DISUSUN OLEH :
Arfinda Raisya Wibowo (07)
Jelita Khairunnisa (18)
Lugas Putra Yulianto (21)
GURU PENDAMPING :
Bayu Adi Nugraha, S.Pd
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB 1..................................................................................................................1
1. PENDAHULUAN ......................................................................................1
BAB 2..................................................................................................................4
BAB 3..................................................................................................................9
3. PEMBAHASAN .........................................................................................9
BAB 4................................................................................................................15
4. PENUTUP .................................................................................................15
ii
LAMPIRAN......................................................................................................17
iii
BAB 1
1. PENDAHULUAN
1
berbagai jenis batuan. Melalui pemahaman mendalam terhadap sifat
kimia dan fisika batuan, ilmu geologi dapat terus berkembang dan
memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman kita tentang bumi
dan sumber daya alam yang ada di dalamnya.
1.3. Tujuan
2
3) Siswa dan siswi dapat memahami hubungan antara tekstur
batuan (susunan dan distribusi mineral) dengan sifat fisika dan
kimianya.
3
BAB 2
2. DASAR TEORI
1) Kilap
Kilap adalah pantulan cahaya di permukaan mineral saat
terkena oleh cahaya seperti senter ataupun matahari. Secara umum,
kilap dibagi menjadi kilap logam dan kilap non logam. Kilap logam
adalah kilap mineral yang kilapnya mirip dengan yang dimiliki oleh
logam dan umumnya kilap dijumpai pada mineral yang mengandung
unsur logam yang dominan. Sedangkan kilap non logam dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu kilap kaca (vitreous), intan
(adamantine), sutera (silky), damar (resinous), mutiara (pearly),
lemak (greasy) dan tanah (dull).
2) Warna
Warna adalah sifat fisik mineral yang dapat langsung terlihat,
tetapi warna yang kita lihat tidak sepenuhnya mencerminkan warna
asli dari mineral tersebut. Warna mineral tidak hanya berasal dari
mineral itu sendiri namu juga dapat berubah-rubah karena ada warna
zat lain yang mengotori mineral. Warna asli mineral disebut dengan
warna idiochromatic sedangkan yang dihasilkan dari pengotor disebut
warna allochromaatic.
3) Belahan
Belahan adalah kecenderungan mineral untuk membelah pada
satu arah tertentu atau lebih. Apabila mineral kita pukul, mineral
tersebut tidak hancur melainkan terbelah dengan bidang belahan yang
rata dan licin. Belahan tersebut disebut belahan yang sempurna.
Tetapi tidak semua mineral memiliki sifat tersebut, bidang belahan
4
mineral dapat terlihat tidak rata atau tidak sempurna karena
ketidakaturan sifat dalam mineral.
4) Kekerasan
Kekerasan mineral adalah daya tahan mineral terhadap
goresan. Cara menentukan kekerasan suatu mineral adalah dengan
cara menggoreskan mineral ke suatu permukaan. Mineral yang
kekerasannya tinggi akan meninggalkan bekas goresan yang jelas.
Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang
dibuat oleh Friedrich Mohs yaitu skala Mohs. Dimulai dari skala 1
untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.
5) Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk. Warna cerat
bersifat tetap daripada warna mineral. Karena meskipun terdapat
pengotor pada mineral nya sendiri, pengotor tersebut tidak mampu
mengubah warna cerat satu mineral. Warna cerat dapat berbeda
dengan warna mineral, contoh nya :
a. Pirit : Keemasan
b. Hematit : Merah kecoklatan
c. Poiotit : Tidak bewarna/putih
6) Pecahan
Pecahan merupakan kecenderungan mineral untuk terpisah
dalam arah yang tidak teratur. Perbedaan pecahan dapat dilihat dari
permukaannya, yaitu:
a. Concoidal : Bila memperhatikan gelombang yang melengkung
di permukaan pecahan, seperti kenampakan mangkok.
b. Splintery : Bila menunjukkan gejala seperti serat.
c. Even : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
bidang pecahan halus.
d. Uneven : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
bidang pecahan yang kasar.
e. Hackly : Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan
kasar tidak teratur dan runcing-runcing.
5
7) Massa batu
Banyak mineral-mineral yang mempunyai sifat fisik yang
banyak persamaannya, sifat fisik tersebut dapat dibedakan dari massa
nya. Massa batu adalah angka perbandinhan antara berat suatu mineral
di bandingkan dengan berat air pada volume yang sama
6
2) Material yang ditransport ke tempat pengendapan dalam keadaan
padat (exsitu). Material ini dibagi menjadi dua berdasarkan
material yang berukuran lempeng (matrik karbonat) serta material
yang berukuran pasir atau lebih besar (partikel).
1) Batuan beku
Terjadi dari magma yang mengalami proses pendinginan kemudian
membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan beku dapat
dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Batuan beku dalam : pembekuannya terjadi di dalam, jauh
dari permukaan bumi. Proses pembekuannya lambat
sehingga membentuk kristal dan mineral yang sempurna.
b. Batuan beku gang/korok : Magma menyusup ke sela-sela
pipa gunung api dan kemudian membeku. Proses
pembekuannya relatif cepat, jadi hasil dari kristal dan
mineralnya tidak se kompak batuan dalam.
c. Batuan beku luar : Terjadi dari magma yang mencapai ke
permukaan bumi. Proses pembekuannya sangat cepat
sehingga dapat terbentuk kristal.
2) Batuan Sedimen
Batuan beku yang mengalami sedimentasi, sementasi dan litifikasi.
Berdasarkan prosesnya, batuan sedimen dibedakan menjadi 3,
yaitu :
a. Batuan sedimen klastik : terbentuk dari gumpalan batu besar
dari lereng gunung lalu diangkat oleh arus sungai dan
diendapkan dalam bentuk pasir.
b. Batuan sedimen kimiawi : pembentukan endapan senyawa
kimia yang larut dalam air.
c. Batuan sedimen organic : terbentuk dari sisa sisa organisme
laut atau daratan yang mati.
7
Berdasarkan tenaganya, batuan sedimen dibedakan menjadi
batuan akuatik, glasial, dan aelois. Dan berdasarkan
tempatnya, batuan sedimen dibedakan menjadi batuan marin,
teristris, limmis, dan fluvial.
3) Batuan Metamorf
Batuan sedimen yang berubah karena suhu atau tekanan yang
tinggi. Batuan metamorf dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Batuan metamorf kontak/termik : Terjadi karena
persinggungan antara batuan asal dengan magma. Batuan ini
terbentuk karena adanya suhu yang tinggi.
b. Batuan metamorf dinamo/dinamik : t dr jadi akibat adanya
tekanan yang tinggi dari lapisan di atasnya dalam waktu yang
lama.
c. Batuan metamorf kontak pneumatolitik : Terjadi karena
adanya suhu dan tekanan yang tinggi. Proses
pembentukannya disusupi unsur-unsur batuan lain.
8
BAB 3
3. PEMBAHASAN
Berikut disajikan hasil dari percobaan menguji sifat fisika pada batuan :
No. Batu ke- Kilap Warna Kekerasan Cerat Belahan Pecahan Massa
1. Logam Silver Lebih dari Poiotit Tidak Uneven 125,20
3 sempurna gram
(>3)
Batu ke-1
9
2. Logam Abu-abu Kurang Poiotit Tidak Concoidal 27,31 gram
dari 3 sempurna
(<3)
Batu ke-2
3. Logam Cokelat Lebih dari Pirit Sempurna Splintery 44,12 gram
keemasan 3
(>3)
Batu ke-3
10
4. Logam Abu-abu Lebih dari Hematit Tidak Concoidal 40,58 gram
3 sempurna
(>3)
Batu ke-4
5. Logam Abu-abu Kurang Poiotit Sempurna Uneven 92,64 gram
dan dari 3
bintik (<3)
putih
Batu ke-5
11
3.2. Hasil Observasi Sifat Kimia Batuan
Berikut disajikan hasil dari percobaan menguji sifat kimia pada batuan :
Batu ke-1
2. Menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi
Batu ke-2
12
3. Menimbulkan reaksi Menimbulkan reaksi
Batu ke-3
4. Menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi
Batu ke-4
13
5. Menimbulkan reaksi Tidak menimbulkan reaksi
Batu ke-5
1) Kita dapat mengetahui reaksi dari suatu batuan setakh ditetesi oleh suatu cairan asam. Salah satunya disini Asama Klorida
dan Hidrogen Peroksida.
2) Kita dapat mengetahui bentuk, struktur, jenis batuan berdasarkan bentuk fisik yang ada.
3) Kita dapat mengelompokkan batuan berdasarkan sifat kimia batuan maupun sifat fisik batuan.
4) Kita dapat tahu dan mengerti bagaimana cara mengetahui kekerasan dari suatu batuan dengan cara menggunakan keramik,
dan digesekkan
14
BAB 4
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Penutup
15
ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan diri
kami terhadap ilmu geografi.
16
DAFTAR RUJUKAN
Al, A. (2015, February 9). Makalah Sifat Fisik Mineral. Retrieved from
Scirbd: https://www.scribd.com/document/380461096/makalah-
sifat-fisik-mineral-docx
Firdha. (2018, January 6). KLASIFIKASI DAN PEMANFAATAN BATUAN.
Retrieved from Scribd:
https://www.scribd.com/document/361301323/Klasifikasi-Batuan
Setyobudi, P. T. (2010, December 23). SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL.
Retrieved from wordpress:
https://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/
Wibisono, O. S. (2018, January 6). 8 Golongan Mineral. Retrieved from
Scribd: https://www.scribd.com/document/364127208/8-Golongan-
Mineral
17
LAMPIRAN
18
19
20