DISUSUN OLEH :
NAMA : AKIL HIDAYAT
NIM : 113200032
PLUG :L
DISUSUN OLEH :
NAMA :
NIM :
PLUG :
Dionisius Novanda G. P.
NIM 113180096
BAB III
PENENTUAN LITHOLOGI
3.1. Tujuan
Tujuan dari penentuan lithologi batuan adalah untuk mengidentifikasi
lapisan porous dan permeabel di suatu sumur, korelasi lapisan antar sumur dan
besarnya volume lapisan shale.
Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk
secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organik yang
terubah, dan kombinasi semua komponen tersebut. Secara umum, batuan terbagi
menjadi tiga, yaitu:
Batuan beku (igneous rock)
Merupakan kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasil
pembentukan magma yang mendingin.
Batuan Sediment (sediment rock)
Merupakan batuan hasil litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau
hasil reaksi kimia.
Batuan Metamorf (metamorphic rock)
Merupakan batuan yang berasal dari suatu batuan asal yang mengalami
perubahan tekstur dan komposisi mineral pada afase padat sebagai akibat
perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur, tekanan, dan temperatur).
Porositas dan permeabelitas
o Tipe porositas (intergranular, fracture, vuggy)
o Permeabelitas (permeabelitas rendah, menengah, atau tinggi)
o Deteksi Hidrokarbon.
Keterangan:
Vclay : Kadar kandungan clay, fraksi
ASP : Apparent Spontaneous Potensial, mV
SBL : Shale Base Line, mV
ESSP : Electrical static Spontaneous Potensial, mV
Gambar 3.2.
Data SP Log
geohazard009.wordpress.com/2015/02/25/analisa-kualitatif-
wireline-log/
3.2.2.5. Analisa Gamma Ray Log
Dalam analisa kualitatif, Gamma Ray Log (GR Log) dapat digunakan
untuk identifikasi dan korelasi litologi serta estimasi tingkat kelempungan, karena
prinsip kerjanya yang mengukur tingkat radioaktivitas alami (sinar gamma) dari
unsur-unsur tertentu pada mineral mika, glaukonit, dan potasium feldspar, yang
umum ditemukan pada batu serpih (shale) dan lempung (clay). Secara umum
(konvensional), kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mencari hidrokarbon pada
batuan reservoar yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik, yaitu
batupasir dan batu gamping. Karena karakteristik batu serpih dan lempung yang
memiliki porositas dan permeabilitas yang kecil (kemudian dianggap sebagai
batuan non-reservoar), dan bersifat “menyerpih” dalam suatu tubuh batuan, maka
dengan analisa Gamma Ray Log ini dapat dilakukan identifikasi litologi,
membedakan zona reservoar dengan zona non-reservoar.
Batupasir dan batugamping yang clean (bebas kandungan serpih), pada
umumnya akan memiliki kandungan material radioaktif yang rendah, sehingga
akan menghasilkan pembacaan nilai GR yang rendah pula. Seiring dengan
bertambahnya kandungan serpih dalam batuan, maka kandungan material
radioaktif akan bertambah dan pembacaan nilai GR akan meningkat. Teknik
interpretasinya, secara sederhana yaitu dengan membuat suatu garis batas (cut off)
antara shale base line (yang menyatakan nilai GR tertinggi) dengan sand base
line (yang menyatakan nilai GR terendah). Sehingga diperoleh zona di sebelah
kiri cut off sebagai zona reservoar, dan zona non-reservoar di sebelah kanan garis
cut off.
Dari Gamma Ray Log ini dapat ditentukan volume shale dengan rumus
Gambar 3.3.
Data Gamma Ray Log
geohazard009.wordpress.com/2015/02/25/analisa-kualitatif-
wireline-log/
3.3. Data dan Perhitungan
3.3.1. Data
(1) Data 1
a) Depth BHT = 1850 m
b) Depth yang dianalisa = 1784 m
c) SSP = 70,97 mV
d) GRmax = 177,77 API
e) GRmin = 60 API
f) Rm @Ts = 1.5 ohm-m
g) BHT = 219,6 o
F
h) di = 30 inch
i) Tebal lapisan = 10 ft
j) Ts = 75 o
F
(2) Data 2
a) Depth yang dianalis a = 1784 m
Tf = Ts +
( DepthBHT
BHT −Ts
xKedalaman. .analisa )
4. Menentukan Rm @ Tf :
Ts
Rm @ Ts ×
Rm @ Tf = Tf
5. Menentukan harga Ri dengan chart (DEEP LATEROLOG).
Ri( DeepLATEROLOG)
6. Dari harga Rm @Tf diameter (di), ketebalan formasi. Cari
harga faktor koreksi dari Chart SP 4 untuk ESP, sehingga harga ESSP
dapat dicari dengan persamaan:
ESSP = SSP x Faktor Koreksi
7. Menetukan ASP dari chart (per kedalaman).
8. Menentukan Vclay :
ASP−SBL
Vclay = 1 - | ESSP |
Gamma Ray Log
1. Menentukan kedalaman lapisan yang dianalisa, yaitu 1607 m
2. Membaca nilai GRmax dan GRmin dari slip log gamma ray.
3. Menbaca besarnya defleksi kurva GRlog sebagai GRread untuk setiap
interval kedalaman yang dianalisa.
4. Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan :
GR read −GR min
Vclay = GR max −GR min
3.3.3. Perhitungan
1. Tf = Ts +
( DepthBHT
BHT−Ts
xKedalaman..analisa )
= 75+ ( 219,6−75
1850
× 1784 )
= 214,441 °F
2. SSP (harga maksimum SP log) = 70,37
Ts
Rm @ Ts ×
3. Rm @ Tf = Tf
75
= 1,5 ×
214,441
= 0,52 Ω
1,09
1,05
x
20 5 2
20−5 1,09−1,05
=
20−2 1,09−x
X=1,042
4. k (Faktor Koreksi) = 1,042
Maka harga ESSP = SSP x k
= 70,37 ×1,042
= 112,451 mv
5. ASP = 40,740 mV
ASP−SBL
6. Vclay = 1 - | ESSP |
= 1−| 40.740−44,44
112,451 |
= 0,96
Gamma Ray Log
1. Menentukan kedalaman lapisan yang dianalisa, yaitu 1784 m
2. GRread = 140,74
3. Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan:
GR read −GR min
Vclay = GR max −GR min
140,74−60
Vclay =
177,77−60
Vclay = 0,685
3.3.4. Tabel Tabulasi
Tabel III-1
Tabulasi Perhitungan Penentuan Litologi (SP log)
V
No Depth T SSP R @T Ri ESSP ASP
clay
SP
f m f
Tabel III-2
Tabulasi Perhitungan Penentuan Litologi (Gamma Ray Log)
No Kedalaman GRma GRmi GRrea Vcla
. (m) x n d y
1 1775 172.24 62.07 117.24 0.5
2 1778 177.78 60 144.815 0.72
3 1781 172.41 62.07 124.14 0.56
4 1784 177.77 60 140.74 0.685
5 1787 177.77 62.96 144.44 0.70
6 1789 179.31 62.06 179.31 0.64
7 1792 179.31 62.02 124.137 0.52
8 1795 165.51 55.17 131.03 0.66
9 1798 179.3 62.06 124.137 0.52
10 1799 165.51 58.62 96.55 0.35
3.4. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berjudul “Penentuan Litologi Batuan”. Praktikum ini be
rtujuan untuk mengindikasikan adanya suatu reservoir, suatu lapisan poros dan pe
rmeabel pada suatu sumur, korelasi lapisan antarkedalaman sumur, dan besarnya v
olume lapisan serpih. Pada praktikum penentuan lithologi batuan ini memiliki dua
tipe metode pada analisanya, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode l
angsung yaitu dengan mengamati batuan pada formasi secara langsung melalui m
ud logging dan analisa inti, dengan metode langsung dilakukan dengan deskripsi
mineral dari pemotongan atau inti sehingga dapat menentukan jenis batuannya. M
etode tidak langsung yaitu menentukan litologi batuan dengan menginterpretasika
n dari data-data yang disajikan log dengan mengunakan SP log, Gamma Ray log,
dan Calliper log.
Prinsip kerja dari spontaneous log (SP) dalam penentuan lithology batuan
yadlah mengukur beda potensial yang timbul antara larutan fluida dari formasi
seperti fresh water, saline water, dan oil based mud yang bercampur dengan mud
filtrate terhadap elektroda tetap di permukaan. Pada SP log, melalui defleksi
kurva dari shale base line (garis lurus yang paling Panjang pada grafik SP log)
dapat menentukan zona lapisan permeable. Defleksi negatif atau positif terjadi
karena adanya perbedaan antara salinitas lumpur yang dipakai dengan salinitas
fluida formasi. Pada SP log, zona permeable bisa didapat dengan kurva yang
paling kanan maupun kiri dari shale baseline. Kondisi optimum pengukuran SP
log yaitu hanya dapat digunakan pada kondisi open hole, Rm tidak sama dengan
Rw, porositas yang cukup besar, pada lapisan yang cukup tebal, invansi lumpur
dangkal, dan lumpur yang digunakan water based mud, karena air memiliki kond
uktivitas yang cukup tinggi.
Dalam melakukan penentuan volume clay dengan SP log, setelah menentu
kan shale base line, dilanjutkan dengan menentukan besarnya harga maksimum S
P log yang selanjutnya untuk mendapatkan nilai SSP. Setelah itu dilakukan perhit
ungan terhadap temperatur formasi (Tf), sehingga didapatlah nilai Rm@Ts. Kemu
dian menentukan harga Ri dengan membaca chart semilog (ILD). Setelah itu dari
perbandingan antara harga Ri dengan Rm@Ts digunakan untuk mencari harga fak
tor koreksi dari chart sehingga dapat mencari harga dari ESSP. Kemudian menent
ukan nilai ASP dari chart sesuai dengan kedalaman dan melakukan perhitungan u
ntuk mendapatkan harga Vclay. SP log optimum digunakan pada kondisi lumpur
water based mud dimana air dapat lebih mudah menghantarkan listrik.
Prinsip kerja dari gamma ray log (GR) yaitu mengukur estimasi radiaoakti
f yang dipancarkan dari sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif
yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor. Dengan adanya perb
edaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat digunakan untuk membedaka
n jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Unsur radioaktif yang terdapat da
lam lapisan batuan tersebut diantaranya potassium K40 (kalium), uranium, dan th
orium. Dari hasil pembacaan gamma ray log kita dapat menentukan letak formasi
atau lapisan shale. Pada gamma ray log zona impermeabel ditunjukkan dengan ba
nyaknya sinar gamma yang masuk. Semakin banyak sinar gamma yang masuk pa
da detektor, dapat disimpulkan bahwa lapisan tersebut merupakan shale yang men
ujukkan bahwa lapisan tersebut zona impermeabel. Batu pasir dan batu gamping y
ang clean (bebas kandungan serpih), pada umumnya akan memiliki kandungan ma
terial radioaktif yang rendah, sehingga akan menghasilkan pembacaan nilai GR ya
ng rendah pula. Seiring dengan bertambahnya kandungan serpih dalam batuan, ma
ka kandungan material radioaktif akan bertambah dan pembacaan nilai GR akan
meningkat. Pada data gamma ray log menghasilkan dua kurva yaitu SGR dan CG
R.
Kedua kurva tersebut digunakan untuk membandingkan hasil yang didapat
karena penggunaan SGR biasanya akan menyebabkan terjadinya kesalahan pada l
apisan- lapisan rekah tinggi seperti lapisan karbonat, sehingga digunakan juga kur
va CGR.
Pada praktikum kali ini, penentuan lithology pada kedalaman 1784 ft dari
dua jenis litologi, yaitu SP log dan GR log. Pada kedalaman tersebut didapatkan h
arga Vclay. Vclay dari perhitungan digunakan untuk menentukan permeabilitas su
atu lapisan. Semakin besar harga Vclay, maka akan mengurangi harga permeabili
tas suatu lapisan akibat butiran clay yang mengisi pori batuan. Data yang diketahu
i adalah kedalaman BHT pada 1850 m, BHT sebesar 219,6 °F, SSP ( harga maksi
mum sp log ) : 70,37 mV, Rm@Tf : 0,523 ohm, faktor koreksi : 1,067, Ts : 75 °F,
invation diameter : 30 inch, bed thickness : 10 ft, Vclay : 0,910. Shale base line m
erupakan pembacaan SP yang relatif konstan dan berubah hanya perlahan dengan
kedalaman. SSP merupakan defleksi simpangan terjauh dari SP log. Dari Vclay S
P log didapat hasil analisa 0,95 hal tersebut menunjukan lapisan tersebut shale, hal
itu menunjukan bahwa daerah tersebut tidak prospek.Vclay yang didapat dari hasil
analisa GR log sebesar 0,685. Nilai Vclay ini tergolong besar, jadi formasi pada k
edalaman 1784 ft bukan zona prospek.
Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah menentukan lithology dari
suatu formasi apakah permeable atau impermeable berupa shale sehingga dapat
diindikasikan formasi pada kedalaman tertentu yang prospek menjadi lapisan
reservoir, menentukan komposisi lumpur pemboran yang sesuai dengan kondisi
formasi, jenis bit yang digunakan dalam operasi pemboranan untuk mengetahui
lingkungan pengendapan pada suatu lapisan formasi. Vclay yang didapat dari
perhitungan dapat digunakan untuk menentukan permeabilitas suatu lapisan.
Semakin besar harga Vclay maka akan mengurangi harga permeabilitas pada suatu
lapisan akibat butiran clay mengisi pori-pori batuan, sehingga menghambat aliran
fluida karena clay bersifat impermeable.
3.5. KESIMPULAN
1. Praktikum ini bertujuan untuk mengindikasikan adanya suatu reservoir,
lapisan yang porous dan permeable, korelasi lapisan antar kedalaman sumur, dan
besarnya volume lapisan shale dengan metode analisa cutting dan logging.
2. Metode logging lithology tools.yang digunakan adalah Spontaneous
Potensial Log dan Gamma Ray Log.
3. Dari hasil pembacaan log pada kedalaman 1784 m didapatkan hasil :
a) Vclay SP : 0,95 %
b) Vclay GR : 0,45 %
c) Rm@Tf SP log : 0,52 Ω
d) Tf@SP log : 166,6 oF
e) GRmax : 177,77 oAPI
f) GRmin : 60 oAPI
4. Diperlukan koreksi pada mud logging oleh seorang mud engineer
dikarenakan hasil dari perhitungan SP Log dan Gamma Ray Log yang berbeda
jauh.
5. Aplikasi lapangan dari praktikum ini adalah menentukan lithologi batuan
formasi yang ditembus oleh bor dan juga dapat meminimalisasi masalah pada
lubang pemboran. Serta menentukan lapisan permeabel dan lapisan impermeabel
pada suatu formasi.