SBS =k ×P ( A1
π Dh )
Dimana:
1.75 0.98
1.5 0.96
1.25 0.93
1 0.87
10.3. ALAT DAN BAHAN
10.3.1. Alat
a. Hydraulic Press
b. Grinda
c. Jangka Sorong
10.3.2. Bahan
a. Semen Portland
b. Barite
c. Air
10.3.3. Gambar Alat
Gambar
10.1.
Hydraulic
Press
Gambar
10.2
Cetakan
Semen
Gambar
10.3.
Jangka
Sorong
10.4. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Membersihkan permukaan sampel dan permukaan mold dari tetesan air
dan pasir atau gerusan butiran semen agar tidak menempel pada
bearing block mesin penguji.
2. Meletakkan mold silinder yang berisi sampel semen pada holder
silinder penyangga yang didudukkan pada Bearing Block Hydraulic
Mortar bagian bawah. Posisi sampel harus berdiri vertikal.
3. Mendudukkan batang pendorong pada permukaan sampel semen dan
menurunkan posisi Bearing Block Hydraulic Mortar bagian atas dengan
memutar tangkai pengontrol spiral.
4. Memperkirakan laju pembebanan sampai maksimum tidak kurang dari
20 detik dan tidak lebih dai 80 detik. Jangan melakukan pengaturan
(pembetulan) pada kontrol testing motor selama pembebanan sampai
terjadi pergeseran sampel semen dari casing sampel. pada saat terjadi
pergeseran merupakan harga pembebanan yang maksimum.
5. Mencatat harga pembebanan geser maksimum, kemudian shear bond
strength dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
SBS = K P (A1 / ( D h))
Dimana :
SBS = Shear bond strength, psi
A1 = Luas Bearing Block Hydraulic Mortar, in2
D = Diameter dalam casing sampel (semen), in
H = Tinggi sampel semen, in
P = Pembebanan maksimum, psi
K = Konstanta koreksi, fungsi dari perbandingan tinggi (t)
terhadap diameter (d)