Anda di halaman 1dari 7

BAB X

PENGUJIAN SHEAR BOND STRENGTH

10.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengukur Shear bond strength suatu suspensi semen dengan
menggunakan alat Hydraulic Press.
2. Mengetahui efek penambahan additive terhadap Shear bond strength
suatu suspensi semen.
3. Mengetahui cara kerja alat penguji shear bond strength suspensi semen.

10.2. DASAR TEORI


Strength pada semen terbagi menjadi dua, yaitu compressive strength dan
shear bond strength. Dalam percobaan kali ini akan dilakukan percobaan tentang
shear bond strength. Shear bond strength didefinisikan sebagai kekuatan semen
dalam menahan tekanan-tekanan yang berasal dari berat casing atau menahan
tekanan – tekanan dalam arah yang vertikal.
Pengukuran shear bond strength ini dilakukan karena pada saat
pengukuran compressive strength tidak menunjukkan harga shear strength dari
ikatan antara semen dengan casing atau semen dengan formasi batuan.
Pengukuran shear bond strength di laboratorium dilakukan dengan menggunakan
Hydraulic Press. Pengukuran shear bond strength dapat diketahui dengan melihat
harga tekanan pada saat terjadi pergeseran dari sampel yang diuji dimana harga
pembebanan diatur tergantung pada antisipasi harga strength dari sampel semen.
Untuk mencapai hasil penyemenan yang diinginkan maka strength semen
harus mampu untuk :
a. Melindungi dan menyokong casing.
b. Menahan tekanan hidrolik tinggi tanpa terjadi perekahan.
c. Menahan goncangan selama operasi pemboran dan perforasi.
d. Menyekat lubang dari fluida formasi yang korosif.
e. Menyekat antar lapisan yang permeable.
Penilaian penyemenan biasanya berdasarkan compressive strength atau
tensile strength dari batuan semen, dengan asumsi bahwa materialnya memenuhi
syarat untuk pembentukan strength yang baik serta menghasilkan suatu ikatan
yang kuat. Pada kenyataan di lapangan bahwa assumsi di atas tidak selalu benar.
Untuk itulah diperlukan suatu pengujian di laboratorium terhadap kualitas semen
ini.
Harga shear bond strength dapat dicari dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:

SBS =k ×P ( A1
π Dh )
Dimana:

SBS = Shear bond strength, psi


A1 = Luas Bearing Block Hydraulik Mortar, in2
D = Diameter dalam casing sample (semen), in
h = Tinggi sample semen,in
p = Pembebanan maksimum, psi
k = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi
Untuk t/d yang lebih kecil dari 2 maka dapat digunakan tabel dibawah ini
Tabel X.1.
Perbandingan t/d Terhadap Koefisien Faktor
t/d Koefisien Faktor

1.75 0.98

1.5 0.96

1.25 0.93

1 0.87
10.3. ALAT DAN BAHAN
10.3.1. Alat
a. Hydraulic Press
b. Grinda
c. Jangka Sorong
10.3.2. Bahan
a. Semen Portland
b. Barite
c. Air
10.3.3. Gambar Alat

Gambar
10.1.
Hydraulic
Press
Gambar
10.2
Cetakan
Semen
Gambar
10.3.
Jangka
Sorong
10.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membersihkan permukaan sampel dan permukaan mold dari tetesan air
dan pasir atau gerusan butiran semen agar tidak menempel pada
bearing block mesin penguji.
2. Meletakkan mold silinder yang berisi sampel semen pada holder
silinder penyangga yang didudukkan pada Bearing Block Hydraulic
Mortar bagian bawah. Posisi sampel harus berdiri vertikal.
3. Mendudukkan batang pendorong pada permukaan sampel semen dan
menurunkan posisi Bearing Block Hydraulic Mortar bagian atas dengan
memutar tangkai pengontrol spiral.
4. Memperkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari
20 detik dan tidak lebih dai 80 detik. Jangan melakukan pengaturan
(pembetulan) pada kontrol testing motor selama pembebanan sampai
terjadi pergeseran sampel semen dari casing sampel. pada saat terjadi
pergeseran merupakan harga pembebanan yang maksimum.
5. Mencatat harga pembebanan geser maksimum, kemudian shear bond
strength dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
SBS = K P (A1 / ( D h))
Dimana :
SBS = Shear bond strength, psi
A1 = Luas Bearing Block Hydraulic Mortar, in2
D = Diameter dalam casing sampel (semen), in
H = Tinggi sampel semen, in
P = Pembebanan maksimum, psi
K = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (t)
terhadap diameter (d)

Anda mungkin juga menyukai