Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT FISIKA

DAN SIFAT KIMIA BATUAN

Kelompok 6 Kelas X-F

DISUSUN OLEH :
Arfinda Raisya Wibowo (07)
Jelita Khairunnisa (18)
Lugas Putra Yulianto (21)

GURU PENDAMPING :
Bayu Adi Nugraha, S.Pd

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 MALANG
Jl. Danau Grati No.1 Telp. (0341) 719300 Fax. (0341) 717300 Malang 6513
Tahun 2024

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB 1..................................................................................................................1

1. PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1. Latar Belakang.....................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................2

1.3. Tujuan ..................................................................................................2

1.4. Manfaat Praktikum ..............................................................................2

BAB 2..................................................................................................................4

2. DASAR TEORI ..........................................................................................4

2.1. Sifat-sifat Fisika Mineral Batuan .......................................................4

2.2. Jenis-jenis Mineral Organik Batuan ...................................................6

2.3. Kandungan Karbonat Pada Batuan ....................................................6

2.4. Klasifikasi Batuan ...............................................................................7

BAB 3..................................................................................................................9

3. PEMBAHASAN .........................................................................................9

3.1. Hasil Observasi Sifat Fisika Batuan...................................................9

3.2. Hasil Observasi Sifat Kimia Batuan ................................................12

3.3. Manfaat Hasil Pengamatan ...............................................................14

BAB 4................................................................................................................15

4. PENUTUP .................................................................................................15

4.1. Kesimpulan ........................................................................................15

4.2. Penutup ..............................................................................................15

DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................17

ii
LAMPIRAN......................................................................................................17

iii
BAB 1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batuan merupakan komponen utama kerak bumi dan


memegang peran penting dalam memahami evolusi geologi serta
proses-proses yang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, pemahaman
akan sifat kimia dan fisika batuan menjadi esensial dalam ilmu
geologi. Sifat fisika dan kimia batuan saling terkait dan saling
memengaruhi. Kekerasan, kerapatan, serta reaktivitas terhadap
berbagai zat kimia mencerminkan komposisi mineral dan kondisi
pembentukan batuan.
Sifat fisika dan kimia batuan membantu dalam klasifikasi dan
identifikasi jenis batuan. Mengetahui karakteristik ini mempermudah
geolog untuk mengelompokkan batuan dan memahami hubungan
antar mereka. Klasifikasi batuan menjadi langkah awal dalam
interpretasi sejarah geologi suatu wilayah. Tekstur batuan, yang
mencakup susunan dan distribusi mineral, mempengaruhi sifat fisika
dan kimia batuan.
Oleh karena itu, pemahaman akan bagaimana tekstur ini
terbentuk dan bagaimana mempengaruhi sifat-sifat batuan sangat
relevan dalam konteks geologi. Studi sifat kimia dan fisika batuan
memberikan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu geologi.
Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tambahan tentang
kerak bumi, tetapi juga memungkinkan pengembangan metode
analisis yang lebih baik dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
kompleksitas geologi.
Praktikum ini didasarkan pada konsep bahwa batuan-batuan
memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat diukur dan dianalisis. Melalui
penggunaan alat dan metode tertentu, kita dapat mengidentifikasi dan
menggambarkan karakteristik fisik dan kimia yang membedakan

1
berbagai jenis batuan. Melalui pemahaman mendalam terhadap sifat
kimia dan fisika batuan, ilmu geologi dapat terus berkembang dan
memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman kita tentang bumi
dan sumber daya alam yang ada di dalamnya.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat kit acari adalah :


1) Bagaimana reaktivitas batuan terhadap asam atau basa yang
diteteskan dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan jenis batuan?
2) Bagaimana sifat fisika batuan, seperti kekerasan dan
kerapatan, dapat diukur dan diidentifikasi secara praktik?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui :


1) Memberikan pemahaman lebih mendalam tentang sifat fisika
dan kimia batuan.
2) Siswa dapat mengklasifikasikan sifat-sifat batuan
3) Siswa dapat memahami reaksi apa yang terjadi apabila batu
diberi tetesan cairan kimia.

1.4. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang diperoleh dari praktikum yang dilakukan


adalah :
1) Siswa dan siswi mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang sifat fisika dan kimia batuan. Ini melibatkan
pengalaman langsung dan kontibusi langsung dalam
melakukan pengukuran, analisis, dan interpretasi terhadap
berbagai sifat batuan.
2) Siswa dan siswi dapat mengenali dan membedakan berbagai
jenis batuan berdasarkan sifat fisika dan kimianya.

2
3) Siswa dan siswi dapat memahami hubungan antara tekstur
batuan (susunan dan distribusi mineral) dengan sifat fisika dan
kimianya.

3
BAB 2

2. DASAR TEORI

2.1. Sifat-sifat Fisika Mineral Batuan

Sifat fisik mineral merupakan sifat fisik yang dimiliki oleh


satu mineral yang dapat digunakan untuk mengenali satu jenis
mineral. Sifat fisik mineral terbagi menjadi 8, yaitu :

1) Kilap
Kilap adalah pantulan cahaya di permukaan mineral saat
terkena oleh cahaya seperti senter ataupun matahari. Secara umum,
kilap dibagi menjadi kilap logam dan kilap non logam. Kilap logam
adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan yang dimiliki oleh
logam dan umumnya kilap dijumpai pada mineral yang mengandung
unsur logam yang dominan. Sedangkan kilap non logam dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu kilap kaca (vitreous), intan
(adamantine), sutera (silky), damar (resinous), mutiara (pearly),
lemak (greasy) dan tanah (dull).
2) Warna
Warna adalah sifat fisik mineral yang dapat langsung terlihat,
tetapi warna yang kita lihat tidak sepenuhnya mencerminkan warna
asli dari mineral tersebut. Warna mineral tidak hanya berasal dari
mineral itu sendiri namu juga dapat berubah-rubah karena ada warna
zat lain yang mengotori mineral. Warna asli mineral disebut dengan
warna idiochromatic sedangkan yang dihasilkan dari pengotor disebut
warna allochromaatic.
3) Belahan
Belahan adalah kecenderungan mineral untuk membelah pada
satu arah tertentu atau lebih. Apabila mineral kita pukul, mineral
tersebut tidak hancur melainkan terbelah dengan bidang belahan yang
rata dan licin. Belahan tersebut disebut belahan yang sempurna.
Tetapi tidak semua mineral memiliki sifat tersebut, bidang belahan

4
mineral dapat terlihat tidak rata atau tidak sempurna karena
ketidakaturan sifat dalam mineral.
4) Kekerasan
Kekerasan mineral adalah daya tahan mineral terhadap
goresan. Cara menentukan kekerasan suatu mineral adalah dengan
cara menggoreskan mineral ke suatu permukaan. Mineral yang
kekerasannya tinggi akan meninggalkan bekas goresan yang jelas.
Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh Friedrich Mohs yaitu skala Mohs. Dimulai dari skala 1
untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
5) Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Warna cerat
bersifat tetap daripada warna mineral. Karena meskipun terdapat
pengotor pada mineral nya sendiri, pengotor tersebut tidak mampu
mengubah warna cerat satu mineral. Warna cerat dapat berbeda
dengan warna mineral, contoh nya :
a. Pirit : Keemasan
b. Hematit : Merah kecoklatan
c. Poiotit : Tidak bewarna/putih
6) Pecahan
Pecahan merupakan kecenderungan mineral untuk terpisah
dalam arah yang tidak teratur. Perbedaan pecahan dapat dilihat dari
permukaannya, yaitu:
a. Concoidal : Bila memperhatikan gelombang yang melengkung
di permukaan pecahan, seperti kenampakan mangkok.
b. Splintery : Bila menunjukkan gejala seperti serat.
c. Even : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
bidang pecahan halus.
d. Uneven : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
bidang pecahan yang kasar.
e. Hackly : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
kasar tidak teratur dan runcing-runcing.

5
7) Massa batu
Banyak mineral-mineral yang mempunyai sifat fisik yang
banyak persamaannya, sifat fisik tersebut dapat dibedakan dari massa
nya. Massa batu adalah angka perbandinhan antara berat suatu mineral
di bandingkan dengan berat air pada volume yang sama

2.2. Jenis-jenis Mineral Organik Batuan


Berdasarkan sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS
dapat digolongkan menjadi 8, yaitu :

1) Element native : Emas, perak, tembaga, dan intan


2) Sulfida : Galena dan pirit.
3) Oksida dan Hidroksida : Korondum.
4) Halida : Halite
5) Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat : Kalsit
6) Sulfat, Khromat, Molibdenat, Tungstat : Barit.
7) Fosfat, Arenat, Vanadat : Apatit.
8) Silikat : Kuarsa, feldpar, piroksen.

2.3. Kandungan Karbonat Pada Batuan

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung


mineral karbonat lebih dari 50℅. Batuan ini terbentuk dari proses
sedimentasi karbonat di lingkungan perairan, sehingga faktor
lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan batuan ini.
Bantuan karbonat umumnya terdiri atas batu gamping (kalsit sebagai
mineral utama) dan batu dolomit. Batuan karbonat adalah batuan
sedimen yang memiliki tekstur beraneka ragam.

Pada umumnya, selain mengandung mineral karbonat yang


melimpah seperti aragonit, kalsit, dolomit, magnesif dan siderit,
batuan karbonat juga memiliki 2 komponen penyusun utama, yaitu :

1) Material yang diendapkan di tempat (insitu) langsung dari larutan


dan berfungsi sebagai semen/sparit.

6
2) Material yang ditransport ke tempat pengendapan dalam keadaan
padat (exsitu). Material ini dibagi menjadi dua berdasarkan
material yang berukuran lempeng (matrik karbonat) serta material
yang berukuran pasir atau lebih besar (partikel).

2.4. Klasifikasi Batuan

1) Batuan beku
Terjadi dari magma yang mengalami proses pendinginan kemudian
membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan beku dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Batuan beku dalam : pembekuannya terjadi di dalam, jauh
dari permukaan bumi. Proses pembekuannya lambat
sehingga membentuk kristal dan mineral yang sempurna.
b. Batuan beku gang/korok : Magma menyusup ke sela-sela
pipa gunung api dan kemudian membeku. Proses
pembekuannya relatif cepat, jadi hasil dari kristal dan
mineralnya tidak se kompak batuan dalam.
c. Batuan beku luar : Terjadi dari magma yang mencapai ke
permukaan bumi. Proses pembekuannya sangat cepat
sehingga dapat terbentuk kristal.
2) Batuan Sedimen
Batuan beku yang mengalami sedimentasi, sementasi dan litifikasi.
Berdasarkan prosesnya, batuan sedimen dibedakan menjadi 3,
yaitu :
a. Batuan sedimen klastik : terbentuk dari gumpalan batu besar
dari lereng gunung lalu diangkat oleh arus sungai dan
diendapkan dalam bentuk pasir.
b. Batuan sedimen kimiawi : pembentukan endapan senyawa
kimia yang larut dalam air.
c. Batuan sedimen organic : terbentuk dari sisa sisa organisme
laut atau daratan yang mati.

7
Berdasarkan tenaganya, batuan sedimen dibedakan menjadi
batuan akuatik, glasial, dan aelois. Dan berdasarkan
tempatnya, batuan sedimen dibedakan menjadi batuan marin,
teristris, limmis, dan fluvial.
3) Batuan Metamorf
Batuan sedimen yang berubah karena suhu atau tekanan yang
tinggi. Batuan metamorf dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Batuan metamorf kontak/termik : Terjadi karena
persinggungan antara batuan asal dengan magma. Batuan ini
terbentuk karena adanya suhu yang tinggi.
b. Batuan metamorf dinamo/dinamik : t dr jadi akibat adanya
tekanan yang tinggi dari lapisan di atasnya dalam waktu yang
lama.
c. Batuan metamorf kontak pneumatolitik : Terjadi karena
adanya suhu dan tekanan yang tinggi. Proses
pembentukannya disusupi unsur-unsur batuan lain.

8
BAB 3

3. PEMBAHASAN

3.1. Hasil Observasi Sifat Fisika Batuan

Berikut disajikan hasil dari percobaan menguji sifat fisika pada batuan :

No. Batu ke- Kilap Warna Kekerasan Cerat Belahan Pecahan Massa
1. Logam Silver Lebih dari Poiotit Tidak Uneven 125,20
3 sempurna gram
(>3)

Batu ke-1

9
2. Logam Abu-abu Kurang Poiotit Tidak Concoidal 27,31 gram
dari 3 sempurna
(<3)

Batu ke-2
3. Logam Cokelat Lebih dari Pirit Sempurna Splintery 44,12 gram
keemasan 3
(>3)

Batu ke-3

10
4. Logam Abu-abu Lebih dari Hematit Tidak Concoidal 40,58 gram
3 sempurna
(>3)

Batu ke-4
5. Logam Abu-abu Kurang Poiotit Sempurna Uneven 92,64 gram
dan dari 3
bintik (<3)
putih

Batu ke-5

11
3.2. Hasil Observasi Sifat Kimia Batuan

Berikut disajikan hasil dari percobaan menguji sifat kimia pada batuan :

No. Batu ke- Asam Peroksida (H2O2) Asam Klorida (HCl)


1. Tidak menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi

Batu ke-1
2. Menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi

Batu ke-2

12
3. Menimbulkan reaksi Menimbulkan reaksi

Batu ke-3
4. Menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi

Batu ke-4

13
5. Menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi

Batu ke-5

3.3. Manfaat Hasil Pengamatan

Manfaat yang dapat kita peroleh dari pengamatan diatas adalah :

1) Kita dapat mengetahui reaksi dari suatu batuan setakh ditetesi oleh suatu cairan asam. Salah satunya disini Asama Klorida
dan Hidrogen Peroksida.
2) Kita dapat mengetahui bentuk, struktur, jenis batuan berdasarkan bentuk fisik yang ada.
3) Kita dapat mengelompokkan batuan berdasarkan sifat kimia batuan maupun sifat fisik batuan.
4) Kita dapat tahu dan mengerti bagaimana cara mengetahui kekerasan dari suatu batuan dengan cara menggunakan keramik,
dan digesekkan

14
BAB 4

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Setiap batuan memiliki kandungan penyusun yang berbeda,


seperti mineral penyusun batuan, kerapatan, kekerasan, bentuk dan
strukturnya, dan bentuk fisika batuan lainnya. Praktikum ini didasari
pada konsep bahwa batuan memiliki sifat-sifat tertentu yang
kemungkinan besar hanya diketahui saat praktikum ini berlangsung.
Seperti reaksi yang ditimbulkan saat HCl dan H2O2 diteteskan pada
batu, dengan seperti itulah kita dapat mengetahui kandungan kimia
pada batu.

Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini memahami sifat


kimia dan fisika merupakan hal penting dalam memahami proses
batuan. Dan juga dengan praktikum ini kita jadi lebih mudah
menggolongkan batuan berdasarkan sifat kimia dan sifat fisikanya.

4.2. Penutup

Dengan demikian laporan praktikum kali ini, dalam praktikum


ini kami dapat mengetahui ciri fisik dan macam-macam bentuk reaksi
kimia yang ditimbulkan oleh batuan tersebut. Laporan ini disusun
berdasarkan bukti dan fakta yang ada saat kami melakukan praktikum
di laboratorium kimia. Demikian laporan yang bisa kami paparkan,
semoga dapat memenuhi tanggungan tugas dan nilai yang ada.

Terlepas daripada itu kami menyadari bahwa keberhasilan


praktikum ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan guru
pembimbing serta kerjasama tim selama kegiatan praktikum. Kami
menghargai kontribusi semua pihak yang telah turut serta dalam
kesuksesan praktikum ini. Terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam kesuksesan praktikum ini. Semoga pengalaman

15
ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan diri
kami terhadap ilmu geografi.

16
DAFTAR RUJUKAN

Al, A. (2015, February 9). Makalah Sifat Fisik Mineral. Retrieved from
Scirbd: https://www.scribd.com/document/380461096/makalah-
sifat-fisik-mineral-docx
Firdha. (2018, January 6). KLASIFIKASI DAN PEMANFAATAN BATUAN.
Retrieved from Scribd:
https://www.scribd.com/document/361301323/Klasifikasi-Batuan
Setyobudi, P. T. (2010, December 23). SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL.
Retrieved from wordpress:
https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
Wibisono, O. S. (2018, January 6). 8 Golongan Mineral. Retrieved from
Scribd: https://www.scribd.com/document/364127208/8-Golongan-
Mineral

17
LAMPIRAN

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai