Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


PENGUJIAN COMPRESSIVE STRENGTH

DISUSUN OLEH :

NAMA : AKIL HIDAYAT


NIM : 113200032
PLUG : F

LABORATORIUM ANALISA SEMEN PEMBORAN


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
8.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
8.5.1. Hasil Percobaan
8.5.2. Data
Bentuk sampel = kubus
Zat additive = 12 gr silika flour
Panjang sisi = 1,96 inch
t = d, maka t/d =1
koefisien faktor = 0,87
d Bearing Block = 6,6 inch
P max = 8 kg/cm2
8.5.3. Perhitungan
Luas permukaan bearing block (A1)
A1 = (π d^2)/4
= (3,14 x 〖6,6〗^2)/4
= 34,22 inch2
Luas Permukaan Sampel (A2)
A2 =sxs
= 1,96 x 1,96
= 3,84 inch2
Pembebanan maksimum (P)
P = 8 x 14,2 psi
=113,6 psi
Sehingga besar Compressive Strength (CS)
CS = k x P x (A1)/(A2 )
= 0,87 x 113,6 x (34,22)/3,84
= 880,8 psi
8.6. PEMBAHASAN
Pada pratikum minggu keempat acara pertama ini membahas tentang
“Compressive Strength” yang bertujuan untuk menentukan besarnya compressive
strength dari suspensi semen menggunakan alat hydraulic press dan mengetahui
efek dari penambahan aditif terhadap compressive strength. Compressive strength
merupakan kekuatan semen dalam menahan tekanan yang berasal dari formasi atau
dari casing, atau menahan tekanan dalam arah horizontal.
Untuk mencapai hasil penyemenan yang diinginkan,maka compressice
strenth semen harus dapat melindungi dan menyokong casing, menahan tekanan
hidrolik tinggi tanpa terjadi perekahan, menahan goncangan selama pemboran dan
selama perforasi berlangsung, menyekat lubang sumur dari fluida formasi yang
korosif dan menyekat antar lapisan permeabel.
Alat-alat yang digunakan pada pengujian compressive strength adalah
hydraulic press, bearing block machine hydraulic mortar, manometer, dan jangka
sorong. Prinsip kerja dari alat hydraulic press pada pengujian kali ini adalah
dengam memberikan tekanan pada sampel semen yang telah mengeras hingga
cetakan tersebut pecah retak sehingga terjadi bumping pressure. Bumping pressure
adalah penurunan tekanan pada manometer akibat terjadinya rekahan atau retakan
pada semen. Untuk bahan yang digunakan adalah semen portland kelas A, air, dan
additif silika flour. Untuk aditif dibagi menjadi dua, yaitu aditif untuk menaikkan
compressive strength, contohnya silika flour, calcium chloride, dan barite.
Sedangkan untuk menurunkan ada bentonite dan sodium silikat.
Compressive strebth sangat berhubungan dengan sifat-sifat dari semen
maupun suspensinya, seperti luas permukaan bubuk semen, free water dan densitas.
Semakin luas dan halus permukaan bubuk semen akan menaikkan nilai compressive
strength, begitu juga sebaliknya apabila luas permukaan bubuk semen kecil dan
kasar maka nilai compressive strength semakin kecil. Apabila free water rendah,
menyebabkan permeabilitas rendah, sehingga nilai compressive strenth-nya tinggi.
Sebaliknya jika semakin tinggi kadar free water, maka akan memperburuk nilai
compressive strength. Air yang terbebaskan ini akan membentuk microannulus.
Apabila semakin banyak microannulus maka akan membentuk chanelling dan
finggering.
Percobaan pertama dilakukan dengan melepaskan sampel dari cetakan
kubus lalu meratakan tiap permukaannya dan membersihkan permukaan bearing
block-nya. Setelah itu meletakkan sampel secara vertikal di tengah-tengah bearing
block. Menutup katup yang ada, lalu memulai gerakan seperti mendongkrak pada
alat bearing block. Pendongkrakan dilakukan dengan pembacaan tekanan pada
pressure gauge, garis hitam merupakan satuan kg/cm2 sedangkan garis merah
merupakan psi. Saat dilakukan gerakan seperti mendongkrak, bearing block akan
memberikan tekanan pada semen. Saat semen mulai retak, catat tekanan yang
terlihat dengan tanda tekanan akan turun secara tiba tiba yang terlihat pada pressure
gauge.
Berdasarkan percobaan, didapatkan hasi pembebanan maksimum sebesar 8
kg/cm2 atau 113,6 psi sehingga diperoleh nilai compressive strength sebesar 880,8
psi. Nilai compressive strength yang didapatkan tergolong normal karena masih di
atas 500 psi. Untuk standar compressive strength yang dianjurkan oleh API
(American Petroleum Institute) adalah 500 psi untuk sumur migas dan 1000 psi
untuk sumur panas bumi. Aditif yang ditambahkan ke dalam suspensi semen adalah
silika flour sebesar 12 gram. Silika flour biasanya digunakan pada penyemenan
sumur bersuhu tinggi. Digunakan untuk mencegah terjadinya pengurangan nilai
compressive strength, waktu pengerasan semen sehingga thickening time menjadi
lebih singkat. Karena Silika (SiO2) merupakan additif yang dapat mengikat kapur
bebas didalam semen, jika bahan tersebut dicampurksn didalam suspensi semen.
Aplikasi lapangan dari pengujian compressive strength adalah untuk
mengetahui besarnya strength dari suspensi semen dimana kemampuan strength
dari suspensi semen dapat mengisolasi batuan dan untuk melindungi serta
menyokong casing. Dengan begitu dapat ditentukan bubuk semen dan additive
yang cocok untuk lapisan yang akan disemen. Semakin dalam target yang akan
disemen, compressive strength juga harus semakin besar guna menahan tekanan
formasi dan tekanan fluida pemboran yang semakin besar.
8.7. KESIMPULAN
1. Dari percobaan yang dilakukan, dengan komposisi semen sebesar 338 gram,
air sebesar 161 ml, dan aditif silika flour sebesar 12 gram, didapatkan :
• P = 8 kg/cm2 = 113,6 psi
• CS = 880,8psi
2. Prinsip kerja dari alat hydraulic press pada pengujian kali ini adalah dengam
memberikan tekanan pada sampel semen yang telah mengeras hingga
cetakan tersebut pecah retak sehingga terjadi bumping pressure.
3. Untuk aditif dibagi menjadi dua, yaitu aditif untuk menaikkan compressive
strength, contohnya silika flour, calcium chloride, dan barite. Sedangkan
untuk menurunkan ada bentonite dan sodium silikat.
4. Aplikasi lapangan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui besarnya
strength dari suspensi semen dimana kemampuan strength dari suspensi
semen dapat mengisolasi batuan dan untuk melindungi serta menyokong
casing.

Anda mungkin juga menyukai