Anda di halaman 1dari 7

BAB VIII

PENGUJIAN COMPRESSIVE STRENGTH

8.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui besarnya compressive strength dari suspensi semen.
2. Mengetahui efek penambahan additive terhadap compressive strength.
3. Mengetahui mekanisme kerja alat hydraulic press.
8.2. DASAR TEORI
Dalam operasi penyemenan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
salah satunya adalah strength. Strength semen dibagi menjadi dua yaitu
compressive strength dan shear bond stress.Compressive strength didefinisikan
sebagai kekuatan semen dalam menahan tekanan-tekanan yang berasal dari
formasi maupun casing, sehingga compressive strength merupakan kekuatan
semen untuk menahan tekanan-tekanan dari arah horizontal.
Nilai compressive strength sangat dipengaruhi oleh temperatur
pengkondisian, tekanan pengkondisian, lama waktu pengerasan, kadar air semen
(WCR), kehalusan butiran semen dan merupakan fungsi langsung dari
permeabilitas batuan semen. Pada temperatur tinggi, harga compressive strength
semen dipengaruhi oleh kehalusan bubuk silika yang ditambahkan. Umumnya
compressive strength mempunyai harga 8 - 10 kali lebih besar dari harga shear
bond stress. Pengujian compressive strength di laboratorium dilakukan dengan
menggunakan alat hydraulic press.
Pada saat sampel ditempatkan pada hydraulic press untuk pengukuran
compressive strength semen , harga pembebanan diatur tergantung pada antisipasi
harga strength dari sampel semen. Pengukuran compressive strength semen
dirancang untuk mendapatkan beberapa indikasi mengenai kemampuan semen
untuk mengisolasi lapisan batuan dan untuk melindungi serta menyokong casing.
Dalam lubang pemboran, kekuatan semen sangat dipengaruhi oleh pembebanan
triaxial yang kompleks dan failure stress merupakan pembebanan utama dari
penilaian untuk standard compressive strength (Neville, 1981).
Seperti sifat–sifat suspensi semen yang lain, compressive strength
dipengaruhi Juga oleh additif. Adapun additif itu berfungsi untuk menaikkan
compressive strength dan juga untuk menurunkan compressive strength .Additif
untuk menaikkan compressive strength diantaranya adalah calcium chloride,
pozzolan, barite, sedangkan additif untuk menurunkan compressive strength
adalah bentonite , sodium silicate . Untuk mencapai hasil penyemenan yang
diinginkan maka strength semen harus mampu untuk :
 Melindungi dan menyokong casing.
 Menahan tekanan hidrolik tinggi tanpa terjadi perekahan.
 Menahan goncangan selama operasi pemboran dan perforasi .
 Menyekat lubang dari fluida formasi yang korosif.
 Menyekat antar lapisan yang permeable.
Dalam perhitungan compressive strength, dibutuhkan koefisien faktor.
Koefisien faktor ditentukan dari perbandingan tinggi terhadap diameter seperti
pada table berikut :
Tabel VIII-1
Perbandingan t/d Terhadap Koefisien Faktor
t/d Koefisien Faktor
1,75 0,98
1,5 0,96
1,25 0,93
1 0,87
8.3. ALAT DAN BAHAN
8.3.1. Alat
1. Hydraulic Press
2. Bearinng Block Machine Hydraulic Mortar
3. Jangka Sorong
8.3.2. Bahan
1. Semen Portland Kelas A
2. Air
3. Aditif
8.3.3 Gambar Alat

Gambar 8.1.
Hydraulic Press
(Sumber : http://gnxas.unicam.it/XASLABwww/pag_research/hp_cam/hp-
013.jpg)
8.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membersihkan permukaan sampel dari tetesan air dan pasir atau
gerusan butiran semen agar tidak menempel pada bearing block mesin
penguji.
2. Memeriksa permukaan sampel apakah benar-benar rata, apabila belum
maka diratakan dengan menggunakan gerinda.
3. Meletakkan sampel semen dalam blok bearing dan mengatur supaya
tepat ditengah-tengah permukaan blok bearing diatasnya dan blok
bearing dibawahnya, sampel semen harus berdiri vertikal.
4. Memperkirakan tekanan maksimum retak (pecah), apabila lebih dari
3000 psi (skala manometer) diberi pembebanan awal setengah tekanan
maksimum, bila kurang dari 3000 psi maka pembebanan awal tidak
diperlukan.
5. Memperkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari
20 detik dan tidak lebih dari 80 detik.
6. Menghidupkan motor penggerak pompa dan jangan melakukan
pengaturan(pembetulan) pada control testing selama pembebanan
maksimum ketika batuan pecah.
7. Mencatat hasil pembebanan maksimum tersebut.
8. Melakukan perhitungan compressive strength semen, dengan
menggunakan rumus :
CS = K x P x (A1/A2)
Dimana :
CS = Compressive Strength semen, psi
P = Pembebanan maksimum, psi
A1 = Luas penampang block bearing dari hydraulic mortal, inch2
2
A2 = Luas permukaan sampel
Gambar semen,
8.2. inch
K = Konstanta koreksi, fungsiSorong
Jangka dari perbandingan tinggi (t) terhadap
(Sumber
diameter:(d)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/thumb/9/94/Messschieber.jpg /300px-Messschieber.jpg)
8.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
8.5.1. Hasil Percobaan
Diketahui data :
 Berat semen = 327 gram
 Penambahan aditif (silika) = 23 gram
 Vair = 161 ml
8.5.2. Perhitungan
Diketahui :
 S (panjang sisi kubus) = 2 inch
 P = 97,2 lb/inch2
 Db (diameter bearing block) = 6,6 inch
1) Menghitung luas permukaan bearing block
A1 = 1/4 πd2
= 1/4 x 3,14 x (6,6)2
= 34,19 inch2
2) Menghitung luas permukaan kubus
A2 = SxS
=2x2
= 4 inch2
3) Menghitung compressive strength
A1
CS = K×P×
A2
34 , 19
= 0,87 x 97,2 x
4
= 722,81 psi

Anda mungkin juga menyukai