasifikasi Jenis Citra
Penginderaan Jauh
7) https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/10/163916469/jenis-jenis-citra-
penginderaan-jauh?page=all
8) https://citrasatelit.wordpress.com/2020/11/18/interpretasi-citra-penginderaan-
jauh-lengkap-disertai-contoh-bagian-1/
9) https://www.studocu.com/id/document/universitas-komputer-
indonesia/geodesi/laporan-praktikum-penginderaan-jauh-citra-satelit-
compress/48463474
10) https://id.scribd.com/document/421868078/Laporan-Praktikum-Pengindraan-Jauh
13