Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM INTERPRETASI CITRA

PENGINDERAAN JAUH

KELAS X-F
Anggota :
1. Khotimatuz Zakiyah (20)
2. Maura Isnaini Putri Adji (22)
3. Mochammad Rasyid Dimas Ardian (24)
4. Nabila Chiara Hasanah (28)

SMA NEGERI 10 KOTA MALANG


Jl. Danau Grati No.1, Sawojajar Kec. Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur, 65139
(0341) 719300
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM INTERPRETASI CITRA ........................................................................... 1


PENGINDERAAN JAUH ......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ 2
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................. 3
C. TUJUAN ...................................................................................................................................... 3
BAB II ...................................................................................................................................................... 5
DASAR TEORI ....................................................................................................................................... 5
A. PENGINDERAAN JAUH .......................................................................................................... 5
B. INTERPRETASI PENGINDRAAN JAUH .............................................................................. 7
C. KONVERGENSI BUKTI ........................................................................................................... 7
BAB III..................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 9
A. ALAT DAN BAHAN .................................................................................................................. 9
B. LANGKAH KERJA ................................................................................................................... 9
C. PAPARAN HASIL PRAKTIKUM.......................................................................................... 10
BAB IV ................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .............................................................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 12
B. SARAN ....................................................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau gejala yang dikaji (Liliesand
dan kiefer).

Penginderaan jauh sangat diperlukan dalam ilmu Geologi, terutama untuk perencanaan
awal sebelum adanya kegiatan lapangan secara langsung. Untuk diperlukan adanya suatu
latihan, dalam hal ini dilakukan kegiatan praktikum penginderaan jauh. Selain itu untuk
kegiatan praktikum ini merupakan sarana meningkatkan standar kompetensi dari siswa
untuk menyelaraskan antar teori dan praktik.

Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah dimulai
oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis
satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang
rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Bahkan, berbagai negara di Eropa,
Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan
satelit itu untuk pembangunan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memanfaatkan penginderaan jauh untuk memetakan dan memantau
kota Malang dengan akurasi dan efisiensi tinggi?
2. Bagaimana cara mengetahui suatu objek pada daerah tertentu dengan
menggunakan foto udara ?
3. Bagaimana mengintegrasikan data penginderaan jauh dengan data lainnya, seperti
data sosial ekonomi atau data infrastruktur, untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih komprehensif tentang kota Malang?

C. TUJUAN

• Dapat mengetahui beberapa unsur interpretasi citra melalui identifikasi rona atau
warna, tekstur, bayangan , asosiasi, pola, situs, dan beberapa citra
• Dapat mengetahui informasi tentang citra dengan cara deliniasi

3
• Dapat mengetahui objek pada peta tersebut karena adanya ciri spektral dan ciri
spasial
BAB II
DASAR TEORI

A. PENGINDERAAN JAUH

Penginderaan jauh berasal dari kata “Penginderaan’’ yang artinya kegiatan mengindra
(dengan indra penglihatan) dan “Jauh” yang artinya berjarak jauh. Penginderaan jauh
sebenarnya berasal dari Bahasa inggris yaitu “Remote Sensing”. Remote Sensing adalah
proses untuk mendeteksi dan memantau berbagai objek fisik suatu area dengan cara
mengukur radiasi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh objek-objek tersebut pada jarak
yang telah ditentukan. Menurut Thomas M. Lillesand penginderaan jauh diartikan
sebagai ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, area, atau
fenomena dengan menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat tanpa kontak
langsung dengan objek, area, dan fenomena yang diselidiki. Jadi, penginderaan jauh
adalah pengukuran atau akuisisi data suatu objek atau fenomena oleh sebuah alat yang
tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh. Citra
adalah data berupa gambar yang dihasilkan dalam penginderaan jauh. Pada sistem
penginderaan jauh, objek pada permukaan bumi akan memantulkan energi dan radiasi
yang berasal dari sumber tenaga, seperti matahari. Kemudian energi yang dipantulkan
oleh objek di bumi inilah yang akan direkam oleh sensor dan detector penginderaan jauh.
Setelah itu, data akan diubah menjadi data penginderaan jauh

- Kegiatan penginderaan jauh berkaitan dengan :


• Suatu proses
• Kegiatan pendeteksi/pemantauan
• Berbagai objek fisik yang dipantau

- Manfaat penginderaan jauh yaitu :


• Untuk mendapatkan informasi tentang berbagai objek maupun area
• Untuk mendapatkan berbagai fenomena dengan analisis menggunakan alat khusus
tanpa adanya kontak langsung

- Komponen penginderaan jauh :


• Sumber tenaga : sumber energi yang berfungsi untuk memancarkan gelombang
pada objek
• Atmosfer : berisi partikel yang dapat menghambat penginderaan jauh
• Objek : benda, area, dan fenomena yang ada di permukaan bumi untuk dilihat
• Wahana : kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor dalam kegiatan
penginderaan jauh
• Sensor : alat yang berfungsi untuk menerima pantulan maupun pancaran dari
objek yang direkam oleh detektor

5
• Detektor : alat perekam yang terdapat pada sensor
• Perolehan data :data yang diperoleh dari pantauan alat
• Pengguna data : orang yang memanfaatkan hasil penginderaan jauh

- Klasifikasi jenis citra penginderaan jauh

a) Citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetik :


• Foto ultraviolet :umumnya digunakan untuk mendeteksi tumpahan minyak yang
ada di laut
• Foto onkromatik : untuk merekam daerah perairan dangkal dan survei vegetasi
• Foto pankromatik (hitam putih) : objek yang terekam sesuai kepekaan mata
manusia
• Foto inframerah : merekam spektrum inframerah jarak dekat

b) Citra foto berdasarkan jenis kameranya :


• Citra foto tunggal : menggunakan satu kamera
• Citra foto jamak : menggunakan kamera lebih dari satu

c) Citra foto berdasarkan arah sumbu kamera :


• Citra foto tegak : foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap
permukaan bumi
• Citra foto miring : foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap
garis tegak lurus ke permukaan bumi

d) Citra foto berdasarkan warna :


• Citra foto berwarna semu : foto yang warna obyek sering kali tidak sama dengan
warna aslinya
• Citra foto berwarna asli : foto yang tergambar mirip dengan obyek aslinya.

e) Citra foto berdasarkan wahananya :


• Citra foto udara : foto yang dibuat menggunakan pesawat atau balon udara
• Citra foto satelit : foto yang dibuat menggunakan satelit

f) Citra nonfoto berdasarkan spektrum elektromagnetik :


• Citra inframerah termal : berdasarkan perbedaan suhu objek dan daya pancar citra
• Citra radar : diperoleh menggunakan spektrum gelombang mikro

g) Citra nonfoto berdasarkan sensor :


• Citra tunggal : digunakan untuk mengombinasikan beberapa citra yang
spektrumnya berbeda untuk mengidentifikasi beberapa objek
• Citra multispektral : terdiri dari citra RBV (Return Beam Vidicon) dan citra MSS
(MultiSpektral Scanner)

h) Citra nonfoto berdasarkan wahana :


• Citra dirgantara : dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara
• Citra satelit : citra yang berasal dari antariksa

B. INTERPRETASI PENGINDRAAN JAUH

Interpretasi pengindraan jauh adalah kegiatan mengkaji foto udara atau citra yang
bertujuan untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Dengan melakukan interpretasi citra, penafsir dapat lebih mudah dalam menganalisis
karena telah mengenal kenampakan objek yang tergambar.

- Tahapan interpretasi pengindraan jauh :

1) Deteksi : kegiatan pengamatan suatu objek dalam hasil rekaman citra.


2) Identifikasi : mengenali objek yang tergambar pada citra.
3) Analisis : pengambilan kesimpulan terhadap suatu objek yang telah diidentifikasi
pada citra penginderaan jauh.

- Unsur interpretasi pengindraan jauh

1) Rona atau warna : tingkat kegelapan atau kecerahan objek


2) Ukuran : meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume objek.
3) Bentuk : memiliki kaitan yang erat dengan ciri keuangan, konfigurasi, dan batas
sebuah objek
4) Tekstur : berkaitan dengan tingkat kasar, sedang, dan halus objek.
5) Pola : bentuk atau model yang memiliki keteraturan atau ciri khas yang
membuatnya dapat dikenali.
6) Bayangan : efek dari objek yang terkena cahaya dan biasanya mempunyai bentuk
yang menyerupai bentuk objek yang terkena cahaya tersebut
7) Situs : letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya
8) Asosiasi : keterkaitan antara objek yang satu dengan lainnya

C. KONVERGENSI BUKTI

Konvergensi bukti dapat diartikan penggunaan kombinasi unsur-unsur interpretasi


sebagai pengumpulan dan pemilahan bukti untuk menyimpulkan suatu obyek yang
terdapat pada citra.

7
Di dalam mengenali obyek pada citra hendaknya tidak hanya menggunakan satu unsur
interpretasi saja, tetapi dianjurkan untuk menggunakan unsur sebanyak mungkin.
Semakin banyak menggunakan kombinasi unsur-unsur interpretasi, semakin menciut
lingkupnya ke arah titik simpul tertentu. Jadi konvergensi bukti dapat pula dikatakan
sebagai bukti-bukti yang mengarah pada simpul-simpul tertentu.

Salah satu contoh penerapan konvergensi bukti dalam mengenali obyek pada citra
misalnya dalam mengenali pohon.

Unsur-unsur yang digunakan dalam identifikasi misalnya :

1. Bentuk

Pada sebuah citra terlihat kumpulan pepohonan dengan bentuk tajuknya seperti bintang.
Dengan melihat bentuk tajuk dapat diidentifikasi pohon tersebut adalah pohon jenis
palme, tetapi ini masih belum rinci karena pohon jenis palma banyak contohnya misalnya
kelapa, kelapa sawit, sagu, enau dan nipah

2. Pola

Dengan menambahkan unsur pola maka dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut
memiliki pola tanam yang tidak teratur. Dari kelima jenis pohon yang disebutkan tadi
kemudian diklasifikasi :

Kelapa sawit dan kelapa mempunyai pola tanam yang teratur karena kedua tanaman ini
banyak dibudidayakan oleh manusia.
Enau, sagu dan nipah mempunyai pola yang tidak teratur karena pohon ini banyak yang
tumbuh secara alamiah dan tidak dibudidayakan oleh manusia
Dari data tersebut makan identifikasi mengerucut pada pohon sagu, enau dan nipah saja

3. Ukuran

Penggunaan unsur ukuran digunakan untuk melihat berap tinggi pohon tersebut melalui
interpretasi citra. Jika pohon yang terdapat pada citra mempunyai tinggi 10 meter atau
lebih maka kemungkinannya tinggal 2 yaitu pohon nipah dan sagu.

4. Situs

Penggunaan unsur situs digunakan untuk mengamati lingkungan sekitar pohon tersebut.
Jika dari hasil pengamatan diketahui pohon tersebut terdapat di daerah bertanah becek
dan berair payau, maka kemungkinan obyek tersebut menciut ke satu titik simpul.
Tumbuhan tersebut tidak lain adalah sagu, karena enau merupakan tumbuhan darat yang
tidak terdapat di daerah air payau.
BAB III
PEMBAHASAN

A. ALAT DAN BAHAN


Alat :
• Bolpoint OHP 1 set (warna)

Bahan :
• Paper clip
• Cover mika bening
• Foto udara wilayah kota malang

B. LANGKAH KERJA

Langkah-langkah praktikum dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :


1. Menyiapkan data gambar wilayah yang akan dibahas.
2. Menyiapkan data-data mengenai objek tersebut
3. Membandingkan karakteristik berdasarkan unsur spasial dan unsur interpretasi.
4. Setelah membandingkan karakteristik objek, selanjutnya adalah memasukkan hasil
pembahasan ke dalam tabel hasil pemahaman

9
C. PAPARAN HASIL PRAKTIKUM
11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum Interpretasi citra penginderaan jauh ini adalah metode yang
efektif untuk memahami dan menganalisis fitur-fitur geografis, lingkungan, dan
perubahan lahan. Hasil interpretasi citra dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti
pemantauan lingkungan, pemetaan sumber daya alam, pemantauan perubahan iklim, dan
perencanaan tata guna lahan, dan masih banyak lagi.

B. SARAN

1. Melakukan analisis multi-temporal dengan membandingkan citra satelit dari waktu ke


waktu. Hal ini dapat membantu dalam memantau perubahan yang terjadi di kota Malang,
seperti pertumbuhan perkotaan, perubahan penggunaan lahan, atau perubahan
lingkungan.

2. Mengunakan teknik pengolahan citra seperti klasifikasi citra untuk mengidentifikasi


dan memetakan fitur kota dengan lebih akurat. Misalnya, klasifikasi citra dapat
digunakan untuk memisahkan jenis penggunaan lahan seperti perkotaan, pertanian, atau
hutan.
DAFTAR RUJUKAN

1) https://kumparan.com/berita-hari-ini/interpretasi-citra-pengertian-tahapan-dan-
unsur-unsurnya-1wACUSxZak0
2) https://www.pijarbelajar.id/blog/komponen-penginderaan-jauh-dan-interpretasi-
citra#citra-penginderaan-jauh-
3) https://www.gramedia.com/literasi/penginderaan-jauh-2/
4) http://zuamahilma.blogspot.com/2011/06/makalah-penginderaan-jauh.html
5) https://www.freedomsiana.id/citra-foto/
6) Video Ruang Belajar by Ruang Guru Penginderaan Jauh ; Konsep ; Komponen ;
Tenaga, Atmosfer, dan Objek Penginderaan Jauh ; Wahana, Detektor, dan Sensor
Penginderaan Jauh ; Pengguna User Penginderaan Jauh ; Klasifikasi Jenis Citra
Penginderaan Jauh
7) https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/10/163916469/jenis-jenis-citra-
penginderaan-jauh?page=all
8) https://citrasatelit.wordpress.com/2020/11/18/interpretasi-citra-penginderaan-
jauh-lengkap-disertai-contoh-bagian-1/
9) https://www.studocu.com/id/document/universitas-komputer-
indonesia/geodesi/laporan-praktikum-penginderaan-jauh-citra-satelit-
compress/48463474
10) https://id.scribd.com/document/421868078/Laporan-Praktikum-Pengindraan-Jauh

13

Anda mungkin juga menyukai